Konsep Kebidanan Menurut Teori Jean Ball

Konsep Kebidanan Menurut Teori Jean Ball

TEORI KEBIDANAN MENURUT JEAN BALL
TEORI KEBIDANAN MENURUT JEAN BALL
BAB I
PENDAHULUAN

     Konsep Kebidanan Menurut Teori Jean ball adalah seorang midwife dari british yang telah melakukan risetnya secara intensif terhadap kebutuhan wanita pada masa post natal, dan konsekuensinya bagi wanita yang mendapat asuhan dari berbagai unit pelayanan.
A. Latar Belakang
     Sejarah menunjukan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Dalam lingkup dunia kebidanan dikenal berbagai teori-teori yang mendasari praktek para bidan-bidan tersebut. Diantara teori-teori tersebut adalah teori Reva Rubin, teori Ramona Mercer, teori Ernestine Weidenbach, teori Ela Joy Lerchman dan Morten, serta teori Jean A.Bell. Teori-teori tersebut diajarkan pada semua sekolah kebidanan di Indonesia agar para bidan memiliki pengetahuan dan mengaplikasikan teori-teori tersebut dalam membantu kliennya. Pemberian materi tentangteori-teori tersebut sangatlah penting dan perlu dipahami benar tentang teori-teori tersebut. Agar disaat bekerja nanti para bidan memiliki titik acuan dalam membantu semua kliennya dan dapat menyelesaikan semua kasus atau masalah yang dihadapi selamamelakukan tugasnya sebagai seorang bidan. 
     Seorang bidan dituntut untuk mampu membantu semua wanita dalam segala masalahnya. Mulai dari mempersiapkan metal dan fisik seorang wanita dalam menghadapi peran barunya sebagai seorang ibu dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul saat remaja dan bayi. Pendalaman tentang teori-teori ini akan sangat berguna bagi bidan itu sendiri dan untuk wanita-wanita yang menjadi partner kerjanya itu. Teori teori tersebut akan dibuktikan kebenarannya oleh bidan itu sendiriketika dia melakukan tugasnya. Namun tidak semua teori-teori tersebut dikuasai benar oleh para bidan yang ada sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian teori kebidanan menurut Jean Ball ?
  2. Apa tujuan dari teori Jean Ball ?
  3. Bagaimana hipotesa dari teori Jean Ball ?
  4. Apa-apa saja pembagian teori menurut jean Ball ?
  5. Apa saja elemen pembentukan dari teori kursi goyang ?
  6. Bagaimana konsep teori kebidanan menurut Jean Ball ?
C. Manfaat 
     Agar individu khususnya bidan dapat mengenal dan memahami lebih dalam dunia kebidanan melalui beberapa teori-teori yang ada dengan salah satunya teori Jean Ball.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Jean Ball

     Teori Jean Ball adalah dasar pemikiran menurut penelitian yang bernama Jean Ball, yang konsekuensinya telah diuji dalam beberapa riset 9 penelitian) dan menunjukan hasil yang nyata. Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan emosional itu, yang diibaratkan pada kursi “ goyang “. Teori ini sering disebut teori kursi goyang karena tingkat emosional seorang ibu harus berada pada titik seimbang (stabil) sehingga mirip dengan kursi goyang dimana beban harus seimbang pada titik tumpu, Karena jika tidak kursi akan condong kearah yang memiliki beban yang berat, begitu juga dengan pengendalian emosional seseorang, jika seseorang (wanita) mampu mengendalikan tingkat emosionalnya berarti orang tersebut memiliki tingkat emosinal yang rendah dan terkendali atau sebaliknya. Semua itu dapat kita lihat dalam berbagai keunikan tindakan yang diambil ibu dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya.

B. Tujuan Teori Jean Ball

     Tujuan teori jean ball agar seorang wanita mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu, baik fisik maupun psikologis. Psikologis dalam hal ini tidak hanya pengaruh emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir memenuhi kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi. Kehamilan, persalinan dan masa post partum adalah masa mengadopsi peran baru, sehingga bagi wanita yang baru menjadi ibu sangat membutuhkan arahan-arahan dan bimbingan dari bidan tentang tindakan-tindakan yang harus diambil maupun tindakan-tindakan yang harus dihindari demi keselamatan dan kesehatan ibu dan anak. Dalam hal ini dukungan dari suami dan keluarga sangat diperlukan demi psikologis ( kejiwaan ) seorang ibu.

C. Hipotesa Jean Ball

     Menurut Jean Ball respon emosional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dukungan yang berarti, mereka mendapatkan system keluarga dan social. Ibu sebagai penerus keturunan sekaligus pendidik utama dalam keluargasangat mempengaruhi perkembangan anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam asuhan keluarga yang baik, ketika ia berinteraksi di lingkungan masyarakat maka ia akan terbiasa dengan perilaku yang baik pula.
     Teori Kursi Goyang = keseimbangan emosional ibu. Jean ball adalah seorang bidan dari british yang telah melakukan risetnya secara intensif terhadap kebutuhan perempuan pada masa post natal. Jean ball menjelaskan bahwa tujuan asuhan post natal yang sekaligus juga menjadi filosofijean ball tentang postnatal care sebgai berikut: “membantu seseorang perempuan agar berhasil menjadi ibu, dan keberhasilan ini tidak hanya melibatkan proses fisiologis saja tetapi psikologis dan emosional yang memotivasi keinginan untuk menjadi orang tua serta pencapaian”.
     Bila menggunakan pendekatan midwife maka kehamilan, bersalin, dan post partum dinggap sebagai masa adopsi terhadap peran baru yaitu “menjadi ibu”. Ball mengungkapkan hipotesisnya: “ respon emosional perempuan terhadap perubahan yang terjadi setelah melahirkan dipengaruhi oleh kepribadian seseorang dan dukungan yang berat dari keluarga dan sistem.
     Persiapan yang sudah diantisipasi oleh bidan dalam masa post natal atau sesudah melahirkan anak akan mempengaruhi respon emosional wanita dalam perubahan yang dialaminya pada proses kelahiran anak. Oleh karena itu asuhan kebidanan harus diberikan kepada seluruh individu, kelompok dan masyarakat secara professional baik pelayanan tersebut secara mandiri, kolaborasi ( kerjasama melebihi dari beberapa orang ) maupun merujuk kesistem yang lebih tinggi.
Faktor yang mempengaruhi keseimbangan emosional menurut Jean Ball:
Faktor masukan :
  1. Perasaan rendah diri sehubungan dengan pandangan negatife akibat menyusui
  2. Seseorang tidur selama di rumah sakit
  3. Nasehat jika terjadi konflik
Faktor yang mempengaruhi kebahagiaan ibu menurut Jean Ball :
  1. Persepsi dan dukungan keluarga pada hari kelahiran
  2. Rasa percaya diri ibu
  3. Skala kecemasan
  4. Mendukung pemberian ASI
  5. Semua lingkungan mendukung
  6. Rencana asuhan ibu
  7. Pemantauan ibu pada tingkat perkembangan bayi
  8. Tanggapan terhadap diri ibu pada hari ke-7 PP dalam menyusui
  9. Member ASI dalam 1 jam PP
  10. Kala IV persalinan

D. Pembagian Teori Jean Ball

Teori Jean Ball dibagi atas 3 kategori :
1. Teori Perubahan
     Perubahan mental ibu selama dan sesudah menjadi ibu akan jelas terlihat dalam kehidupan baik itu secara fisik maupun psikologis si ibu. Secara fisik dapat kita lihat pada perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan anak. Sedangkan secara psikologisnmisalnya dalam pematangan metal ( pendewasaan sikap ) setelah melahirkan ( post partum ) ibu tidak hanya berfikir untuk anak dan keluarganya.
2. Teori stress, coping, dan support
     Tingkat emosional sangat mempengaruhi mental ibu, oleh karena itu dukungan atau support dan motifasi dari keluarga terhadap perubahan-perubahan yang timbul terutama perubahan yang bersifat positif, support dari orang-orang terdekat si ibu sangat diperlukan menghindari stress, depresi, post partum dam dampak-dampak negatife lainnya.
3. Teori dasar
Konsep dasar untuk menjadi seorang ibu meliputi berbagai aspek diantaranya:
  1. Butuh persiapan jasmani dan rohani
  2. Dukungan dari pihak keluarga

E. Elemen Pembentuk Teori Kursi Goyang

Teori kursi goyang dibentuk dalam 3 ( tiga ) elemen yaitu :
1. Pelayanan Maternitas
     Bidan berkewajiban memberikan peralatan kesehatan kepada remaja putri, ibu masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, balita dan wanita menopause. Dalam memberikan asuhan kebidanan bidan harus mempertanggungjawabkan semua tindakan klinis yang diambil dan harus melaksanankn tanggung jawab tersebut yang meliputi tugas bidan sebagai pelaksanan, pengelola, pendidik, peneliti, dll.
2. Pandangan Masyarakat Terhadap Keluarga
     Pandangan masyarakat terhadap suatu keluarga sangat mempengaruhi perkembangan dan tingkat harga diri anggota keluarga tersebut. Jika pandangan masyarakat baik terhadap keluarga maka secara otomatis penerus keluarga juga akan mendapatkan nama baik dalam pandangan masyarakat, selama si anak tidak melanggar norma-norma yang terdapat dalam masyarakat.
3. Sisi Penyanggah / Support Terhadap Kepribadian Wanita
     Dukungan terhadap perubahan kepribadian / kebiasaan hidup wanita sangat diperlukan, agar wanita tersebut tidak merasa down terhadap tingkat perubahan diri yang tidak disadarinya. Kesejahteraan keibuan seseorang wanita sangat bergantung terhadap efektivitas 3 elemen tersebut. Jika kursi goyang tidak bias ditegakkan, maka tidak nyaman untuk diduduki.

F. Konsep Toeri Jean Ball

1. Woman / wanita
     Ball memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan emosional, social, psikologis wanita dalam proses melahirkan.
2. Healt / kesehatan
     Merupak pusat dari model Ball. Tujuan dari post natal care agar wanita-wanita mampu menjadi seorang ibu.
3. Midwifery / kebidanan
     Penelitian asuhan post natal misalnya kurang efektiv, kurang pengetahuan tentang kebidanan.
4. Self / peran
     Bidan dalam meyakinkan wanita dalam perannya sebagai seorang ibu.

G. Aplikasi Teori Jean Ball

Teori Jean Ball dapat diaplikasikan sebagai berikut:
  1. Dahulu posisi ibu saat melahirkan terlentang tetapi sekarang ini posisi ibu saat melahirkan senyaman ibu. Agar memberikan rasa kenyamanan psikologis bagi Ibu.
  2. Keluarga memberikan dukungan terutama ibu yang pertama kali melahirkan agar siap secara mental menjadi seorang Ibu dan membantu ibu menyesuaikan diri dengan rutinitas baru pasca melahirkan supaya tidak terjadi postpartum blues.
Keterangan :
     Postpartum blues adalah salah satu bentuk perubahan perilaku dan respon psikologis terhadap perubahan peran menjadi seorang ibu. Beberapa kasus postpartum blues tidak hanya ditemukan pada kelahiran pertama kali namun dapat pula terjadi pada kasus persalinan kedua atau berikutnya.
Contohnya :
     Kurangnya pemahaman para suami tentang keadan postpartum blues ( baby blues ) seringkali menimbulkan kesalah pahaman keluarga baru. Berikut ini dapat dikenali beberapa ciri atau tanda seorang ibu pasca partum mengalami gangguan psikologis postpartum blues. Ibu mudah tersinggung, menangis tanpa sebab yang jelas, enggan merawat bayi, merasa keletihan yang sangat, gelisah, menarik diri dari lingkungan, menolak menyusui bayi dan tidak ingin menyentuh bayi.
     Masa-masa awal pendampingan mencegah postpartum blues dapat dimulai segera setelah melahirkan. Kehadiran suami selama proses persalinan, kesediaan suami membantu proses pendekatan ibu dan bayi pertama kali saat menyusui, membantu mengatur posisi menyusui bayi yang nyaman bagi istri, membantu bergantian melakukan perawatan bayi , bergantian berjaga saat merawat bayi terutama malam hari agar istri mendapat waktu cukup untuk beristirahat, menanyakan keadaan kesehatan istri dan bayi saat suami di kantor, dan ketika ada waktu senggang membantu meringankan keluhan ringan akibat keletihan melewati proses persalinan dengan pijatan ringan dibahu dan punggung.
     Seorang suami hendaknya memberikan dukungan mental dan membesarkan hati istri agar perlahan - lahan mampu menerima perubahan baru dalam kehidupannya sebagai seorang ibu. Membantu merawat bayi dan memberikan waktu tidur istirahat yang cukup selama masa postpartum blues berlangsung. Kurangnya waktu istirahat bagi ibu setelah bersalin akan menambah beban mental dan ketegangan psikologis.
     Pijatan ringan dan sentuhan fisik ini selain memberi kontak fisik dan menjalin kedekatan suami istri ketika istri sedang menyusui bayinya, juga memberi efek melancarkan ASI. Suami juga dapat menyiapkan dan menyuapkan makanan atau minuman bergisi saat istri sedang menyusui bayi, menemani istri senam nifas dan memberi pujian bagi istri. Kontak fisik dan mental yang erat dan harmonis ini akan membangun rasa percaya diri seorang ibu baru.
3. Bidan memberikan asuhan pada Ibu selama masa postnatal
Contohnya :
  1. Mengajarkan kepada ibu perawatan bayi baru lahir
  2. Mengajarkan kepada ibu cara menyendawakan bayi
  3. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara perawatan talipusat
  4. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara memandikan bayi
  5. Mengajarkan kepada ibu tentang personal higene
  6. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas
  7. Mengajarkan kepada ibu tentang KB pasca melahirkan
4. Bidan memberi dukungan mengenai rasa percaya diri ibu terhadap menyusui pada 7 hari pertama
Contohnya :
Seorang bidan memberi pengertian bahwa :
Menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi akan tetapi juga memberikan keuntungan dan manfaat bagi ibu terutama dengan menyusui bayi secara ekslusif. Manfaat untuk bayi adalah : menerima nutrisi terbaik, baik kualitas maupun kuantitasnya, meningkatkan daya tahan tubuh , jalinan kasih sayang (bonding), dan meningkatkan kecerdasan.
Bagi ibu dapat mengurangi pendarahan post partum (paska melahirkan), terjadinya anemia, kemungkinan penderita kanker payudara dan kanker indung telur, menjarangkan kelahiran, dapat mengembalikan lebih cepat berat badan dan besarnya rahim ke ukuran normal, ekonomis, hemat waktu, tidak merepotkan terutama saat menyusui dimalam hari, juga dapat memberikan kepuasan dan rasa bahagia bagi ibu.
5. Bidan memberikan pengertian pada ibu agar ibu jangan takut atau khawatir dengan perubahan fisik pada tubuh ibu.
6. Bidan mendukung dan membantu ibu agar yakin menjalankan peran sebagai seorang ibu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan 
  1. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat tergantung pada personality atau kepribadian, sistim dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas
  2. Persiapan yang dilakukan bidan pada masa puerpurium akan mempengaruhi respon emosional wanita terhadap perubahan akibat proses kelahiran tubuh
  3. Dalam teori Jean Ball mengemukakan tentang keseimbangan emosional ibu yang diibaratkan kursi goyang.
  4. Wanita yang boleh dikatakan sejahtera setelah melahirkan sangat bergantung kepada kepribadiannya, system dukungan pribadi, dan dukungan yang dipersiapkan pelayanana kebidanan.
B. Saran 
     Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan penulis khususnya tentang teori Jen Ball dan pembaca pada umumnya, saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Asri, Mufdlilah. 2008. Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
Yulifah, Rita (2013). Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Hidayat, Asri (2012). Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »