Acuan Praktik Cara Menyusui yang Baik dan Eksklusif Ala Bidan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Air susu ibu ( ASI ) merupakan suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, social maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormone, unsure kekebalan, factor pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit, selain itu terdapat hubungan penting antara menyususi dengan penjarangan kehamilan (KB). Keunggulan ASI tersebut perlu di tunjang dengan cara pemberian ASI yang benar, antara lain pemberian ASI segera setelah lahir atau IMD ( 30 menit pertama bayi harus sudah di sususkan ). Kemudian pemberian ASI saja sampai umur 6 bulan (ASI Ekslusif) selanjutnya pemberian ASI sampai 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping ASI yang benar. Sehingga diperlukan usaha-usaha atau pengelolaan menyusui yang baik dan benar menurut bidan. Agar setiap IBU dapat menyusui sendiri bayinya.
Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal yang baik fisik maupun mental dan kecerdasannya. Maka perlu diperhatikan agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif.
Menyusui adalah proses yang alami. Namun demikian, menyusui perlu dipelajari antara lain, belajar bagaimana memegang bayi agar dapat menyusu dengan baik dan mengatur posisi tubuh agar merasa nyaman selama menyusui. Teknik menyusui terdiri dari posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat, yang ,merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui dan pengeluaran ASI. Dimana bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan putting lecet dan ibu menjadi enggan menyusui dan bayi jarang menyusu. Selain iyu ibu harus menemukan posisi yang sesuai selama pemberian ASI, bayi juga harus berada dalam posisi yang nyaman untuk mempermudah menjangkau puting.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian menyusui?
b. Apa manfaat menyusui?
c. Bagaimana acuan praktik cara menyusui yang baik dan eksklusif anjuran Bidan?
d. Bagaimana posisi menyusui yang baik dan eksklusif ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:
b. Manfaat menyusui.
c. Acuan praktik cara menyusui yang baik dan eksklusif anjuran Bidan.
d. Posisi menyusui menyusui yang eksklusif dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menyusui
Menyusui adalah ketrampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi. Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu.
2.2 Manfaat Menyusui
Berikut ini adalah manfaat yang didapatkan dengan menyusui bagi bayi, ibu, keluarga, dan Negara
a. Manfaat menyusui bagi bayi
- Komposisi sesuai kebutuhan.
- Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.
- ASI mengandung zan antibody.
- Perkembangan psikomototrik lebik cepat.
- Menunjang perkembangan kognitif.
- Menunjang perkembangan penglihatan.
- Memperkuat ikatan batin ibu dan anak.
- Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.
- Membentuk sistem pencernaan yang sehat.
b. Manfaat menyusui bagi Ibu
- Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula.
- Ibu yang menyusui dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
- Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih saying pada buah hatinya.
- Mengurangi kemungkinan kanker payudara.
c. Manfaat menyusui bagi keluarga
- Mudah dalam proses pemberiannya.
- Mengurangi biaya rumah tangga.
- Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.
d. Manfaat menyusui bagi Negara
- Pengehematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan.
- Pengematan devisa dalam hal pembelian susus formula dan perlengkapan menyusui.
- Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
2.3 Tekhnik Menyusui yang baik dan eksklusif
Teknik Menyusui Yang yang baik dan eksklusif adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:
a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, sebelum menyusui bersihkan puting susu dan areola dengan kapas DTT, langkah selanjutnya ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu
b. Bayi diletakkan menghadap payudara.
- Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
- Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
- Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.
- Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
- Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
- Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
- Menyentuh pipi dengan puting susu.
- Menyentuh sisi mulut bayi.
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
f. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain.
g. Cara melepas isapan bayi yaitu:
- Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi.
- Dagu bayi ditekan ke bawah.
h. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
i. Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu:
- Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau,
- Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
Fungsi dari tekhnik menyusui yang benar dan eksklusif adalah:
- Putting susu tidak lecet.
- Perlekatan menyusu pada bayi kuat.
- Bayi menjadi tenang.
- Tidak terjadi gumoh.
Akibat cara menyusui yang tidak baik dan benar yaitu:
- Putting susu menjadi lecet.
- ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI.
- Bayi enggan menyusu.
- Bayi menjadi kembung.
Apabila bayi telah menyusu dengan baik dan benar, maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut.
- Bayi tampak tenang
- Badan bayi menempel pada perut ibu.
- Mulut bayi terbuka lebar.
- Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
- Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak masuk
- Bayi tampak menghisap dengan ritme yang perlahan-lahan.
- Putting susu tidak terasa nyeri.
- Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
- Kepala bayi agak menengadah.
2.4 Acuan Praktik Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994) |
Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994) |
Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994) |
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994) |
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004) |
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004) |
Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004) |
Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004) |
2.5 Langkah-langkah menyusui yang benar dan eksklusif
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.
Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004) |
Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004) |
2. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004) |
3. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.
4. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004) |
Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004) |
2.6 Cara pengamatan teknik menyusui yang Eklsklusif benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
- Bayi tampak tenang.
- Badan bayi menempel pada perut ibu.
- Mulut bayi terbuka lebar.
- Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
- Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
- Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
- Puting susu tidak terasa nyeri.
- Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
- Kepala bayi agak menengadah.
Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004) |
2.7 Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004) |
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Teknik Menyusui Yang Benar dan eksklusif adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Langkah-langkah menyusui yang benar yaitu Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
- Menyusui dengan cara yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut yaitu: bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu, mulu bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu, sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk, bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan, puting susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak menengadah.
- Dalam menyusui, terdapat macam posisi menyusui, cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
- Adapun posisi khusus menyusui nayi yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu pasca operasi Caesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, yaitu di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
3.2 Saran
Setelah mengetahui cara menyusui yang baik dan eksklusif, di harapkan kepada mahasiswa kebidanan sebagai calon bidan agar dapat memberikan konseling di masyarakat tentang menyusui yang baik dan eksklusif sehingga para ibu menyusui dapat menyusui bayinya dengan benar untuk menhasilkan generasi yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Ali Syaifuddin, 2006, Kehamilan Persalinan dan Perawatan Bayi, MT.Indarti Yogyakarta.
Baskoro, Anton. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Banyu Media, Yogyakarta.
Mara’at, 2005, Sikap Manusia Perubahan dan Pengaturannya. Ghalia Indonesia, Jakarta,
Maulana, Mirza, 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Kata Hati, Jakarta.
Perinasia. 2004. Manajemen Laktasi. Menuju Persalinan Aman dan Bayi Lahir Sehat, 2nd ed. Jakarta.
Poerwanti, S., H., 2007, Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Pustaka Bunda, Jakarta.
Read More: Persiapan ASI eksklusif untuk ibu bekerja