Perkembangan Pendidikan Keperawatan di Indonesia

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DALAM PENDIDIKAN KEPERAWATAN DI INDONESIA SAAT INI DAN MASA AKAN DATANG

BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
     Dalam dunia pendidikan, dasar perkembangan pendidikan keperawatan di indonesia diawali dengan menggunakan adanya harapan & aktivitas yang bersifat tidak terkoordinasi pada upaya mewujudkan wadah pendidikan keperawatan sebagai akademi atau institusi pendidikan, dan selanjutnya dikenal dengan nama akademi keperawatan, lalu pada awal pertumbuhan akademi keperawatan belum terdapat serikat yang mewadahi para perawat di indonesia secara nasional, tetapi lambat laun terdapat grup-kelompok perawat yang berupaya supaya aplikasi perawatan di indonesia dilaksanakan dengan baik dan akhirnya berkembang menggunakan pola pendidikan yang tidak jelas tanpa koordinasi yang terarah.
di Indonesia perawat baik
Perkembangan Pendidikan Perawat Indonesia

     Menurut kelompok kami, merawat orang sakit adalah salah satu sifat kemanusiaan yang terdapat dalam diri manusia. Politik, agama, serta keadaan masyarakat selama ini memainkan perananan dalam timbulnya pekerjaan keperawatan. 
Di dunia ini, setiap orang pasti pernah merasakan sakit. Bukan hanya, dokter saja yang mampu mengobati, dokter juga pastinya membutuhkan rekan kerja yang dapat membantunya ,yang dapat mengerti tentang masalah medis. Perawatan bagi individu yang sehat ataupun sakit, dari segala umur, latar belakang, budaya ,emosi, psikologis, intelektual, social, dan kebutuhan rohani. 
     Pada masalah lalu, pasang surut keperawatan selalu berkaitan dengan peperangan, serta kemakmuran. Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi social ekonomi yaitu pada saat penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada umumnya pelayanan orang-orang sakit tersebut dipandang sebagai suatu tindakan amal. 
1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa definisi keperawatan?
  2. Bagaimanakah Sejarah Perkembangan keperawatan dalam pendidikan di Indonesia?
  3. Bagaimanakah Trend perkembangan Keperawatan di Indonesia pada masa Sekarang dan Masa Depan? 
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum 
     Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan aspek-aspek umum tentang berkembangnya keperawatan di Indonesia. 
2. Tujuan Khusus 
     Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan minat pembaca untuk mengetahui lebih luas lagi tentang perkembangan keperawatan di Indonesia. 
BAB II 
PEMBAHASAN 

1. Definisi Keperawatan 

     Definisi perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992). 
     Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan. 
     Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh. 

2. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia 

1. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan 
     Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799. 
     Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles telah melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan. 
     Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). 
     Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran. 
2. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia Setelah Kemerdekaan 

a) Perkembangan Pendidikan Keperawatan di Indonesia Periode1945-1962 

     Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat. 
     Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun. 
     Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat. 
     Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan dari pelayanan medis. 

b) Perkembangan Pendidikan Keperawatan di Indonesia Periode1963-1983 

     Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya. 

c) Perkembangan Pendidikan Keperawatan di Indonesia Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang 

     Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi. 
     Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang. 

3. Trend Perkembangan Keperawatan di Indonesia Sekarang Dan Masa Depan 

     Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. 
     Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan profesional yang berpija pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan keperawatan. 
     Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif. Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI). 

1. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan 

     Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional, telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang, terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan 
a) Wawasan Keilmuan 
     Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya: 
  • Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu : Pendidikan agama, Pancasila. 
  • Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi. 
  • Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II. 
     Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998.Sementara itu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah. 
Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan di Indonesia diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan. 
b) Orientasi Pendidikan 
     Pendidkan keperawatan di Indonesia bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik kelas, laboraturium dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala ilmu yang memungkinkan penguasaan iptek. 
c) Kerangka Konsep 
     Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif, pendidikan di lingkungan masyrakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan. 

2. Perkembangan Pelayanan Keperawatan 

     Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan keperawatan dengan peran prefentif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang keperawatan. Sehingga pada pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif, serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini jug atelah berkembangan berbagai model prektis keperawatan profesional, seperti: 
  • Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan. 
  • Praktik keperawatan di rumah (home caffe) 
  • Praktik keperawatan berkelompok (nursing home) 
  • Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan. 

4. Perkembangan Pendidikan Keperawatan di Indonesia Secara Historikal 

Periode 1945 – 1962 
     Diawali tahun 1945 – 1950 merupakan periode awal kemerdekaan yang merupakan transisi pemerintahan Negara Indonesia, dengan masa tersebut belum ada tanda-tanda perkembangan oleh karena sektor ketatanegaraan yang perlu ditata, penggunaan tenaga keperawatan masih menggunakan sistem pendidikan yang telah ada yakni perawat lulusan pendidikan belanda (mulo + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa, ada juga pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat.
     Tahun 1953 baru dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas, tahun 1955 dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan dasar SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK ditambah pendidikan satu tahun. Tantangan pendidikan dan pengembangan keperawatan masih belum berubah, tahun 1962 telah dibuka akademi keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta di RS Cipto Mangunkusumo yang sekarang dikenal dengan nama Akademi Keperawatan Kepkes di Jalan Kimia No 17 Jakarta Pusat, walaupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikankeperawatan belum tampak. 
Periode 1963 – 1983 
     Periode ini msih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan walaupun sudah banyak perubahan pada pendidikan tingi, pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta, dengan berdirinya organisasi profesi merupakan satu langkah maju oleh karena ada arah kemajuan dalam bidang keperawatan dan peran organisasi profesi disini dapat membantu dalam pembenahan pendidikan keperawatan, akhirnya mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalaui kerja sama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya dan pada waktu itu telah dilaksanakan lokakarya keperawatan dan disepakati bersama bahwa keperawatan sebagai profesi. 
Periode 1984 – sekarang 
     Mulai tahun 1985 tealh dibukanya pendidikan SI keperawatan dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, sebagai institusi yang menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana dengan membentuk kurikulum pendidikan tenaga keperawatan jenjang Strata satu tahun 1992, keberadaan tenaga keperawatan diakui sebagai profesi dalam UU No.23 tentang kesehatan tahun 1992 dan PP No 32 tahun 1996 sebagai penjabaran UU No 23. Tahun 1996 dibuka PSIK di Universitas Padjajaran Bandung, pada saat itu konsep model praktek keperawatan diindonesia secara resmi diserahkan PPNI.
     Tahun 1997 PSIK UI berubah statusnya menjadi fakultas ilmu keperawatan dan terdapat evaluasi pengembangan kurikulum SI keperawatan dan DIII keperawatan, guna meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan.
     Perkembangan pendidikan keperawatan undergraduate,Sebelum sekolah perawat dikelola di perguruan tinggi → sekolah perawat bermacam-macam. 
  1. 1870: program pendidikan keperawatan (DI) dikelola RS. Linda Richard lulusan perawat pertama 
  2. 1940-1950: sekolah perawat diploma dikelola oleh PT di universitas 
  3. 1952: buka program Baccalaureate (sarjana muda) → “assosiate degree program” → diprakarsai DR. Mildred Montag (Amerika) 
  4. 1959: universitas Minneasota mendirikan program sarjana → untuk mendapatkan RN 
  5. 1965: “ANA” mengkhususkan program sarjana sebagai perawat pelaksana profesional → 4 tahun.Sejarah perkembangan pendidikan keperawatan di Indonesia 
  6. 1913: program pendidikan perawat I di RS Semarang 
  7. 1914 : lulus 2 orang perawat pertama di Indonesia 
  8. 1930-1945 : persyaratan masuk pendidikan → lulus SR (6 tahun) 
RS dan MISI → syarat masuk lulus MULO + 3 tahun pendidikan → lulus “sertifikat Diploma” 
  1. 1940 : pendidikan keperawatan mengalami perubahan → pola perawat jepang 
  2. 1945-1950 : masa peralihan: perang kemerdekaan → pendidikan perawat tidak menentu 
  3. 1950 : SekolaH Guru Perawat di Bandung 
  4. 1952 : SPR I di RS Rantja Badak (RSHS) Bandung 
  5. 1962 : Akper Depkes Jakarta 
Akper Depkes Bandung
Akper St. Carolus Jakarta 
1975 : sejarah penting untuk pendidikan keperawatan → “Pusdiknakes Depkes” menetapkan kebijaksanaan dengan menyederhanakan kategori ketenagaan keperawatan dari 24 macam → 2 kategori: 
Tingkat dasar: SPK 
JPT: DIII/SI 
1984 : Diberlakukan kurikulum DIII Keperawatan 
1985 : PSIK I dubuka di UI 
1994 : PSIK FK di Unpad Bandung 
1995 : PSIK UI menjadi FIK 
1998 : PSIK FK UGM Yogyakarta 
1999 : PSIK FK Unair, USU, UNHAS, UNDIP, UNIBRAW 
1999 : STIK ST. Carolus Jakarta 

Perkembangan Pendidikan Keperawatan di Indonesia Secara Konseptual 

     Perkembangan keperawatan secara konseptual telah terjadi dari perubahan pemahaman keperawatan sebagai vokasional atau tenaga terampil menjadi keperawatan sebagai profesi dan dari pelayanan keperawatan bagian dari pelayanan medis bergeser menjadi praktek keperawatan professional mandiri serta perkembangan pendidikan keperawatan dari dasar menengah menjadi perkembangan pendidikan tinggi keperawatan, perubahan pemahaman keperawatan sebagai profesi didasarkan atas ciri profesi keperawatan diantaranya : 
  1. Mempunyai tubuh pengetahuan yang berbatas tegas ilmu keperawatan yang terdapat dalam tubuh pengetahuan. 
  2. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. 
  3. Memberi pelayanan kepada masyarakat. 
  4. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian. 
  5. Pemberlakuan kode etik keperawatan. 
  6. Bersifat altruistik (mengutamakan kepentingan masyarakat dari kepentingan pribadi atau golongan). 
  7. Hakekat Pendidikan Tinggi Keperawatan 
  8. Pelaksanaan Tiga Fungsi Pokok Perguruan Tinggi 

Fungsi pendidikan Keperawatan di Indonesia

  1. Pendidikan tinggi keperawatan menyelenggarakan proses pembelajaran melalui system belajar aktif dan mandiri. Pengalaman belajar dirancang untuk mencapai kemampuan akademis atau professional dalam bidang keperawatan. Selain itu dapat menjadi pusat pengembangan IPTEK keperawatan serta masyarakat berpendidikan yang gemar belajar 
  2. Fungsi penelitian. Pendidikan tinggi keperawatan dapat melakukan penelitian, pengumpulan dan pengolahan informasi yang sesuai dengan keahlian di bidang keperawatan dan dapat berperan sebagai pusat informasi ilmiah keperawatan maupun pusat sumber daya keperawatan 
  3. Fungsi pengabdian masyarakat. Fungsi ini dapat dilakukan melalui penerapan berbagai IPTEK keperawatan kepada tatanan nyata di masyarakat misalnya pelayanan keperawatan.Pemberian edukasi keperawatan, konseling keperawatan.
     Selain tiga fungsi utama tersebut di atas, pendidikan tinggi keperawatan bertanggung jawab dalam mengembangkan budaya perilaku intelektual, menciptakan suasana akademis yang kondusif, menanamkan rasa disiplin, tanggung jawab, dan motivasi adanya hasil yang terbaik 

Pendidikan Keperawatan Sebagai Pendidikan Profesi 

     Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai kaidah-kaidah ilmu dan profesi keperawatan yang harus memiliki landasan akademik dan keprofesian yang mantap yang tercermin dalam isi dan proses pembelajaran yang dikembangkan dalam lingkungan belajar yang memungkinkan perubahan perilaku dari peserta didik. Kurikulum pendidikan keperawatan berlandaskan kerangka konsep pendidikan antara lain: 
  1. Penguasaaan IPTEK keperawatan 
  2. Menyelesaikan masalah secara ilmiah 
  3. Sikap, tingkah lau, dan kemampuan professional, belajar sendiri secara aktif dan mandiri 
  4. Belajar di masyarakat 
  5. Berlandaskan kerangka konsep diharapkan institusi pendidikan mampu: 
  6. Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional 
  7. Memberi landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, baik kelompok ilmu dasar dan penunjang yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan profesional 
  8. Menumbuhkan / membina ketrampilan professional yang mencakup antara lain intelektual, ketrampilan tehnikal, dan ketrampilan interpersonal yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan 
  9. Menumbuhkan/membina kode etik keperawatan yang kokoh dan mantap 

Pendirian Fakultas Iilmu Keperawatan di Indonesia 

     Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pada tahun 1985 merupakan momentum kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia. Sebagai embrio dari Fakultas Ilmu Keperawatan, institusi ini dipelopori oleh tokoh-tokoh keperawatan di Indonesia antar lain, Achir Yani S, Hamid, DN. Sc.,mendiang Dra. Christin S Ibrahim, MN, Phd., Tien Gartinah, MN, dan Dewi Irawaty, MA., dibantu beberapa pakar dari Konsorsium Ilmu Kesehatan dan sembilan pakar Keperawatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tujuan pendiriannya adalah menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat profesional. Agar perawat dapat bermitra dengan dokter dan perawat dapat bekerja secara ilmiah, tidak hanya berdasarkan intruksi dokter, tegas Prof. Dr. Asri Rasyad, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi, tempat diselenggarakannya PSIK pertama di Indonesia, ketika melantik lulusan PSIK angkatan pertama, 1988. Secara konseptual pendirian Program Studi Ilmu keperawatan bertujuan menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat profesional memantapkan peran dan fungsi perawat sebagai pendidik, pelaksana, pengelola, peneliti di bidang keperawatan profesional yang dapat mengimbangi kemajuan dan ilmu pengetahuan terutama iptek di bidang kedokteran.
     Pendidikan program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) tidak dapat dipisahkan dari peran Konsorsium Ilmu Kesehatan (CHS) di samping tokoh-tokoh keperawatan diatas. Dalam hal ini peran Prof. Dr. Marifin Husein selaku Ketua Konsorsium Ilmu Kesehatan.Meskipun beliau berprofesi sebagai dokter, beliau sangat gigih membantu pendirian PSIK sebagai cikal bakal Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UI) yang merupakna institusi pendidikan tinggi keperawatan profesional pertama di Indonesia, setingkat sajana.
     Saat ini melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1995, PSIK-FKUI telah berubah status sebagai fakultas mandiri menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Melengkapi Fakultas Ilmu Keperawatan – UI, pada Universitas Pajajaran Bandung di tahun 1994 didirikan pula Program Studi Ilmu Keperawatan dan telah berubah status menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UNPAD). 
Program Pendidikan Diii Keperawatan Sebagai Pendidikan Profesionalisma Pemula 
     Program pendidikan DIII Keperawatan yang menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional pemula (Ahli Madya Keperawatan) dikembangkan dengan landasan keilmuwan yang cukup dan landasan keprofesian yang kokoh
     Sebagai perawat professional pemula diharapkan memiliki tingkah laku dan kemampuan professional serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan / praktik keperawatan dasar secara mandiri di bawah supervise. Disamping itu mereka diharapkan mempunyai kemampuan mengelola praktik keperawatan professional yang dilakukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan klien serta memiliki kemampuan meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju secara tepat guna

Perkembangan Kurikulum Keperawatan di Indonesia 

     Kurikulum pendidikan keperawatan saat ini sedang mengalami proses perkembangan, program pendidikan keperawatan sudah mulai ditingkatkan, adanya pembinaan program pendidikan keperawatan dan masuknya program pendidikan tinggi keperawatan pada komisi disiplin illmu kesehatan (CHS), adanya penyusunan kurikulum nasional yang telah disyahkan oleh Dirjen Dikti melalui keputusan nomor 239/U/1999 tanggal 4 oktober tentang berlakunya kurikulum nasional tahun 1999 bagi institusi penyelenggaran pendidikan DIII keperawatan.
     Dalam perjalanannya kedudukan dan peran pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam pengembangan pendidikan tinggi.Untuk mencapai kedudukan peran sebagaimana mestinya pendidkan keperawatan diarahkan pada pendidikan sejagat, pembangunan bangsa, pembangunan sistem pendidikan tinggi diindonesia dan profesionalisasi keperawatan di Indonesia.
     Sejalan dengan perkembangan yang ada kurikulum pendidikan keperawatan di Indonesia harus dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan serta menerapkan kedalam inovasi pendidikan keperawatan.
     Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup: 
  1. Pendidikan Vokasional; yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. 
  2. Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu 
  3. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar: 
  1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan AhliMadya Keperawatan (AMD.Kep) 
  2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat sebutan Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns) 
  3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep) 
Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
  1. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB) 
  2. Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat) 
  3. Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom) 
  4. Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak) 
  5. Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa) 
Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep) 
Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai berikut: 
  1. Diploma tiga Keperawatan – Level KKNI 5 
  2. Ners (Sarjana+Ners) – Level KKNI 7 
  3. Magister keperawatan – Level KKNI 8 
  4. Ners Spesialis Keperawatan – Level KKNI 8 
  5. Doktor keperawatan – Level KKNI 9 
     Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah kemendiknas dan kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang Tinggi.dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985.
     Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.
     Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas saya sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI.

Faktor Pengaruh Perkembangan Kurikulum Pendidikan Keperawatan 

Faktor dari luar
     Misalnya organisasi profesi keperawatan, kebijakan pemerintah, factor-faktor social, pola kesehatan dan penyakit, perubahan demografi dan ekonomi masyarakat. 
Teori kurikulum 
     Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum keperawatan dengan adanya pendekatan teori tentang model proses yang mengalahkan pada kriteria, nilai, instruksional dari mata ajaran yang akan dipelajari. 
Adanya teori belajar 
     Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum, seperti munculnya teori yang lebih menekankan pada perubahan perilaku yang terjadi oleh karena stimulus yang dikenal dengan nama stimulus – respon, adanya teori kognitif yang menekankan pada keterampilan intelektual dan berfikir, perasaan dan pengalaman, adanya teori social learning yang menekankan pada interaksi antara individu dan lingkungan, adanya teori andragogy yang menekankan tentang bagaimana mahasiswa belajar. 
Strategi mengajar 
     Perubahan terhadap kurikulum dapat dipengaruhi oleh strategi mengajar, dimana strategi mengajar merupakan metode yang bergerak dari ketergantungan pada seorang guru ke pelajar, pola-pola yang ada dalam strategi akan mempengaruhi perkembangan kurikulum. 
Adanya teori keperawatan dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum 
     Hal ini karena dalam tubuh pengetahuan ilmu keperawatan akan berkembang dimana keperawatan terlibat dalam penelitian sehingga muncul teori yang dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum. 
Proses keperawatan 
     Dalam memberikan asuhan keperawatan harus berdasarkan pendekatan sistem, melalui proses keperawatan dan model pemberi asuhan keperawatan tersebut yang dapat digali dari pengembangan kurikulum sehingga hal ini tampak sekali bahwa proses keperawatan akan berpengaruh pada pengembangan kurikulum. 
Praktek keperawatan 
     Model praktek keperawatan secara professional akan menggugah untuk mengembangkan kurikulum yang ada, adanya pengalaman yang nyata akan merubah situasi yang ada sehingga model kurikulum dapat dipengaruhi 
Personality 
     Ini dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum hal ini tampak pada system belajar sangat diperlukan untuk pertimbangan terhadap performen dan pencapaian hasil. Perlunya karakteristik peserta didik akan memudahkan sebagai pertimbangan dalam pengembangan kurikulum yang diseuaikan dari karakteristik yang ada. (Bradshaw, 1987)
Pengembangan Kelompok Ilmu Keperawatan 
     Pada pengembangan pendidikan keperawatan pola pembagian kelompok ilmu keperawatan terdiri dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan komunitas, lmu keperawatann klinik, ilmu penunjang degan penjabaran sebagai berikut : 
  1. Kelompok ilmu keperawatan dasar 
  2. Konsep dasar keperawatan 
  3. Keperawatan professional 
  4. Komunikasi keperawatan 
  5. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan 
  6. Kebutuhan dasar manusia 
  7. Pendidikan keperawatan 
  8. Pengantar riset keperawatn 
  9. Dokumentasi keperawatan 
  10. Kelompok ilmu keperawatan klinik 
  11. Keperawatan anak 
  12. Keperawatan maternitas 
  13. Keperawatan medical bedah 
  14. Keperawatan jiwa 
  15. Keperawatan gawat darurat 
  16. Kelompok ilmu keperawataan komunitas 
  17. Keperawatan komunitas 
  18. Keperawatan keluarga 
  19. Keperawatan gerontik 
  20. Kelompok ilmu penunjang 
  21. Ilmu humaniora 
  22. Ilmu alam dasar 
  23. Ilmu perilaku 
  24. Ilmu social 
  25. Ilmu biomedik 
  26. Ilmu kesehatan masyarakat 
  27. Ilmu kedokteran klinik 

Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan 

Membina sikap pandangan dan kemampuan professional 
     Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah yang memadai dan penguasaan ketrampilan professional yang baik dan benar. Sebagai perawat professional akan diperoleh kepuasan kerja yang akan memacu pencapaian kemampuan melalui penampilan kerja yang baik sehingga kepuasan kerja perawat akan menghasilkan kepuasan pada pemakai jasa keperawatan sehingga meningkatkan citra perawat dan pengakuan masyarakat tentang keperawatan sebagai profesi 
Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan kesehatan 
     Pendidikan tinggi keperawatan menimbulkan perubahan yang berarti terhadap cara perawat memandang asuhan keperawatan dan secara bertahap keperawatan beralih dari yang semula berorientasi pada tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus pada asuhan keperawatan efektif dengan menggunakan pendekatan holistic dan proses keperawatan 
Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan IPTEK keperawtan melalui penelitian 
     Kerjasama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk teridentifikasinya masalah kesehatan khususnya yang terkait dengan masalah keperawatan untuk penelitian. Tujuan penelitian adalah: 
  1. Menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan 
  2. Menghasilkan solusi masalah 
  3. Menemukan dan menafsirkan fakta baru 
  4. Menguji teori berdasarkan fakta baru 
  5. Merumuskan teori baru 
  6. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi 
     Pendidikan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih professional. Dengan pendidikan professional perawat sebagai anggota dari suatu organisasi profesi akan lebih memahami dan menghayati peran, tanggung jawab, dan haknya sebagai anggota profesi. Selain itu organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses pengembangan dan pembinaan ketrampilan professional dan menerapkan kode etik profesi bagi tiap anggotanya
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
     Keperawatan adalah sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Keperawatan sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya, perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan. 
3.2 Saran 
     Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional. 
DAFTAR PUSTAKA 
Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba Medika: Jakarta
Alimul, A.H. (2002), Pengantar pendidikan keperawatan. Sagung Seto: Jakarta 
Effendy, N. (1995), Pengantar proses keperawatan. EGC: Jakarta 
Gaffar, L.O.J. (1999), Pengantar praktik keperawatan professional. EGC: Jakarta 
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »