Pengertian, Tugas, Faktor, dan Fase Perkembangan Peserta Didik Dalam Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia, sctiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada -permainan fantasi pada niasa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja.
perkembangan peserta didik |
Apakah yang dimaksud oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu? Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses: proses biologis, proses kogm’tif dan proses sosial.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
- Sebutkan hakikat perkembangan peserta didik berupa pengertian, tugas, faktor, dan fase-fase perkembangan peserta didik?
- Jelaskan konsep-konsep dasar yang dialami oleh peserta didik?
- Sebutkan Klasifikasi Tugas Perkembangan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perkembangan
Untuk mengetahui arti perkembangan para ahli sependapat bahwa perkembangan adalah suatu perubahan, kearah yang lebih maju, lebih dewasa, secara teknis perubahan itu merupakan proses. Mengenai proses ini para ahli berbeda pendapat. Perbedaan pendapat para ahli ini di golongkan ke dalam konsepsi aliran-aliran, antara lain aliran asosiasi, gestalt dan neo-gestalt, serta aliran sosiologisme.perinciannya sebagai berikut :
a. Aliran asosiasi
Pada hakekatnya perkembangan adalah proses asosiasi. Yang primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dahulu sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Contoh pengertian lonceng pada anak-anak. Menurut aliran asosiasi kemungkinan anak akan mendengar bunyi lonceng kemudian anak akan memperoleh kesan pendengaeran mengenai lonceng, kemudian anak-anak akan melihat lonceng tersebut kemudian akan memperoleh kesan penglihatan berupa bentuk, dan warna lonceng,lalu anak meraba lonceng tersebut sehingga memperoleh gambaran kasar atau hal;us. Jadi gambaran mengenai lonceng ini makin lama makin lengkap satu dengan yang lain saling berhubungan. Tokoh aliran ini adalah John Locke, ia berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri.
b. Aliran gestalt
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran asosiasi. Perkembngan menurut aliran ini adalah proses diferensiasi. Misal seorang anak melihat mobil, di dalam pikirannya semua kendaraan beroda 4 adalah mobil, lama kelamaan dia tahu jenis-jenis mobil berupa truk, jeep, sedan, tankki dll.
Aliran neo-gestalt yang dirilis oleh Kurt Lewin selain proses diferensiasi juga ada proses stratifikasi. Struktur pribadi terdiri dari lapisan-lapisan (strata), lapisan itu makin lama makin bertambah. Missal anak kecil baru mempunyai satu lapisan, oleh karena itu anak kecil tidak akan berdusta, semakin dewasa akan bertambah pula lapisannya.
c. Aliran sosiologis
Perkembangan adalah proses sosialisasi. Seorang anak mula-mula bersifat a-sosial atau pra-sosial yang kemudian perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan. Penganut aliran ini adalah James Mark Baldwin (1864-1934), Freudian, dll
2.2 Pengertian Peserta Didik
Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangakan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar disekolah (Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah angota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik usia SD/MI adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6-12/13 tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan SD/MI. Peserta Didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Penting anda pahami sebagai guru kelas SD bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didiksebagai suatu totalitas atau kesatuan.
Sinolungan (1997) juga mengemukakan, manusia termasuk peserta didik adalah mahluk totalitas ”homo trieka”. Ini berarti manusia termasuk peserta didik merupakan (a) mahluk religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam lingkungan sekitarnya, (b) mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan saling mempengaruhi agar berkembang sebagai manusia; serta (c) mahluk individual yang memiliki keunikan (ciri khas, kelebihan, kekurangan, sifat dan kepribadian, dll.), yang membedakan dari individu lain.
Jadi dalam mempelajari dan memperlakuakan peserta didik, termasuk peserta didik usia SD/MI hendaknya dilakukan secara utuh, tidak terpisah-pisah. Kita harus melihat mereka sebagai suatu kesatuan yang unik, yang terkait satu dengan yang lainnya.
2.3 Fase perkembangan peserta didik
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan fase remaja. Perkiraan waktu ditentukaii padn setiap fase tintuk memperoleh gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir.
- Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.
- Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
- Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
- Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolr.h dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
Dalam menentukan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang yang mereka gunakan tidak sama. Pendapat yang bermacam-macam itu dapat digolongkan kedalam 3 macam yaitu:
1) Aliran Nativisme
Perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus artinya lahir), tokohnya adalah Scopenhaeur, Plaato, Descartes, Lombroso dll.ex: jika orang tua pintar dalam computer maka anak akan pintar computer. Aliran ini sudah tidak terlalu berpengaruh seperti zaman dahulu.
2) Aliran Empirisme
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran nativisme. Perkembangan itu semata-mata bergantung pada factor lingkungan, sedangkan keturunan tidak berperan sama sekali. Tokoh utama John Locke. Doktrin yang terkenal adalah tabula rasa bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong. Menekan pada arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan. Ex : anak orang kaya atau orang pandai mengecewakan orang tuanya karena kurang berhasil di dalam belajar walaupun fasilitas-fasilitas sangat luas, sedangkan ada anak orang miskin atau kurang mampu sangat berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas yang mereka perlukan sangat jauh dari mencukupi, jadi aliran empirisme tidak tahan uji.
3) Aliran Konvergensi
Didalam perkembangan individu baik dasar atau bawaaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat yang sudah ada di dalam masing-masing individu, perlu adanya lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang dengan baik.ex: manusia mempunyai kaki untuk berdiri tegak jika dia berada di lingkungan manusia, akan tetapi jika dia di asuh oleh srigala kemungkinan dia akan berdiri seperti srigala.
2.5 Fase-Fase Perkembangan peserta didik berdasarkan para ilmuan
Dalam ilmu jiwa perkembangan kita kenal beberapa pembagian masa hidup anak yang disebut sebagai fase. Fase perkembangan ini mempunyai cirri-ciri yang relative sama, berupa kesatuan-kesatuan peristiwa yang bulat.
Aristoteles (384-322 SM) membagi masa perkembangan selama 21 tahun dalam 3 septenia ( 3 periode kali 7 tahun) yang dibatasi oelh 2 gejala alamiah yang penting, yaitu pergantian gigi dan munculnya gejala-gejala pubertas. Hal ini berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmaniah dengan perkembangan jiwa anak. Pembagian ini meliputi :
- 0-7 tahun, disebut sebagai masa kecil, masa bermain
- 7-14 tahun, masa anak-anak, masa belajar atau masa sekolah
- 14-21 tahun, masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
Prof. Kohnstamm dalam bukunya “persoonlijkheid in wording” membagi perkembangan kedalam beberapa fase sebagai berikut:
- Masa bayi atau masa vital
- Masa anak kecil, masa esthetis
- Masa nak sekoalh, masa intelektuil
- Masa pubertas dan adolensasi, masa social
- Manusia yang sudah matang
Menurut Kohnstamm, manusia selalu dalam proses perkembangan, ia tidak akan pernah selesai walaupun dengan bertambahnya usia.
Johan Amos Comenius (1592-1671) dalam bukunya “didactica Magna” menitik beratkan aspek pengajaran dari proses pendidikan dan perkembangan anak. Comenius membagi periode perkembangan sebagai berikut:
- 0-6 tahun, periode sekolah-ibu, semua usaha bimbingan-pendidikan berlangsung ditengah keluarga terutama oleh ibu.
- 6-12 tahun, periode sekolah-bahasa-ibu. Anak baru mampu menghayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri atau bahasa ibu. Bahasa ibu digunakan untukl berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan impresi dari luar berupa pengaruh, sugesti, serta transmisi kulturil (pengoperan nilai-nilai kebudayaan) dari orang dewasa.
- 12-18 tahun, periode sekolah-latin anak mulai diajarkan bahasa latin atau bahasa kebudayaan, agar anak bisa mencaapi teraf yang beradab dan berbudaya.
- 18-24 tahun, periode-universitas anak mudah mengalami proses pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah dan mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan.
2.6 Klasifikasi Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga kelak. Berikut ini merupakan uraian dari masing-masing bagian tersebut beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1. Kehidupan pribadi sebagai individu
Kehidupan pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dirumuskan. Sebagai makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi;i fisik amat penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi seoseorang.
Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
- Status sosial ekonomi,
- Filsafat hidup keluarga,
- Pola hidup keluarga.
Selain itu faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai dengan aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
- Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individuü ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak dilahirkan
- Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukanü oleh lingkungan tempat ia berkembang, jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak lingkungan.
- Aliran konvergensi menyatakan bahwa perkembangan seorang individuü dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran ini merupakan penggabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
2. Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut manusia senantiasa belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa belajar sepanjang hayatnya.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja.
3. Kehidupan Keluarga
Tugas perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai tertarik kepada lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Dalam situasi pergaulan yang khusus atau berkencan, seorang gadis hendaknya bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif. Pada umumnya remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan.
Hampir setiap remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia belasan tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian perkembangan adalah suatu perubahan, kearah yang lebih maju, lebih dewasa, secara teknis perubahan itu merupakan proses. Proses disini menurut para ahli berbeda pendapat. Pendapat itu digolongkan menjadi aliran-aliran diantaranya asosiasi, gestalt, dan sosiologis. Sedangkan peserta didik berarti setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat.
Perkembangan memiliki tugas yang dibagi dalam tugas perkembangan di masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, masa setengah baya, dan masa orang tua.
3.2 Saran
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas.mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Hedriati. Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja). Bandung : Refika Aditama, 2006.
Ali, Muhammad. Ansori, Muhammad. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Cahyadi, Ani. Mubin. Psikologi Perkembangan. Ciputat : Quantum Teaching, 2006.
Fatimah, Enung. Psikologi Perkembangan, Peserta Didik. Bandung : Pustaka Setia, 2006.
Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga, 1990.
Panutu, Panut. Psikologi Perkembangan. Bandar Lampung : Gunung Pesagi, 1994.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : C.V. Rajawali, 1991.