IMPLEMENTASI KONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUHU DAN KALOR DI MTsN SAKTI

IMPLEMENTASI KONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUHU DAN KALOR DI MTsN SAKTI

1.1 Latar Belakang Masalah
     Berbagai usaha telah dilakukan Depdiknas untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional, salah satunya adalah penyempurnaan kurikulum dan saat ini Depdiknas juga sedang mensosialisasikan dan mengembangkan pembelajaran berbasis kontecs (Contextual Teaching and Learning), karena pengajaran dan pembelajaran suatu strategi pembelajaran yang sama halnya dengan strategi pembelajaran yang lain yang telah berkembang dinegara-negara maju dengan berbagai nama yang dianggap bisa meningkatkan mutu pendidikan.
hasil belajar siswa
Aplikasi Model Contextual Teaching and Learning

     Strategi pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang paling lama sudah dilakukan di sekolah-sekolah baik di Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah. Hal ini disebabkan karena pendekatan ini merupakan sebuah pendekatanyang sangat mudah dilakukan oleh guru. Pada hakekatnya ceramah adalah suatu metode pembelajaran dimana guru berada di depan kelas, memimpin, menentukan dan jalannya pelajaran serta mentransfer segala rencana yang akan diberikan pada siswa.
     Penerapan pembelajaran kontekstual ini sangat efektif bila digunakan dalam semua bidang studi termasuk termasuk pelajaran fisika. Karena sejauh ini kita melihat didaerah kita prestasi siswa pada mata pelajaran fisika khususnya konsep suhu dan kalor selalu rendah daripada pelajaran-pelajaran lain. Hal ini terjadi karena penerapan strategi yang salah karena kebanyakan guru masih menerapkan metode lamaa dalam kegiatan belajar mengajar.
     Tak bisa dipungkiri bahwa teaching and learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang baik karena lebih menekankan kepada pentingnya lingkungan alamiah diciptakan dalam proses belajar mengajar. Untuk itu guru perlu memahami konsep konstektual dan menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar sehingga prestasi siswa lebih meningkat seperti yang diharapkan.
     Pada MTsN Sakti penulis melihat sekarang pembelajaran kontekstual belum diterapkan secara optimal, bahkan sebagian guru masih menggunakan metode lama. Sehingga kemungkinan prestasi siswa tidak mengalami kemajuan. Jadi hal ini perlu di adakan tinjauan kelapangan untuk menerapkan pembelajaran kontekstual dan diharapkan prestasi siswa mengalami peningkatan. Namun sampai saat ini masih timbul beberapa permasalahan dalam proses belajar mengajar yang harus ditangani yaitu banyak para siswa mempelajari fisika dengan cara menghafal sehingga pemahanman mereka terhadap fisika jauh dari apa yang diharapkan. Para guru juga masih kurang optimal dalam menerapkan pembelajaran kontekstual karena kurangnya pemahaman guru tentang kontekstual teaching and learning.
     Mulyasa (2000:100) mengatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran dapat terjadi sepanjang waktu dan dimana saja. Manusia belajar sesuatu tidak harus di sekolah saja, tetapi manusia dapat belajar dimana saja seperti pada saat perjalanan, melihat TV, berbicara dengan orang lain atau hanya sekedar mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
     Meskipun masih banyak masalah-masalah yang dihadapi dalam upaya perbaikan pendidikan terutama dalam meningkatkan prestasi siswa, namun sampai sekarang belum ada upaya untuk mengantisipasi masalah tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian dengan menerapkan pembelajaran kontekstual agar dalam proses belajar mengajar bisa lebih mendorong siswa untuk lebih giat dan aktif dalam belajar fisika berdasarkan pengalaman yang dialami siswa sehingga berpengaruh bagi prestasinya. 
     Dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal dari suatu pengajaran sangatlah tergantung pada keikut sertaan bermacam-macam perangkat yang mendukung proses pembelajaran seperti guru, siswa, metode-metode, dan media. Berdasarkan kenyataan diatas penulis ingin mengajukan permasalahan bagaimana pengaruh menggunakan metode kontekstual teaching and learning dalam pelajaran Fisika di MTsN Sakti, maka penulis ingin meneliti tentang “Implementasi kontekstual teaching and learning dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Konsep Kalor di MTsN Sakti”
1.2 Rumusan Masalah
     Untuk lebih memperjelas apa saja yang menjadi pokok penelitian ini, penulis menfokuskan pada dua pokok rumusan masalah yaitu : 
  1. Apakah Aplikasi Model Kontekstual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Kalor di MTsN Sakti?
  2. Bagaimana implementasi pembelajaran Kontekstual Teaching and Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa?
1.3 Tujuan Penelitian 
     Adapun tujuan yang ingn dicapai dalam penelitian ini adalah :
  1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran Kontekstual
  2. Pelaksanaan pembelajaran Kontekstual Teaching and Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa?
1.4 Manfaat Penelitian
Untuk Guru
  1. Seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang materi yang dipelajarinya
  2. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi
  3. Untuk menjadi informasi bagi guru-guru lain yang mengajar di MTsN Sakti untuk menggunakan pembelajaran kontekstual.
Untuk siswa
  1. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya kepada guru.
  2. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada.
  3. Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran.
1.5 Hipotesis 
     Hipotesis merupakan dugaan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis menurut S. Magono (2004 :67) mengatakan bahwa: “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling munkgin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.
     Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah aktivitas guru dan siswa mencerminkan keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep kalor melalui penerapan pembelajaran kontekstual. 
1.6 Definisi Istilah
     Supaya tidak menimbulkan kekeliruan atau kesalahpahaman terhadap istilah dalam skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah tersebut.
Adapun istilah-istilah yang perlu mendapat penjelasan adalah:

1. Implementasi 

     Implementasi menurut Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Pelaksanaan dan penerapan dilapangan”. Implementasi yang penulis maksud adalah “suatu proses penerapan ide, konsep kebijakan atau motivasi dalam suatu tindakan praktis dilapangan sehingga memberikan dampak baik.” 

2. Kontekstual Teaching and Learning

     Pembelajaran kontekstual ( contektual teaching and learning ) adalah merupakan konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
     Dalam hal ini yang penulis maksud melalui pembelajaran kontekstual siswa dan guru saling bekerja sama. Siswa lebih aktif untuk memperoleh informasi tentang apa yang dipelajari, guru hanya sebagai pembimbing dan pendorong bagi siswa. 

3. Peningkatan Prestasi Siswa

     Peningkatan hasil belajar siswa yaitu suatu usaha untuk meningkatkan hasil yang akan dicapai oleh siswa setelah terjadi proses belajar mengajar. Peningkatan prestasi yang penulis maksudkan disini adalah suatu usaha atau tindakan guru untuk meningkatkan prestasi siswa melalui penerapan metode CTL yang bisa merubah kearah yang lebih baik.

4. Konsep Kalor

     Konsep kalor adalah salah satu materi yang akan diajarkan pada pelajaran fisika pada kelas satu semester dua. Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Menurut Sugiyarto (2008:98), kalor adalah suatu bentuk energi yang secara alamiah dapat berpindah dari benda yang suhunya tinggi menuju suhu yang lebih rendah. Kalor juga dapat berpindah dari suhu rendah ke suhu tinggi jika dibantu dengan mesin pendingin. Besarnya kalor yang diperlukan oleh suatu benda sebanding dengan massa benda, bergantung pada kalor jenis dan sebanding dengan kenaikan suhu.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »