MANAJEMEN PENDIDIKAN DI INDONESIA



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Ia mengerjakan fungsi-fungsinya dengan jalan mempengaruhi perbuatan orang-orang. Proses ini meliputi perencanaan, organisasi, koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sessuatu mengenai urusan sekolah yang langsung berhubungan dengan pendidikan seklah seperti kurikulum, guru, murid, metode-metode, alat-alat pelajaran, dan bimbingan. Juga soal-soal tentang tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan, dan pembiayaan yang diperlukan penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Jelaskan Pengertian Manajemen Pendidikan?
2.      Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Pendidikan?
3.      Jelaskan Manajemen Pendidikan Indonesia?
4.      Bagaimanakah Perencanaan Manajemen Pendidikan Indonesia?
5.      Bagaimanakah penerapan Manajemen Pendidikan Di Indonesia?
 
1.3 Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian, Hal Yang Melatarbelakangi Manajemen Pendidikan
2.      Untuk Mengetahui Perencanaan Serta Penerapan Manajemen Pendidikan di Indonesia




BAB II
PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Manajemen Pendidikan

1. Pengertian Manajemen Pendidikan Secara Umum
Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesia disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari “administratie” yang berarti tata-usaha. Dalam pengertian manajemen tersebut, administrasi menunjuk pada pekerjaan tulis-menulis di kantor. Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis.

2. Pengertian Manajemen Pendidikan Menurut Ahli
1.      Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
2.      Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Lebih lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian Manajemen  Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut :
1.      Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan bagi manusia.
2.      Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian kegiatan pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu bangsa.
3.      Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar tercipta kondisi kerja yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam kegiatan pendidikan itu.
4.      Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum (skala tujuan umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan (skala tujuan khusus).
5.      Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Tujaun pokok mempelajari manajemen pendidikan adalah untuk memperoleh cara, tekhnik, metodeyang sebaik-baiknya di lakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas ( seperti tenaga, dana, fasilitas, personal, material, maupun spritual ) sanangat diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan produktif.

2.2 Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Pendidikan
Manajemen dalam pendidikan diperlukan untuk mengantisipasi perubahan global disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas/mutu pendidikan dalam pengelolaannya.
Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan berkualitas/bermutu, jika proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan.Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan,keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Menurut Handoko pentingnya manajemen dalam kehidupan ini disebabkan beberapa hal, antara lain:
a.       Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja.
b.      Perusahaan akan berhasil baik jika manajemen diterapkan dengan baik.
c.       Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
d.      Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
e.       Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
f.       Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama sekelompok orang.


2.3 Manajemen Pendidikan Indonesia
Pada awal abad XXI ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.
Pada saat ini pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang menonjol (1) masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan; (2) masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan (3) masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi. Ketimpangan pemerataan pendidikan juga terjadi antarwilayah geografis yaitu antara perkotaan dan perdesaan, serta antara kawasan timur Indonesia (KTI) dan kawasan barat Indonesia (KBI), dan antartingkat pendapatan penduduk ataupun antargender.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal tersebut tercermin, antara lain, dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang dilaksanakan oleh organisasi International Educational Achievement (IEA) yang menunjukkan bahwa siswa SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta studi. Sementara untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), studi untuk kemampuan matematika siswa SLTP di Indonesia hanya berada pada urutan ke-39 dari 42 negara, dan untuk kemampuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hanya berada pada urutan ke-40 dari 42 negara peserta.
Secara teoritis seperti diungkapkan oleh Tilaar ada beberapa alasan mengenai pendidikan di Indonesia. Pertama, Masyarakat dan bangsa kita dalam ancang-ancang memasuki tahap pembangunan nasional yang penting yaitu pembangunan nasional jangka panjang kedua.
Alasan.  Kedua, Tilaar konsen pada pendidikan saat ini ialah pengamatan dia mengenai perkembangan dunia pendidikan nsional dewasa ini yang semakin membutuhkan suatu manajemen atau npengelolaan yang semakin baik.


2.4 Perencanaan Manajemen Pendidikan Indonesia
Perencanaan Pendidikan Nasional pada hakekatnya adalah bagian dari SISMENAS, Rencana manajemen pendidikan nasional merupakan subsistem dari SISMENAS. RENMENDIKNAS sebagi sub sistem SISMENAS  pelaksanaannya  dapat dikemukakan dalam fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.      TKM  sebagai arus masukan SISDIKNAS.
Tata kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya dipengaruhi oleh arus globalisasi. Pengaruh-pengaruh tersebut harus disaring agar dapat memberikan dampak positif dalam pembinaan SISDIkNAS. 
2.      Fungsi-fungsi TKPB untuk mewujudkan kepentingan rakyat melalui SISDIKNAS.
Fungsi ini dipergunakan untukmewujudkan kepentingan masyarakat, dalam hal ii kepentingan rakyat untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.
3.      Administrasi SISDIKNAS
Administrasi sebagai sebagai faktor karsa dri SISMENAS meliputi dua hal :
a.       Pengaturan partisipasi perorangan dan kelompok
b.      Pengaturan kekuasaan dan kewenangan.
4.      Manajemen SISDIKNAS
Manajemen Sisdiknas merupakan suatu proses sosial yang direkayasa untuk mencapai tujuan sisdiknas secara efisien, dan efektif dengan mengikutsertakan kerjasama, serta partisipasi seluruh masyarakat. Ada tiga hal yang penting yaitu :
a.       Manajemen SISDIKNAS sebagai sutu proses sosial.
b.      Rekayasa utnuk mencapai tujuan SISDIKNAS
c.       Pengikutsertaan (partisipasi) masyarakat.
Sebagi proses sosial, manajemen SISDIKNAS tidak terlepas dari SISMENAS  yang pada hakekatnya mengemban kepentingan nasional atau kepentingan rakyat.
5.      Organisasi SISDIKNAS.
Suatu organisasi yang efektif akan mendukung proses manajemen SISDIKNAS dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.  

2.5 Penerapan Manajemen Pendidikan di Indonesia
Ada dua hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan dunia pendidikan, yakni (1) evaluasi pendidikan, dan (2) pemikiran untuk memfungsikan pendidikan di Indonesia. Dari dua hal ini ketika kita tarik kedalam menejemen pendidikan yang berjalan di Indonesia, ada beberapa fenomena menarik yang sangat menonjol dewasa ini, diantaranya ialah :
a)      Pendidikan kita tidak mendewasakan anak didik,
b)      Pendidikan kita telah kehilangan objektivitasnya,
c)      Pendidikan kita tidak menumbuhkan pola berfikir,
d)     Pendidikan kita tidak menghasilkan manusia terdidik,
e)      Pendidikan kita dirasa membelenggu,
f)       Pendidikan kita belum mampu membangun individu belajar,
g)      Pendidikan kita dirasa linier-indroktinatif,
h)      Pendidikan kita belum mampu menghasilkan kemandirian, dan
i)        Pendidikan kita belum mampu memberdayakan dan membudayakan peserta didik.
Fenomena tersebut di atas, itu semua adalah tentang evaluasi dari pendidikan kita yang ada sekarang ini. Sedangkan pemikiran untuk memfungsikan pendidikan di Indonesia dirasa selain merupakan tuntutan kebutuhan di atas, juga dibutuhkan adanya (1) “peace education” pendidikan yang damai / menyejukkan; (2) pendidikan yang mampu membangun kehidupan demokratik; (3) pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat menjunjung tinggi HAM, dan (4) pendidikan yang mampu membangun keutuhan pribadi manusia berbudaya.




BAB III
PENUTUP



3.1 Kesimpulan
Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Manajemen dalam pendidikan diperlukan untuk mengantisipasi perubahan global disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas/mutu pendidikan dalam pengelolaannya.
Manajemen Pendidikan nasional pada hakekatnya merupakan keterpaduan dari proses dan sistem manajemen pendidikan secara menyeluruh dalam mencapai tunjuan pendidikan dan pembangunan nasional. Kebijakan pemerintah dan bergai upaya diusulkan oleh para ahli dalam mengatasi persoalan manajemen pendidikan nasional.
3.2 Saran
Tantangan globalisasi yang melanda setiap bangsa memerlukan penyikapan yang bijak. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari bangsa yang akan menerima konsekuensi tantang global tersebut, mengahadapinya dengan mempersiapkan sistem pendidikan yang terintegrasi.


DAFTAR PUSTAKA

Engkoswara dan Komariah., (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Mudyahardjo, R. (2004). Filsafat ilmu pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pidarta, M. (2000). Landasan kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tilaar, H.A.R. (2006). Standardisasi pendidikan nasional: Suatu tinjauan kritis. Jakarta: Rineka Cipta.

Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000 – 2004 Pembangunan Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional Indonesia

Tilaar (2003), Manajemen  Pendidikan Nasional, Remadja Rosdakarya, Bandung.

Siswanto, Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »