PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SISTEM INDRA DI SMAN 1 BANDAR BARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

1. Latar Belakang Masalah
     Kualitas suatu proses pembelajaran dapat diukur dari kualitas semua unsur yang mendukung dalam pelaksanaan proses pembelajaran tersebut, antara lain yaitu guru (tenaga pengajar), siswa (peserta didik) dan proses belajar yang berlangsung. Dunia pendidikan masih terhalang oleh berbagai masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran siswa di dalam kelas, penerapan metode pembelajaran yang digunakan, atau ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah yang mendukung proses pembelajaran bagi siswa sesuai pendapat Margono (2010). Oleh sebab itu perlu adanya sebuah metode pembelajaran untuk membangkitkan semangat peserta didik agar aktif dalam proses pembelajaran.
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SISTEM INDRA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

     Kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran Biologi tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode yang tepat. Kebanyakan pembelajaran biologi selama ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Pada pembelajaran dengan cara tersebut, biasanya siswa diposisikan sebagai objek, yang dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa (Djamarah, 2006). Dalam hal ini guru memposisikan diri sebagai seseorang yang mengetahui banyak hal, sehingga seorang guru dengan kemampuan ceramahnya akan cenderung untuk menggurui saja. Keadaan ini perlu dibenahi agar pelajaran biologi dapat berjalan lancar. Guru harus dapat memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan kebutuhan belajar siswa.
     Dalam pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Bandar Baru, berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada pra penelitian diperoleh keterangan bahwa pembelajaran biologi yang berlangsung selama ini di sekolah ini masih berupa pembelajaran teacher centered atau pembelajaran yang berpusat pada guru, yang mana selama proses pembelajaran hanya guru yang aktif memberikan informasi sedangkan siswa cenderung sebagai penerima informasi saja. Pembelajaran yang selama ini diterapkan adalah metode mengajar ceramah, dimana dalam metode ini guru lebih banyak berbicara dan bercerita untuk menginformasikan semua fakta dan konsep pembelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat. 
     Besar kecilnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sebanding dengan kesempatan siswa untuk mengalami proses belajar. Di mana kekurangterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas akan menghambat atau menghalangi siswa dalam memahami pelajaran tersebut yang akan berakibat prestasi belajar siswa yang cenderung rendah (Margono. 2010).
     Masalah yang ditemukan pada pra penelitian didapatkan bahwa siswa banyak mengalami kesulitan dalam mengingat nama-nama latin dan juga istilah asing yang banyak terdapat dalam pelajaran biologi. Di mana hal ini berdampak pada sulitnya siswa memahami pelajaran biologi yang erat hubungannya dengan nama latin dan istilah asing yang berefek pada rendahnya hasil belajar siswa. Selain itu, siswa cenderung kurang tertarik menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru karena soal latihan yang diberikan biasanya berupa pilihan berganda atau soal essay yang menguras otak. Dari data yang didapat di SMA Negeri 1 Bandar Baru, lebih dari setengah murid (60%) tidak dapat melampaui standart nilai yang sudah ditentukan dengan nilai rata-rata kelas adalah 61. Adapun nilai standard yang harus dicapai (KKM) pada mata pelajaran biologi di sekolah ini adalah 70. Remedial yang dilakukan tidak membantu karena masalah yang diprediksi sebagai penghambat pencapaian ketuntasan belajar siswa adalah model belajar yang diterapkan tidak memacu minat siswa dalam belajar dan mengerjakan soal-soal latihan.
     Penyebab dari masalah diatas salah satunya bisa dilihat dari cara guru mengajar, guru kurang mengembangkan model pembelajaran yang ada dan mengajar dengan cara yang masih tradisional. Memperhatikan kondisi tersebut, maka guru dituntut untuk dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan berbagai macam model pembelajaran. Salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar siswa tersebut adalah dengan memberikan peluang kepada siswa untuk dapat berperan aktif dalam menjawab pertanyaan dan mengukur sejauh mana pemahaman siswa mengenai pelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. 
     Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Teams Assisted Individualizations (TAI). Model pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Pada pengajaran TAI akan memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif hal ini dikemukakan oleh Wan Syafi’i, dkk. (2012:3) berdasarkan jurnal biologi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualizations (TAI) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Sains Biologi Siswa Kelas VIIa Smpn 4 Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Tahun Ajaran 2011/2012”.
     Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan kompetensi belajar biologi siswa di bidang kognitif, afektif dan psikomotorik dan mampu meningkatkan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar (Wiyanti, 2008). Penerapan metode TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Biologi sebesar 78% (Sihombing, 2011).
     Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualizatian ini dikembangkan oleh Slavin. Ciri khas pada tipe Team Assisted Individualizatian (TAI) ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Dalam pembelajaran Team Assisted Individualizatian, siswa yang kurang mampu dapat tertolong dengan siswa yang lebih mampu. Karena dalam pembelajaran TAI, siswa yang lebih pintar akan menjadi tutor atau pembimbing sebaya bagi siswa yang kurang mampu. Dalam hal ini, siswa yang lebih mampu dituntut untuk lebih bertanggung jawab membangun pengetahuan teman-teman sekelompoknya. Karena dalam pembelajaran TAI ini, keberhasilan tim akan dipertimbangkan disamping keberhasilan individual.
     Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka peneliti mengangkat judul penelitian yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sistem Indra Di SMAN 1 Bandar Baru”.
2. Perumusan Masalah
     Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Indivdualization pada materi sistem indra dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 1 Bandar Baru?”.
3. Tujuan Penelitian
     Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar materi sistem indra dengan menerapkan model pembelajaran tipe Team Assisted Indivdualization di SMAN 1 Bandar Baru.
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
     Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi masukan tentang cara belajar dengan model pembelajaran yang baru dengan memanfaatkan teman satu kelompok sehingga siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota kelompok, saling mendengarkan, saling menghargai pendapat orang lain, serta yang terpenting dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada materi sistem indra.
2. Bagi Guru
     Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran biologi pada materi sistem indra, mengenai model pembelajaran yang digunakan.
3. Bagi Peneliti
     Hasil penelitian ini ddapat menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Indivdualization khususnya pada sub materi sistem indra.
5. Hipotesis
     Hipotesis pada penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Indivdualization dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada materi sistem indra di SMAN 1 Bandar Baru.
6. Definisi Istilah
  1. Penerapan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan diakhiri dengan penilaian hasil belajar berdasarkan suatu konsep tertentu.
  2. Model pembelajaran merupakan tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, yaitu usaha guru dalam menggunakan beberapa variable pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  3. Team Assisted Individualizatian merupakan model pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok.
  4. Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dibandingkan pada saat sebelum belajar.
  5. Sistem indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis ransangan tertentu. Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi.
  6. SMAN 1 Bandar Baru adalah tempat dimana peneliti melaksanakan penelitian.
7. Landasan Teoritis

a. Penerapan

     Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. Adapun unsur-unsur penerapan meliputi:
  1. Adanya program yang dilaksanakan.
  2. Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut.
  3. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses penerapan tersebut (Badudu, 2006:148).

b. Model Pembelajaran

     Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, maka perlu adanya model-model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Model dirancang untuk mewakili realitas sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial (Suprijono, 2011:46).

c. Team Assisted Individualizatian

     Model pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. (Wan Syafi’i, dkk. 2012:3).

d. Hasil Belajar

     Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Oleh karena itu hasil belajar mempunyai hubungan erat dengan belajar. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. (Sudjana, 2009:18).

e. Sistem Indra

     Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis ransangan tertentu. Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis ransangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima ransang zat kimia), fotoreseptor (penerima ransang cahaya), audioreseptor (penerima ransang suara) dan mekanoreseptor (penerima ransang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). (Depdiknas, 2008).
8. Populasi dan Sampel
     Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMAN 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya, dengan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 90 orang siswa. Sampel dipilih secara random, dan tenyata diperoleh kelas XI-IPA5 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 25 siswa dengan materi yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualizations dan kelas XI-IPA6 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 27 siswa dengan materi yang diajarkan menggunakan metode Konvensional.
9. Teknik Pengumpulan Data

     Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis mengajar kelas eksperimen pada materi yang sama dengan kelas kontrol 2 kali pertemuan, kemudian penulis mengadakan test. Soal tes yang sama dan dicobakan kepada seluruh siswa yang telah dipilih sebagai sampel penelitian. Test yang diberikan berupa tes akhir (Post test), Soal tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 soal dengan skor personal 4 (Empat) dan skor maksimal 100.
10. Teknik Analisa Data
     Data hasil penelitian ditabulasikan ke dalam daftar distribusi frekuensi, selanjutnya di analisis dengan uji-t menurut Sudjana (2005:239) yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Untuk pengujiannya harus memenuhi kriteria sebagai berikut : Diterima hipotesis jika thitung ≥ dengan ttabel pada taraf signifikasi 5% dan ditolak jika thitung< dengan ttabel, dan dalam hal ini harga ttabel dapat diperoleh dari daftar distribusi -t dengan derajat kebebasan : (n1 + n2) – 2.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Sunarno dan Syaifullah D. Sihombing, 2011. Metode Penelitian Keolahragaan. Yuma Pustaka. 
Badudu. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Djamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: UM Press
Sudjana. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suprijono. A. 2010. Cooperative Learning: teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyatno. 2009 . Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Slavin, Robert E.2009.Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.Bandung:Nusa Media.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »