BENTUK-BENTUK PROSES KOMUNIKASI DAN ANTAR PRIBADI DAN LANGKAH-LANGKAH KOMUNIKASI DALAM KAITANNYA DENGAN KOMUNIKASI
BENTUK-BENTUK PROSES KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN LANGKAH-LANGKAH KOMUNIKASI DALAM KAITANNYA DENGAN KOMUNIKASI |
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring
berjalannya waktu, setiap makhluk akan berubah. Sama halnya dengan kondisi
manusia sebagai lakon utama dalam kehidupan ini. Manusia sebagai pelaku
komunikasi terbesar di dunia ini.
Sebagai
insane komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena yang
terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah
agar terwujudnya komunikasi efektif. Maka dari itu komunikasi antar pribadi
sangat penting untuk dibahas dalam makalah yang kami susun karena dengan
terciptanya komunikasi antar pribadi maka akan terciptanya hubungan yang akrab
antara komunikator dengan komunikan sehingga tujuan yang ingin dicapai bersama
akan terwujud.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian dari komunikasi antar pribadi?
2.
Jelaskan
bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi?
3.
Bagaimanakah
langkah-langkah dari komunikasi antar pribadi?
4.
Bagaimanakah
hubungan konsep diri dalam komunikasi antar pribadi?
5.
Bagaimanakah
hubungan antar pribadi tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian komunikasi antar pribadi.
2.
Untuk
mengetahui betuk-bentuk dari komunikasi antar pribadi.
3.
Untuk
mengetahui langkah-langkah dari komunikasi antar pribadi.
4.
Untuk
mengetahui hubungan konsep diri dalam komunikasi antar pribadi.
5.
Untuk
mengetahui terjadinya hubungan antar pribadi tersebut.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memberikan suatu pemahaman yang
mendalam terkait dengan komunikasi antar pribadi.
2. Memberi masukan bagi mahasiswa dan
dosen pengampu mata kuliah komunikasi antar pribadi.
3. Sebagai acuan dalam penyusunan
makalah selnajutnya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Jurgen Ruesch dan Gregory Beteson (
dalam Lawrence dan Salman, 1997:49) mengatakan demikian “komunikasi antar
pribadi ditandai oleh adanya tindakan pengungkapan oleh seseorang pengamatan
secara sadar ataupun tidak terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak lain,
dan kemudian melakukan kembali bahwa tindakan yang pertama sudah diamatai oleh
pihak lain. Kesadaran akan pengamatan merupakan kejadian yang mengisyaratkan
terciptanya jalinan antar-pribadi.
Berdasarkan
pendapat di atas, maka komunikasi antar pribadi sesungguhnya baru akan tercipta
kalau terdapat kesadaran dari dua pihak untuk mengamati keadaan masing-masing
pihak dan memberikan respon atas keadaan tersebut sebagaimana sifat komunikasi,
maka hubungan yang terjadi ditandai dengan adanya sikap saling memperhatikan,
saling memahami, penuh pengertian dan keakraban. Pemahaman yang dimaksud tidak
hanya terjadi pada materi komunikasi, tetapi juga pada pemahaman terhadap
keunikan pribadi masing-masing. Kesadaran akan perbedaan-perbedaan inilah yang
memungkinkan komunikasi itu menjadi tumbuh dan berkembang. Komunikasi seperti
ini akan berbeda dengan suasana komunikasi yang dilakukan dalam situasi lain,
misalnya komunikasi antara pembayar rekening listrik dengan pelayan di kantor
PLN atau komunikasi antar pembeli dengan penjual di pasar. Dua contoh
komunikasi ini, tidak mungkin akan tumbuh dan berkembang sebagaimana komunikasi
antar pribadi, karena jalinan hubungan untuk menjadi akrab tidak menjadi
tekanan utama. Yang menjadi perhatian pada dua contoh komunikasi ini hanyalah
pada pemahaman materi komunikasi.
Berdasarkan
uraian di atas, maka komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai
proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan berkembang antara individu yang satu
(sebagai komunikator) dengan individu lain (sebagai komunikan) dengan gayanya
sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain (komunikan), sedangkan yang satu
(komunikan) dengan gayanya sendiri menerima pesan dari sumber (komunikator).
Dengan gaya, kedinamisan, kesadaran dan hubungan yang akrab dari masing-masing
pihak maka komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga dicapai persepsi
dan tujuan bersama.
Selanjutnya, terdapat beberapa
definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa ahli lain, diantaranya
adalah:
- Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book (Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback).
- Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
- Tan mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih. (Liliweri, 1991: 12) Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklasifikasikan pada:
1. Efek kognitif, yaitu bila ada
perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dipersepsi oleh komunikan atau
yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio. Dengan kata lain, pesan yang
disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikan.
2. Efek afektif, yaitu bila ada
perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan dengan perasaan. Dengan
kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu tapi juga tergerak
hatinya.
3. Efek konatif, yaitu perilaku yang
nyata yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, kebiasaan, atau dapat juga
dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berperilaku tertentu dalam arti kita
melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).
2.2 Bentuk-bentuk Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan
keaktifitas hubungan antara manusia dangan kelompok. Komunikasi ini terdiri
dari beberapa jenis yaitu:
1) Komunikasi Verbal
Yaitu komunikasi yang menggunakan bahasa. Bahasa dapat
didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga
menjadi kalimat yang mengandung arti. Komunikasi ini terdiri dari beberapa
aspek yaitu:
a. Vocabulary, komunikasi tidak akan
berjalan efektif bila pesan yang disampaikan dengan kata-kata yang tidak
dimengerti oleh karena itu dalam proses konseling olah kata menjadi penting
dalam komunikasi.
b. Racing (kecepatan), komunikasi akan
lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik. Tidak
terlalu lambat atau cepat dalam proses konseling.
c. Intonasi suara, aspek ini
mempengaruhi pesan dramatis sehingga pesan menjadi lain artinya.
d. Humor, aspek ini dapat meningkatkan
kehidupan yang bahagia. Dugan (1989) memberi catatan bahwa tertawa dapat
menghilangkan stress. Tertawa mempunyai hubungan psikis dan fisik. Dan disini
yang harus diingat bahwa humor merupakan satu – satunya selingan dalam
berkomunikasi.
2) Komunikasi Non Verbal
Yaitu penyampaian pesan tidak menggunakan kata-kata
melainkan dangan menggunakan bahasa tubuh. Komunikasi non verbal merupakan
bentuk komunikasi yang mewarnai corak konseling sebagai suplemen (tambahan)
komplemen dan subtitusi (pengganti) komunikasi verbal. Oleh karena itu seorang
konselor herus memiliki pemahaman dan keterampilan dalam komunikasi non verbal.
Fungsi dari komunikasi non verbal anatara lain :
a) Meyakinkan apa yang diucapkannya b) Menunjukan perasaan dan emosi yang tidak dapat diutarakan dengan kata-kata oleh klien.
c) Menunjukan jati diri sehingga orang lain dapat mengenalnya (identity)
2.3 Langkah-langkah Komunikasi Antar Pribadi
Agar komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif maka perlu
memperhatikan cara berikut:
1. Menguasai ragam komunikasi.
Komunikasi itu banyak ragamnya. Berkomunikasi dengan bahasa lisan, atau bisa
pula berkomunikasi dengan bahasa tulisan. Ada pula berkomunikasi dengan bahasa
isyarat dengan menggunakan isyarat-isyarat tertentu atau sering disebut bahasa
isyarat atau bahasa non verbal. Teknik yang dipakai tergantung pada dimana
komunikasi itu dilakukan dan dengan siapa berkomunikasi. Jika menggunakan
bahasa verbal maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah, (1) kata-kata yang
digunakan dalam berkomunikasi dapat dimengerti. (2) kecepatan (speed) dapat
diatur dengan tepat artinya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat., (3)
intonasi suara, dalam pengucapan dan pengejaan kata harus jelas dengan kata dan
intonasi yang benar dan tepat, (4) volume suara, dapat diatur dengan baik tidak
terlalu keras dan tidak terlalu kecil, tergantung pada komunikan. (5) singkat
dan jelas. Komunikasi akan efektif bila pesan yang disampaikan jelas dan
singkat. (6) timing (waktu yang tepat) artinya menyediakan waktu untuk
mendengar atau memperhatikan apa yan didengar apa yang disampaikan. Bila
menggunakan bahasa tubuh atau bahasa isyarat maka hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah ekspresi wajah, kontak mata, postur tubuh, dan gerak
isyarat. Semua itu akan menggambarkan isi hati pengirim pesan atau penerima
pesan. Apakah semua itu telah sesuai dengan apa yang dikemukakan secara lisan.
2. Bersikap empati sebagaimana
disebutkan d depan bahwa empati adalah memposisikan diri dalam situasi yang di
alami dan sekaligus memahami apa yang di rasakan oeh komunikan.
3. Pleksibel anda tidak harus kaku dan
serius dengan gaya yang pormal. Komunikasi itu perlu sisipan informal dengan
humor agar santai.
4. Lugas dan ringkas. Gunakan kalimat
yang to the point dan ringkas. Dan sedapat mungkin dengan kata atau kalimat
pendek tetapi tidak mengurangi makna atau maksud. Pemakaian kata atau kalimat
yang bertele tele menjadi membosankan
5. Memahami bahasa non verbal yang
tepat. Anda perlu memahami gesture tubuh dari komunikan. Terkadang, bahasa
tubuh lebih bermakna dari bahasa verbal karena sulit di manipulasi.
6. Menjadi pendengar yang baik. Apakah
anda menyimak dengan baik ketika rekan ada yg berbicara ? pastikan ada bisa
melakukan hal tersebut. Artinya jika ada seorang yang mendengar kita harus
mendengarkan dengan baik agar kita bisa member respon yang tepat sesuai dengan
harapan lawan bicara kita.
7. Konsisten . konsisten mempunyai
makna kesesuaian. Dalam konteks komunikasi maka komunikator tidak dengan mudah
memindahkan topic-topic pembicaraan kepada komunikan sehingga komunikasi
menjadi bingung.
8. Egaliter . artinya tidak membuat
sekat antara komunikator dengan komunikan . jika ini terasa maka hubungan baik akan terhapus.
9. Terbuka. Dalam artinya bersedia
dikoreksi jika ada kekeliruan dan meminta maaf jika salah. Sikap seperti ini
turut mendukung komunikasi
2.4 Hubungan Konsep Diri Dalam Komunikasi Antar Pribadi
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang
dirinya. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: yakin akan kemampuan
mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa
malu; menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan
perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; mampu memperbaiki
dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak
disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:
a. Perbuatan atau tingkah laku yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. b. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
2.5 Hubungan Antar Pribadi
Seperti yang dijelaskan di atas
bahwa, komunikasi antar praibadi lebih menekankan pada hubungan anatar pribadi
dari dua pihak yang melakukan komunikasi. Kegagalan komunikasi terjadi, apabila
isi pesan yang disampaikan tidak dipahami. Ketidak pahaman ini membuat hubungan
anatr komunikator dan komunikan mmenjadi tidak kondusip. Komunikasi antar
pribadi yang efektif meliputi banyak unsur seperti, adanya pesan yang jelas,
tersedianya media, pemahaman terhadap isyarat dan yang lain. Tetapi diantara
unsur-unsur tersebut yang paling menentukan keberhasilan komunikasi antar
pribadi adalah “hubungan” tulis Anita
taylor et al. (1977:187). Lebih jauh dikatakan, banyak penyebab dan ritangan
komunikasi. Rintangan itu bisa berakibat kecil saja apabila terdapat hubungan
yang baik antara komunikan dan komunikator. Sebaliknya,pesan yang jelas, tegas
dan cermat tidak dapat menghindari kegagalan,jika terjadi hunbungan yang kurang
baikantara dua pihak yang berkomunikasi.
Setiap kali kita melekukan
komunikasi,kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan,kita juga menentukan
kadar hubungan antar pribadi. Jadi bukan hanya menentukan content tetapi juga relationship.
Perhatikan kalimat-kalimat dibawah ini. Isinya sama : menanyakan nama anda
tetapi kadar hubungan anatar pribadi didalamnya berbeda.
Sebutkan nama kamu!
Siapa nama anda?
Bolehkan saya tahu siapa nama anda?
Berkenaan kiranya anda menyebutkan
nama!
Kalimat yang anda gunakan sekali lagi, bukan hanya sekedar
menyampaikan isi, tetapijuga mengandung hubungan antar pribadi.
Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan antar
pribadi yelah dikemukakan Ruesch dab
Bateson pada tahun 1950-an. Gagasn ini dipelopori kalangan komunikasi oleh Watzlawick,
Beavin, dan Jackson (1967) dengan buku mereka Pragmatics of Human communication. Mereka melahirkan istilah buku
unutuk menunjukan aspek hubungan dari pesan komunikasi dengan nama metakomunikasi. Mereka menulis,” Every communication has a content and a
relationship aspect suchthat the letter classifies the former and is therefore
metacommunication ”(1967:154). Perlahan – lahan studi komuniksi antar
pribadi bergeser dari isi pesan pada aspek relasional. Ada yang menyebutkan
fokus ini sebagai paradigma baru dalam penelitian komunikasi. Kini, kaum
komunikolog menggeserkan perhatian “from the individual as the unit of analysis
to the reletionship as teh unit of analysis” (Parks dan Wilmot,1975:9). Gerarld
R. Miller dalam pengantar yang dituliskan untuk buku Explorations in
interpersonal communication menyatakan bahwa, memahami proses komuniksi antar
pribadi menuntut pemahaman hubungan saling menguntungkan anatara komunikasi
dengan pengembangan relasional. Komunikasi mempengaruhi perkembangsn relasional,
dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan 1 relasiona mempengaruhi
sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut para
psikolog pun mulai menaruh minat yang besar pada hubungan antar pribadi seperti
tampak pada tulisan Fordon W. Allport (1960) Erich Fromn (1962), Martin Buber
(1957), Carl Rogers (1951). Semua mewakili psikologi humanistik belakangan
Arnold P. Goldstein (1975) mengembangkan apa yang disebut sebagai relationship enchancement methods (metoda peningkatan hubungan) dalam
psikoterapi yang merumuskan metode ini dengan tiga prinsip: makin baik hubungan
antar pribadi (1) makin terbuka pasien mengungkapkan perasaanya (2) makin
cenderung ia meneliti perasaanya secara mendalam beserta penolongnya (psikolog)
dan (3) makin cenderung ia mendengarkan dengan penuh perhatian dan bertindak
atas nasehat yang diberikan penolongnya dari segi psikologi komunikasi kita
dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan antar pribadi makin terbuka orang
untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan
persepsi dirinya sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara
komunikan
Karena pentingnya hubungan antar pribadi ini kita akan
membicarakan beberapa teori tentang hubungan antar pribadi. Teori-teori ini
memberikan perspektif untuk memandang proses hubungan antar pribadi dan
memberikan penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antar
pribadi. Selanjutnya kita akan membicarakan tahap-tahap hubungan antar pribadi
dan tiga faktor dalam komunikasi antar pribadi yang menumbuhkan hubungan antar
pribadi yang baik: percaya (trust), sikap
suportif (supportivenes), dan sikap terbuka (open mindedness).
BAB III
Penutup
Komunikasi
antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh
dan berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu
lain (sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang
lain (komunikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri
menerima pesan dari sumber (komunikator). Dengan gaya, kedinamisan, kesadaran
dan hubungan yang akrab dari masing-masing pihak maka komunikasi itu terus
tumbuh dan berkembang hingga dicapai persepsi dan tujuan bersama. Dalam hal ini
komunikasi antar pribadi lebih menekankan hubungan antar pribadi sehingga
komunikasi antar pribadi yang terjadi menjadi lebih efektif.
3.2 Saran
Kami menyarankan kepada para
pendidik khususnya seorang konselor hendaknya lebih menekankan terjadinya
komunikasi antar pribadi yang efektif
dengan konseli sehingga dalam memberikan layanan kepada konseli menjadi
lebih efektif agar tercapai tujuan bersama dan tidak menimbulkan adanya miss
comunication.
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana,
2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin
Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of
Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
Winkel, W. S
& Sri, Hastuti. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf,
Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Changara,
Hafied. 2003. “Pengantar Ilmu Komunikasi”. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Persada
Sugiyo.
2005. “Komunikasi Antarpribadi”. Semarang: UNNES Press