Kurikulum 1968

BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
     Pendidikan adalah suatu sistem yang melibatkan banyak unsur dalam proses pelaksanaannya. Semua unsur tersebut saling berkaitan hingga terbentuk suatu kesatuan sistem yang menentukan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. Masing-masing unsur pendidikan memiliki peranan tersendiri dalam prosesnya. Salah satu unsur penting dalam pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajarai oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan (Hamalik, 2003: 16). 
Kurikulum Pembelajaran 1986
Kurikulum Pembelajaran 1986
     Menurut saya dari setiap perubahan kurikulum pendidikan telah menunjukkan perbaikan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Namun hal itu tidak dibarengi dengan kemajuan kompetensi siswa yang dimiliki. Hal ini terbukti dari posisi negara kita dalam tingkat kemajuan pendidikan masih kalah jauh dengan negara tetangga yang secara geografis negara kita lebih luas. Logikanya semakin luas, jumlah penduduk pun semakin banyak, otomatis bannyak bakat-bakat yang terdapat dalam setiap individu-individu bangsa Indonesia. 
1.2 Rumusan Masalah 
  1. Apa pengertian Kurikulum? 
  2. Apa fungsi dari kurikulum? 
  3. Bagaimana Karakteristik dari kurikulum 1986?
  4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 1986?
  5. Bagaimana perkembangan, karakteristik, kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 1986? 
BAB II 
PEMBAHASAN 

2.1 Pengertian Kurikulum 

     Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran unntuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 
     Kurikulum adalah kumpulan mata-mata pelajaran yang hrus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa.(Robert s.Zais,1976) 
     Kata kurikulum dikemukakan oleh Zais dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:264) berasal dari satu kata bahasa Latin yang berarti “jalur pacu”, dan secara tradisional, kurikulum sekolah disajikan seperti itu (ibarat jalan) bagi kebanyakan orang. Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan yang juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. 
Kurikulum menurut Soetopo dan Soemanto (1986) memiliki lima definisi yaitu: 
  1. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun. 
  2. Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh para guru dalam melaksanakan pelajaran untuk murid-muridnya. 
  3. Kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakanoleh guru di sekolah. 
  4. Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dah digunakan dalam pendidikan. 
  5. Kurikulum dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu. 
     Adapun definisi kurikulum versi Indonesia sebagai mana yang tertuang dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 pada BAB I Pasal 1, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. 

2.2 Fungsi Kurikulum 

     Hendyat Soetopo dan Soeamanto (1986) membagi fungsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu: 
  1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. 
  2. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. 
  3. Fungsi kurikulum bagi guru. Ada tiga macam, yaitu : a). Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalam belajar bagi anak didik. b). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. c). Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran. 
  4. Fungsi kurikulum bagi sekolah dan pembina sekolah. Dalam arti: a) sebagai pedoman dalam mengadakan fungsu supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar, b) sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak ke arah yang lebih baik, c) sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar, d) sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut, dan e) sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi belajar mengajar. 
  5. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksudnya orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. 
  6. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan di atasnya. Ada dua jenis berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru. 
  7. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah. Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua / masyarakat. 

2.3 Kurikulum 1968 

     Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. 
     Kurikulum 1968 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. 
     Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. 
     Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya. 
     Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja, katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. 

a. Karakteristik dari kurikulum 1968 

  1. Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. 
  2. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok. 

b. Kelebihan dari Kurikulum 1968 

  1. Kurikulum 1968 dibuat untuk menjadi pedoman penyelenggaraan pendidikan secara nasional, namun penerapannya di daerah (di sekolah) diberi kebebasan menurut situasi dan kondisi daerah atau sekolah yang bersangkutan. 
  2. Kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa otonomi dimana semua komponen kurikulum dilaksanakan oleh sekolah. 
  3. Sistem pembelajaran di ruangan kelas diserahkan kepada masing-masing guru, yang penting tujuan pendidikan dapat tercapai. 
  4. Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan kreativitas dan persaingan kompetitif diantara daerah, sekolah, dan guru untuk mengembangkan kurikulum. 
  5. Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi. 

c. Kekurangan dari Kurikulum 1968 

  1. Walaupun sudah ada pembelajaran keterampilan namun pada prakteknya kurikulum ini masih kurang memperhatikan pembelajaran praktek. 
  2. Kurikulum ini tidak mengadopsi kebutuhan masyarakat, sehingga pembelajaran di sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan riil dalam kehidupan anak. 
  3. Kurikulum ini yang masih di pengaruhi unsur politis sehingga tidak mengakar pada kebutuhan hidup anak secara individual 
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
     Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. 
3.2 Saran 
     Saran yang kami berikan dalam makalah Kurikulum 1968 adalah sebaiknya setiap pendidik memahami kurikulum yang telah ditetapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1986. Pengantar Diodaktik Metode Kurikulum PBM. Rajawali. Jakarta.
Dakir.2004.Perencanaan dan Perkembangan Kurikulum. Yogyakarta: RIENEKA CIPTA.
Nasution, S., 2008. Kurikulum dan Pengajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
Soetopo, H dan Soemanto, W., 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Bumi Aksara. Jakarta.
Syaodih, Nana.1997.Pengembangan KurikulumTeori dan Praktek. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.
Sudjana, N., 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Sinar Baru Algensindo. Surabaya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »