PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN DAN GUGUS KENDALI MUTU KESEHATAN

PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN DAN GUGUS KENDALI MUTU KESEHATAN

GUGUS KENDALI MUTU KESEHATAN
PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN DAN GUGUS KENDALI MUTU KESEHATAN
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT , karena berkat dan karuniaNYA yang telah memberi petunjuk dan hidayahNYA kepada penulis sehingga penulis dapat  menyelesaikan makalah dengan judul ”MELAKUKAN PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN DAN GUGUS KENDALI MUTU KESEHATAN” ini selesai tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta dalam membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah Melakukan Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Dan Gugus Kendali Mutu Kesehatan.
Penulis menyadari bahwa makalah Melakukan Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Dan Gugus Kendali Mutu Kesehatan belum sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah Melakukan Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Dan Gugus Kendali Mutu Kesehatan.
Akhirnya, semoga makalah Melakukan Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Dan Gugus Kendali Mutu Kesehatan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca ada umumnya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Gugus kendali mutu (Quality Control Circle) adalah “ sekelompok kecil petugas yang secara sukarela melakukan kegiatan-kegiatan pengendalian mutu didalam tempat kerjanya sendiri. Anggota kelompok ini berpartisipasi sepenuhnya secara terus menerus dalam program kendali mutu, mengembangkan diri, belajar dan mengajar bersama, dengan teknik-teknik kendali mutu. ( O.C. Circle Headquaters, JUSE ).
Gugus kendali mutu merupakan mekanisme formal fungsional yang dilembagakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah (problem solving) terhadap persoalan-persoalan yang menonjol yang ada ditempat kerjanya, dengan memberikan penekanan pada kreativitas dan partisipasi petugas. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan gugus kendali mutu, anggota gugus memperoleh pengalaman bersama dalam berkomunikasi dengan koleganya, bekerja bersama untuk memecahkan persoalan-persoalan dan membagi temuan-temuan mereka tidak hanya diantara mereka bahkan dengan gugus yang lain diorganisasi.
Dasar Pemikiran yang melatar belakangi perlu adanya gugus kendali mutu dalam usaha kendali mutu ditempat kerja atau lini depan pelayanan adalah :
·         Menyumbangkan perbaikan dan perkembangan kepada organisasi
·         Mengahargai petugas sebagai manusia seutuhnya serta membangun suatu kenyamanan tempat kerja yang menyenangkan, penuh arti dan membahagiakan
·         Membangkitkan atau memperlihatkan kemampuan petugas yang pada dasarnya sangat besar yang dapat dikembangkan dalam meningkatkan mutu kinerja organisasi.
Penilaian mutu pelayanan kebidanan dan gugus kendali mutu kesehatan merupakan pelayanan kebidanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk dan diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan atau kesehatan yang telah ditetapkan. Kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan dan kesehatan pada dasarnya merupakan kesepakatan di antara kalangan profesi sehingga wajib digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan setiap kegiatan profesi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang seperti yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan?
2. Bagaimana Pelayanan Kebidanan Melakukan Penilaian Mutu?
3. Jelaskan Gugus Kendali Mutu Dalam Pelayanan Kesehatan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan utama dalam penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan
2. Untuk Mengetahui Pelayanan Kebidanan Melakukan Penilaian Mutu
3. Untuk Mengetahui Gugus Kendali Mutu Dalam Pelayanan Kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan

Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan yang telah ditetapkan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Layanan kebidanan ini diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah di tetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian. Mutu pelayanan kebidanan menunjukan pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan rasa puas pada klien. Kualitas jasa adalah bagian terpenting dalam memberi kepuasan kepada pelanggan. Pelayanan kebidanan dibawah naungan organisai profesi juga terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan. Kepuasan pasien dan kepercayaan pasien terhadap suatu organisasi sebenarnya sangat memegang peranan penting dalam persaingan disegmen pasar karena pasien/klien sebagai pelanggan merupakan alat promosi yang paling efektif dan akurat untuk menarik perhatian pelanggan lainnya dengan cara memberi informasi kepada orang lain.
Mutu pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dansesuai (yang berhubungandenganstandar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapatmemberikanhasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak (Amirudin, 2007). Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Saifudin, 2006).
Menurut Din ISO 8402 (1986)  Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam memberikan kepuasan pada pengguna layanan.
Menurut JCAHO (1993) Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien mendekati hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan, Layanan kesehatan  bermutu juga merupakan suatu layanan kesehatan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien/konsumen ataupun masyarakat serta terjangka.
Menurut Winston Dictionary (1956) Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang sudah diamati, dan sifat yang dimiliki oleh suatu program.
Sedangkan beberapa ahli juga berpendapat tentang pengertian tentang mutu pelayanan kesehatan adalah:
1. Menurut Azhrul Aswar (1996) mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi.

2. Menurut Mary R.Zimmerman mutu pelayanan kesehatan adalah Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses yang meliputi pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk mendapatkan pelayanan dokter, dan karyawan.

3. Menurut Djoko Wijono mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dan suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi.

Dimensi mutu pelayanan kebidanan adalah :
·         Kompetensi Teknis (Technical competence)
·         Akses terhadap pelayanan (Access to service)
·         Efektivitas (Effectiveness)
·         Efisiensi (Efficiency)
·         Kontinuitas (Continuity)
·         Keamanan (Safety)
·         Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)
·         Kenyamanan (Amenities)
Mutu pelayanan kebidanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat multidimensional. Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai.
Saifudin (2006) menyatakan perbedaan dimensi penilaian mutu pelayanan yaitu :
a.      Bagi petugas memenuhi kebutuhan klien, kelancaran komunikasi, keprihatinan dan keramahtamahan petugas terhadap klien
b.      Bagi penyelengara pelayanan, mutu terkait dengan dimensi kesesuaian pelayanan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, serta otonomi profesi sesuai dengan kebutuhan klien
c.       Bagi penyandang dana, nutu terkait dengan dimensi efisiensi pemakaian dana, kewajaran pembiayaan dan kemampuan menekan beban biaya.
Untuk mengatasi adanya perbedaan dimensi ini disepakati bahwa penilaian mutu berpedoman pada hakekat dasar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan (health needs and demannds) klien pengguna pelayanan yang apabila berhasil akan menghasilkan kepuasan (client satisfaction) terhadap pelayanan kebidanan yang diselenggarakan. Maka mutu pelayanan kebidanan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan rasa puas pada klien. Makin sempurna kepuasan, maka semakin sempurna pelayanan yang dilakukan.
Berkaitan dengan kepuasan, terdapat masalah pokok yang ditemukan yaitu kepuasan bersifat subjektif. Tiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda. Sekalipun pelayanan kebidanan telah memuasakan klien, tetapi masih banyak ditemukan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar profesi dan kode etik. Untuk mengatasi masalah ini dilakukan pembatasan, yaitu:
a.      Pembatasan pada derajat kepuasan pasien
Pengukuran kepuasan dilakukan tidak secara individual, tetapi yang dipakai adalah kepuasan rata-rata. Pelayanan kebidanan bermutu apabila dapat memuaskan rata-rata klien.
b.      Pembatasan pada upayan yang dilakukan
Pelayanan kebidanan yang menimbulkan kepuasan harus memenuhi kode etik dan standar pelayanan kebidanan.
Mutu pelayanan kebidanan merujuk pada tingkat kesempurnaan yang dapat memuaskan dengan tingkat rata-rata klien serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar profesi kebidanan.
Menurut Amiruddun (2007) dalam pelakukan penilaian mutu ada tiga pendekatan penilaian mutu, yaitu :
a.      Struktur
Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas kesehatan.
Struktur = input
Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari :
·         Jumlah, besarnya input
·         Mutu struktur atau mutu input
·         Besarnya anggaran atau biaya
·         Kewajaran
b.      Proses
Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan interaksinya dengan klien
Proses mencakup diagnosa, rencanapengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan penanganan kasus.
Baik tidaknya proses dapat diukur dari :
·         Relevan tidaknya proses itu bagi klien
·         Fleksibilitas dan efektifitas
·         Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang semestinya Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan
c.       Outcomes
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap klien
·         Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif.
·         Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur tertentu.
·         Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional klien

2.2 Pelayanan Kebidanan Melakukan Penilaian Mutu

Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan
1. Lihat daftar tilik
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dsb
2. Lihat sasaran penilaian
A.     Observasi : mengamati pada saat pelayanan
Lakukan pengamatan langsung terhadap petugas pelayanan yang sedang melakukan pelayanan kebidanan terhadap pasien, istilah daftar tilik : (dengan “Ya” atau “Tidak”) sesuai kegiatan apa yang telah dilakukan oleh petugas.
Observasi: suatu penyelidikan yg dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dgn menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yg langsung (Bimo Walgito, 1987:54).
Observasi: suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala-gejala yg sedang /berlangsung baik di dlm (di luar) sekolah (Djumhur, 1985:51). Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan yg memiliki sifat-sifat (depdikbud:1975:50):
a.      Dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
b.      Direncanakan secara sistematis.
c.       Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya.
d.      Dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.
e.      Bersifat kuantitatif.
B.     Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman
        Kartono (1980: 171) interview (wawancara) : suatu percakapan yg diarahkan pd suatu masalah,  ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.  Dlm proses interview terdapat 2 pihak dgn kedudukan yg berbeda. pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainnya berfungsi sebagai pemberi informasi (Information supplyer), interviewer atau informan.
Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan (penjelasan), sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban interviewee dgn kata-kata lain), mengingat-ingat & mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut & berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan) .
·         Wawancara terhadap Petugas
Pengamatan melakukan wawancara terhadap petugas yang diamati untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas yang bersangkutan tentang pelayanan yang telah dilakukan.
·         Wawancara terhadap Pasien
Dilakukan pula wawancara terhadap pasien yang diamati, sewaktu pasien akan meninggalkan tempat pelayanan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien mengenai bagaimana penanganan pelayanan misalnya : penyuluhan, kapan harus kembali atau cara minum obat.
Tujuan : memperoleh informasi yang rinci dan akurat dalam rangka pembuktian kejadian /peristiwa yang seharusnya terjadi adalah benar benar terjadi.
Kebijakan Operasional
·         Komunikasi yang dilakukan oleh tim penilai harus dua arah
·         Dalam wawancara harus diusahakan tidak ada informasi yang hilang
·         Dalam wawancara kata-kata tidak spesifik harus lebih dispesifik, missal: kendaraan     spesifik adalah mobil
·         Dalam wawancara gunakan kata-kata kunci:
§  Mengapa
§  Dimana
§  Apa
§  Kapan
§  Siapa
§  Bagaimana
·         Dalam wawancara usahakan untuk bisa menyelidikin system atau menguji system. Untuk itu tim penilai menggunakan pertanyaan hypothesis misalnya:
§  Apa yang terjadi……………………………
§  Bagaimana tanggapan  anda bila…………………….
·         Untuk sistimatika dalam wawancara maka tim penilai  menggunakan check list sebagai panduan wawancara.
·         Gunakan paduan fish bone diagram untuk melakukan wawancara dalam (deep interview)
C.     Dokumen
Sebuah tulisan yg memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas & informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media elektronik. melihat kelengkapan dokumen rekam medik, register, buku catatan
a.      Pendokumenan Menejemen Asuhan Kebidanan
a)      Bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan pemecahan masalah.
b)      Asuhan kebidanan merupakan suatu pemecahan masalahyang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan dari tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
c)       Penatalaksanaan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan fikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien (PUSDIKNAKES-WHO-JHPIGGU, 2003:30)
b.      Metode pendokumantasian
Adalah suatu system pecatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Konsep Kebidanan, 2003).
Proses penatalaksanaan asuhan kebidanan atau menajemen kebidanan merupakan langkah-langkah yang berurutan dimulai dari pengumpulan data dasar dan diakhirin dengan evaluasi.
Proses menajemen kebidanan.
Ini merupakan urutan langkah saling berhubungan, berkeseimbangan. Untuk mengevaluasi efektivitas dari rencana asuhan diperlukan proses dalam pengumpulan data, mengevaluasinya dan membuat rencana asuhan kembali.
Tujuan Pendokumentasian
a.      Sebagai sarana komunikasi antar petugas kesehatan
Dokumentasian dapat dibagi diantara petugas kesehatan, hal ini penting jika dilakukan rujukan untuk mengetahui sejauh mana kondisi klinis klien dan asuhan yang diberikan kepada klien, sehingga dapat dilakukan penanganan lebih lanjut.
b.      Sebagai aspek financial ekonomi
c.       Merupakan data untuk mengganti penggantian (biaya) yang wajar dan informasi penghematan biaya
d.      Bermanfaat bagi penelitian
e.      Sumber informasi statistic untuk standarisasi dan penelitian kesehatan
f.        Mempunyai aspek legal
Dokumentasi dapat berperan sebagai pembela atau advokasi yang dapat dijadikan sebagai bukti dalam pengusutan kasus-kasus seperti mal praktek, penganiayaan atau pemerkosaan.
SOAP
S    :  Subyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil  pengumpulan data klien dari anamnesa.
O   : obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboraturium.
A   : Assesment, menggambarkan hasil pendokumentasian hasil analisa dan intervensi data subyektif dalam suatu identifikasi.
1.      Diagnosa/masalah
2.      Antisipasi diagnose lain/ masalah potensial
P   : Planning, menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evalusi berdasarkan assessment.
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kasus Terfokus Dengan SOAP dan  7 Langkah Varney’s
Ibu Hamil
Biodata
Subjektif
a)      Keluhan ibu pada kehamilan
b)      Riwayat kehamilan sekarang
c)       Hasil tes kehamilan
d)      Pergerakan janin yang dirasakan pertama
e)      Keluhan yang dirasakan
f)        Pola makan
g)      Pola eliminasi
h)      Aktivitas sehari hari
i)        Kontrasepsi yang terakhir kali digunakan
j)        Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
k)      Riwayat penyakit yang perna/sedang diderita
l)        Riwayat psikososial
m)   Riwayat kesehatan keluarga
Objektif
a)      Keadaan umum
b)      Tanda-tanda vital
c)       Tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas
·         Pemeriksaan fisik: kelopak mata, konjungtiva, sclera, mulut dan gigi, pemeriksaan kelenjar tyroid dan getah benih, jantung, peruh, pembesaran [ayudara, putting susu, nyeri pinggang, posisi tulang belakang, ekstrimitas atas/bawah, odem, reflex patella, varises, abdomen (bekas luka operasi, linea, strie).
·         Pemeriksaan palpasi Leopold: TFU, difundus teraba bokong, sebelah kanan/kiri teraba punggung atau ekstrimitas, bagian terendah kepala, sejauh mana kepala mask pintu atas panggul.
·         Auskultasi: bunyi jantung janin, frekuensi, puctum maximum
·         Anogenital: perineum, vulva vagina, pengeluaran pervagunam normal, hemoroid tidak ada.
Assasemen
a.      Interpretasi data dibuat dari hasil pengkajian
b.      Diagnose dibuat dengan dasr HPHT dan TFU, sudah atau belum perna hamil, sudah atau belum perna melahirkan.
c.       Diagnose janin dibuat dengan dasar BJJ, punctum maximum, bagian terendah janin.
Planning
a)      Memberitahukan hasil pemeriksaan
b)      Menjelaskan tentang nutrisi yang ade kuat yaitu peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/perhari, makanan yang mengandung protein seperti ikan, telur, tempe, dan zat besi seperti hati, sayur-sayuran serta minuman cukup cairan
c)       Jelaskan tentanf personal hygien, mandi dua kali sehari dan menjaga kebersihan yang lebih pada daerah lipatan kulit (ketiak, bawah payudara dan daerah genetalia)
d)      Berikan obat Fe dan vitamin
e)      Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan seperti pendarahan pervaginam, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri ulu hati, ketuban pecah sebelum pada waktunya, janin tidak bergerak seperti biasanya dan demam yang tinngi
f)        Rencanakan kunjungan berikutnya sesuai kehamilan

2.3 Gugus Kendali Mutu Dalam Pelayanan Kesehatan

Secara sederhana, gugus kendali mutu adalah system partisipasi manajemen dimana karyawannya memberikan saran dan usaha untuk meningkatkan perusahaan secara lebih baik. Namun demikian, ada pula beberapa define lain yaitu:
1.      Gugus kendali mutu (GUGUS KENDALI MUTU) adalah suatu kelompok kecil dari para karyawan yang bekerja dalam bidang tugas yang sama, dengan mengadakan pertemuan untuk mengenal, menganalisa dan memecahkan masalah kualitas. Keanggotaannya secara sukarela
2.      Menurut IAQC, GUGUS KENDALI MUTU adalah suatu kelompok karyawan pabrik yang bekerja dalam bidang tugas yang sama. Biasanya yang didiskusikan mengenai masalah kualitas, menyelidiki penyebabnya. Mengusulkan pemecahan dan melakukan tindakan perbaikan sebatas wewenang mereka.
3.      Menurut General Electric,GUGUS KENDALI MUTUbukanlah suatu system atau mode ataupun program ,melainkan filsafat hidup (way of life ),suatu perubahan dalam cara berpikir seseorang.Hal ini tidak akan mengakibatkan perubahan terhadap struktur organisasi atau manajemen.tetapi akan membawa perubahan terhadap sikap hubungan anda dengan orang yang anda dengan orang yang ada dalam lingkungan pekerja.
4.      GUGUS KENDALI MUTUadalah suatu aktifitas dari suatu setiap karyawan yang mempunyai tanggung jawab terhadap kualitas diorganisasi dan mempunyai tujuan meningkatkan pengembangan individu dan menjadikan tempat kerja yang menyenangkan.
Dari defenisi tersebut diatas dapat diambil hal-hal pokok mengenai gugus yaitu:
1.      Gugus adalah kelompok kecil yang mengadakan pertemuan secara berkala pada waktu yang telah ditentukan.
2.      Keanggotaan gugus berdasarkan suka rela
3.      Masalah yang tidak hanya diidenfikasi (dikenali),tetapi juga diselidiki dan dipecahkan
4.      Tujuan GUGUS KENDALI MUTUadalah pengembangan setiap individu dan peningkatan keserasian tempat kerja (menjadikan tempat kerja yang menyenangkan )
Tujuan
1.      Menggali dan mengembangkan kemampuan pekerja ( individu)
2.      Menciptakan suasana kerja secara kekeluargaan yang harmonis
3.      Meningkatkan mutu kerja dan hasil kerja
4.      Meningkatkan rasa tanggung jawab seluruh karyawan untuk maju dan berkembang.
5.      Memberi kesempatan kepada karyawan untuk maju dan berkembang
6.      Menciptakan hubungan yang harmonis dan dinamis antara pimpinan dengan pekerja
7.      Meningkatkan kernampuan dalam memecahkan masalah
8.      Menampung dan menyalurkan saran-saran positif dari karyawan.
Manfaat Gugus Kendali Mutu
A.     Bagi karyawan:
·         Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pribadi.
·         Kesempatan untuk menemukan dan memecahkan masalah yang belum mendapat perhatian orang lain.
·         Latihan menganalisis masalah dengan mempergunakan metode-metode statistik yang praktis.
·         Lebih memahami teknik-teknik pengendalian kualitas.
·         Mendorong peningkatan kreativitas.
B.     Bagi organisasi perusahaan:
·         Sarana untuk meningkatkan produktivitas.
·         Kualitas hasil kerja pelayanan dan jasa menjadi lebih baik.
·         Membangkitkan semangat dan mengembangkan rasa memiliki, bertanggung jawab dan selalu mawas diri dari seluruh karyawan
·         Mengurangi kesalahan serta memperbaiki mutu.

Cara Membentuk Gugus Kendali Mutu

1. Gugus dibentuk secara spontanitas dan sukarela, oleh karyawan dalam unit kerja yang sama
2.    Setiap gugus beranggotakan antara 3 - 10 orang dan memberi nama gugus.
3.    Gugus harus memilih ketua dan sekretaris secara musyawarah dengan mendasarkan pada kemampuan mengkoordinir kegiatan gugus.
4.   Gugus yang telah terbentuk harus dilaporkan kepada Organizing Committee untuk mendapat bimbingan.

Tugas dan Fungsi Koordinator Gugus dan Anggotanya

A.     Tugas Koordinator
1.      Memimpin, mengerakkan dan mendorong gugus agar ikut berpartisipasi aktif
2.      Menerapkan konsep Pengendalian Mutu Terpadu dalam gugus
3.      Membina dan membimbing anggota agar kemampuan dan ketrampilannya meningkat.
4.      Menanamkan pengertian dan kesadaran akan manfaat kegiatan gugus dan membahas problem yang direncanakan.
5.      Merumuskan hasil-hasil yang dicapai oleh gugus
6.      Melaksanakan program kerja.
7.      Mendorong anggotanya agar berani mengemukaan pendapat atau gagasannya
B.     Tugas dan fungsi anggota gugus
1.  Mengikuti pertemuan dengan disiplin, mengemukakan pendapat dan pemikirannya.
2.        Mengikuti kegiatan gugus secara aktif dan penuh tanggung jawab.
3.    Secara bergantian, tiap anggota menjadi juru bicara gugus sebagai bagian dan penguasaan tehnik pengendahan mutu.

2.4 Proses Kegiatan Gugus Kendali Mutu

§  Masalah analisa
§  Identifikasi masalah
§  Presentasi Kpd pimpinan
§  Penerapan hasil

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN Gugus Kendali Mutu

A.        Konsolidasi
  1. Diadakan diskusi atau dialog bagi pemimpin perusahaan supaya                                          benar-benar memahami makna dan kepentingan. gugus dalam                                                  meningkatkan mutu.
  2. Pimpinan harus merekomendasi untuk mengadakan aktifitas Gugus Kendali Mutu dalam perusahaan
  3. Mengangkat kepala dan anggota komite gugus.
  4. Mengadakan pelatihan dan pendidikan Gugus Kendali Mutu bagi anggota komite gugus.
  5. Mengadakan pelatihan dan pendidikan Gugus Kendali Mutu bagi calon pimpinan gugus.
B.        Sosialisasi
1.   Pendaftaran gugus dan pengangkatan pimpinan gugus.
2.    Pelatihan Gugus Kendali Mutu bagi pimpinan dan anggota gugus.
3. Pendafaran nama masing-masing gugus dan menentukan rencana                        kegiatannya.
C.        Operasional
1.      Melaksanakan pertemuan semacam kick off meeting
2.      Pelaksanaan aktifitas gugus melalui pekerjaan keseharian.
D.        Publikasi
1.  Menerbitkan majalah/ terbitan berkala yang isinya melaporkan aktifitas dan hasil yang dicapai gugus.
2. Membantu segala aktifitas gugus dan peningkatan ketrampilan dan tehnik gugus dalam memperbaiki mutu
3.          Mengadakan evaluasi rutin untuk mengetahui perkembangan gugus.

referensi
Amiruddin, R., Wahyuddin (2007). Studi kasus kontrol faktor biomedis terhadap kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Bantimurung.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Pembendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar National Indonesia (SNI 19-8402-1986)
Webster Dictionary Third New International Dictionary (1956) 
Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan. 
Watts, R. dan Zimmerman, J. L., 1986. Positive Accounting Theory. New York: 
Prentice Hall
Djoko wijono, 2000.manajemen mutu pelayanan kesehatan.surabaya : airlangga university

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »