Makalah Metode MAL dan Coitus Interruptus
Metode Amenorhea Laktasi dan Coitus Interruptus disusun Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keluarga Berencana
Metode MAL dan Coitus Interruptus |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Banyak Anak Banyak Rejeki” adalah kepercayaan kuno orang zaman dulu karena semakin banyak anak maka semakin banyak sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan ekonomi keluarga. Zaman modern sekarang ini justru menganggap dua anak cukup guna membentuk keluarga berencana atau keluarga berkualitas alias KB
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu. banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat kontrasepsi untuk wanita,juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi,keuntungan,kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Dan alat kontrasepsi yang sangat mudah di dapatkan seperti di minimarket.
Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu berusaha membantu masyarakat agar mereka mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan program pemerintah yaitu 2 anak cukup.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian Metode MAL dan Coitus Interruptus?
- Apa pengertian metode amenorhea laktasi (MAL )?
- Apa keuntungan metode amenorhea laktasi (MAL )?
- Apa kerugian metode amenorhea laktasi (MAL )?
- Apa indikasi metode amenorhea laktasi (MAL )?
- Apa kontraindikasi metode amenorhea laktasi (MAL )?
- Bagaimana tehnik penggunaan metode amenorhea laktasi (MAL )?
- Apa pengertian metode Coitus Interruptus ?
- Apa keuntungan metode Coitus Interruptus ?
- Apa kerugian metode Coitus Interruptus ?
- Apa indikasi metode Coitus Interruptus ?
- Apa kontraindikasi metode Coitus Interruptus ?
C. Tujuan
- Mengetahui pengertian Metode MAL dan Coitus Interruptus
- Mengetahui metode amenorhea laktasi (MAL)
- Mengetahui keuntungan metode amenorhea laktasi (MAL)
- Mengetahui kerugian metode amenorhea laktasi (MAL)
- Mengetahui indikasi metode amenorhea laktasi (MAL)
- Mengetahui kontraindikasi metode amenorhea laktasi (MAL)
- Mengetahui tehnik penggunaan metode amenorhea laktasi (MAL)
- Mengetahui pengertian metode Coitus Interruptus
- Mengetahui keuntungan metode Coitus Interruptus
- Mengetahui kerugian metode Coitus Interruptus
- Mengetahui indikasi metode Coitus Interruptus
- Mengetahui kontraindikasi metode Coitus Interruptus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Amenorhea Laktasi
a. Definisi Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode amenorrhea laktasi adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu ( ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan atau minuman apapun.
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Meskipun penelitian telah membuktikan bahwa menyusui dapat menekan kesuburan, namun banyak wanita yang hamil lagi ketika menyusui. Oleh karena itu, selain menggunakan Metode Amenorea Laktasi juga harus menggunakan metode kontrasepsi lain seperti metode barier (diafragma, kondom, spermisida), kontrasepsi hormonal (suntik, pil menyusui, AKBK ).
b. Cara Kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.
c. Efektifitas Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Efektifitas metode amenorhoe laktasi tinggi ( keberhasilan 98% pada 6 bulan pertama pasca persalinan, belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui.
d. Keuntungan Metode Amenorea Laktasi (MAL)
1) Keuntungan Kontrasepsi
- Segera efektif
- Tidak mengganggu senggama
- Tidak ada efek samping secara sistemik
- Tidak perlu pengawasan medis
- Tidak perlu obat atau alat
- Tanpa biaya
2) Keuntungan Non- Kontrasepsi
Untuk bayi :
- Mendapatkan kekebalan pasif ( mendapatkan antibody perlingdungan lewat ASI)
- Sumbur asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal
- Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air , susu lain atau formula atau alat minum yang dipakai
Untuk Ibu :
- Mengurangi perdarahan pasca persalinan
- Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal).
- Mengurangi resiko anemia
- Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi
e. Kerugian Metode Amenorea Laktasi (MAL)
- Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan
- Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social
- Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/ HBV dan HIV/ AIDS
f. Indikasi Metode Amenorea Laktasi (MAL)
- Ibu menyusui secara ekslusif
- Bayi berumur kurang dari 6 bulan
- Ibu belum mendapatkan haid sejak melahirkan
g. Kontraindikasi Metode Amenorea Laktasi (MAL)
- Sudah mendapat haid sejak setelah bersalin
- Tidak menyusui secara ekslusif
- Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
- Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam
h. Intruksi / teknik penggunaan yang diberikan kepada klien dalam menggunakan metode amenorhoe laktasi :
- Bayi disusui secara on demand. Biarkan bayi menyelesaikan hisapan dari satu payudara sebelum memberikan peyudara lain,supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir (hindmilk). Bayi hanya membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak memerlukan lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara lain pada waktu menyusui berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi banyak susu
- Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam
- Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya
- Susui bayi juga pada malam hari, karena menyusui pada malam hari membantu mempertahankan kecukupan persediaan ASI.
- Bayi terus disusukan walaupun ibu / bayi sakit
- Apabila ibu menghentikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menghisap kurang sering dan akibatnya tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi.
B. Coitus Interruptus (senggama terputus)
a. Definisi Coitus Interruptus ( senggama terputus)
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
b. Efektivitas Coitus Interruptus ( senggama terputus)
Efektivitas bila dilaksanakan dengan benar. Efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4-14 kehamilan per 100 perempuan per tahun) efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
c . Keuntungan Metode Coitus Interruptus ( senggama terputus)
Keuntungan kontrasepsi
- Alamiah.
- Efektif bila dilakukan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
- Tidak ada efek samping
- Dapat digunakan setiap waktu
- Tidak membutuhkan biaya
Keuntungan Non- Kontrasepsi
- Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
- Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
d. Kerugian / keterbatasan metode Coitus Interruptus ( senggama terputus)
- Sangat tergantung dari pihak priadalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama
- Memutuskan kenikmatan hubungan seksual
- Tidak melindungi dari penyakit menular seksual
- Kurang efektif untuk mencegah kehamilan
e. Indikasi metode Coitus Interruptus ( senggama terputus)
- Dapat dipakai pada suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
- Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alas an filosofi untuk tidak memakai metode –metode lain
- Pasangan yang memerlukan metode kontrasepsi dengan segera
- Pasangan yang memerlukan metode kontrasepsi sementara, sambil menunggu metode yang lain
- Pasangan yang membutuhkan metode pendukung lain
- Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
f. Kontraindikasi metode Coitus Interruptus ( senggama terputus)
- Ejakulasi premature pada pria
- Suami yang sulit melakukan senggama terputus
- Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis
- Suami sulit untuk bekerjasama
- Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
- Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode amenorrhea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu ( ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan atau minuman apapun. Metode ini menberikan banyak keuntungan bagi pemakainya. Namun sebagai mana layak nya jenis metode kontrasepsi lainnya,MAL juga mempunyai beberapa keterbatasan. Metode Amenore Laktasi (MAL) bekerja dengan cara menekan atau menunda terjadinya proses ovulasi,yaitu dengan peningkatan hormon prolaktin sebagai akibat respons terhadap stimulus pengisapan berulang pada saat menyusui. Coitus Interruptus (senggama terputus) Metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra- vagina. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia eksterna.
B. Saran
Sebaiknya metode kontrasepsi amenore laktasi (MAL) dan Coitus interuptus menjadi pilihan KB bagi pasangan suami istri yang ingin menunda kehamilan karena tidak perlu obat atau alat dan pengawasan medis serta tanpa mengeluarkan biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani Sri, Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana,Yogyakarta : Pustaka Rihana
Maria Ulfah Kurnis Dewi.2013 ,Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta :TIM
Sulistyawati Ari, 2013.Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta :Salemba Medika