Artikel Makalah Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik
Makalah Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik |
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Asas - asas Umum Pemerintahan Yang Baik
Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 terdiri dari: asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbuakaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas. Pemerintah merupakan organisasi yang
memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.
Sedangkan pemerintahan merupakan segala kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban
yang dijalankan oleh lembaga eksekutif untuk mencapai tujuan Negara, atau dalam
arti luas adalah segala kegiatan yang terorganisir yang bersumber pada
kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau
penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan Negara.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan
ada beberapa asas - asas umum yang menjadi pegangan oleh aparat pemerintahan dalam
menggerakan administrasi pemerintahan. Dimana asas dasar pemerintahan tersebut diharapkan
dapat menjadi prinsip pemerintah guna untuk tercapainya kesejahteraan rakyat.
Dan dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa sajakah asas-asas dasar pemerintahan yang baik itu?
1.2
Tujuan
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya akan
asas-asas umum pemerintahan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asas-Asas pemerintahan yang baik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asas mengandung
beberapa arti. Asas dapat mengandung arti sebagai dasar (sesuatu yang menjadi
tumpuan berfikir atau berpendapat), dasar cita-cita (perkumpulan atau
organisasi), hukum dasar. Jadi bertitik tolak dari arti harfiah asas yang
dikemukakan di atas, asas-asas umum pemerintahan yang baik dapat dipahami
sebagai dasar umum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Asas-asas umum pemerintahan adalah
asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan dan aturan hukum.
Asas-asas ini tertuang pada UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas KKN. Siapa yang peduli asas? Mungkin hanya kalangan akademisi.
Padahal asas hukum adalah jantungnya aturan hukum, menjadi titik tolak
berpikir, pembentukan dan intepretasi hukum. Sedangkan peraturan hukum
merupakan patokan tentang perilaku yang seharusnya, berisi perintah, larangan,
dan kebolehan.
Istilah asas pemerintahan yang baik
di beberapa Negara ialah:
- Di Belanda dikenal dengan “Algemene Beginselen van Behoorllijke Bestuur” (ABBB)
- Di Inggris dikenal “The Principal of Natural Justice”
- Di Perancis “Les Principaux Generaux du Droit Coutumier Publique”
- Di Belgia “Aglemene Rechtsbeginselen”
- Di Jerman “Verfassung Sprinzipien”
- Di Indonesia “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik”.
2.2 Perkembangan Asas-asas umum pemerintahan yang baik
Asas-asas umum pemerintahan yang baik lahir dari praktik
penyelenggaraan negara dan pemerintahan sehingga bukan produk formal suatu
lembaga negara seperti undang-undang. Asas-asas umum pemerintahan yang baik
lahir sesuai dengan perkembangan zaman untuk meningkatkan perindungan terhadap
hak-hak individu. Fungsi asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam
penyelenggaraan pemerintah adalah sebagai pedoman atau penuntun bagi pemerintah
atau pejabat administrasi negara dalam rangka pemerintahan yang baik (good
governance).
Perkembangan zaman menuntut pemerintah atau pejabat
administrasi negara untuk semakin memperhatikan aspek kepastian hukum dalam
penyelenggaraan pemerintahan demi ketentraman dan ketertiban kehidupan
masyarakat. Aspek ketentraman dan ketertiban menjadi bagian dari aspek
pelayanan pemerintah atau pejabat administrasi negara terhadap anggota
masyarakat. Salah satu pelayanan tersebut adalah penyelenggaraan kebijakan yang
bersifat taat (konsisten). Konsistensi kebijakan merupakan suatu kebutuhan yang
sangat diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan, antara lain demi memenuhi
tuntutan perlakuan yang sama terhadap segenap warga negara atau untuk
menghindari tindakan yang sewenang-wenang. Perkembangan ini mendorong asas-asas
umum pemerintahan yang baik berkembang ke arah yang lebih positif yang semakin
menambah kekuatan mengikat asas-asas pemerintahan yang baik tersebut. Asas-asas
umum pemerintahan yang baik yang sebelumnya merupakan etika penyelenggaraan
pemerintahan, kemudian berkembang menjadi asas-asas hukum pemerintahan yang
tidak tertulis. Dengan perkembangan ini, asas-asas umum pemerintahan yang baik
semakin memiliki arti dan fungsi yang sangat penting dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan.
Perkembangan asas-asas umum pemerintahan yang baik dari
sekedar tendensi etis menjadi hukum tidak tertulis dapat disebut sebagai proses
positivisasi asas-asas umum pemeritahan yang baik. Di Indonesia, proses
positivisasi asas-asas hukum ke arah yang lebih positif, seperti di negara-negara
lain, juga terjadi. Kecenderungan proses yang demikian sudah mulai tampak sejak
tahun 1994. Dalam salah satu diskusi yang berlangsung di Jakarta pada tahun
1994 ditarik kesimpulan bahwa asas-asas umum pemerintahan yang baik merupakan
kaidah hukum yang tidak tertulis. Dalam diskusi mengenai asas-asas umum
pemerintahan yang baik yang diselenggarakan di Jakarta oleh Lembaga Penelitian
dan Pengembangan Hukum Administrasi Negara pada Tahun 1994 tersebut diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
“bahwa
perumusan AAUPB beserta perincian asas-asasnya secara lengkap memang tidak
dikumpulkan dan dituangkan secara konkret dan formal dalam bentuk suatu
peraturan perundang-undangan khusus tentang AAUPB sebab asas-asas yang
bersangkutan justru merupakan kaidah hukum tidak tertulis sebagai pencerminan
norma-norma etis berpemerintahan yang wajib diperhatikan dan dipatuhi disamping
mendasarkan pada kaidah-kaidah hukum tertulis.”
Proses positivisasi asas-asas umum pemerintahan yang baik
terus berlangsung dalam perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, perkembangan
asas-asas umum pemerintahan yang baik ke arah yang lebih positif semakin
memperkokoh kehadiran asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam lingkungan
tata hukum nasional dan praktik penyelenggaraan pemerintah. Dalam perkembangan
yang terakhir, asas-asas umum pemerintahan yang baik berkembang menjadi hukum
positif tertulis sebab sebagian dari asas-asas umum pemerintahan yang baik
kemudian dituangkan secara formal dalam undang-undang.
Peningkatan status hukum asas-asas umum pemerintahan yang
baik, dari tendensi-tendensi etis (etika pemerintahan) menjadi hukum positif
tidak tertulis atau hukum tertulis, membuat keberadaan asas-asas umum
pemerintahan yang baik semakin penting dalam konteks teori ataupun praktik pemerintahan.
Bahkan, di kemudian hari, sifat kepastian hukum asas-asas umum pemerintahan
yang baik tidak mustahil akan semakin meningkat jika asas-asas umum
pemerintahan yang baik itu secara khusus dituangkan secara formal dalam suatu
undag-undang. Jika asas-asas umum pemerintahan yang baik tersebut dituangkan
secara khusus dalam suatu undang-undang, berarti asas-asas umum pemerintahan
yang baik akan mempunyai kedudukan yang semakin kuat.
2.3 Macam-macam Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik
Kebebasan bertindak pejabat administrasi negara tanpa harus
terikat secara sepenuhnya kepada undang-undang secara teoritis ataupun dalam
kenyataan praktik pemerintahan ternyata membuka peluang bagi penyalahgunaan
kewenangan. Penyalahgunaan kewenangan akan membuka kemungkinan benturan
kepentingan antara pejabat administrasi negara dengan rakyat yang merasa
dirugikan akibat penyalahgunaan kewenangan tersebut. Oleh karena itu, untuk
menilai apakah tindakan pemerintah sejalan dengan asas negara hukum atau tidak,
dapat menggunakan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
Perincian daripada asas umum pemerintahan yang baik itu
terdiri atas tiga belas (13), tetapi penerapan asas itu bagi Indonesia perlu
memperhatikan nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam Pancasila. Lebih-lebih
dengan faham negara hukum menurut Pancasila dan tujuan Peradilan Tata Usaha
Negara itu sendiri yang tidak dapat dipisahkan dari Pancasila yang pada
pokoknya menginginkan adanya keseimbangan antara kepentingan orang-perorangan
dengan kepentingan masyarakat (umum).
Asas – asas umum pemerintahan yang baik itu yakni :
1. Asas Kepastian Hukum
Asas ini menghendaki adanya stabilitas hukum, dalam arti
suatu keputusan yang dikeluarkan oleh Badan Tata Usaha Negara harus mengandung
kepastian dan tidak akan dicabut kembali. Bahkan sekalipun keputusan itu
mengandung kekurangan. Sekali Badan Tata Usaha Negara melakukan pencabutan
terhadap suatu Keputusan yang dikeluarkannya, bisa menimbulkan kesan negatif
dan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Badan Tata Usaha Negara
itu. Termasuk dalam pengertian ini adalah suatu keputusan tidak boleh berlaku
surut.
Salah satu contoh kasusnya yaitu Putusan Dewan Banding
Perdagangan dan Industri, 26 Juni 1957. Dimana suatu ijin tidak boleh ditarik
kembali, walaupun kemudian diketahui bahwa ijin itu diberikan karena suatu
kesalahan yang dilakukan sendiri oleh instansi yang mengeluarkan ijin tersebut.
Dengan demikian asas ini juga menghendaki agar suatu
kekeliruan atau kesalahan yang dilakukan oleh Badan Tata Usaha Negara hendaklah
ditanggung sendiri, tidak menjadi resiko pihak yang menerima keputusan. Hak
seseorang yang telah menerima suatu keputusan harus dihormati oleh Badan Tata
Usaha Negara.
2. Asas Keseimbangan
Asas ini berkenaan dengan keseimbangan antara hukuman yang dapat
dikenakan terhadap seseorang pegawai dengan kelalaian pegawai yang
bersangkutan. Dalam hubungan dengan asas keseimbangan ini, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
- Perlu ada kriteria yang jelas mengenai macam-macam pelanggaran atau kealpaan yang dilakukan oleh seorang pegawai, supaya perbuatan yang sama yang dilakukan oleh orang yang berbeda dikenai hukuman yang sama sehingga keadilan dapat diselenggarakan.
- Pegawai yang bersangkutan harus diberikan kesempatan untuk membela diri.
- Penegakan hukum dan penjatuhan hukum perlu dilaksanakan oleh suatu instansi yang tidak memihak, misalnya oleh badan peradilan.
3. Asas Kesamaan dalam Mengambil Keputusan
Asas ini mengandung arti bahwa pejabat administrasi negara
pada hakikatnya harus mengambil tindakan yang sama atas kasus-kasus yang
faktanya sama. Dengan perkataan lain, jangan sampai terjadi bahwa tindakan yang
dilakukan pejabat administrasi negara terhadap seseorang bertentangan dengan
tindakan yang dilakukan terhadap orang lain, meskipun pada dasarnya terdapat
persamaan pada kedua kasus.
4. Asas Bertidak Cermat
Asas ini menghendaki supaya badan atau pejabat administrasi
negara senantiasa bertindak secara hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian
warga masyarakat.
Contoh kasus : Putusan Mahkota tanggal 14 Agustus 1970,
dengan maksud untuk mencegah kerusakan dan penyakit gigi, oleh Sekretaris
Kesehatan Masyarakat telah dikeluarkan suatu perintah agar dimasukkan bahan
flouride ke dalam air minum. Ternyata tidak semua warga masyarakat tahan terhadap
obat tersebut. Bagi mereka yang tidak tahan, kemudian menuntut juga agar
terhadap mereka diberi kesempatan yang sama untuk memperoleh air yang tidak
dicampur flouride. Dalam pemeriksaan Banding perintah Sekretasis tersebut
dinyatakan batal.
5. Asas Motivasi
Setiap keputusan yang dikeluarkan oleh Badan-badan
pemerintahan harus mempunyai alasan yang jelas, benar dan adil. Perlunya
motivasi dimasukkan dalam setiap keputusan adalah untuk mengetahui
alasan-alasan yang dijadikan sebagai pertimbangan dikeluarkannya keputusan.
6. Asas tidak mencampur adukkan kewenangan
Asas ini berkaitan dengan larangan bagi badan atau pejabat
administrasi negara untuk menggunakan kewenangannya untuk tujuan lain selain
daripada tujuan yang telah ditetapkan untuk kewenangan tersebut. Jadi, suatu
kewenangan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus
dipergunakan untuk kepentingan umum tidak boleh dipakai untuk kepentingan
pribadi.
7. Asas Permainan yang Layak
Asas ini berkenaan dengan prinsip bahwa badan atau pejabat
administrasi negara harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
setiap warga negara untuk mencari kebenaran dan keadilan.
8. Asas Keadilan atau Kewajaran
Asas ini menghendaki agar badan-badan pemerintah tidak
bertindak sewenang-wenang atau tidak wajar. Aspek keadilan dalam setiap
tindakan atau keputusan pejabat administrasi negara mengandung arti bahwa
setiap tindakan pejabat administrasi negara hendaklah dilakukan secara
proporsional, sesuai, dan selaras dengan hak setiap orang. Aspek kewajaran dalam
setiap keputusan atau tindakan pejabat administrasi negara menghendaki supaya
setiap tindakan pejabat administrasi negara harus memperhaikan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat seperti nilai-nilai agama, budaya, ekonomi, sosial,
dan dapat diterima akal sehat.
9. Asas Meniadakan Akibat Keputusan yang Batal
Asas ini menghendaki supaya pejabat administrasi negara
meniadakan semua akibat yang timbul dari suatu keputusan yang kemudian
dinyatakan batal. Sebagai contoh, seorang pegawai dipecat karena diduga
melakukan suatu kejahatan. Akan tetapi, kemudian pengadilan memutuskan bahwa
pegawai yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah. Dalam hal ini, surat
pemecatan tersebut harus dianggap batal sehingga pegawai yang bersangkutan
harus diterima kembali bekerja dan dikembalikan pada jabatan atau posisi
sebelum dipecat.
10. Asas Menanggapi Pengharapan yang wajar
Asas ini menghendaki agar setiap tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah harus menimbulka harapan-harapan pada penduduk. Alat-alat
pemerintahan harus memperhatikan asas ini dengan seksama, sehingga oleh
karenanya terharap suatu harapan yang terlanjur diberikan kepada sesorang tidak
boleh ditarik kembali. Jika ternyata terdapat kekeliruan dalam tindakan itu,
maka kerugian yang timbul sebagai akibat dari kekeliruan atau kelalaian itu
harus ditanggung oleh alat pemerintahan secara konsekuwen dan tidak boleh
dibebankan kepada masyarakat.
11. Asas Perlindungan atas Pandangan Hidup Pribadi
Yang dimaksud dengan asas ini adalah agar pemerintah
memberikan perlindungan terhadap warga negara. Asas ini sebenarnya merupakan
konsekuensi logis dari negara demokratis karena suatu negara hukum yang
demokratis memiliki kewajiban untuk melindungi setiap warganya.
12. Asas Kebijaksanaan
Asas ini menghendaki agar pemerintah dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaannya sebaiknya diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk
menerapkan kebijaksanaan tanpa harus terpaku pada peraturan perundang-undangan
sebab peraturan perundang-undangan selalu mengandung cacat bawaan yakni tidak
selalu menampung segenap persoalan. Untuk itulah, pejabat administrasi negara
perlu diberikan keleluasaan untuk bertindak supaya dapat menyikapi
persoalan-persoalan baru yang timbul dalam masyarakat.
13. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum
Asas ini menghendaki supaya pemerintah dalam
menyelenggarakan tugasnya selalu mengedepankan kepentingan umum sebagai
kepentingan segenap orang.
2.4 Asas asas Umum Pemerintahan Yang Baik Menurut Peraturan Perundang-undangan
Dengan
diundangkannya UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas KKN, Asas-asas umum pemerintahan yang baik di Indonesia
diidentifikasikan dalam Pasal 3 dirumuskan sebagai Asas umum Perpenyelenggaraan
negara, yaitu :
1. Asas Kepastian Hukum
Adalah asas dalam rangka negara
hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan
keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara Negara.
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
Adalah asas yang menjadi landasan
keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan
Negara.
3. Asas kepentingan umum
Adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif.
4. Asas keterbukaan
Adalah asas yang membuka diri
terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia Negara.
5. Asas proporsionalitas
Adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara
6. Asas profesionalitas
Adalah asas yang mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas
Adalah asas yang menentukan bahwa
setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1.
Asas-asas umum pemerintahan adalah asas yang
menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan dan aturan hokum. Asas-asas ini
tertuang pada UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas KKN.
2.
Peningkatan
status hukum asas-asas umum pemerintahan yang baik, dari tendensi-tendensi etis
(etika pemerintahan) menjadi hukum positif tidak tertulis atau hukum tertulis,
membuat keberadaan asas-asas umum pemerintahan yang baik semakin penting dalam
konteks teori ataupun praktik pemerintahan.
3.
Adapun
macam-macam asas umum pemerintahan yang baik di Indonesia yaitu asas kepastian
hukum, asas keseimbangan, asas kesamaan dalam mengambil keputusan, asas
bertindak cermat, asas motivasi, asas tidak mencampur adukkan kewenangan, asas
permainan yang layak, asas keadilan atau kewajaran, asas meniadakan akibat
keputusan yang batal, asas menanggapi pengharapan yang wajar, asas perlindungan
atas pandangan hidup pribadi, asas kebijaksanaan, asas penyelenggaraan
kepentingan umum.
4.
Dengan diundangkannya UU No. 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, Asas-asas umum pemerintahan yang
baik di Indonesia diidentifikasikan dalam Pasal 3 dirumuskan sebagai Asas umum
Perpenyelenggaraan negara.
3.2
Saran
Penulis mengakui dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekeliruan dan kesalahan dan jauh dari sempurna, untuk
itu mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca pada umumnya agar dalam
pembuatan makalah akan lebih baik lagi. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Adisubrata,Winarna S.2002.Etika
Pemerintahan.Yogyakarta:UPP AMP YKPN
Azhary,M Tahir. 2010.Negara
Hukum: suatu study tentang prinsip-prinsipnya dilihat dari segi hokum islam dan
implementasinya pada periode Negara madinah dan masa kini..Jakarta:Kencana
Marbun. 2003. Peradilan Tata Usaha Negara. Yogyakarta
: Liberty.
Sibuea, Hotma. 2010. Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan dan
Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik. Jakarta : Erlangga.
http://asas-asas-pemerintahanyangbaiik.blogspot.com/2013/06/asas-asas-pemerintahan-yang-baik.html