BAB I
PENDAHULUAN
Di abad 21 ini adalah sebuah keniscayaan bahwa globalisasi benar-benar
terjadi di dunia ini. Setiap negara harus ikut atau dipaksa ikut dalam
percaturan globalisasi dunia. Setiap negara yang tidak mengikuti trend
globalisasi cenderung akan dikucilkan dalam pergaluan dunia dan cenderung
terhambat perkembangan negara tersebut khususnya dalam bidang ekonomi. Globalisasi
perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan,
dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin
terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi
ekonomi memandang dunia sebagai satu kesatuan. Sisi perdagangan dan investasi
bergerak menuju liberalisasi perdagangan dan investasi dunia secara
keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini antara lain:
1.
Apakah yang dimaksud dengan globalisasi ekonomi?
2.
Apakah pengaruh atau dampak globalisasi ekonomi bagi Indonesia?
3.
Bagaimana sikap Indonesia dalam menghadapi globalisasi ekonomi?
4.
Bagaimana perkembangan ekonomi global?
BAB II
Cara Menghadapi Globalisasi Di Bidang Ekonomi
A. Pegertian Globalisasi Ekonomi
Globalisasi adalah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan
keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain. Globalisasi ekonomi disebut juga perdagangan
bebas adalah sebagai tidak adanya hambatan yang diterapkan pemerintah dalam perdagangan antar
individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang
berbeda. Berikut ini beberapa
ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
a)
Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi
global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam
turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
b)
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam
World Trade Organization (WTO).
c)
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat
ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai
hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
d)
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
B. Pengaruh atau Dampak Globalisasi Ekonomi Bagi Suatu Negara
a.
Dampak positif dari globalisasi ekonomi
a)
Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif'
dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi
dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan
masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam
bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan
pembelanjaan dan tabungan.
b)
Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari
berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini
menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu,
konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih
rendah.
c)
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan
setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
d)
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama
dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan
tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh
negara-negara berkembang.
e)
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya
bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui
investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik
ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. Dengan adanya dana
dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan
pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan
tersebut.
b.
Dampak negatif dari globalisasi ekonomi
a)
Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan
sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan
negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untuk
memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang. Dengan demikian,
perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara
berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat karena
banyaknya industri pesaing dari luar yang masuk. Selain itu, ketergantungan
kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin
meningkat.
b)
Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor.
Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak
berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk
lain dari globalisasi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran netto
pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit.
Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan
(pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya
ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran karena impor lebih
besar daripada ekspor maka neraca pembayaran menjadi defisit.
c)
Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah
pengaliran investasi (modal) yang semakin besar. Investasi ini terutama
meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang
meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah baik dan
nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar
saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca
pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik
merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk
kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
d)
Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam
suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak
stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi
lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan
semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau
malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek
buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara,
distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi
masyarakat semakin bertambah buruk.
C. Sikap Indonesia Menghadapi Globalisasi Ekonomi
Pada dasarnya negara-negara di dunia terdapat dua kutub
dalam menyikapi globalisasi ekonomi ini. Kutub yang pertama adalah
negara-negara yang mendukung pelaksanaan globalisasi. Negara-negara ini terdiri
dari negara-negara maju dan negara-negara yang memiliki perekonomian yang kuat.
Di kutub yang lain terdapat negara-negara yang menolak pemberlakuan perdagangan
bebas di dunia. Negara-negara ini biasanya merupakan negara-negara yang
memiliki Sumber Daya Alam yang banyak tetapi Sumber Daya manusianya masih
rendah. Negara-negara Amerika Latin banyak memposisikan di kutub ini.
Indonesia, dengan sebuah keberanian yang sedikit kurang
antisipatif memberanikan untuk berkecimpung bebas dalam perdagangan bebas ini. Terlebih
sejak CAFTA (China Asia Free Trade
Assosiation) diberlakukan, barang - barang dari China mulai membanjiri
pasar Indonesia. Tidak hanya bentuk serta tampilan produk yang menarik, namun
juga harga yang ditawarkan sangat murah bila dibandingkan dengan produk -
produk buatan Indonesia.
Sebenarnya banyak pihak yang menyayangkan mengapa
Indonesia ikut menandatangani CAFTA. Tidak hanya karena dunia industri
Indonesia dianggap belum siap menghadapi pengaruh globalisasi pada perkembangan
ekonomi Indonesia, namun juga karena kondisi internal ekonomi Indonesia yang
masih belum stabil. Namun dengan alasan bahwa Indonesia akan menjadi negara
yang jauh tertinggal dalam bidang ekonomi bila tidak turut serta dalam
perjanjian CAFTA tersebut, maka siap atau tidak, akhirnya Indonesia terlibat
dalam pasar bebas Asia.
Bagi beberapa pelaku industri, terutama yang selama ini
mengandalkan bahan baku import dari China, malah menjadi pihak yang diuntungkan
atas masuknya Indonesia ke dalam pasar bebas Asia. Mereka bisa mendapatkan
bahan baku dengan harga yang jauh lebih murah karena dilakukannya perjanjian
penghapusan tarif import sehingga bisa menekan banyak biaya yang harus mereka
keluarkan. Dengan mendapatkan bahan baku yang murah, maka secara otomatis
kegiatan industri bisa semakin berkembang. Itu merupakan contoh positif dari
pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia.
D. Perkembangan Ekonomi Global
Krisis keuangan global telah mengubah peta kekuatan
ekonomi dunia. Kelompok negara G-7 (Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Perancis,
Jerman, Kanada, dan Italia) yang selama puluhan tahun menjadi pengendali
pergerakan ekonomi dunia saat ini tergusur oleh G-20 yang kini merupakan kelompok
elit baru di pentas ekonomi dunia. G-20 adalah Group-20 yang terdiri dari
Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India,
Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea,
Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Presiden Amerika Serikat, Barack
Obama, dalam penutupan pertemuan G-20 di London secara eksplisit mengakui
terjadinya pergeseran kekuatan ekonomi yang cukup fundamental. Ia bahkan
menyebutnya sebagai titik balik perekonomian global.
Meningkatnya peran G-20 memang terlihat nyata.
Salah satu simbolnya, Cina bakal mendapatkan suara lebih besar dan kepemimpinan
di IMF serta Bank Dunia, menghentikan dominasi AS dan Barat. Ekonomi dunia
sudah sejak lama diprediksikan akan mengalami pergeseran ke kawasan Asia.
Konsultan bisnis dan keuangan Goldman Sach, misalnya, sejak tahun 2003 telah
memprediksikan bahwa lima besar ekonomi dunia pada 2040 adalah Cina, AS, India,
Jepang dan Jerman. Jadi, tiga di antaranya merupakan negara Asia.
Indonesia juga diprediksikan memiliki
posisi terhormat dalam tatanan ekonomi global mendatang. Bahkan bagian
intelijen Pemerintah Amerika Serikat, National Intelligence Council (NIC),
secara konsisten menyebutkan Indonesia sebagai bagian dari Asia yang
diperhitungkan dalam pergeseran peta kekuatan global. Pada tahun 2005,
misalnya, NIC mengekspos kajian berjudul Rising Powers: The Changing
Geopolitical Landscape 2020. Dalam tulisan tersebut disebutkan bahwa dunia pada
2020 adalah dunia kompleks dan akan diwarnai kehadiran kelompok negara yang
pengaruhnya sedang bangkit dan memiliki peran penting dalam ekonomi global.
Negara-negara itu adalah Cina, India, Indonesia, Afrika Selatan, dan Brasil.
Studi NIC untuk kedua kalinya juga tak jauh berbeda dengan tetap menyebut
Indonesia sebagai negara potensial.
Ada suatu fakta yang menarik
bahwa krisis keuangan global telah mempercepat pergeseran peta kekuatan ekonomi
itu. Melesatnya peran G-20 adalah buktinya. Sementara laporan lain, Goldman
Sach mengenai prediksi perekonomian global 2050 menyebut Indonesia akan menjadi
kekuatan ekonomi nomor 7 dunia setelah Cina, AS, India, Jepang, Rusia, dan
Brasil. Ini melampaui Korea Selatan, Turki, Perancis, Inggris, Jerman, Italia,
dan Kanada.
Sementara Price Waterhouse and Cooper (PWC)
menyebutkan, pada 2050 akan muncul kelompok negara besar bernama E-7,
beranggotakan AS, Cina, India, Jepang, Brasil, Indonesia, dan Rusia.
Internasionalisasi sejumlah perusahaan besar di Indonesia semakin mengukuhkan
kiprah Indonesia di peta ekonomi dunia. Sebagai contoh adalah Krakatau Steel
yang dilirik raksasa baja asal India, Mittal; saham Indosat dibeli Q-Tel dari
Qatar; Telkomsel dibeli Temasek Singapura; Lippo Bank diambil
alih Khazanah-Malaysia; BCA, BII, dan Bank Buana dimiliki perusahaan Singapura, dan sebagainya.
Tetapi, seberapa jauh peran Indonesia di pentas ekonomi global sangat
ditentukan oleh strategi dan kebijakan pemerintah bersama usaha nasional dalam
mengimplementasikan kesepakatan forum G-20, khususnya mengenai perundingan
liberalisasi perdagangan dengan akses pasar lebih besar bagi negara
berkembang. (Guspiabri Sumowigeno, Kebangkitan Asia, Kebangkitan Indonesia,
2009).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Globalisasi ekonomi sering disebut juga perdagangan bebas yaitu tidak adanya hambatan yang diterapkan pemerintah dalam perdagangan antar
individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang
berbeda.
Globalisasi dapat memiliki dampak positif maupun negatif bagi suatu negara.
Hal ini tergantung seberapa besar kekuatan atau daya saing suatu negara dalam
menghadapi globalisasi ekonomi.
Sejak ditandatanganinya CAFTA berati Indonesia telah ikut ambil bagian
dalam proses globalisasi ekonomi. Sehingga Indonesia telah memiliki upaya-upaya
dalam menyonsong era globalisasi ekonomi tersebut.
Indonesia sendiri telah diprediksi oleh beberapa ahli akan memiliki posisi
penting dalam tatanan ekonomi global bersama sebagian negara-negara kawasan
Asia lainnya yang diperhitungkan dalam pergeseran peta kekuatan global.
B. Saran
Dengan masuknya globalisasi
ekonomi yang membawa berbagai dampak bagi Indonesia, diharapkan pemerintah dapat mewujudkan kemandirian ekonomi
Indonesia, antara lain seperti melalui:
a.
Perlunya pemerintahan yang pro-Rakyat.
b.
Pentingnya kebijakan protektif bagi industri dalam
negeri.
c.
Harus mengembangkan lokal ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumowigeno, Guspiabri.
2009. Kebangkitan Asia, Kebangkitan Indonesia. http://h3r1y4d1.wordpress.com/globalisasiekonomi
(5 Maret 2013)
http://amelia27.wordpress.com (5
Maret 2013)
http://carapedia.com/pengaruh_globalisasi_pada_perkembangan_ekonomi_indonesia_info2530.html
(2 Desember 2014)
cara menghadapi globalisasi di bidang ekonomi
cara menghadapi globalisasi di bidang ekonomi