PERBANDINGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-7 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MILA KABUPATEN PIDIE

PERBANDINGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-7 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSLUSIF DAN  NON EKSLUSIF  DI WILAYAH KERJA  PUSKESMAS MILA KABUPATEN PIDIE 

berat badan bayi usia 0-7 bulan pdf
PERBANDINGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut laporan organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2000, lebih kurang 1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar, kurang dari 15% bayi diseluruh dunia diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan dan pemberian makanan pendamping ASI yang tidak sesuai dan tidak aman bagi bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan pertumbuhan pada masa kehidupan anak dibawah 5 tahun antara lain akibat pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini dan tidak berhasilnya pemberian ASI Eksklusif (Anonymous, 2009).
Di Indonesia program kesehatan bayi baru tercakup didalam progam kesehatan Ibu dan Bayi. Dalam rencanan strategi nasional making pregnancyfer, target untuk kesehatan bayi baru lahir adalah menurunkan angka kematian neonatal. Tiga penyebab utama bayi meninggal adalah akibat berat badan rendah sebesar 29%, mengalami gangguan pernafasan sebeasar 27% dan masalah nutrisi sebesar10% (DEPKES RI, 2012).
Semua angka kematian bayi dan anak hasil SDKI 2012 lebih rendah dari hasil SDKI 2007. Untuk periode lima tahun sebelum survei, angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus (SDKI, 2012).
ASI eksklusif juga merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Menkes/ SK/IV/2004, yang ditetapkan tanggal 7 April 2004. Menkes menetapkan, pemberian ASI sejak umur 0-6 bulan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun dengan pemberian makanan yang sesuai (Depkes, 2008).
Pemberian ASI selama 6 bulan tanpa dicampur dengan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim disebut sebagai ASI Eksklusif (Maryunani, 2009). Depkes RI (2007) mendefenisikan ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja, segera setelah bayi lahir sampai umur 6 bulan tanpa makanan atau cairan lain termasuk air putih, kecuali obat dan vitamin. Pemberian ASI Eksklusif berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.450/MenKes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang mendukung pencapaian pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal bayi.
Namun kebanyakan ibu sudah memberikan MP-ASI kepada bayinya sebelum berusia 6 bulan. Hal ini dapat kita lihat dari rendahnya pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia yaitu bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai usia 5 bulan hanya 14% dan 8% sampai usia 6 bulan (Depkes, 2004).
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2012) pemberian ASI Eksklusif masih jauh dari target yang diharapkan. Faktor dominan yang menghambat pemberian ASI Eksklusif ini umumnya adalah kebiasaan masyarakat memberikan makanan/minuman beberapa saat setelah lahir berupa madu, larutan gula, susu bubuk, pisang, hal ini merupakan Tradisi turun temurun. Pemberian ASI Eksklusif di masih sangat rendah, sementara pemberian ASI dan minuman lainnya/pemberian makanan dan minuman selain ASI di Aceh masih sangat tinggi.
Data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Aceh jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif di Aceh berjumlah 18.508 bayi dari 110.301 jumlah bayi yang ada di Aceh (Depkes, 2007). Dan data dari Dinas Kesehatan Aceh Pidie (2007) jumlah bayi yang diberikan ASI Eksklusif berjumlah 629 bayi dari 6.801 bayi yang ada di Kabupaten Aceh Pidie. Data yang didapatkan dari Puskesmas Mila jumlah bayi usia 0-7 bulan berjumlah 39 bayi dari 20 Desa yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Mila Kecamatan Mila Kabupaten Pidie.
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif yang diukur dalam satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (centimeter, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh) (Perry & Potter, 2005; Supariasa, 2001; Tanuwijaya, 2003).
Parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kemajuan pertumbuhan adalah berat badan dan tinggi badan/panjang badan (Hidayat, 2008). Normalnya pada usia beberapa hari, berat badan bayi akan mengalami penurunan lebih kurang 10% dari berat badan saat lahir dan akan kembali mencapai berat badan saat lahir pada hari kesepuluh. Panjang badan adalah pengukuran yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal (Nursalam dkk, 2005).
Bayi usia 0-7 bulan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal hanya dengan mengandalkan asupan gizi dari Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan antioksidan (Prasetyono, 2009). Keunggulan kandungan ASI yang berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit, enzim dan hormon (Evawany, 2005).
Setelah usia 6 bulan, disamping ASI dapat pula diberikan makanan tambahan (MP-ASI, Makanan Pendamping ASI), namun pemberiannya harus diberikan secara tepat meliputi kapan memulai pemberian, apa yang harus diberikan, berapa jumlah yang diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga kesehatan bayi (Rosidah, 2008). Pemberian makanan tambahan harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya (Narendra dkk, 2008).
Rendahnya pencapaian ASI-Eksklusif ini disebabkan karena adanya anggapan ibu-ibu bahwa bayi yang diberi MP-ASI (ASI Non Eksklusif) akan lebih sehat karena berat badan yang lebih gemuk (Renata, 2009). Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diketahui bagaimana berat badan bayi usia 0-7 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan yang diberi MP-ASI (ASI Non Eksklusif) sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 0-7 Bulan yang diberikan ASI Ekslusif dan Non Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Mila Kabupaten Pidie ”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang diteliti adalah Bagaimanakah Perbandingan Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 0-7 Bulan yang diberikan ASI Ekslusif dan Non Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Mila Kabupaten Pidie?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbandingan Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 0-7 Bulan yang Diberikan ASI Ekslusif dan Non Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Mila Kabupaten Pidie .
2.Tujuan Khusus
  1. Mengidentifikasi berat badan bayi 0-7 bulan yang diberi ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Mila Kabupaten Pidie .
  2. Mengidentifikasi berat badan bayi 0-7 bulan yang diberi ASI Non Ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Mila Kabupaten Pidie .
  3. Menganalisa Perbandingan berat badan bayi 0-7 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan diberi ASI Non Ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Mila Kabupaten Pidie .
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan khususnya bidan sehingga dapat menjalankan perannya secara maksimal dan berkesinambungan dalam upaya meningkatkan promosi kesehatan bayi melalui penggalakkan pemberian ASI Eksklusif. 
2. Bagi Pendidikan Kesehatan
Mengembangkan ilmu kebidanan dan menambah informasi tentang perbandingan pertumbuhan bayi 0-7 bulan yang diberikan ASI Eksklusif dan ASI Non ekslusif.
3. Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai dasar penelitian lebih lanjut tentang pemberian makanan pada bayi sesuai tingkat usia.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »