Makalah Layanan BK Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Kata Pengantar
Assalamulaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Layanan BK. Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagaimana pentingnya layanan bimbingan dan konseling serta jenis-jenisnya. Atas dukungan moril dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini maka penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Bimbingan Konseling yang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan baik secara moral maupun spiritual. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun dari rekan-rekan demi penyempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses interaksi antara konselordengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya, Bimbingan dan Konseling juga dikatakan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Dengan demikian dapat kita ihat bagaimana peran dan fungsi bimbingan dan konseling dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu dengan pentingnya bimbingan konseling tersebut tentunya tentunya banyak pihak yang menerima manfaat dan mengunakan fungsi bimbingan konseling tersebut.Oleh karena itu maka timbulah pembahasan tentang layanan yang disediakan bimbingan konseling.
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya. Yang oleh karena itu layanan bimbingan konseling ini sangat penting dimana dalam prosesnya akan melibatkan banyak pihak.
Hal ini sangat penting dibahas mengingat pentingnya bimbingan konseling sendiri bagi sekolah dan pihak lainnya yang membutuhkan peran dan fungsi dari bimbingan konseling. Untuk itu alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu apa saja layanan yang disediakan bimbingan konseling tersebut serta kegiatan apa saja yang dapat menunjang keberhasilah bimbingan konseling agar kita lebih mudah memanfaatkan fungsi dari bimbingan konseling yang ada aaupun yang kita inginkan.
2. Rumusan Masalah
- Apa pengertian dari layanan Bimbingan dan Konseling?
- Apa saja jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling?
- Apa saja Kegiatan Pendukung dari Layanan Bimbingan dan Konseling?
3. Tujuan Penulisan Makalah
- Dapat mengetahui pengertian layanan Bimbingan dan Konseling
- Dapat mengetahui apa saja jenis-jenis dari Layanan Bimbingan dan Konseling
- Dapat mengetahui apa saja Kegiatan Pendukung dari Layanan Bimbingan dan Konseling
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Definisi bimbingan
Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank parson, dalam Jones, 1951).
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno dan Erman Amti, 1994: 99).
bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Bimo Walgito 1982: 11)
Jadi, Bimbingan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk menbina, mengarahkan maupun menunjukkan arah jalan keluar suatu permasalahan agar individu dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungannya (membantu individu agar berkembang dengan baik).
2. Definisi konseling
Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut (Bernard & Fullmer, 1969).
Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor) membantu yang lain supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan dating (James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud, 1976:19).
konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interprestasi-interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat (Smith dalam Shertzer & Stone, 1974).
Konseling adalah pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli baik berupa saran, kritik, atau motivasi guna terpecahnya suatu permasalahan yang dihadapi oleh konseli.
3. Definisi Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan solusi bagi peserta didik di sekolah agar peserta didik menjadi lebih baik dari segi perilakunya.
Layanan bimbingan dan konseling adalah bagian integral dari pendidikan di Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personil sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas.
2. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanannya adalah sebagai berikut :
A. Layanan Orientasi
Layanan Orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut :
- Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
- Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
- Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan hubungan social siswa.
- Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
- Peranan kegiatan bimbingan karier.
- Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa. (Sukardi, 2000:43-44).
Tujuan kegiatan layanan orientasi yaitu :
- Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan social.
- Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa.
- Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai kondisi, situasi dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.
B. Layanan Informasi
Layanan Informasi adalah layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Materi layanan informasi menyangkut :
- Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.
- Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk penyaluran dan pengembangannya.
- Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
- Nilai-nilai social, adat istiadat dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.
- Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus, dan program tambahan.
- Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti UN/UNAS.
- Fasilitas penunjang/sumber belajar.
- Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
- Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan/karier serta prospeknya. (Sukardi, 2000:44).
Tujuan layanan informasi adalah untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan. (Prayitno, 2009).
Tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi yaitu :
- Para siswa dapat mengorientasi dirinya kepada informasi yang diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.
- Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.
- Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana memperoleh informasi.
- Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuannya. (Budi Purwoko, 2008:52).
C. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan Penempatan dan Penyaluran adalah layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pilihan, magang, kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.
Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi :
- Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.
- Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan social sekolah.
- Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN.
- Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri. (Budi Purwoko, 2008:45)
Tujuan layanan penempatan dan penyaluran ada 2, yaitu :
a. Tujuan umum
Tujuan umum pelaksanaan penempatan dan penyaluran adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan potensi dirinya. Kesesuaian terhadap tempat dalam pengembangan diri seperti pada lingkungan sekolah, organisasi, pekerjaan, dan juga pendidikan lanjut. (Prayitno, 2009:3).
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan penempatan dan penyaluran lebih spesifik mengarahkan siswa kedalam penguasaan kompetensi yang sesuai dengan bakatnya yaitu “membantu siswa mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas”. Tercapainya tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa untuk terhindar dari permasalahan pengembangan diri dan juga siswa akan mampu merancang masa depannya secara realistic. (Prayitno, 2009:4).
D. Layanan Bimbingan Belajar
Layanan Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering kegagalanitu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai. (Prayitno, 2009:279).
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap: :
1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Di sekolah, disamping banyaknya siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti, angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar. Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh-contoh yang disebutkan itu. Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas :
- Keterlambatan Akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
- Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
- Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
- Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
- Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, dan pengamatan.
- Tes Hasil Belajar, yaitu suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya.
- Tes Kemampuan Dasar, setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku.
- Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar, sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar.
- Tes Diagnostik, Tes Diagnostik merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
- Analisis Hasil Belajar atau Karya, analisis hasil belajar atau karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostik. Tujuannya sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yan dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu.
2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan di depan perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :
- Pengajaran Perbaikan, pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.
- Kegiatan Pengayaan, kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.
- Peningkatan Motivasi Belajar, seorang siswa yang awalnya mempunyai motivasi belajar yang amat tinggi, tetapi tiba-tiba menjadi pudar. Seorang guru, konselor, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasinya dalam belajar.
- Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sebagian siswa memang memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu mereka diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusaha mengubah atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya itu.
Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor adalah saling membantu, mengisi, dan menunjang.Sebagaimana disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa lapangan dan penggerak kegiatan pembelajaran siswa, sedangkan konselor sebagai arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan dan pertimbangan bagi ditetapkannya layanan bimbingan belajar.Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan menafsirkan nilai-nilai teshasil belajar, tetapi tes itu sendiri dibuat oleh guru. Dalam hasil itu memang diharapkan adanya tes hasil belajar yang sudah dibakukan, tetapi sambil menunggu tersedianya tes baku itu, “tes buatan guru” adalah sangat penting.
Tes kemampuan dasar (inteligensi) dan skala sikap dan kebiasaan belajar harus dibakukan terlebih dahulu.Konselor secara langsung menyelenggarakan tes dan skala itu (dengan bantuan guru) sampai didapatkannya hasil dan penafsiran yang dapat diterapkan bagi pelayanan bimbingan belajar.Tes diagnostik dan analisis hasil belajar lebih banyak dilakukan oleh guru, karena materi kedua instrumen/prosedur itu secara langsung terkait pada hasil usaha pembelajaran yang dikelola oleh guru.Konselor membantu merancang dan memberikan pertimbangan tentang penyelenggaraan tes diagnostik dan analisis hasil belajar.
Berdasarkan hasil-hasil pengungkapan kelemahan dan kekuatan siswa dengan mempergunakan instrumen/prosedur di atas, konselor dan guru merancang layanan bimbingan belajar bagi siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan kelompok belajar, bimbingan/konseling kelompok atau individual, ataupun kegiatan lainnya. Dalam pelaksanaannya peranan konselor dan guru masing-masing atau bersama-sama tergantung pada materi layanan.Layanan yang materinya lebih banyak menyangkut penguasaan bahan pelajaran (seperti pengajaran perbaikan dan kegiatan pengayaan) menuntut peranan guru lebih besar, sedangkan pelayanan yang menuntut pengembangan motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar menuntut lebih banyak peranan konselor.Keadaan yang lebih dikehendaki ialah apabila kedua pihak selalu bahu-membahu meningkatkan kemampuan siswa belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. (Prayitno, 2009:286)
E. Layanan Konseling Perorangan
Konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dank lien. Dalam hubungan ini masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan ini, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Bahkan dikatakan bahwa konseling merupakan “jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara menyeluruh. Hal itu berari agaknya bahwa apabila layanan konseling telah memberikan jasanya, maka masalah klien akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti atau berperan sebagai pendamping. Atau dengan kata lain, konseling merupakan layanan inti yang pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha yang benar-benar tinggi.
Implikasi lain pengertian “jantung hati” itu ialah, apabila seorang konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa dan bagaimana pelayanan konseling itu (dalam arti memahami, menghayati, dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai teknik dan teknologinya), maka dapat diharapkan ia akan dapat menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya dengan tidak mengalami banyak kesulitan.
Dapat disimpulkan bahwa Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. (Hallen, 2002:85)
Tujuan Layanan Konseling Perorangan.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialaminya, kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya. Dengan perkataan lain, konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami klien.
Isi layanan konseling perorangan tidak ditentukan oleh konselor (pembimbing) sebelum proses konseling dilaksanakan. Dengan perkataan lain, masalah yang dibicarakan dalam konseling perorangan tidak ditetapkan oleh konselor sebelum proses konseling dilaksanakan. Persoalan atau masalah sesungguhnya baru dapat diketahui setelah dilakukan identifikasi melalui proses konseling. Setelah dilakukan identifikasi melalui baru ditetapkan masalah mana yang akan dibicarakan dan dicarikan alternatif pemecahannya melalui proses konseling dengan berpegang pada prinsip skala perioritas pemecahan masalah. Masalah yang akan dibicarakan (yang menjadi isi layanan konseling perorangan) sebaiknya ditentukan oleh peserta layanan (siswa) sendiri dengan mendapat pertimbangan dari konselor.
Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan konseling perorangan mencakup:
- Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang pengembangan pribadi.
- Bidang pengembangan social.
- Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan belajar.
- Bidang pengembangan karier.
- Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga, (Tohirin, 2007:164)
- Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.
- Pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat serta penyaluran dan pengembangannya. (Giyono, 2015:62)
F. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/ untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu. (Tohirin, 2007:170).
Apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang. Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat an cepat, layanan kelompok semakin menarik.
Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan hanya menyangkut aspek ekonomi/efisiensi. Dalam layanan kelompok interaksi antarindividu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi social yang intensif dan dinamis selamaberlangsungnya layanan, diharapkan tujuan-tujuan layanan (yang sejajar dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok). (Prayitno, 2009:307).
Perbedaan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok adalah cara yang amat baik untuk menangani konflik-konflik antarpriibadi dan membantu individu-individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Tenaga yang dapat diandalkan untuk menyelenggarakan layanan konseling kelompok adalah konselor. Konselor yang efektif dalam konseling perorangan akan efektif pula dalam konseling kelompok. Dapat diandalkan untuk menyelenggarakan layanan konseling kelompok adalah konselor. Konselor yang efektif ddalam konseling perorangan akan efektif pula dalam konseling kelompok. (Prayitno, 2009:314).
A. Aplikasi Instrumentasi Data
Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan. Fungsi kegiatan ini adalah pemahaman dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan bentuk himpunan data,Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah:
Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis konselor dapat bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional)
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1. Perencanaan
Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.
3. Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4. Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
B. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1. Perencanaan
Menetapkan jenismenetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.
3. Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya
4. Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Teknis penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
C. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien.Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
1. Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2. Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa
3. Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa
4. Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.
D. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah adalah kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1. Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR, menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR, melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal), Membahas masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan hasil KR
3. Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap efektifitas penggunaan hasil KR terhadap penanganan kasus.
4. Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan KR, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
E. Alih Tangan Kasus.
Alih tangan kasus adalah kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi wewenang Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah
1. Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi ATK dan kelengkapan administratif
2. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.
3. Evaluasi dan Analisis
Membahas ATK melalui: Klien, laporan dan hasil lain dan analisis hasil ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah klien. Serta melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentasan permasalahan klien secara menyeluruh
4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
F. Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung
Kegiatan pendukung berfungsi mendukung/membantu penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan konseling.Dalam kaitan ini, perlu diingatkan bahwa terlaksananya layanan bimbingan dan konseling adalah lebih utama daripada kegiatan-kegiatan pendukung.Hal ini tidak berarti bahwa kegiatan pendukung menjadi kurang penting dan tidak perlu dilaksanakan.
Kegiatan pendukung sangat tetap penting dan perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai mendesak dan mengecilkan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih utama itu.Keadaan yang terbaik adalah apabila segenap layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara penuh dengan memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara dengan mantap.
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya, oleh karena itu sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanan yang dimiliki oleh bimbingan konseling antara lain layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, konseling perorangan, dan bimbingan konseling kelompok
Keberhasilan layanan bimbingan konseling tidak terjadi dengan sendirinya, hal ini terjadi karena beberapa kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling tersebut sehingga layanan bimbingan konseling dapat dinikmati oleh pihak-pihak yang membutuhkan layanan tersebut. Kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling ini antara lain aplikasi instrument data, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan operassionalisasi dan pengunaan hasil kegiatan pendukung
2. Saran
Demikianlah makalah layanan bimbingan konseling dibuat, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik allah swt. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penyusun butuhkan, dan semoga untuk kepenulisan artikel yang bertema serupa dapat menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka
Budi Purwoko.2008. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya: Unesa University Press.
Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Giyono. 2015. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Media Akademia.
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tohirin. 2007.Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Baca Juga: Layanan Bimbingan dan Konseling
3. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:A. Aplikasi Instrumentasi Data
Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan. Fungsi kegiatan ini adalah pemahaman dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan bentuk himpunan data,Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah:
- Materi yang hendak diungkapkan,
- bentuk instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan responden yang bertugas untuk mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes melalui pengadministrasi yang diselenggarakan oleh Konselor.
Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis konselor dapat bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional)
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1. Perencanaan
Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.
3. Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4. Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
B. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1. Perencanaan
Menetapkan jenismenetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.
3. Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya
4. Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Teknis penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
C. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien.Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
1. Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2. Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa
3. Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa
4. Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.
D. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah adalah kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1. Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR, menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR, melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal), Membahas masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan hasil KR
3. Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap efektifitas penggunaan hasil KR terhadap penanganan kasus.
4. Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan KR, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
E. Alih Tangan Kasus.
Alih tangan kasus adalah kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi wewenang Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah
1. Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi ATK dan kelengkapan administratif
2. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.
3. Evaluasi dan Analisis
Membahas ATK melalui: Klien, laporan dan hasil lain dan analisis hasil ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah klien. Serta melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentasan permasalahan klien secara menyeluruh
4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
F. Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung
Kegiatan pendukung berfungsi mendukung/membantu penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan konseling.Dalam kaitan ini, perlu diingatkan bahwa terlaksananya layanan bimbingan dan konseling adalah lebih utama daripada kegiatan-kegiatan pendukung.Hal ini tidak berarti bahwa kegiatan pendukung menjadi kurang penting dan tidak perlu dilaksanakan.
Kegiatan pendukung sangat tetap penting dan perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai mendesak dan mengecilkan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih utama itu.Keadaan yang terbaik adalah apabila segenap layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara penuh dengan memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara dengan mantap.
BAB III
PENUTUP
1. KesimpulanLayanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya, oleh karena itu sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanan yang dimiliki oleh bimbingan konseling antara lain layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, konseling perorangan, dan bimbingan konseling kelompok
Keberhasilan layanan bimbingan konseling tidak terjadi dengan sendirinya, hal ini terjadi karena beberapa kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling tersebut sehingga layanan bimbingan konseling dapat dinikmati oleh pihak-pihak yang membutuhkan layanan tersebut. Kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling ini antara lain aplikasi instrument data, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan operassionalisasi dan pengunaan hasil kegiatan pendukung
2. Saran
Demikianlah makalah layanan bimbingan konseling dibuat, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik allah swt. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penyusun butuhkan, dan semoga untuk kepenulisan artikel yang bertema serupa dapat menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka
Budi Purwoko.2008. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya: Unesa University Press.
Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Giyono. 2015. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Media Akademia.
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tohirin. 2007.Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Baca Juga: Layanan Bimbingan dan Konseling