Ekologi Hewan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Informasi mengenai keanekaragaman fauna tanah khususnya mesofauna tanah. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan inventarisasi, sehingga dapat membantu dalam penyediaan data yang diperlukan untuk referensi bagi pihak pengelola. Mesofauna tanah adalah hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 0,16-10,4 mm. Menurut Setiadi (1989), peranan terpenting dari organisme tanah di dalam ekosistemnya adalah sebagai perombak bahan anorganik yang tersedia bagi tumbuhan hijau. Nutrisi tanaman yang berasal dari berbagai residu tanaman akan mengalami proses dekomposisi sehingga terbentuk humus sebagai sumber nutrisi bagi tanah.
B. Rumusan Masalah

1. Sebutkan jenis-jenis fauna tanah?

2. Jelaskan manfaat fauna tanah?

3. Sebutkan habitat fauna tanah yang paling banyak ditemui dalam suatu lokasi?


C. Tujuan


- Mengetahui jenis- jenis fauna tanah berdasarkan ukurannya.

- Mengetahui manfaat dari fauna tanah bagi kehidupan mahluk hidup.

- Mengetahui habitat yang paling banyak dihuni oleh fauna tanah dalam suatu lokasi.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Lingkungan Tanah
Lingkungan tanah merupakan lingkungan yang terdiri dari gabungan antara lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Gabungan dari kedua lingkungan ini menghasilkan suatu wilayah yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal bagi beberapa jenis makhluk hidup, salah satunya adalah mesofauna tanah. Tanah dapat didefinisikan sebagai medium alami untuk pertumbuhan tanaman yang tersusun atas mineral, bahan organik, dan organisme hidup. Kegiatan biologis seperti pertumbuhan akar dan metabolisme mikroba dalam tanah berperan dalam membentuk tekstur dan kesuburannya (Rao, 1994).

B. Fauna Tanah
Fauna tanah adalah fauna yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang terdapat di dalam tanah (Suin,1997). Beberapa fauna tanah, seperti herbivora, sebenarnya memakan tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas akarnya, tetapi juga hidup dari tumbuh-tumbuhan yang sudah mati. Jika telah mengalami kematian, fauna-fauna tersebut memberikan masukan bagi tumbuhan yang masih hidup, meskipun adapula sebagai kehidupan fauna yang lain.
Fauna tanah merupakan salah satu kelompok heterotrof (makhluk hidup di luar tumbuh-tumbuhan dan bakteria yang hidupnya tergantung dari tersedianya makhluk hidup produsen) utama di dalam tanah. Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan makrofauna tanah.

C. Keanekaragaman Fauna Tanah
Menurut Suhardjono dan Adisoemarto (1997), berdasarkan ukuran tubuh fauna tanah dikelompokkan menjadi:
a.      Mikrofauna
Adalah kelompok binatang yang berukuran tubuhü < 0.15 mm, seperti: Protozoa dan stadium pradewasa beberapa kelompok lain misalnya Nematoda. Mikrofauna dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Nematoda
Nematoda adalah cacing yang sangat kecil (mikroskopik) seperti benang (nema = benang). Yang berarti cacing tidak bersegmen bersifat parasit untuk tanaman dan hewan. Habitatnya pada tanah bertekstur kasar dan daerah rizosfer. Nematoda dapat ditemukan dengan mudah di setiap sampel tanah dengan jumlah individu yang banyak dan keanekaragaman jenis yang tinggi. Kelimpahan nematoda umumnya berkisar 1-10 juta /m2 dengan biomassa berkisar 0,3 sampai 10 g/m2. Contoh nematode yaitu omnivorous dan predaceus.
2.      Protozoa
Protozoa merupakan  mikroorganisme yang  menyerupai hewan dan merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Protozoa merupakan invertebrata bersel tunggal. Walau demikian, semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Bentuknya macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu serta bersifat heterotrof.
Berdasarkan alat geraknya, protozoa diklasifikasikan menjadi empat, yaitu ; rhizopoda, ciliata,  flagellata, sporozoa.
a) Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Contohnya, adalah  Ameoba proteus merupakan Amoeba yang hidup bebas di tanah yang berair dan banyak mengandung bahan organik, Foraminifera, Arcella, Radiolaria. Namun jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
b) Ciliata
Kelompok ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak serta mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
c) Flagellata
Bergerak dengan menggunakan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Hidup di perairan tawar, laut, tanah basah atau parasit pada tubuh organisme lain.




d) Sporozoa
Semua anggota filum Sporozoa tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.

b.      Mesofauna
Adalah kelompok yang berukuran tubuh 0.16 – 10.4 mm dan merupakan     kelompok terbesar dibanding kedua kelompok lainnya, seperti: Insekta, Arachnida, Diplopoda, Chilopoda, Nematoda, Mollusca, dan bentuk pradewasa dari beberapa binatang lainnya seperti kaki seribu dan kalajengking,
c.       Makrofauna
adalah kelompok binatang yang berukuran panjang tubuhü > 10.5 mm, sperti: Insekta, Crustaceae, Chilopoda, Diplopoda, Mollusca, dan termasuk juga vertebrata kecil. Beberapa jenis makrofauna tanah yang umum dijumpai adalah:
1.      Semut
Semut merupakan makrofauna yang mempunyai peran sebagai pendekomposer bahan organik, predator, dan hama tanaman. Semut juga dapat berperan sebagai ecosystem engineers yang berperan dalam memperbaiki struktur tanah dan aerasi tanah. Kelimpahan semut yang tertinggi biasanya terdapat pada lapisan seresah lebih tinggi. Hal ini dikarenakan  semut lebih menyukai tanah dengan bahan organik yang tinggi dibandingkan dengan bahan organik yang rendah.
2.      Rayap
Keberadaan rayap dipengaruhi oleh kandungan N total tanah dan kelembaban tanah. Rayap merupakan serangga yang hidupnya berkelompok dengan perkembangan kasta yang telah diketahui dengan baik kasta reproduktif (ratu) mempunyai tugas menghasilkan telur dan makannya dilayani oleh rayap pekerja. Rayap merupakan makrofauna tanah yang penting peranannya pada pembentukan struktur tanah dan pendekomposisian bahan organik serta ketersediaan unsur hara.
3.      Kaki seribu/ulat rotan (Narceus sp)
Kaki seribu mampu mencerna sendiri beberapa material tumbuhan, terutama beberapa jenis protein dan gula – gula sederhana. Mereka juga mencerna beberapa mikroorganisme yang hidup pada permukaan – permukaan benda, misalnya jamur. Kebanyakan kaki seribu adalah pembersih bangkai dan makan tumbuh – tumbuhan yang membusuk tetapi beberapa menyerang tumbuh – tumbuhan yang hidup dan kadang – kadang menimbulkan kerusakan yang serius.
4.      Cacing tanah (Lumbricus sp)
Kotoran (feses) cacing tanah mengandung banyak bahan organik yang tinggi, berupa N total dan nitrat, Ca dan Mg yang bertukar, pH, dan % kejenuhan basa dan kemampuan penukaran basa. Disini membuktikan bahwa cacing tanah berpengaruh baik terhadap produktivitas tanah. Karena cacing tanah dalam sifat kimia tanahnya berperan menghasilkan bahan organik, kemampuan dalam pertukaran kation, unsur P dan K yang tersedia akan meningkat.
5.      Lundi putih (Phyllophaga sp).
Merupakan fauna berbentuk bulat, putih, dengan panjang sekitar 2,5 cm dan melengkung seperti berbentuk C bila terganggu. Lundi ini terutama memakan akar rumput, yang menyebabkan bercak-bercak kematian di halaman rumput. Selain itu juga menyerang berbagai tanaman pertanian sehingga menjadi hama tanaman yang penting.
6.      Springtail 
Merupakan serangga primitive (biasanya tanpa mata dan pigmen) dan berukuran panjang < 1 mm. Fauna ini adalah konsumen sisa tanaman/hewan, kotoran, humus dan miselia jamur, hidup dalam pori-pori makro lapisan tanah bawah


7.      Kutu (Arachnida) 
Sebagian besar makrofauna ini memakan serat-serat organik mati seperti hifa jamur dan benih, ada yang memakan telur serangga dan mikrofauna lain seperti springtail.


8.      Tempayak atau larva serangga 
sejenis kumbang coklat atau kutu busuk, berbentuk bulat, putih dan panjang 1-2 cm, berkepala hitam dan berkaki tiga. Makanan utamanya adalah rumput dan berbagai tanaman pertanian.





9.      Ekor pegas 
Merupakan serangga primitif yang panjangnya kurang dari 1 milimeter. Hewan ini hidup dalam makropori lapisan tanah bawah dan memakan jaringan tumbuhan dan hewan mati, tinja atau kotoran, humus, dan miselium fungi. Fauna ini menggunakan ekornya untuk melompat/bergerak melalui mekanisme kembang-kerut bagian ujung bawah posteriornya.

D. Peranan Fauna Tanah
Fauna tanah memainkan peranan yang sangat penting dalam pembusukan zat atau bahan-bahan organik dengan cara :
1)      Menghancurkan jaringan secara fisik dan meningkatkan ketersediaan daerah bagi aktifitas bakteri dan jamur,
2)      Melakukan pembusukan pada bahan pilihan seperti gula, sellulosa dan sejenis lignin,
3)      Merubah sisa-sisa tumbuhan menjadi humus,
4)      Menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas,
5)      Membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral tanah.
Meskipun fauna tanah khususnya mesofauna tanah sebagai penghasil senyawa-senyawa organik tanah dalam ekosistem tanah, namun bukan berarti berfungsi sebagai subsistem produsen. Tetapi, peranan ini merupakan nilai tambah dari mesofauna sebagai subsistem konsumen dan subsistem dekomposisi.
Sebagai subsistem dekomposisi, mesofauna sebagai organisme perombak awal bahan makanan, serasah, dan bahan organik lainnya (seperti kayu dan akar) mengkonsumsi bahan-bahan tersebut dengan cara melumatkan dan mengunyah bahan-bahan tersebut. Mesofauna tanah akan melumat bahan dan mencampurkan dengan sisa-sisa bahan organik lainnya, sehingga menjadi fragmen berukuran kecil yang siap untuk didekomposisi oleh mikrobio tanah (Arief, 2001).
Tarumingkeng (2000), menyebutkan bahwa dalam suatu habitat hutan hujan tropika diperkirakan, dengan hanya memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis semut, lebah dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan jenis-jenis vertebrata.
Organisme-organisme yang berkedudukan di dalam tanah sanggup mengadakan perubahan-perubahan besar di dalam tanah, terutama dalam lapisan atas (top soil), di mana terdapat akar-akar tanaman dan perolehan bahan makanan yang mudah. Akar-akar tanaman yang mati dengan cepat dapat dibusukkan oleh fungi, bakteria dan golongan-golongan organisme lainnya (Sutedjo dkk., 1996).

                                                                       


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fauna tanah memainkan peranan yang sangat penting dalam pembusukan zat atau bahan-bahan organik dengan cara :
-          Menghancurkan jaringan secara fisik dan meningkatkan ketersediaan daerah bagi aktifitas bakteri dan jamur,
-          Melakukan pembusukan pada bahan pilihan seperti gula, sellulosa dan sejenis lignin,
-          Merubah sisa-sisa tumbuhan menjadi humus,
-          Menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas,
-          Membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral
Tanah.   
Fauna tanah dikelompokkan menjadi:
(1)   Mikrofauna adalah kelompok binatang yang berukuran tubuh < 0.15 mm,
(2)   Mesofauna adala kelompok yang berukuran tubuh 0.16 – 10.4 mm
(3)   Makrofauna adalah kelompok binatang yang berukuran panjang tubuh > 10.5 mm,

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, saran  dan kritik dari semua pihak sangat kami harapkan untuk kami jadikan sebagai bahan perbaikan nantinya.


DAFTAR PUSTAKA

Ludwig J. A. and J. F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology : Primer Methods and Computing. John Wiley and Sons Inc. new York.

Magurran, A. E. 1987. Ecological Diversity and Its Measurement. Croom Helm. London.

Mercianto, Y., Yayuk R. S. dan Dedy D. 1997. Perbandingan Populasi Serangga Tanah pada Tiga Keanekaragaman Tegakan Dipterocarpaceae. Prosiding Seminar Biologi XIV dan Kongres Nasional Biologi XI. Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Jakarta. Depok..

Odum, E. P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Terjemahan Tjahjono Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Suhardjono, Y. R. 2000. Collembola Tanah : Peran dan Pengelolaannya. Lokakarya Sehari Peran Taksonomi dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Depok.

Suin, N. M. 1997. Ekologi Fauna tanah. Bumi Aksara. Jakarta.

Supardi, I. 1994. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Alumni. Bandung

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »