Cara Menghadapi Globalisasi Di Bidang Ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa kini kita mengalami berbagai perubahan.Bukan hanya dalam negara namun juga internasional.Perubahan- perubahan itu terjadi bukan hanya dalam satu bidang, tetapi juga mencakup seluruh bidang seperti politik, ekonomi, pendidikan, sosio-budaya, dan teknologi.Perubahan-perubahan tersebut sering kita dengar dengan istilah globalisasi.Globalisasi yang mendunia tersebut sudah banyak membawa pengaruh baik positif maupun negatif terutama di negara kita ini.Hampir semua aspek kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh kehadiran globalisasi yang beberapa menerimanya bahkan beberapa juga menolaknya.Namun masyarakat tidak dapat menolak pengaruh globalisasi itu karena globalisasi berjalan sesuai dengan pekembangan zaman.
Era globalisasi kini telah merambah masuk di semua sektor kehiupan bangsa indonesia, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap budaya berfikir masyarakat indonesia. Saat ini pola berfikir masyarakat indonesia yang cenderung (tidak seluruhnya) tlah banyak mengarah pada budaya-budaya barat yang notabane cenderung mencontoh pada perilaku yang negatif. Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah patron dari kemajuan peradaban berfikir manusia.
Cara menghadapi globalisasi di bidang ekonomi |
Salah satu bidang yang sangat mempengaruhi bangsa kita tentunya dalam menghadapi globalisasi di bidang ekonomi.Karena ekonomi adalah salah satu faktor pendorong pembangunan bagi suatu bangsa. Era globalisasi yang penuh dengan berbagai tantangan perubahan dan berbagai hambatan tentu saja sangat mempengaruhi dalam bidang ekonomi bagi negara kita yang sangat menentukan arah pembangunan negara kita.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa Pengertian Globalisasi?
- Bagaimana Pengaruh Globalisasi Dalam Bidang Ekonomi?
- Apa Pengertian dari Globalisasi dalam bidang ekonomi?
- Apa saja Dampak Positif dan Dampak Negatif Globalisasi dalam Bidang Ekonomi?
- Bagaimana Cara Menghadapi Globalisasi Di Bidang Ekonomi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, Globalisasi berasal dari kata “global” yang berarti “universal”. Menurut Achmad Suparman globalisasi di artikan sebagai suatu proses yang menjadikan sesuatu sebagai cirri khas masyarakat di dunia tanpa ada abates wilayah. Namun globalisasi juga diartikan berbeda-beda sesuai dengan cara pandang orang yang mengartikannya. Namun secara umum globalisasi diartikan sebagai pengingkatan hubungan internasional di segala aspek yang mendunia tanpa mengenal batasan-batasan wilayah negara. Menurut Achmad Suparman Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
2.2 Pengaruh Globalisasi Dalam Bidang Ekonomi
Pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi, antara lain :
- Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih tinggi. Semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara miskin.
- Munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, WTO.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
- Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yangrendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja.
- Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
- Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
- Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi’s, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
- Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.
2.3 Pengertian dari Globalisasi dalam bidang ekonomi
Globalisasi ekonomi adalah gabungan dari dua kata yaitu globalisasi dan ekonomi.Dari pengertian-pengertian yang sudah dibahas sudah dapat kita ketahui makna dari kedua kata tersebut. Berarti dapat kita artikan bahwa globalisasi ekonomi adalah suatu proses atau keadaan ekonomi yang bersifat global mengalami perubahan kegiatan perekonomian yang lebih terbuka tanpa mengenal batas-batas teritorial ataupun wilayah baik antar daerah maupun antar negara. Perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam seluruh aspek perekonomian.
Pada zaman dulu ekonomi dijalankan dengan sangat sederhana yaitu dengan barter.Namun mengikuti perkembangan setelah munculnya uang di dunia akhirnya negara memiliki mata uang dan sistem perekonomiannya masing-masing. Banyak perusahaan-perusahaan didirikan di negara lain. Kegiatan in terus berkembang hingga banyak negara yang berinvestasi di negara lain.
Namun dengan berjalannya waktu banyak juga hambatan yang terjadi dalam sistem tersebut yang membuat negara-negara membutuhkan suatu kekuatan pasar tanpa batasan territorial yang dapat mempercepat aru modal, barang dan jasa. Globalisasi ekonomi tersebut tentunya menunjukkan bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan ketergantungan dengan negara lain. sehingga dengan globalisai ekonomi tersebut terciptalah perdagangan internasional yang mengadakan pertukaran barang dan jasa antar negara. Globalisasi ekonomi dapat saja terjadi di bidang ekspor-impor, tenaga kerja, dan permodalan antar negara di dunia.
2.4 Dampak Positif dan Dampak Negatif Globalisasi dalam Bidang Ekonomi
Berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan dari globalisasi dalam bidang ekonomi, antara lain:
Dampak positif Globalisasi dalam Bidang Ekonomi:
- Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
- Mudah melakukan komunikasi
- Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi )
- Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran
- Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
- Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif Globalisasi dalam Bidang Ekonomi:
- Informasi yang tidak tersaring
- Perilaku konsumtif
- Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
- Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
- Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
2.5 Cara Menghadapi Globalisasi Di Bidang Ekonomi
Setelah tadi diatas kita bahas secara lengkap dampak negatif globalisasi dan juga dampak positifnya, maka kali ini kita akan membahas bagaimana cara menghadapi Globalisasi dalam bidang ekonomi.
Berikut beberapa cara menghadapi globalisasi di bidang ekonomi:
1. Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia
- Cara menghadapi dampak dari globalisasi dalam bidang ekonomi dapat dilakukan dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang optimal, bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia Internasional.
2. Meningkatkan Kualitas Nilai Keimanan dan Moralitaas Masyarakat
- Sebagai kaum Muslim, kita hendaknya menanamkan nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari. Kita hendaknya menjalankan syariat Islam. Mengetahui mana yang halal dan haram. Sehingga kita dapat memilah-milah pengaruh dari luar.
- Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam dampak negatif globalisasi ini, moralitas bangsa cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua, guru, dan pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
3. Mendorong dan Mendukung Upaya Memperjuangkan Keadilan Antar Bangsa
- Salah satu dampak negatif globalisasi adalah saling berkaitannya antara satu negara dengan negara lainnya. Baik dalam bentuk kerjasama ataupun persaingan global.
- Pemerintah Indonesia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan keadilan dan keseimbangan antarbangsa. Upaya pemerintah tersebut harus selalu didorong dan didukung oleh setiap warga negaranya.
- Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia merupakan 1 diantara 2 negara yang memberikan permohonan agar Israel menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Ini membuktikan kepedulian bangsa kita terhadap perdamaian dan peradilan antarbangsa. Maka sebagai warga negara, hendaknya kita mendukung upaya pemerintah.
4. Mendorong dan Mendukung Negara Maju untuk Memberikan Dana Perbaikan Lingkungan
- Negara maju sangat diuntungkan dengan adanya globalisasi, sebab negara maju banyak yang memiliki perusahaan transnasional. Perusahaan tersebut biasanya berdiri di berbagai negara terutama di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
- Aktifitas perusahaan tersebut membuat lingkungan hidup menjadi rusak oleh pencemaran limbah atau asap pabriknya. Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah negara-negara maju menyisihkan uang guna mendanai upaya-upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup.
- Tindakan ini sangat pantas diambil oleh Indonesia, karna buktinya banyak sekali hutan yang dijadikan perindustrian. Lahan hijau pun semakin sulit ditemukan di saerah perindustrian. Untuk memulihkan keadaan, Indonesia butuh dana dari perusahaan asing tersebut.
5. Meningkatkan Jiwa Semangat Persatuan, Kesatuan, Serta Nasionalisme
- Adanya dampak negatif globalisasi menjadi suatu tantangan yang berat bagi negara berkembang yang belum maju dan kuat. Negara yang masyarakatnya tidak mempunyai jiwa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme yang kuat akan dengan mudah dipermainkan oleh negara-negara maju. Oleh karna itu, semangat dan jiwa persatuan, kesatuan dan nasionalisme harus terus ditingkatkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
- Bila jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme telah tertanam dengan kuat pada setiap warga negara Indonesia tidak akan mudah dipermainkan oleh negara-negara yang kuat dan maju.
6. Melestarikan Adat Istiadad dan Budaya Daerah
- Dampak negatif globalisasi juga membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui. Pengetahuan akan budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya daripada budaya daerah sendiri.
- Menyukai kebudayaan luar adalah hal yang wajar. Namun kita harus tetap melestarikan kebudayaan kita sendiri. Jangan sampai kebudayaan kita punah begitu saja seiring dengan waktu. Apalagi kebudayaan itu seenaknya saja diambil oleh bangsa lain. Betapa malunya kita?
- Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap berpegang teguh kepada adat istiadat. Apalagi kita sebagai masyarakat Minangkabau, dimana “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, syarak mangato, adat mamakai”.
7. Menjaga Keasrian Objek Wisata Dalam negeri
- Salah satu ciri-ciri dampak negatif globalisasi adalah perjalanan dan perlancongan antarbangsa yang semakin meningkat. Indonesia sebagai begara yang kaya akan objek-objek wisata yang indah hendaknya memanfaatkannya dengan seoptimal mungkin. Salah satu usaha adalah menjaga keasrian objek wisata tersebut.
- Sebenarnya selain Bali, banyak lagi pulau-pulau di Indonesia yang memiliki tempat yang sangat indah untuk dikunjungi. Namun banyak lokasi yang tidak terjaga keasriannya sehingga tidak menarik untuk dikunjungi. Maka seharusnya masyarakat selalu menjaga keasrian objek wisata di daerah masing-masing misal wisata garut dan taman matahari di bogor.
- Cara-cara menjaga keasrian objek wisata dalam negeri seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencoret-mencoret tembok, melakukan penghijauan disekitar pegunungan, tidak membuang sampah ke sungai yang nantinya bermuara ke laut, melestarikan terumbu karang, dan sebagainya.
Selain dengan cara tersebut di atas, dalam menghadapi globalisasi di bidang ekonomi dapat dilakukan juga dengan:
- Pendidikan Moral Pancasila perlu diberikan kepada generasi penerus melalui pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi.
- Pemantapan rasa nasionalisme, pendidikan kewiraan dan kebangsaan, budi pekerti, pembinaan kegiatan pramuka, perlu diberikan kepada seluruh bangsa Indonesia melalui pendidikan di sekolah.
- Pendidikan keagamaan dan organisasi sosial keagamaan pelru dikembangkan.
- Pendidikan dan keterampilan usaha, kewirausahaan, peningkatan kualitas produksi dan usaha perekonomian rakyat dan peningkatan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi perlu dikembangkan.
- Pelestarian budaya daerah (lokal) dan budaya nasional yang dipromosikan kepada bangsa lain dengan berpedoman pada nilai-nilai luhur bangsa dan norma-norma yang tidak bertentangan dengan adapt istiadat maupun agama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu perubahan yang terjadi dalam segala aspek yang bersifat mendunia. Globalisasi ekonomi adalah salah satu bentuk dari globalisasi yang membuka batas-batas terirorial suatu negara dengan negara lain di bidang ekonomi. Perubahan-perubahan yang terjadi di bidang perekonomian terjadi dalam segala aspek baik modal, barang dan jasa.
Globalisasi ekonomi di Indonesia tentunya memiliki dampak baik negatif maupun positif. Dampak positifnya yaitu diantaranya memotivasi SDM dalam meningkatkan kualitas, meningkatkan devisa, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan. Sedangkan dampak negatifnya yaitu diantaranya banyaknya perusahaan-perusahaan dalam negeri yang gulung tikar dan menurunnya konsumsi produk-produk dalam negeri.
Saran
Demikian beberapa cara menghadapi globalisasi di bidang ekonomi dapat kami uraikan, semoga dengan adanya makalah Upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi globalisasi di bidang ekonomi ini dapat membantu pembaca dalam menghadapi globalisasi.
Daftar Pustaka
Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education. Bandung : Benang Merah Press.
Kaho, Josef Riwu. 2000. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Jakarta: PT Raja Drafindo Persada.
Arthur, Muhammad. 2012. Menggugah Peran Aktif Masyarakat dalam Otonomi Daerah. Jakarta