CARSINOMA MAMMAE & INGUINALIS

CARSINOMA MAMMAE & INGUINALIS

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Kanker merupakan salah satu penyakit tanpa infeksi pembunuh kedua di dunia. Jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi peningkatan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab kematian.
carsinoma mammae & inguinalis
carsinoma mammae & inguinalis
Kanker payudara (Carcinoma Mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari Parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17. Kanker Payudara merupakan suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara.
Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada manusia sejak tahun 1500 sebelum Masehi dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring bertambahnya pengetahuan struktur anatomi pada regio inguinal.
Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Untuk memahami lebih jauh tentang hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis. Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis.
Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, untuk hernia femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada wanita.Sedangkan jika ditemukan hernia ingunalis pada pria kemungkinan adanya hernia ingunalis atau berkembangnya menjadi hernia ingunalis sebanyak 50 % Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis 7 : 1. Prevalensi hernia ingunalis pada pria dipengaruhi oleh umur. 
Hernia merupakan keadaan yang lazim terlihat oleh semua dokter, sehingga pengetahuan umum tentang manifestasi klinis, gambaran fisik dan penatalaksaan hernia penting.
B. RUMUSAN MASALAH
  1. Apa Pengertian Carsinoma Mammae?
  2. Golongan Resiko Kanker Carsinoma Mammae?
  3. Bagaimana Gejala Klinik Dari Kanker Payudara?
  4. Bagaimana Definisi Hernia Ingunalis?
  5. Gejala Dan Tanda Klinik Hernia Ingunalis
BAB II 
carsinoma mammae & inguinalis

A. PENGERTIAN CARSINOMA MAMMAE

Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995) 
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).

B. GOLONGAN RESIKO CARSINOMA MAMMAE

Kelompok wanita yang kemungkinan terkena kanker payudara adalah : 
  1. Wanita dengan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, asupan lemak berlebihan dan kurang olahraga. 
  2. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara – Insidensi kanker payudara oleh karena genetik menunjukkan 5-10 %. 
  3. Pernah menderita kanker pada salah satu payudara 
  4. Menderita tumor jinak payudara 
  5. Infertil dan kehamilan pertama pada usia 35 tahun 
  6. Tidak memiliki anak 
  7. Faktor hormonal 
  8. Awal menstruasi (menarche) sebelum usia 12 tahun dan berhenti menstruasi (menopause) setelah usia 50 tahun. 
  9. Periode menstruasi lebih lama 
  10. Tidak pernah menyusui anaknya 
  11. Usia yang makin bertambah – Kanker payudara 78 % menunjukkan terjadi pada usia lebih 50 tahun dan 6 % terjadi pada usia kurang dari 40 tahun. Sedangkan rata-rata kanker payudara ditemukan pada usia 64 tahun. 

C. GEJALA KLINIK

Gejala klinik dari kanker payudara adalah : 
  1. Benjolan di payudara atau ketiak. 
  2. Perubahan bentuk dan ukuran payudara yang luar biasa. 
  3. Kerutan atau lekuk yang luar biasa pada payudara. 
  4. Puting payudara tertarik ke dalam.
  5. Perdarahan atau keluar cairan abnormal dari puting payudara.
Faktor-faktor Penyebab Kanker Payudara
Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
  1. Faktor reproduksi:
  2. Penggunaan hormon:
  3. Penyakit fibrokistik
  4. Obesitas
  5. Konsumsi lemak
  6. Radiasi
  7. Riwayat keluarga dan faktor genetik

D. METODE DETEKSI DINI

Pendektesian kanker payudara sedini mungkin merupakan faktor penting dalam menanggulangi kanker payudara. Oleh karena kanker payudara merupakan jenis kanker yang mudah dideteksi.
Untuk menemukan kanker pada stadium awal dilakukan dengan pemeriksaan medis antara lain :
  1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
  2. Pemeriksaan payudara secara klinis (SARARI).
  3. Pemeriksaan mammografi – adalah foto payudara dengan alat khusus.
  4. Biopsi aspirasi.
  5. True-cut (pengambilan jaringan dengan jarum ukuran besar).
  6. Biopsi terbuka – adalah prosedur pengambilan jaringan dengan operasi kecil, eksisi maupun insisi yang dilakukan sebagai diagnosis pre operatif ataupun durante operationam.
  7. Terapi – Untuk meningkatkan angka harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi. Misalnya terapi radiasi, terapi hormon, kemoterapi, dan terapi imunologik.
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
a. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
1. Modified Radical Mastectomy
yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
2. Total (Simple) Mastectomy,
yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
3. Radical Mastectomy,
yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
c. Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
d. Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
e. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Strategi pencegahan
Pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
  1. Pencegahan primer
  2. Pencegahan sekunder
  3. Pencegahan tertier
Secara umum, ada banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya kanker payudara diantaranya:
  1. menghindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama
  2. menghindari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol
  3. melakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan

E. HIDUP SEHAT MENGATASI PAYUDARA 

  1. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri. 
  2. Konsumsi makanan yang rendah lemak. 
  3. Senam atau olahraga secara teratur. 
  4. Kurangi makanan tinggi garam. 
  5. Bila usia Anda lebih dari 50 tahun, lakukan uji mammogram setiap tahun atau dua tahun sekali. 
  6. Menyusui bayi Anda merupakan cara untuk mengurangi resiko kanker payudara. 
  7. Konsultasi ke bidan atau dokter, bila Anda menjumpai kelainan pada payudara Anda. 

F. PENYEBAB DAN FAKTOR PREDISPOSISI

Menurut C. J. H. Van de Velde 
1. Ca Payudara yang terdahulu
Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ berpasangan 
2. Keluarga 
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae. 
3. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat. 
4. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain 
Status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang berhubungan dengan oestrogen pada wanita post menopouse.
5. Faktor endokrin dan reproduksi 
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahun
6. Obat anti konseptiva oral 
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.

G. CARA PENCEGAHAN

  1. Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.
  2. Berikan ASI pada Bayi. Memberikan ASIpada bayi secara berkala akan mengurangi tingkat hormone tersebut. Sedangkan kanker payudara berkaitan dengan hormone estrogen.
  3. jika menenmukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.
  4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut penelitian 10 % dari semua kasus kanker payudara adalah factor gen.
  5. Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian menyebutkan alcohol meningkatkan estrogen.
  6. perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara.
  7. Olah raga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolah raga, semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.
  8. Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan risiko penyakit.
  9. Usia > 50 th lakukan srening payudara teratur. 80% Kanker payudara terjadi pada usia > 50 th
  10. Rileks / hindari stress berat. Menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk semua kesehatan secara menyeluruh termasuk risiko kanker payudara.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL:

  1. Nyeri akut / kronis b/d agen injuri fisik
  2. Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive, penyakit
  3. PK: Perdarahan
  4. Cemas b.d status kesehatan
  5. Deficite Knolage b.d Kurang paparan sumber informasi
  6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor psikologis 
  7. Sindrom deficite self care b.d nyeri, kelemahan

I. RENPRA KANKER PAYUDARA

No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
1
Nyeri Akut b/d agen injuri fisik
Setelah dilakukan askep …. jam tingkat kenyamanan klien meningkat, nyeri terkontrol dengan KH:
·   klien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri 2-3
·   Ekspresi wajah tenang & dapat istirahat, tidur.
·   v/s dbn (TD 120/80 mmHg, N: 60-100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt).
Manajemen nyeri :
·   Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
·   Observasi  reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
·   Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
·   Berikan lingkungan yang tenang
·   Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
·   Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
·   Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
·   Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.

Administrasi analgetik :.
·   Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan frekuensi.
·   Cek riwayat alergi.
·   Monitor V/S
·   Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
·   Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.
2
Risiko infeksi b/d adanya luka operasi, imunitas tubuh menurun, prosedur invasive
Setelah dilakukan askep …. jam tidak terdapat faktor risiko infeksi dg KH:
·   bebas dari gejala infeksi,
·   angka lekosit normal (4-11.000)
·   V/S dbn
Konrol infeksi :
·    Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
·    Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/ istirahat yang cukup
·    Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien.
·    Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan.
·    Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
·    Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.
·    Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.
·    Lakukan perawatan luka dan dresing infus,DC setiap hari.
·    Tingkatkan intake nutrisi. Dan cairan yang adekuat
·    berikan antibiotik sesuai program.

Proteksi terhadap infeksi
·    Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
·    Monitor hitung granulosit dan WBC.
·    Monitor kerentanan terhadap infeksi.
·    Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.
·    Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.
·    Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya
·    Monitor perubahan tingkat energi.
·    Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan latihan.
·    Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai program.
·    Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala infeksi.dan melaporkan kecurigaan infeksi.
3
PK: Perdarahan
setelah dilakukan perawatan …..  jam perawat akan mengurangi komplikasi dari perdarahan dg KH:
· perdarahan berkurang.
· HB > /= 10 gr %
·      Pantau tanda dan gejala perdarahan pada luka / luka post operasi.
·      Monitor V/S
·      Pantau laborat Hb, HMT. AT
·      kolaborasi untuk tranfusi bila  terjadi perdarahan (hb < 10 gr%)
·      Kelola terpi sesuai order
·      Pantau daerah yang dilakukan operasi
·      Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan menekan daerah luka dengan kassa steril dan tutuplah dengan tehnik aseptic basah-basah / kering-kering sesuai indikasi
·      Pantau keadaan umum secara klinis
4
Cemas b.d status kesehatan
setelah dilakukan perawatan selama ….. jam cemas ps terkontrol dg KH :
· Ps Mengungkapkan cemas berkurang
· Dapat tidur dan rileks
· Pasien kooperatif saat dilakukan tindakan
Penurunan kecemasan
·      Bina Hub. Saling percaya
·      Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan / suport mental dan spiritual
·      Jelaskan semua Prosedur tindakan yang akan dilakukan
·      Hargai pengetahuan ps tentang penyakitnya
·      Bantu ps untuk mengefektifkan sumber support
·      Berikan reinfocement untuk menggunakan Sumber Coping yang efektif
5
Deficite Knolage tentang penyakit dan perawatannya b.d Kurang paparan thdp sumber informasi, terbatasnya kognitif
setelah diberikan penjelasan selama …. X pengetahuan klien dan keluarga meningkat dg KH:
· ps mengerti proses penyakitnya dan Program prwtn serta Th/ yg diberikan dg:
· Ps mampu: Menjelaskan kembali tentang apa yang dijelaskan
· Pasien / keluarga kooperatif
Teaching : Dissease Process
·      Kaji  tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
·      Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya
·      Sediakan informasi tentang kondisi klien
·      Berikan informasi tentang perkembangan klien
·      Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
·      Diskusikan tentang pilihan tentang terapi atau pengobatan
·      Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
·      Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
·      Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit
·      Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
·      Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan
6
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor psikologis
Setelah dilakukan asuhan keperawatan …  jam klien menunjukan status nutrisi adekuat dengan KH:
·      BB stabil
·      tingkat energi adekuat
·      masukan nutrisi adekuat
Manajemen Nutrisi
·      Kaji adanya alergi makanan.
·      Kaji makanan yang disukai oleh klien.
·      Kolaborasi team gizi untuk penyediaan nutrisi TKTP
·      Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisi TKTP dan banyak mengandung vitamin C
·      Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung cukup serat untuk mencegah konstipasi.
·      Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
·      Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

Monitor Nutrisi
·      Monitor BB jika  memungkinkan
·      Monitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan klien makan.
·      Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan dengan waktu klien makan.
·      Monitor adanya mual muntah.
·      Kolaborasi untuk pemberian terapi sesuai order
·      Monitor adanya gangguan dalam input makanan misalnya perdarahan, bengkak dsb.
·      Monitor intake nutrisi dan kalori.
·      Monitor kadar energi, kelemahan dan kelelahan.
7
Sindrom defisit self care b/d kelemahan, penyakitnya
Setelah dilakukan askep … jam klien dan keluarga dapat merawat diri : activity daily living (adl) dengan kritria :
·   kebutuhan klien sehari-hari terpenuhi (makan, berpakaian, toileting, berhias, hygiene, oral higiene)
·   klien bersih dan tidak bau.
Bantuan perawatan diri
·   Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri yang mandiri
·   Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan, berhias
·   Beri bantuan sampai klien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
·   Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
·   Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
·   Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin
·   dorong untuk melakukan secara mandiri tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
·   Berikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
  1. Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995) 
  2. Pendektesian kanker payudara sedini mungkin merupakan faktor penting dalam menanggulangi kanker payudara. Oleh karena kanker payudara merupakan jenis kanker yang mudah dideteksi.
B. SARAN
Dalam kesempatan kali ini penyusun berharap dan memberikan saran agar kita dapat melakukan: 
  1. Konsumsi makanan yang rendah lemak. 
  2. Senam atau olahraga secara teratur. 
  3. Kurangi makanan tinggi garam. 
  4. Bila usia Anda lebih dari 50 tahun, lakukan uji mammogram setiap tahun atau dua tahun sekali. 
  5. Menyusui bayi Anda merupakan cara untuk mengurangi resiko kanker payudara. 
  6. Konsultasi ke bidan atau dokter, bila Anda menjumpai kelainan pada payudara Anda.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »