makalah teori pemilihan dan perkembangan karir teori holland
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pilihan karir merupakan ekspresi, atau perpanjangan kepribadian ke dalam dunia kerja, di ikuti oleh identifikasi berikutnya dengan stereotip pekerjaan tertentu. Sebuah perbandingan diri dengan persepsi pendudukan dan penerimaan atau penolakan selanjutnya adalah penentu utama dalam pilihan karir. Kesesuaian pandangan seseorang tentang diri dengan preferensi kerja menetapkan apa Holland sebut sebagai gaya pribadi modal
DASAR TEORI HOLLAND |
Pusat untuk Teori Holland adalah konsep bahwa seseorang memilih karir untuk memuaskan modal orientasi pribadi yang disukai seseorang. Jika individu telah mengembangkan orientasi dominan yang kuat, kemungkinan kepuasan dalam lingkungan kerja akan sesuai.
Dari berbagai tori tentang penentuan karir individu, berikut makalah ini akan membahas apasaja teori Holland dalam menentukan karir individu yang sesuai dengan lingkungan, latar belakang individu dan situasi kerja.
1.2 Rumusan Masalah
- Siapakah John L. Holland?
- Apakah prinsip-prinsip dasar kepribadian menurut John L. Holland?
- Apakah tipe-tipe kepribadian menurut John L. Holland?
- Bagaimanakah model lingkungan menurut teori Holland?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui riwayat hidup atau biodata John L. Holland
- Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar kepribadian dalam teori Holland
- Untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian menurut John L. Holland
- Untuk mengetahui model lingkungan menurut teori Holland
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi John L. Holland
John Lewis Holland (21 Oktober 1919 - 27 November 2008) adalah seorang Profesor Sosiologi Emeritus di Universitas Johns Hopkins dan seorang psikolog Amerika. Dia meninggal pada tanggal 27 November 2008, di Union Memorial Hospital. Holland paling dikenal sebagai pencipta model pengembangan karir, Tema Kerja Holland (Holland Codes).
Holland lahir pada tanggal 21 Oktober 1919 di Omaha, Nebraska, merupakan salah satu anak dari empat bersaudara. Ayahnya berimigrasi dari Inggris ke AS ketika ia berusia 20 dan bekerja sebagai buruh, sedangkan ibunya adalah seorang guru sekolah dasar. Holland akhirnya mempelajari psikologi di Perancis dan matematika di Universitas Kota Omaha (sekarang University of Nebraska di Omaha) dan lulus pada tahun 1942.
2.2 Prinsip-prinsip Kepribadian Holland
Kepribadian seseorang menurut Holland merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan (Osipow, 1983: 84). Winkel & Hastuti (2005: 634-635) menjelaskan bahwa pandangan Holland mencakup tiga ide dasar, yaitu :
- Semua orang dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh mereka mendekati salah satu di antara enam tipe kepribadian, yaitu : Tipe Realistik (The Realistik Type), Tipe Peneliti/Pengusut (The Investigative Type), Tipe Seniman (The Artistic Type), Tipe Sosial (The Social Type), Tipe Pengusaha (The Enterprising Type), dan Tipe Konvensional (Conventional Type). Semakin mirip seseorang dengan salah satu di antara enam tipe itu, makin tampaklah padanya ciri-ciri dan corak perilaku yang khas untuk tipe bersangkutan.
- Berbagai lingkungan yang di dalamnya orang hidup dan bekerja, dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh suatu lingkungan tertentu mendekati salah satu model lingkungan (a model environment),
- Perpaduan antara tipe kepribadian tertentu dan model lingkungan yang sesuai menghasilkan keselarasan dan kecocokan okupasional (occupational homogenity), sehingga seseorang dapat mengembangkan diri dalam lingkungan okupasi tertentu dan merasa puas.
Manrihu (1992: 70) berpendapat bahwa ada empat asumsi yang merupakan jantung teori Holland, yaitu :
- Kebanyakan orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam tipe: Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Giat (suka berusaha), dan Konvensional.
- Ada enam jenis lingkungan : Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Giat (suka berusaha), dan Konvensional.
- Orang menyelidiki lingkungan-lingkungan yang akan membiarkan atau memungkinkannya untuk melatih keterampilan-keterampilan dan kemampuan-kemampuannya, mengekspresikan sikap-sikap dan nilai-nilainya, dan menerima masalah-masalah serta peranan-peranan yang sesuai.
- Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dan ciri-ciri lingkungannya.
Holland berpegang pada keyakinan, bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya, sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi akademik, hobi inti, berbagai kegiatan rekreatif dan banyak kesukaan yang lain (Winkel & Hastuti, 2005: 636-637).
Holland (Manrihu, 1992: 77-78) juga menambah tiga asumsi tentang orang-orang dan lingkungan-lingkungan, asumsi-asumsi ini adalah:
1. Konsistensi
Pada diri seseorang atau lingkungan, beberapa pasangan tipe lebih dekat hubungannya dari pada yang lainnya. Misalnya, tipe-tipe realistik dan investigatif lebih banyak persamaannya daripada tipe-tipe konvensional dan artistik.
2. Diferensiasi
Beberapa orang atau lingkungan lebih dibatasi secara jelas daripada yang lainnya. Misalnya, seseorang mungkin sangat menyerupai suatu tipe dan menunjukkan sedikit kesamaan dengan tipe- tipe lainnya, atau suatu lingkungan mungkin sebagian besar didominasi oleh suatu tipe tunggal.
3. Kongruensi
Berbagai tipe memerlukan berbagai lingkungan. Misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam lingkungan-lingkungan realistik karena lingkungan seperti itu memberikan kesempatan-kesempatan dan menghargai kebutuhan-kebutuhan tipe realistik.
2.3 Tipe-tipe kepribadian menurut John L. Holland
Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara factor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting. Selain itu John L. Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat. Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland adalah:
1. Realistis
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu; mengutamakan kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan, dan koordinasi motorik yang kuat, kurang memiliki kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki ketrampilan social, serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah operator mesin/radio, supir truk, petani, penerbang, pengawas bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis.
2. Investigatif
Tipe kepribadian Investigatif ini ditandai dengan adanya suatu tugas-tugas yang memerlukan kemampuan bersifat abstrak dan kreatif, didalam lingkungan ini individu lebih menyukai metode yang menggunakan berfikir secara logis untuk menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Individu yang memiliki tipe kepribadian ini akan lebih tertarik pada permasalahan yang belum bisa terselesaikan dan akan mencari solusinya secara rasional.
3. Sosial
Lingkungan sosial adalah tempat dimana seseorang berhubungan dengan orang lain, dimana hal itu diperlukan kemampuan untuk menginterpretasikan dan mengubah perilaku untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius, membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, dan lebih berorientasi pada perasaan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah guru, pekerja sosial, konselor, misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis. Di dalam proses konseling, orang tipe ini mengekspresikan dirinya dengan menolong sesama atau kegiatan sosial yang lain.
4. Konvensional
Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang teratur, menghindari situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, dan mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah kasir, statistika, pemegang buku, pegawai arsip, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis.
5. Usaha/ tipe Enterpresing
Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan ketrampilan-ketrampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan, status dan kepemimpinan, serta agresif dalam kegiatan lisan. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah pedagang, politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan dagang, dan pekerjaan lain yang sejenis.
6. Artistik
Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah ahli musik, ahli kartun, ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang sejenis.
2.4 Model Lingkungan menurut Holland
Tipe kepribadian dan model lingkungan memiliki satu perangkat konstruksi yang sama, maka hal ini yang memungkinkan pengelompokan orang dan lingkungan dalam istilah yang sama, dan yang memungkinkan untuk membandingkan hasil pemasangan orang dan lingkungan. Enam model lingkungan Holland adalah:
1. Lingkungan Realistik (Realistik Environment)
Lingkungan kerja tipe realistik menuntut kegunaan fisik pada individu. Tipe Realistik yang preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau pendidikan. Preferensi-preferensi membawa kepada pengembangan kompetensi-kompetensi dalam bekerja dengan benda-benda, binatang-binatang, alat-alat dan perlengkapan teknik, dan mengabaikan kompetensi-kompetensi sosial dan pendidikan.
2. Lingkungan Investigasi (Investigatif Environment)
Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya mencari solusi dari persoalan yang berkenaan dengan keterampilan dan minat keilmuan. Dalam beberapa situasi orang dengan tipe ini menggunakan pemikiran kompleks dan abstrak untuk memecahkan masalah secara kreatif, Dalam beberapa lingkungan ini ketelitian dan berpikir kritis sangatlah bernilai. Orang dengan tipe investigasi sering menggunakan logika dan pemikiran metodikal yang sangat teliti untuk mencari solusi masalah dalam pekerjaannya. Pekerjaan tersebut mensyaratkan orang untuk menggunakan kemampuan intelektualnya secara bebas untuk memecahkan masalah-masalah. Pekerjaan tersebut tidak mensyaratkan atau mengharuskan kemampuan hubungan manusia untuk memecahkan masalah, tidak perlu juga menggunakan mesin.
3. Lingkungan Artistik (Artistic Environment)
Lingkungan artistik adalah lingkungan bebas dan terbuka yang mendukung kreativitas dan ekspresi personal. Lingkungan ini menawarkan kebebasan yang cukup banyak dalam pengembangan produk dan jawaban.
4. Lingkungan Sosial (Social Environment)
Lingkungan tipe sosial mendukung orang yang fleksibel dan memahami satu sama lain, dimana orang dapat bekerja dengan orang lain dengan cara membantu memecahkan masalah pribadi, masalah karir, mengajar orang lain mempengaruhi spiritualitas orang lain dan bertanggung jawab secara sosial. Lingkungan tipe sosial menitikberatkan nilai-nilai manusia seperti idealistis, baik, bersahabat dan baik hati.
5. Lingkungan Enterprising (Enterprising Environment)
Lingkungan orang dengan tipe enterprising adalah dimana orang mengatur dan membujuk orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau personal. Lingkungan ini merupakan situasi dimana isu finansial dan isu ekonomi memiliki peran utama yang sangat penting dan resiko mungkin di ambil untuk menerima reward.
6. Lingkungan Konvensional (Conventional Environment)
Pengorganisasian dan perencanaan merupakan gambaran yang terbaik untuk lingkungan konvensional. Lingkungan konvensional kebanyakan merupakan lingkungan perkantoran, dimana individu diharuskan menjaga catatan, kertas-kertas file, material copy dan mengorganisasikan laporan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Holland lahir pada tanggal 21 Oktober 1919 di Omaha, Nebraska. Prinsip-prinsip Kepribadian Holland mencakup tiga ide dasar, yaitu Semua orang dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh mereka mendekati salah satu di antara enam tipe kepribadian, berbagai lingkungan yang di dalamnya orang hidup dan bekerja dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh suatu lingkungan tertentu mendekati salah satu model lingkungan (a model environment), perpaduan antara tipe kepribadian tertentu dan model lingkungan yang sesuai.
Tipe-tipe kepribadian menurut John L. Holland, model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland adalah: Realistis, Investigatif, Sosial, Konvensional, Usaha/ tipe Enterpresing, Artistik.
3.2 Saran
Teori Holland oleh banyak pakar psikologi vokasional dinilai sebagai teori yang komprehensif, akan tetapi kurang ditinjau proses perkembangan yang melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase tertentu dalam proses perkembangan itu serta akumulasi rentang umur. Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karir dan konseling karir di institusi pendidikan. Demikianlah makalah teori holland kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan bimbingan konseling karier.
DAFTAR PUSTAKA
Faizmh. 2008. Teori Pilihan Karier menurut John L. Holland
Winkel, W.S & M.M. Sri Hastuti . 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan . Jakarta: PT. Grasindo.
Gibson, Robert dan Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suherman AS, Uman. Tanpa Tahun. Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Winkel, WS dan Sri Hartuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi