GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA MASA KEHAMILAN DI GAMPONG PEUNAYONG KECAMATAN PEUKAN BARO KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA MASA KEHAMILAN

MASA KEHAMILAN
IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA MASA KEHAMILAN

A. Latar Belakang

     Tahun 2000 WHO meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan bagian dari Safe Motherhood, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang bertujuan agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinannya dengan aman dan bayi yang dilahirkan hidup dan sehat. Gerakan Sayang Ibu telah memungkinkan ditambahnya sarana dan prasarana untuk mengajak para ibu yang sedang hamil dan melahirkan makin dekat pada pelayanan medis yang bermutu. Berkat kegiatan beberapa gerakan itu, jumlah dan sebaran ibu hamil yang memeriksakan dirinya selama masa kehamilan meningkat dengan tajam. Dengan demikian, kesehatan reproduksi merupakan unsur yang penting dalam kesehatan umum, baik perempuan maupun laki-laki (BKKBN, 2004). 
     Kehamilan adalah suatu proses alami yang terjadi dalam rahim wanita yang diawali dengan pertemuan sel telur dan sperma di suatu tempat di dalam organ reproduksi sehingga akan menghasilkan seorang calon janin yang akan berkembang dalam rahim ibu selama jangka waktu tertentu (Solihah, 2005). Kehamilan mempunyai dampak yang luar biasa terhadap kondisi fisik dan psikis pada seorang wanita. Perubahan yang mencolok yang dapat kita lihat adalah kenaikan berat badan yang rata-rata berkisar 12 kg selama kehamilan, cepat lelah, mudah pingsan, sementara perubahan psikis bervariasi mulai dari hiperemesis (mual-muntah) hingga dapat menimbulkan depresi (Webforum, 2009). 
     Sebagian perempuan merasa takut melakukan hubungan seksual saat hamil. Beberapa merasa gairah seksualnya menurun, karena tubuhnya melakukan banyak penyesuaian terhadap bentuk kehidupan baru yang berkembang di rahim (Mariana, 2007). Seks selama kehamilan merupakan pertanyaan yang sering diajukan oleh pasangan suami istri yang menanti kehadiran sang buah hati. Umumnya pasangan suami istri khawatir berhubungan intim pada saat istri sedang mengandung atau hubungan seks di kehamilan muda misalnya bisa mengakibatkan keguguran atau bayi lahir cacat (Anonim, 2009). 
     Banyak pasangan yang merasa khawatir bahwa seks selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran. Tapi sesungguhnya masalah sebenarnya bukan pada aktivitas seksual itu sendiri. Keguguran (early miscarriage) biasanya berhubungan dengan ketidaknormalan kromosom atau masalah lain yang dialami janin yang sedang berkembang. Selain hal fisik, turunnya libido juga berkaitan dengan kecemasan dan kekhawatiran yang meningkat menjelang persalinan. Pertanyaan yang paling umum adalah “apakah berhubungan seksual dapat membahayakan janin?”. Secara medis tidak ada sesuatu yang perlu dirisaukan jika kehamilan tidak disertai faktor penyulit, artinya kondisinya sehat-sehat saja. Yang termasuk faktor penyulit adalah ancaman keguguran, hipertensi, muntah-muntah yang berlebihan, atau kondisi kesehatan tertentu lainnya (Anonim, 2009). 
     Banyak mitos tentang seks dan kehamilan yang beredar luas di masyarakat dan dianggap sebagai suatu kebenaran, sehingga perilaku seksual juga dipengaruhi dan mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos tersebut. Ketidaktahuan mengenai seksualitas selama kehamilan dapat menimbulkan kesalahan persepsi sehingga dapat mempengaruhi perilaku seksual yang menyebabkan gangguan psikis. Gangguan psikis yang bisa timbul adalah ketidakpuasan, kecewa, cemas, perasaan bersalah, dan gejala psikomatik seperti pusing, cepat marah, dan sukar tidur (Prawiroharjo, 2005). 
     Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti ”Gambaran Sikap Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Masa Kehamilan di”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran sikap ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di? .

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

     Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap ibu hamil tentang aktivitas seksual selama kehamilan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Diketahuinya karakteristik responden.
b. Diketahuinya sikap ibu hamil tentang aktivitas seksual selama kehamilan.
c. Diketahuinya persepsi ibu hamil tentang aktivitas seksual selama kehamilan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi 

     Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam, 2001 : 64). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Di Gampong Peunayong Kecamatan Peukan Baro Kabupaten yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. 

2. Sampel 

     Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (H.A. Aziz, 2003). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang ada di Gampong Peunayong kecamatan Peukan Baro. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sample dengan kriteria sebagai berikut : 
1) Ibu hamil baik primi atau multigravida 
2) Pendidikan SD sampai perguruan tinggi. 
3) Ibu hamil yang bersedia sebagai responden 
4) Mampu baca dan tulis 
DAFTAR PUSTAKA
Andik. 2007. Berhubungan Seks Saat Hamil. Available from. http//www.nusaku.com. (Di akses tanggal 8 Maret 2013)
Balai Pustaka.. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Bibilung. 2007. Seks Yang Aman Selama Kehamilan. Available from. http//www.kompas.com. (Di akses tanggal 8 Maret 2013)
Close, Sylvia. 1998. Sex During Pregnancy and After Childbirth. Gianto. Widianto (1998) (Alih Bahasa). Jakarta: Arcan
Curtis, Glade B. (2000). Your Pregnancy Question and Answers, Surya, Satyanegara (2000) (Alih Bahasa). Jakarta: Arcan.
Eisenberg, Arlene. (1998). What To Expect the Fisrt Year (8th ed), Surya Satyanegara. (1997), Jakarta: Arcan.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Soekidjo, Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Read More: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI BURUK PADA ANAK BALITA

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »