Makalah Problem Solving Dalam BK

Problem Solving Dalam BK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Problem solving sama artinya dengan pemecahan masalah. Problem solving adalah suatu pendekatan dalam menghadapi masalah. Problem solving juga merupakan suatu prosedur yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang harus diikuti dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi seseorang sebagai perorangan atau seseorang sebagai pemimpin organisasi atau anggota organisasi.
Bimbingan dan konseling merupakan suatu wadah yang memberikan layanan-layanannya untuk membantu siswa yang membutuhkan layanan tersebut. Layanan bimbingan dan konseling meliputi beberapa aspek yaitu aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Dalam setiap layanan yang diberikan terdapat fungsi bimbingan antara lain : fungsi pencegahan, fungsi pemeliharaan, fungsipengembangandanmasihbanyaklagi.
Problem Solving Dalam BK
Problem Solving Dalam BK
Untuk mewujudkan tujuan bimbingan dan konseling yaitu perkembangan siswa optimal, maka diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak baik konselor (guru BK), siswa pihak sekolah, orangtua siswa dan semua pihak yang bersangkutan.
Dalam makalah Problem Solving ini akan dijelaskan mengenai bagaimana siswa menghadapi suatu masalah.Bagaimana siswa memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dapat mengembangkan kematangan dalam pilihan karir dengan problem solving, mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi dengan problem solving dan mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
1.2. Rumusan Masalah
  1. Apa Pengertian Problem Solving?
  2. Bagaimana langkah- langkah problem solving dalam BK?
  3. Apasaja  kelebihan dan kekurangan metode problem solving?
1.3. Tujuan penulisan

Siswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam hidupnya termasuk dalam kegaiatan belajar dan menerapkannya dalam kegiatan belajar sehari-hari sehingga mencapai hasil yang diinginkan,untuk:
  1. Mengetahui pengertian Problem Solving
  2. Mengetahui langkah- langkah problem solving
  3. Kelebihan dan kekurangan metode problem solving
BAB II
Problem Solving Dalam BK

2.1 Pengertian Problem Solving

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut. (Qruztyan. Blogs. Friendster.com)
Problem solving artinya pemecahan masalah. Problem solving adalah suatu pendekatan dalam menghadapi masalah. Problem solving juga merupakan suatu prosedur yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang harus diikuti dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi seseorang sebagai perorangan atau seseorang sebagai pemimpin organisasi atau anggota organisasi.Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik (Qrustian Blogs Friendster.com).
Ini berarti oreantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan masalah. Apabila solving yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana yang dinginkan berarti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga setiap enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi.
Jadi, dalam mempelajari konsep matematika yang baru harus didasari konsep-konsep yang sebelumnya. Mempelajari konsep B yang mendasari konsep A, seorang harus memahami dulu konsep A tidak mungkin orang itu memahami konsep B. ini berarti matematika harus bertahap, dan berkaitan dengan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-gagasan) yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving. Ini berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu tidak penting. Seperti telah kita ketahui, penguasaan informasi itu perlu untuk memperoleh konsep; keduanya itu harus diingat dan dipertimbangkan dalam problem solving dan perbuatan kreatif. Begitu pula perkembangan intelektual sangat penting dalam problem solving (Slameto, 1990 : 139)
Selanjutnya problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai individu setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem solving yangdiajarkansuatupengetahuatertentu.
Jadi, yang dimaksud dengan problem solving dalam BK adalah hasil suatu masalah yang melahirkan banyak jawaban yang dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan kesimpulan secara realistik dalam problem solving model matematika. (Lawson, 1991:53).

2.2 Langkah-Langkah Problem Solving

Pendekatan yang digunakan Problem Solving Dalam BK terdiri dari tiga langkah untuk problem solving, dengan demikian konsep problem solving ini bukan teori belaka, tetapi telah terbukti keberhasilannya. Adapun tiga langkah problem solving adalah :
a. Mengidentifikasi masalah secara tepat
Secara konseptual suatu masalah (M) didefinisikan sebagai kesenjangan atau gap antara kinerja actual dan target kinerja (T ) yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan bersamaan; M=T – A.berdasarkan konsep seorang problem solver yang professional harus terlebih dahulu nanpu mengetahui berapa atau pada tingkat mana kinerja actual saat ini, dan berapa atau tingkat mana kinerja serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja actual kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu.
b. Menentukan sumber dan akar penyebab dari masalah
Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah tersebut.
c. Solusi masalah secara efektif dan efisien.
Adapun langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu:
Mendefinisikan secara tertulis
Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan : 
  1. akar penyebab dari masalah itu, 
  2. penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan
Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat . sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu secara tersendiri
Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan mempertimbangkan : 
  1. pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab –penyebab itu,
  2. tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita, dan
  3. memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan.
Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang diajukan
Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir itu menjadi dasar untuk problem solving adalah sebagai berikut:
  1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
  2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
  3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan.
  4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
  5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan.
Selain itu menurut Dewey langkah-langkah dalam problem solving yaitu sebagai berikut: kesadaran akan adanya masalah, merumuskan masalah, mencari data dan merumuskan hipotesa-hipotesa itu dan kemudian menerima hipotesa yang benar. Tetapi problem solving itu tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat meloncat-meloncat antara macam-macam lankah tersebut, lebih-lebih apabila orang berusaha memecahkan masalah yang kompleks. Misalnya: masalah-masalah pendidikan telah dikenal orang bertahun-tahun yang lalu, dan telah banyak hipotesa pemecahan dirumuskan dan dicoba. Tetapi, orang masih berusaha merunuskan masalah-masalah itu secara lebih tepat dan mengusahan pengerjaan pemecahan masalah yang lain agar dapat ditemukan pemecahan yang lebih baik.
Metode problem solving ini menekankan pada penemuan dan pemecahan masalah secara berkelanjutan. “kelebihan metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah, praktis, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka. Sedangkan kelemahannya memerlukan waktu yang cukup lama, tidak semua materi pelajaran mengandung masalah memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, dan tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.
Sedangkan Kenedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989 : 279) menyarankan empat langkah proses pemecahan masalah matematika yaitu dengan :
  1. Memahami masalah
  2. Merencanakan pemecahan masalah
  3. Melaksanakan pemecahan masalah, dan
  4. Memeriksa kembali

2.3 Kelebihan dan kekurangan metode problem solving

1. Kelebihan metode problem solving
  1. Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
  2. Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  3. Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
2. Kekurangan metode problem solving

  1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan san pengalamanya yang tela memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
  2. Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
  3. Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari duru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metode problem solving adalah salah satu dari kegiatan metode ingkuiri ynag paling sering di gunakan, metode ingkuiri juga disebut metode penyelesaiaan masalah atau discovery. Ingkuiri lebih memberi tekanan pada keyakinan atas dirinya sendiri terhadap apa yang ditrmukan, metode problem soling lebih menekankan pada terselesaikannya masalah itu sendiri, dan discovery pada penemuan itu sendiri.
Kelebihan dan kekurangan metode problem soving
1. Kelebihan metode problem solving
  1. Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
  2. Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  3. Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
2. Kekurangan metode problem solving
  1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan san pengalamanya yang tela memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
  2. Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
  3. Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari duru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar, bina aksara, jakarta, cet III, 1991
Sunartyo, Strategi Belajar Mengajar Islam Pengetahuan Sosial, IKIP, Malang, Cet, II, 1989
Syaiful B. Djamarah dan Aswan Zain, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Renika Cipta, Jakarta, Cet IV, 2010
W. James Popham. Eva L. Bakar, Bagaimana Mengajar Sebagai Sistematis, Yokyakarta, Cet. IV, 1992

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »