Makalah Tindakan dan Interaksi Sosial


Makalah Tindakan dan Interaksi Sosial

Makalah Interaksi Sosial
Tindakan dan Interaksi Sosial
Contoh Makalah Interaksi Sosial
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.
Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.
Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.
Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan cara membentak.
1.2 Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :
  1. Seperti apakah tindakan sosial di masyarakat?
  2. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial? 
  3. Bagaimana bentuk-bentuk interksi sosial?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Tempat Ruang Dan Sistem Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang pengaruh interaksi sosial bagi masyarakat
1.4 Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tindakan Sosial

A. Pengertian Tindakan Sosial

Tindakan atau aksi berarti perbuatan atau sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan artinya seluruh perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.
Didalam sosiologi, tindakan sosoial banyak dikemukakan oleh Max Weber (1864-1920) seorang ahli sosiologi Jerman, dimana tindakan sosial dimulai dari tindakan individu atau perilaku individu dengan perilaku oang lain, yang diorientasikan pada hasil tindakan tersebut, sehingga dapat dipahami secara subjektif, maksudnya setiap tindakan sosial yang dilakukan seseorang akan memiliki maksud atau makna tertentu.
Jadi tindakan sosial pada diri orang baru terjadi apabila tindakan tersebut dihubungkan dengan orang lain. Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan indiidu-individu memiliki keunikan atau ciri tersendiri.

B. Ciri – ciri Tindakan Sosial

Bentuk tolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial, maka terdapat lima ciri pokok yang menjadi sasaran sosiologi, yaitu:
  1. Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna subyektif, hal ini meliputi tindakan nyata.
  2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.
  3. Tindakan yang berpengaruh positif dari suatu situasi, maka tindakan tersebut akan diulang.
  4. Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau pada individu. 
  5. Tindakan itu memperhatikan tindakan individu lain dan terarah pada orang atau individu yang dituju.

C. Faktor Pendorong Melakukan Tindakan Sosial

Manusia merupakan makhluk yang tidak akan bisa hidup tanpa manusia lain, sbab secara biologis manusia adalah makhluk yang palin lemah. Sejak dilahirkan ke dunia, manusia mempunyai dua hasyat atau keinginan pokok, yaiyu keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekitarnya (masyaraakat) dan keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam di skitarnya.
Untuk memperoleh kedua hasrat tersebut, manusia menggunakan akalnya (pikiran, perasaan, dan kehendak). Menyadari kelemahan dan kekurangannya dalam menyesuaikan diri serta menghadapi tantangan alam yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri atau perorangan, manusia menghimpun diri dan mengelompokan dirinya dengan manusia lain yang kemudian disebut masyarakat.

D. Bentuk – bentuk Tindakan Sosial

Pada dasarnya tindakan manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial terdiri dari dua tindakan pokok yaitu tindakan lahiriah dan tindakan batiniah, sbagai berikut:
  1. Tindakan lahiriah adalah tata cara bertindak yang tampak atau dapat dilihat dan cendeung ditiru secara berulang-ulang oleh banyak orang.
  2. Tindaka batiniah adalah cara berfikir, berperasaa, dan berkehendak yang dingkapkan dalam sikap dan bertindak, dilakukan berulang kali dan di ikuti oleh banyak orang.
Di dalam kehidupan masyarakat, kita dapat mengenali beberapa pola tindakan bathiniah yang terdiri dari bantuk-bentuk sebagai berikut:
  1. prasangka (prejudice), adalah anggapan atau penilaian terhadap suatu penomana tanpa di tunjang dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
  2. sikap sosial (social attitude), adalah suatu bentuk pola perilaku lahiriah dan bathiniah terhadap fenomena atua gejala yang mempunyai arti sosial.
  3. pendapat umum (publik opinion), adalah suatu komposisi pikiran masyarakat yang berpola dan dibentuk dari beberapa golongan atau kelompok.
  4. propagan, adalah suatu makanisme kegiatan yang dilakukan denga cara mempengaruhu massa atau publik agar mau untuk menerima pola fikiran tertentu.
Pada dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipetindakan berdasarkan tingkat kemudahan untuk dipahami sebagai berikut:
1. Rasionalitas instrumental.
Merupakan tindakan sosial murni, dimana tindakan tersebut dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional).
2. Rasionalitas berorientasi nilai.
Tindakan itu dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipetimbangkan yang penting tindakan terbut baik dan benar menuut penilaian masyarakat.
3. Tindakan afektif.
Tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat yang didasari oleh perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang.
4.Tindakan tradisional
Tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu dimasa lalunya atau yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu, tanpa pehitungan secara matang, dan sama sekali tidak rasional.

E. Bentuk Tindakan Sosial

Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam – diam . Menurut MAX WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu – individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
  1. Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup
  2. Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat. Contoh : Tindakan –Tindakan yang bersifat Religio – magis .
  3. Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional. Contoh : Berbagai macam upacara tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
  4. Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang kelompok orang berdasarkan perasaan emosi

2.2 Interaksi sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok antau antar kelompok. Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. jumlah pelakunya dua orang atau lebih
  2. adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
  3. adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating .
  4. adanya tujuan yang hendak dicapai.
Syarat terjadinya interaksi adalah :
1. Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak social tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon dsb.
Kontak social memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kontak social bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negative.
2. Kontak social dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu
1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau pemikiran pada pihak lain.
2. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
3.Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
4.Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan 
5.Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.
Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi:
1. Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus memilih kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
2. Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.
3. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.
Ada beberapa factor yang mendorong terjadinya interaksi social ;
Interaksi sosial terbentuk oleh factor – factor berikut ini :
1. Tindakan Sosial
2. Kontak SosiaL
3. Komunikasi Sosial
Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam-diam . Menurut MAX WEBER, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
  1. Tindakan Rasional Instrumental merupakan tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup.
  2. Tindakan Rasional Berorientasi nilai merupakan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat . Contoh :tindakan-tindakan yang bersifat Religi-magis
  3. Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional . Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
  4. Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang \ kelompok orang berdasarkan perasaan \ emosi.
Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara :
Kontak Sosial yang dilakukan menurut cara pihak – pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu ada 2 macam yaitu :
1. Kontak Langsung
Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
2. Kontak Tidak Langsung
Pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga
Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi .
Ada 2 macam kontak sosial .
1. Kontak Primer
2. Kontak Sekunder
3. Komunikasi Sosial
Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang menyampaikan komunikasi disebut komunikator , orang yang menerima komunikasi disebut komunikan . Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif . Contoh : Pesan yang disampaikan tidak jelas , berbelit – belit , bahkan mungkin sama sekali tidak dapat dipahami .
3. Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain 
1. Sugesti 
Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.
Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:
  1. orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orang tua ulama dsb.
  2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
  3. Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
  4. Reklame atau iklan media masa.
  5. Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). 
  6. Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
  7. Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. 
Sumber informasi yang mendasari interaksi
1. warna kulit
2. usia
3. jenis kelamin
4. penampilan fisik
5. bentuk tubuh
6. pakaian
7. wacana

2.3 Bentuk – bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok.
Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tindakan atau aksi berarti perbuatan atau sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan artinya seluruh perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.
Tindakan sosial pada diri orang baru terjadi apabila tindakan tersebut dihubungkan dengan orang lain. Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan indiidu-individu memiliki keunikan atau ciri tersendiri.
3.2 Saran
Demikian contoh makalah interaksi sosial. Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
Hermawan, Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai

makalah Seksualitas Pada Lansia

MAKALAH SEKSUALITAS PADA LANSIA

KATA PENGANTAR
Alhamdullillahhirabil a’lamin, segala puji Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini, shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya rabbal alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kekurangan. Oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
........., Juni 2011
Penyusun

Masalah kesehatan jiwa lansia
Permasalahan Seksual Pada Lansia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992:6)Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia. Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah kesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah penulis uraikan diatas tadi, maka yang akan penulis jadikan pokok permasalahan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Disfungsi Seksual Pada Usia Lanjut
2. Aktivitas Seksual Pada Lansia
3. Perubahan Fisiologik Akibat Proses Menua
4. Hambatan Seksual Pada Usia Lanjut
5. Impotensi Pada Usia Lanjut
6. Penatalaksanaan Masalah Seksual Pada Usia Lanjut
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia tentang seksualitas.
Tujuan khusus :
  • Mahasiswa dapat mengetahui definisi lansia
  • Mahasiswa dapat mengetahui perubahan- perubahan seksualitas pada lansia
  • Mahasiswa dapat mengetahui aspek seksualitas pada lansia
  • Mahasiswa dapat mengetahui aktivitas seksualitas pada lansia
  • Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengaruh umum penuaan terhadap seksualitas lansia
BAB II
PEMBAHASAN

Disfungsi Seksual Pada Usia Lanjut

Dengan semakin baiknya keadaan kesehatan masyarakat, maka penduduk kelompok usia lanjut semakin banyak di masyarakat. Mereka memerlukan perhatian khusus dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi pada usia lanjut. Mereka memerlukan penanganan khusus untuk meningkatkan kualitas hidup mereka sebagai manusia.
Salah satu masalah yang dialami oleh banyak orang pada usia lanjut ialah masalah seksual. Disfungsi seksual merupakan masalah yang umum dialami oleh kelompok usia lanjut, baik pria maupun wanita. Banyak kelompkk usia lanjut yang merasa terganggu dengan disfungsi seksual yang dialaminya.
Di pihak lain, mereka mengalami hambatan psikis untuk berupaya mengatasi masalah itu. Hambatan psikis antara lain muncul karena sikap masyarakat yang menganggap tidak layak lagi pada usia lanjut mempermasalahkan fungsi seksual. Padahal sebagai manusia seksual, walaupun berusia lanjut, wajar saja mereka mempermasalahkan keluhan seksual yang meraka rasakan mengganggu. Masalah seksual memang dapat dialami oleh siapa saja dari kelompok usia manapun, dan mereka sangat memerlukan penganganan.
Dalam buku Seks yang Membahagiakan, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila SpAnd FAACS menjealaskan, masalah seksual pada usia lanjut disebabkan oleh faktor fisik dan psikis yang bergabung menjadi satu. Faktor fisik berupa kemunduran fisik karena usia yang terjadi pada semua bagian tubuh, khususnya yang berkaitan dengan fungsi hormon seks, pembuluh darah, dan saraf. Faktor fisik yang menghambat fungsi seksual kerap muncul pada usia lanjut, seperti perasaan jemu dengan situasi sehari-hari, khususnya dalam hubungan dengan pasangan, perasaan kehilangan kemampuan seksual dan daya tarik, perasaan kesepian, dan perasaan takut dianggap tidak wajar bila masih aktif melakukan hubungan seksual.
“Perubahan itu sangat menghambat atau menurunkan fungsi seksual, apalagi kalau terdapat masalah lain, seperti penyakit yang kerap muncul pada usia lanjut dan terganggungnya komunikasi dengan pasangan,” tambah Wimpie yang saat ini menjadi Ketua Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali.
Pada wanita, lanjut Wimpie, usia lanjut pada umumnya diidentikkan dengan terjadinya menopause. Pada masa ini, masalah seksual sering terjadi yang berhubungan dengan menurunnya hormon estrogen dan progesteron.
Pada pria lanjut, tidak ada suatu proses yang berhenti seperti pada wanita yang mengalami menoupouse. Tetapi, pada pria usia lanjut juga mengalami penurunkan fungsi seksual yang acapkali menibulkan masalah seksual. “Istilah andopause kerap kali digunakan untuk menunjukkan suatu masa pada pria usia lanjut yang mengalami penurunan fungsi seksual dan fungsi organ tubuh pada umumnya,” jelasnya.
Tetapi lebih jauh, lanjutnya, penurunan hormon seks, khususnya testosterone, baik pada pria maupun wanita, tidak semata-mata hanya menumbulkan disfungsi seksual. Dalam kaitannya dengan kualitas hidup, menurunnya hormon testosterone, seperti juga hormon yang lain, dapat menurunkan kualitas hidup. Selanjutnya, kualitas gidup yang menurun dapat menimbulkan akibat buruk dalam berbagai aspek kehidupan

Aktivitas Seksual Pada Lansia

Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 90 persen gangguan seksual di sebabkan oleh faktor psikologis (psikoseksual).walaupun pengaruh psikologi cukup besar,ternyata pengaryh faktor fisik semakin tinggi pada lansia.Semakin tua usia seseorang,penyebab fisik dapat lebih besar daripada penyebab psikologis.

Pengaruh Umum Penuaaan fungsi Seksual Pria

Secara umum,pengaruh penuaan fungsi seksual pada pria meluputi hal hal berikut:
  1. fungsi seksual pada lansia yang sehat.
  2. Ereksi penis memerlukan waktu lebih lama dan mungkin tidak sekeras yang sebelumnya.perangsangan langsung pada penis sering kali di perlukan.
  3. Ukuran testis tidak bertambah,elevasinya lambat,dan cenderung turun.
  4. Kelenjar Terjadi penurunan sirkulasi tertosteron,tetapi jarang menyebabkan gangguan penis tampak menurun
  5. Kontrol ejakulasi meningkat.ejakulasi mungkin terjadi setiap 3 episode seksual.penurunan fungsi ejakulasi sulit untuk di sembuhkan.
  6. Dorongan seksual jarang terjadi pada pria di atas 50 th.
  7. Tingkat organsme menurun atau hilang.
  8. Kekuatan ejakulasi menurun sehingga organisme kurang semangat.
  9. Ejakulasi selama organisme terdiri dari satu atau dua kontraksi pengeluaran,sedangkan pada orang yang lebih muda dapat terjadi empat kontraksi besar dan di ikuti kontraksi kecil sampai beberapa detik.
  10. Ejakulame si di keluarkan tanpa kekuatan penuh dan mengandung sedikit sel sperma.Meskipun tingkat kesuburan menurun,tidak berarti lansia menjadi mandul.
  11. Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada organ genital eksterna yang tidak biasa.frekuensi kontraksi sfingter ani selama organsme menurun.
  12. Setelah ejakulasi,penurunan ereksi dan testis lebih cepat terjadi.
  13. Kemampuan ereksi setelah ejakulasi semakin panjang,pada umumnya dua belas sampai empat puluh delapan jam setelah ejakulasi.Ini berbeda pada orang muda yang hanya membutuhkan beberapa menit saja.
  14. Pada klimaksnya,hubungan seksual masih memberikan kepuasan yang kuat.

Pengaruh Umum Penuaan Fungsi Seksual Wanita.

Secara umum pengaruh penuaan fungsi seksual wanita sering dihubungkan dengan penurunan hormon,seperti berikut ini:
  1. Lubrikasi vagina memerlukan waktu lebih lama.
  2. Pengembanagan dinding vagina berkurang pada panjang dan lebarnya.
  3. Dinding vagina menjadi lebih tipis dan mudah teriritasi.
  4. Selama hubungan seksual dapat terjadi iritasi pada kandung kemih dan uretra.
  5. Sekresi vagina berkurang keasamannya,meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
  6. Penurunan elevasi uretra
  7. Atrofi labia mayora dan ukuran klitoris menurun.
  8. Fase organsme lebih pendek.
  9. Fase resolusi muncul lebih cepat
  10. Kemampuan multipel organsme masih baik.
Aktivitas seksual mungkin terbatas karna ketidakmampuan spesifik,terapi dorongan seksual,ekspresi cinta,dan perhatian tidak seksual diasumsikan dengan sakit,lebih baik perhatian difokuskan pada sesuatu yang mungkin dilakukan.Pengaruh psikososial dari ketidakmampuan pada umumnya mempunyai pengaruh yang lebih negatif pada fungsi seksual daripada gangguan fisik akibat ketidakmampuan itu sendiri.Mengambangkan kepercayaaan diri dan membentuk ekspresi seksual yang baru dapat banayak membantu pada lansia yang mengalami ketidakmampuan seksual.
Artritis dengan deformitas pada sendi,memungkinkan terjadinya kontraktur dan nyeri,kangker dengan nyeri dan komplikasi operasi,kemoterapi dan radiasi, gangguan neuromuskular yang menyebabkan lansia merasa kurang menarik dan mempunyai daya tarik seksual.Perasaaan negatif ini menghambat pengembangan emosi dan fisik.beberapa penyakit.dihubungkan dengan penurunan daya tahan atau nyeri dapat menyebabkan ketakutan dan menghalangi dorongan aktifitas seksual.Ketakutan dan persepsi negatif ini harus diatasi sehingga lansia dapat menikmati kehidupan/hubungan seksualnya.
Pada beberapa lansia,kunci untuk mempertahankan kemampuan seksual secara penuh adalah kemampuan untuk mengubah pola lama ke pola baru dengan baik,Hubungan seksual tradisiaonal,artinya posisi laki-laki di atas mungkin sangat memuaskan orang pada saaat masih muda.Akan tetapi,penelitian terakhir menunujukkan bahwa variasi posisi ternyata lebih memuaskan atau minimal dapat dinikmati.

Sikap dan Posisi Hubungan Seksual

Sikap dan posisi hubungan seksual yang dapat meningakatkan partisipasi seksual pada lansia adalah sebagai berikut:
  1. Memahami perubahan normal yang berhubungan dengan lansia.
  2. Meningkatkan komunikasi pada masalah non-seksual sama baiknya dengan komunikasi seksual.
  3. Menikmati setiap kejadian.Jangan terburu-buru,kurangi ketakutan.
  4. Menggunakan posisi seperti miring atau duduk yang tidak terlalu banyak menumpu dalam kontraksi otot lengan secara Isometrik.
  5. Gunakan posisi yang tidak menekan sendi,tengkurap yang menimbulkan nyeri atau strain otot.
  6. Gunakan latihan kegel untuk meningkatkan tonus otot dan kontraksi vagina selama aktifitS seksual.Pria dan wanita dapat memperoleh keuntungan dari latihan kegel karna ini dapat meningkatkan kekuatan kontraksi otot sfingter uretra dan sfingter ani.Ltihan kegel harus dilakukan beberapa kali sehari dengan mengontraksikan otot pubokoksigeus dua puluh sampai tiga puluh kali.
  7. Lakukan stimulasi oral-genital.
  8. Stimulasi oragan genital secara manual.
  9. Gunakan vibrator sendiri atau dengan pasangan.
  10. Lakukan masturbasi sendiri atau dengan pasanagan.
  11. Konsultasi dengan dokter apabila ada masalah impotensi.
  12. Gunakan teknik stuffing,yaitu masukkan penis kevagina sebelum ereksi penuh tercapai.Penis biasanya akan menjadi lebih keras/tegang sebagai hasil stimulasi di dalam vagina.
  13. Coba nikmati sentuhan dan massage.Gunakan krim atau minyak agar lebih menyenangkan.Saling memberikan perhatian dalam hubungan seksual dapat memberikan kenikmatan pada lansia pria maupun wanita dan dapat mengurangi ketakutan pada pria.
  14. Gunakan pelumas seperti K-Jelly selama hubungan seksual atau masturbasi.
  15. Lakukan pelukan,ciuman,usapan,rayuan dan canda.
  16. Lakukan gaya hidup yang sehat,yaitu cukup istirahat,olahraga secukupnya,jangan merokok,setta jangan makan atau minum yang berlebihan.
  17. Ciptakan suasanan yg romantis.
  18. Perhatikan kebersihan diri dan penampilan diri agar pasangan tertarik.

Perubahan Fisiologik Akibat Proser Menua

Pada dasarnya perubahan fisiologik yang terjadi pada aktifitas seksual pada usia lanjut biasanya berlangsung secara bertahap dan menunjukan status dasar dari aspek vaskuler ,hormonal dan neurilogiknya.(Alexander and Allison 1989). Kaplan membagi iklus tanggapan seksual dalam beberapa tahap .
Tabel berikut akan menunjukkan perubahan fisiologik dari aktifitas seksual yang diakibatkan oleh proses menua ditinjau dari pembagian tahapan seksual menurut Kaplan.
Fase tanggapan seksual Pada wanita lansia Pada pria lansia
Fase desire
Fase orousal (penggairahan)=fase vaskuler
Fase argasmik (fase muskular)
Fase pasca orgasmik Terutama dipengaruhi oleh penyakit baik dirinya atau pasangan masalah hubungan antar keduanya ,harapan cultural dan hal-hal tentang harga diri .desire/hasrat padfa lansia wanita mungkin munurun dengan makin lanjutnya usia ,teta[I hal ini bisa bervariasi.
Pembesaran payudara berkurang ,semburat panas dikulit menurun ;elastisitas dinding vagina menurun ,lubrikasi vagina menurun .iritasi uretra dan kandung kemih miningkat ,otot-otot yang menegang pada fase ini menurun
Tanggapan orgasmic mungkin kurang intens disertai lebih sedikit kontraksi ;kemampuan untuk mendapatkan orgasme multiple berkurang dengan makin lanjut usia
Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah secara segera lebih sukar Interval untuk meningkatkan hasrat melakukan kontak seksual meningkat .hasrat dipengaruhi oleh penyakit,kecemasan akan melakukan seks dan masalah hubungan antara pasangan .mulai usia 55 tahun testosterone menurun bertahap yang akan mempengarihi libido.
Membutuhkan waktu lebih lama untuk ereksi ,ereksi kurang begitu kuat .testosteron menurun ,produksi sperma menurun bertahap mulai dari usia 40 tahun ‘elevasi testis ke perineum lebih lambat dan lebih sedikit ,penguasaan atas ejakulasi biasanya mulai sedikit
Kemampuan mengontrol ejakulasi membaik,kekuatan kontraksi otot dirasakan berkurang jumlah kontraksi /orgasme menurun ,volume ejakulat menirun
Periode refrakter memanjang secara fisiologik ,dimana ereksi dan orgasme berukutnya lebih sukar terjadi .

Hambatan aktivitas seksual pada usia lanjut.

Pada usia lanjut terdapat berbagai hambatan untik melakukan aktivitas seksual yang dapat dibagi menjadi hambatan eksternal yang dating dari lingkungan dan hambatan internal yang terutama berasal dari subyek lansianya sendiri
Hambatan eksternal biasanya berupa pandangan social ,yang mengaggap bahwa aktivitas sosial tidak layak . Pada lansia yang yng berada diinstitusi ,misalnya di panti wreda hambatan tewrutama adalah karena peraturan dan ketiadaan privasi di institusi tersebut. Hambatan internal psikologik seringkali sulit dipisahkan secara jelas degan hambatan eksternal.
Obat-obatan yang sering diberikan pada penderita usia lanjut dengan patologi multipel juga sering menyebabkan berbagai gangguan fungsi seksual pada usia lanjut ,seperti dapat dilihat dari pada tabel berikut ini
Golongan obat contoh Pengaruh pada fase Anjuran obat pengganti
Anti hipertensi:diuretika
Anti hipertensi;obat berdaya sentral
Anti hipertensi penyekat b
Anti hipertensi –penghambat AC
Obat anti psikotik
Obat anti angsietas
Anti kolinergik
Estrogen
Progestin
Antaginis reseptor h-2
narkotik
sedaktif
anti depresan trisiklik Gol;tiasid
Klonidin metil-dopa
Propanolol
Captropil
Torasin tiotiksen haloperidol
Diazepam
diasepam
Atropine,hidroksisin
premarin
provera
Simetidin
Kodein ;Demerol
Alcohol balbiturat
Imipramin amitriptilin Fase pembangkitan(arousal)
Fase pembangkitan (arousal)
Fase hasrat(desire)
Fase penggairahan (arousal)
Fase desire
Fase desire
Fase desire
Fase pembangkitan
Fase desire
Fase desire
Fase desire
Fase desire Pertimbangan penghambat kanal ca
Pertimbangkan buspiron
Lebih ditekankan pada pemuasan
Estrgon oral merupakan pilihan padayang tak bisa per oral
Bila adaefek samping
berikan secara siklik
Pertimbanganaltern
waktu pemberian sangat pentingf dari bloker h-2
kenali obat dan obati
pertimbangan prozac ziloft

Impotensia pada usia lanjut.

Secara umum impotensia merupakan istilah yang berarti ”tidak mampu (melakukan aktivitas seksual) dan dapat dibedakan sebagai impotensia coendi (ketidak mampuan untik melakukan hubungan seksual),impotensia erigendi(tidak mampu berereksi )dan impotensia generandi (tak mampu menghasilkan keturunan.
Disfungsi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan secara konsisten untuk mencapai dan mempertahankan ereksi sedemikian ingá mencapai aktivitas seksual yang memuaskan .
Secara garis besar Dedapat dibagi menjadi 2 bagian besar sebagai berikut .
  1. DE organik sebagai akibat gangguan endokrin ,neurogenil,vaskuler. (aterosklerosis atau fibrosis) Deendokrinologik biasanya disebabkan oleh gangguan testikuler baik primer (sindroma klinefelter maupun sekunder) .penyakit yang meningkat hormon prolaktin dan tiroksin dapat menyebabkan DE.
  2. DE vaskuler terjadi pada penyakit leriche .yaitu suatu obstruksi dipangkal bifurkasio a.iliaka pada daerah abdominalis yang akan menyababkan kladikasio dab DE .
  3. DE psikologik atau psikogenik .DE jenis ini yang secare opotensial reversibel biasanya diakibatkan oleh kecemasan (ansietas) ,depresi rasa bersalah (guilty feeling ) ,masa perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam hubungan seksual .

Penatalaksanaan Masalah Seksual Pada Usia Lanjut

Penatalaksanaan penderita lansia dengan masalah seksual pada dasarnya tidak berbeda dengan apa bila penderita tersebut berusia lebih muda pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan kehadiran pasangangannya. Anameses harus rinci,mengikuti awitan, jenis maupun intensitas gangguan yang dirasakan juga anamisis tentang gangguan sistemik maupun organik yang dirasakan.penelaah tentang gangguan psikologi (kesepian,deprsei,duka cita,gangguan kongniktif harus pula dilakukan.
Tidak kala pentingnya anamisis tentang obat-obatan yang diminum,pemeriksaan fisik mengikuti seluruh organ dari kepala samapai keujung kaki.setatus lokalis organ seksual perlu mendapatkan perhatian khusus. Pemeriksaan tambahan yang dilakukan meliputi keadaan jantung, hati, ginjal dan paru-paru. Setatus indrogin dan metabolik meliputi keadaan gula dara, setaus gizi dan kalau diperlukan setatus hormonal tertentu (testoteron, teroit dan proplaktin pada pria dan ekstrogen dan progestrorol pada wanita ) apa bila penuaan mengenai disfunsi ereksi pda pria. Pemeriksaan kas juga meliputi antara lain dengan pemeriksaan snap gauge atau nacturnal penile tumescence testing (Hadi-Martono, 1996).
Terapi yang diberikan tentusaja tergantung dalam diaknosis penyakit/gangguan yang mendasari keluhan tersebut dan sebaiknya dilakukan oleh suatu tim multi disiplin. Pada keadaan dinfusi ereksi, terapi yang diperlukan berupa(Weg, 1986; Leslie, 1987; Hadi-Martono, 1996):
  1. Terapi psikolgik
  2. medika mentosa (hormonal atau injeksi intra korpureal dengan mengunakan papaverin atau altrostaldil)
  3. pengobatan dengan alat vakum
  4. pembedahan baik pembedahan vaskulen atau untuk pemasangan proteksis penis
Salah satu obat peroral yang baru-baru ini meningkat popularitasnya untuk pengobatan DE adalah sildenafil sitrat (VIAGRA) obat ini bekerja dengan jalan memblok pemecahan GMP siklik yang mempertahankan vasedilatasi kavernosa, hanya bisa diberikan apabila keadaan vaskuler penis masih intak. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa interaksi obat ini dengan golongan nitrat dapa menyebabkan hipotensi bahkan syok (Vinik 1998).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu masalah yang dialami oleh banyak orang pada usia lanjut ialah masalah seksual. Disfungsi seksual merupakan masalah yang umum dialami oleh kelompok usia lanjut, baik pria maupun wanita. Banyak kelompkk usia lanjut yang merasa terganggu dengan disfungsi seksual yang dialaminya.
Pada wanita, lanjut Wimpie, usia lanjut pada umumnya diidentikkan dengan terjadinya menopause. Pada masa ini, masalah seksual sering terjadi yang berhubungan dengan menurunnya hormon estrogen dan progesteron.
Pada pria lanjut, tidak ada suatu proses yang berhenti seperti pada wanita yang mengalami menoupouse. Tetapi, pada pria usia lanjut juga mengalami penurunkan fungsi seksual yang acapkali menibulkan masalah seksual. “Istilah andopause kerap kali digunakan untuk menunjukkan suatu masa pada pria usia lanjut yang mengalami penurunan fungsi seksual dan fungsi organ tubuh pada umumnya,” jelasnya.
3.2 Saran
Agar mahasiswa mengetahui aspek- aspek seksualitas pada lansia.dan mahasiswa mampu membuat asuhan keperawtan pada lansia.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya pada mahasiswa Stikes Piala sakti.
DAFTAR PUSTAKA
Adimulya, A. Respon seksual pria usia senja dan beberapa permasalahannya.naskah simposium hubungan suami istri pada usia lanjut, semarang 1986.
Hadi-Martono . Kegiatan seksual pada lanjut usia. Naskah simposium sek rotary Club Purwokerto, 1996.
http://curhat085737705728.wordpress.com/2011/05/17/disfungsi-seksual-pada-usia-lanjut/
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/masalah-seksual-lansia/
http://keperawatangerontik.blogspot.com/2010/11/aktivitas-seksual-pada-lansia.html
R. Buedhi Darmojo buku. Buku ajar Gerriatri ilmu kesehatn usia lanjut.fakultas kedokteran UI, Jakarta 1999.

Makalah Sistem Peredaran Darah

Makalah Tentang Sistem Peredaran Darah



BAB I

SISTEM PEREDARAN DARAH

PENGERTIAN SISTEM PEREDARAN DARAH


Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada tiga jenis sistem peredaran darah: tanpa sistem peredaran darah, sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah,yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.

Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengkonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran darah adalah jantung dan pembuluh darah.

Sitem Peredaran Darah Pada Manusia
MAKALAH SISTEM PEREDARAN DARAH
Darah

Bagian-bagian darah


  • Sel-sel darah (bagian yang padat)
  • Eritrosit (sel darah merah)
  • Leukosit (sel darah putih)
  • Trombosit (keping darah)
  • sel-darah sel-darah
  • Plasma Darah (bagian yang cair)
  • Serum
  • Fibrinogen

Fungsi Darah


Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :

  1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
  2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal
  3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah.
  4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
  5.  Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih
  6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
  7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.
Baca Juga: Fungsi Organ Pada Hewan

Jantung

Jantung-manusia
Jantung manusia dan hewan mamalia terbagi menjadi 4 ruangan yaitu: bilik kanan, bilik kiri, serambi kanan, serambi kiri. Pada dasarnya sistem transportasi pada manusia dan hewan adalah sama.

Pembuluh Darah


Ada 3 macam pembuluh darah yaitu: arteri, vena, dan kapiler (yang merupakan pembuluh darah halus) Pembuluh Nadi
  • Tempat Agak ke dalam
  • Dinding Pembuluh Tebal, kuat, dan elastis
  • Aliran darah Berasal dari jantung
  • Denyut terasa
  • Katup Hanya disatu tempat dekat jantung
  • Bila ada luka Darah memancar keluar

Pembuluh Vena

1. Dinding Pembuluh Tipis, tidak elastis
2. Dekat dengan permukaan tubuh (tipis kebiru-biruan)
3. Aliran darah Menuju jantung
4. Denyut tidak terasa
5. Katup Disepanjang pembuluh
6. Bila ada luka Darah Tidak memancar
4. Sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda

Dalam keadaan normal darah ada didalam pembuluh darah, ujung arteri bersambung dengan kapiler darah dan kapiler darah bertemu dengan vena terkecil (venula) sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah walaupun terjadi pertukaran zat, hal ini disebut sistem peredaran darah tertutup.
Peredaran darah ganda pada manusia, terdiri peredaran darah kecil (jantung –paru-paru – kembali ke jantung) dan peredaran darah besar (jantung – seluruh tubuh dan kembali ke jantung). Peredaran ini melewati jantung sebanyak 2 kali.

Getah Bening

Disamping darah sebagai alat transpor, juga terdapat cairan getah bening. Terbentuknya cairan ini karena darah keluar melalui dinding kapiler dan melalui ruang antarsel kemudian masuk ke pembuluh halus yang dinamakan pembuluh getah bening (limfe)
Kelainan/gangguan pada sistem peredaran darah

  • Hemofilia: penyakit keturunan dimana darah sukar membeku
  • Anemia: penyakit kekurangan darah yang mungkin disebabkan oleh Hb yang kurang mengandung zat besi (Fe), dapat juga karena kekurangan air sel darah merah
  • Eritroblastosis fetalis: kerusakan sel darah pada bayi yang baru lahir akibat kemasukan aglutinin dari luar
  • Leukimia: penyakit yang disebabkan penambahan leukosit yang tidak terkendali
  • Trombus/embolus: disebabkan adanya gumpalan darah pada nadi tajuk atau arteri koronaria
  • Sklerosis: penyakit karena pengerasan pembuluh darah (ada dua macam, yaitu aterosklerosis yang disebabkan endapan lemak dan Arteriosklerosis yang disebabkan oleh endapan zat kapur)
  • Varises: pelebaran pembuluh balik pada kaki.

BAB II

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA



ZAT MAKANAN



Makhluk hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam system pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain. Secara umum fungsi makanan bagi makhluk hidup ada 3 yaitu :

1. Sebagai sumber energi
2. Sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyusun sel dan jaringan tubuh), dan
3. Nutrisi esensial yang membantu fungsi fisiologis
Agar ketiga fungsi tersebut dapat dipenuhi, maka pemilihan makanan menjadi penting. Secara umum makanan yang sehat harus mengandung zat-zat makanan sebagai berikut :
1. Protein
Mengandung asam amino (essensial dan non essensial). Kebutuhan protein untuk orang dewasa adalah 1 gram/kg.Berat Badan/hari. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea.
Asam Amino Essensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari luar, yaitu dalam makanan.
Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, dsb. Protein tidak menghasilkan energi.
2. Lemak (Lipid)
Diperlukan sebagai pelarut beberapa vitamin, sebagai "bantalan lemak" (pelindung jaringan tubuh) dan penghasil energi yang besar (9,3 Kalori/gr). Kebutuhan lemak untuk orang dewasa adalah 0,5 - 1 gram/kg.Berat Badan/hari.
3. Karbohidrat
Sebagai penghasil energi (4,12 Kalori/gr). Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak.
4. Garam-Garam Mineral
- Kalsium (Ca) Untuk membentuk matriks tulang, membantu proses penggumpalan darah dan mempengaruhi penerimaan rangsang oleh saraf. Kebutuhannya adalah 0,8 g/hari. 
- Fosfor (P) Untuk membentuk matriks tulang, diperlukan dalam pembelahan sel, pada pengurutan otot, metabolisme zat. Kebutuhannya adalah 1 mg/hari. 
- Besi (Fe) Merupakan komponen penting sitokrom (enzim pernafasan), komponen penyusun Hemoglobin. Kebutuhannya adalah 15 - 30 mg/hari. 
- Fluor (F) Untuk menguatkan geligi. 
- lodium (I) Komponen penting dalam hormon pertumbuhan (Tiroksin), kekurangan unsur tersebut dapat terjadi sebelum atau sesudah pertumbuhan berhenti 
- Natrium & Klor (NaCl) Untuk pembentukan asam klorida (HCl). Kebutuhannya adalah 1 g/hari.
5. Vitamin
Diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil, tidak menghasilkan energi. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan Penyakit Defisiensi. Ada 2 macam vitamin, yaitu vitamin larut dalam air dan vitamin larut dalam lemak.


Alat Pencernaan Makanan


Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4. Usus Halus, 5. Usus Besar, 6. Rektum, 7. Anus.
1. Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :

Rongga Mulut
Rongga Mulut
a. Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
b. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c. Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.


Kelenjar Ludah
Kelenjar Ludah
2. Esofagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.
Kerongkongan
Kerongkongan

PROSES PENCERNAAN MAKANAN

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah. 
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe. 
Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
Proses Pencernaan Makanan
1. Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.

Proses Pembuangan
Rektum dan Anus
2. Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
3. Gangguan Sistem Pencernaan
• Apendikitis  Radang usus buntu. 
• Diare  Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat. 
• Kontipasi (Sembelit)  Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar) 
• Maldigesti  Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung. 
• Parotitis  Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong 
• Tukak Lambung/Maag  "Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori 
• Xerostomia  Produksi air liur yang sangat sedikit


BAB III

SISTEM PERNAFASAN


Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem Pernafasan
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.

A. Struktur Alat-alat pernapasan


Alat-alat pernapasan pada manusia meliputi :
1. Hidung,
2. Saluran pernapasan (faring, laring, trakea, bronkhus, bronkeolus, alveolus)
3. Paru-paru
1. Hidung
Hidung merupakan organ pertama yang dilalui oleh udara. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir, yang berfungsi sebagai penyaring, penghangat, dan pengatur kelembaban udara yang akan masuk keparu-paru. Sebaiknya bernapas selalu melalui hidung. Mengapa demikian ? Pernahkah kalian merasa susahnya bernapas lewat hidung ketika flu ?
2. Saluran Pernapasan :
• Faring
Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan. Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan. Pernahkah kalian tersedak makanan? Coba pikirkan apa penyebabnya ?
• Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang rawan membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea) disebut glotis, di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul bunyi.
• Trakea (Batang Tenggorok)
Berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan.
• Bronkhus
Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur bronkhus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkhus kanan, sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit
• Bronkheolus
Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh.
• Alveolus
Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.
Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.
3. Paru-paru

Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
Paru-paru
Berjumlah sepasang terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan paru-paru kiri memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam paru-paru ini terdapat alveolusyang berjumlah ± 300 juta buah. Bagian luar paru-paru dibungkus oleh selaput pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas, berlapis 2 dan berisi cairan Sistem Pernafasan Manusia.

Sistem pernafasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok.
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak di depan kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida.
Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan yaitu pertama, fungsi utama dari adanya sistem pernafasan kita adalah untuk memberikan darah gas oksigen yang nantinya disalurkan keseluruh tubuh. Kedua, ketika kita bernafas maka yang kita hirup adalah gas oksigen (lambang kimianya O2 ) sedangkan gas yang dilepaskan diesbut gas karbondioksida dengan lambang kimianya CO2.

B. KELAINAN/PENYAKIT PADA PERNAPASAN

Sistem pernapasan dapat mengalami berbagai gangguan, baik karena kelainan sistem pernapasan atau akibat infeksi kuman. Beberapa jenis gangguan antara lain :
  • Asma/sesak napas, penyempitan saluran napas akibat otot polos pembentuk dinding saluran terus berkontraksi, disebabkan alergi atau kekurangan hormon adrenalin.
  • Asfiksi, gangguan pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan akibat tenggelam, pneumonia, keracunan CO.
  • Asidosis, akibat peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah
  • Wajah adenoid (wajah bodoh), penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa (polip), pembengkakan di tekak (amandel).
  • Pneumonia, radang paru-paru akibat infeksi bakteri Diplococcus pneumonia.
  • Difteri, penyumbatan faring/laring oleh lendir akibat infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae
  • Emfisema, menggelembungnya paru-paru akibat perluasan alveolus berlebihan.
  • Tuberculosis (TBC), penyakit paru-paru akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosa.
  • Peradangan pada sistem pernapasan :
  • bronchitis, radang bronkhus.
  • laringitis, radang laring
  • faringitis, radang faring
  • pleuritis, radang selaput paru-paru
  • renitis, radang rongga hidung
  • sinusitis, radang pada bagian atas rongga hidung (sinus)
BAB IV
KESIMPULAN
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, pembuluh darah,serta jantung. Dan darah manusia terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah, yaitu sel darah merah ( eritrosit ), sel darah putih ( leukosit ) dan keping darah, ( trombosit ).
Didalam sel darah merah terdapat pigmen protein pengikat oksigen dan karbondioksida, yaitu hemoglobin. Sel darah putih terdiri dari loukesit gronulosit ( Netrofil, eosinofil, basofil )dan leukosit agranulosit ( monosit, limfosit ). Trombosit berfungsi membekukan darah. Didalam serum terdapat antibody ( kekebalan ). Pembuluh darah meliputi pembuluh nadi dan pembuluh balik. Perbedaan darah manusia tergolong peredaran tertutup dan gandah.
Lambung merupakan saluran pencernaan yang membesar, tersusun atas otot. Letaknya di rongga perut sebalah atas, tepat dibawah diafragma. Ketika lambung kosong, ukurannya hanya sebesar sosis berukuran besar. Lambung terbagi menjadi 4 bagian, yaitu kardia (terletak didekat otot spingter), fundus (bagian yang membulat terletak di atas sebelah kiri), badan (bagian terbesar lambung, terletak di bawah fundus), dan pilorus (bagian bawah yang menyempit, berbatasan dengan usus halus oleh otot spingter pilorus).

DAFTAR PUSTAKA
DA. Pratiwi, Sri maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang S.Penerbit : Erlangga 2006.
Biologi untuk SMA Kelas XI.Jilid 2 Jakarta. Penerbit Erlangga.
Istamar Syamsuri, dkk.2006.Biologi untuk SMP Kelas VIII Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
http://rt3rw6tunjungsekar.blogspot.com/2010/12/darah-dan-sistem-peredaran darah.html
http://biology911.wordpress.com/category/anatomi-fisiologi-manusia/
http://gurungeblog.wordpress.com/category/sistem-pernafasan/
http://asrianin.blogspot.com/2010/12/sistem-pernapasan-manusia.html
Baca : makalah tentang peredaran darah