Kesegaran Jasmani [Pengertian, Manfaat, Unsur dan Faktor yang mempengaruhi Kesegaran Jasmani]

Kesegaran Jasmani [Pengertian, Manfaat, Unsur dan Faktor yang mempengaruhi Kesegaran Jasmani]

arti dari kesegaran jasmani
Kesegaran Jasmani [Pengertian, Manfaat, Unsur dan Faktor yang mempengaruhi Kesegaran Jasmani]
Latar belakang
Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia. Terutama banyak digunakan dalam bidang keolahragaan yang biasa diucapkan dengan istilah physical fitness. Beberapa pendapat dari  para ahli mengenai pengertian kesegaran jasmani adalah sebagai berikut: Kesegaran jasmani ditinjau dari segi ilmu faal (fisiologi) adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Moeloek,1984).
Menurut Gowan (2001), kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu senggangnya dan menghadapi hal-hal yang darurat yang tak terduga sebelumnya.
Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya. 
Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil simpulan bahwa yang dimaksud dengan kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan semangat tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energi melakukan danmenikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang.
2.1.   Kesegaran Jasmani

2.1.1 Pengertian Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan istilah physical fitness. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang kesegaran jasmani yaitu sebagai berikut: Kesegaran jasmani ditinjau dari sudut pandang fisiologis adalah kapasitas untuk dapat menyesuaikan diri terhadap latihan yang melelahkan dan pulih dari akibat latihan tersebut (Abdullah, 1994). 
Sedangkan Sajoto (1988) menyatakan kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa pengeluaran energi yang cukup besar guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. Kesegaran jasmani ditinjau dari segi ilmu faal (fisiologi) adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Moeloek, 1984).
Kesegaran jasmani menurut Gowan (2001) adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu senggangnya dan menghadapi hal-hal yang darurat yang tak terduga sebelumnya.
Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya. 
Selain itu menurut Sumosardjuno (1987) mengemukakan kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. 
Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil simpulan bahwa yang dimaksud dengan kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan semangat tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang.

2.1.2.  Unsur Kesegaran Jasmani

Ada berbagai unsur kesegaran jasmani yang saling berhubungan erat satu dengan yang lain. Unsur-unsur kesegaran jasmani adalah sebagai berikut:
1. Daya Tahan
Merupakan suatu kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik secara terus menerus dalam waktu yang lama dan dalam suasana aerobik. Seseorang yang mempunyai daya tahan yang baik, tidak akan merasa kelelahan yang berlebihan setelah melakukan latihan dan kondisinya pun cepat pulih kembali seperti keadaan sebelum melakukan latihan (Depkes,1996). 
Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik. Secara umum daya tahan yang banyak dibahas adalah daya tahan kardiovaskular dan otot. Daya tahan kardiovaskular merupakan faktor utama dalam kesegaran jasmani. Daya tahan kardiovaskular dipengaruhi oleh: keturunan, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik (Moeloek, 1984).
2. Kekuatan Otot
Yaitu kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot, merupakan suatu kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan otot dipengaruhi oleh: usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu otot (Depkes, 1996).
3. Kecepatan
Yaitu waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk menempuh suatu jarak tertentu. Untuk menilai kecepatan, jarak yang ditempuh harus cukup jauh, sehingga penilaiannya tidak keliru dengan tenaga ledak otot. Kecepatan dipengaruhi oleh: kelenturan, tipe tubuh, usia, aktivitas fisik, jenis kelamin, suhu (Depkes, 1996).
4. Tenaga Ledak Otot
Adalah kemampuan otot untuk melakukan kerja secara tiba-tiba dan kuat. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot, semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi tenaga ledak otot (Depkes,1996).
5. Ketangkasan
Adalah kemampuan untuk mengubah secara cepat dan tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Ketangkasan tidak hanya diperlukan dalam olahraga, tetapi juga dalam banyak kegiatan sehari-hari, termasuk aktivitas kerja. Ketangkasan tergantung pada faktor kekuatan, kecepatan, tenaga ledak otot, keseimbangan dan koordinasi (Depkes, 1996). Faktor lain yang mempengaruhi adalah tipe tubuh, usia, jenis kelamin, berat badan, kelelahan.
6. Kelenturan
Adalah luas bidang gerak tubuh pada persendian, yang selain dipengaruhi oleh jenis sendi itu sendiri juga dipengaruhi oleh jaringan-jaringan disekitar sendi, seperti oleh otot, tendon, dan ligamen. Kelenturan tubuh yang baik dapat mengurangi  terjadinya cedera olahraga (Depkes, 1996). Faktor fisiologis yang mempengaruhi kelenturan antara lain: usia dan aktivitas. Pada usia lanjut kelenturan berkurang sebagai akibat menurunnya elastisitas otot sebagai akibat kurang latihan.
7. Keseimbangan
Adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan merupakan faktor yang penting pada olahraga senam dan atletik terutama jenis lompat. Keseimbangan bergantung pada kemampuan koordinasi dari indera penglihatan, organ keseimbangan pada telinga, sistem persarafan dan otot (Depkes, 1996).
8. Koordinasi
Merupakan hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan sehingga gerakan tersebut menjadi efesien dan efektif. Faktor ini sangat diperlukan dalam seluruh aktivitas olahraga maupun dalam aktivitas sehari-hari.  Gerakan yang tidak disertai koordinasi yang baik akan menyebabkan pengeluaran tenaga yang berlebihan sehingga cepat lelah, tidak mengenai sasaran secara tepat, atau bahkan bisa menimbulkan cedera (Depkes, 1996).
9. Kecepatan Reaksi
Adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberikan reaksi setelah menerima suatu rangsangan. Hal ini berhubungan erat dengan refleks persarafan. Faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi: usia, jenis kelamin, persiapan, besar dan jenis rangsangan, latihan, alkohol dan rokok (Depkes, 1996).
10. Komposisi Tubuh
Digambarkan dengan berat badan tanpa lemak yang terdiri atas otot, tulang dan organ-organ tubuh. Berat lemak dinyatakan sebagai persentase dari berat badan total. Komposisi tubuh dipengaruhi oleh: jenis kelamin, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, latihan olahraga dan aktivitas fisik lainnya, keturunan (Depkes,1996).
Komposisi dipengaruhi sepuluh unsure, dari sepuluh unsur tersebut yang paling berkaitan dengan kesehatan adalah unsur daya tahan kardiovaskuler, daya tahan otot, kekuatan otot, kelenturan dan komposisi tubuh, sedangkan yang lainnya lebih bersifat ketrampilan. Pada umumnya, para ahli mengemukakan unsur kesegaran jasmani yang dititikberatkan kepada faal kerja, yaitu: daya tahan terhadap penyakit, kekuatan dan daya tahan otot, daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan, daya otot, kelenturan, kecepatan, kelincahan melakukan perubahan arah, koordinasi, keseimbangan, ketetapan (Said, 1980).
Pada umumnya, peningkatan kesegaran jasmani bagi kaum laki-laki lebih terarah pada daya tahan, keseimbangan, sikap dan tingkah laku, kecepatan, kekuatan, kelincahan melakukan perubahan arah. Sedangkan pada wanita lebih diutamakan unsur-unsur: kecepatan, kelincahan melakukan perubahan arah, keseimbangan, kekuatan (Said, 1980).

2.1.3.  Manfaat Kesegaran Jasmani

Manfaat dari kesegaran jasmani meliputi:
a) Fisiologis
Memperkuat sendi-sendi dan ligamen, meningkatkan kemampuan jantung dan paru, memperkuat otot tubuh, menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak tubuh, mengurangi kadar gula, mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner, memperlancar pertukaran gas.
b) Psikologis
Mengendurkan ketegangan mental, suasana hati senang, nyaman dan rasa terhibur.
c) Sosial
Meningkatkan kualitas dan kuantitas persahabatn dengan orang lain serta menghargai lingkungan hidup dan alam sekitar.
d) Budaya atau Kultur
Kebiasaan hidup sehat secara teratur dan terencana, melestarikan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan jenis latihan kesegaran jasmani dan olahraga terpilih (Depdikbud, 1997).
Perlu ditegaskan lagi bahwa kesegaran jasmani tidak hanya berfungsi dalam olahraga saja tetapi berfungsi secara menyeluruh. Berdasarkan fungsinya kesegaran jasmani bagi pelajar dan mahasiswa mempertinggi kemampuan belajar sedangkan bagi orang dewasa untuk kesehatan seperti mengontrol kegemukan, plasma lemak dan perasaan nyaman atau bebas dari kecemasan. Kesegaran jasmani dapat ditingkatkan yaitu dengan meningkatkan keseimbangan antara latihan olahraga yang dilakukan dengan reaksi organ tubuh dengan latihan fisik secara teratur dan berkesinambungan.

2.1.4.  Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani seseorang itu berbeda-beda, Kesegaran jasmani dipengaruhi oleh beberpa faktor antara lain:
a) Hereditas
Hereditas bertanggung jawab atas 25 hingga 40% dari perbedaan nilai VO2max. Lebih dari setengah perbedaan kekuatan maksimal aerobik dikarenakan oleh perbedaan genotype, dengan faktor lingkungan sebagai penyebab lainnya (Sharkey, 2003).
b) Latihan
Latihan adalah gerakan tubuh yang terencana dan terstruktur dan dilakukan berulang-ulang untuk menyempurnakan atau mempertahankan komponen kebugaran (Lutan, 2000).
Menurut Moeloek (1984) latihan fisik adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi faal tubuh dan sebagai hasil akhir adalah peningkatan kesegaran jasmani. Latihan  yang teratur dapat mencegah kematian dini pada umumnya, kematian karena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker usus, derajat kolesterol tinggi. Latihan yang dilakukan lebih dari 30 menit akan memberikan efek ganda, disatu pihak akan meningkatkan aliran darah, dilain pihak akan membantu memecahkan metabolisme lemak dan kolesterol (Kusmana, 2002). Bila tujuan dari latihan hanya untuk membina atau meningkatkan kesegaran jasmani bukan untuk meningkatkan prestasi olahraga, maka frekuensi latihan cukup 3-5 kali seminggu. Setiap berlatih waktu yang digunakan antara 15- 60 menit untuk latihan intinya ( Sudarno, 1992).
c) Jenis Kelamin
Sebelum puber, anak laki-laki dan wanita memiliki kebugaran aerobik yang sedikit berbeda, tetapi setelah itu anak perempuan jauh tertinggal. Rata-rata wanita muda memiliki kebugaran aerobik antara 15 sampai 25% lebih kecil dari laki-laki muda, tergantung pada tingkat aktivitas mereka (Sharkey, 2003).
d) Usia
Dengan penurunan 8 sampai 10% per dekade untuk individu yang tidak aktif, tanpa memperhitungkan tingkat kebugaran awal mereka. Bagi yang aktif, dapat menghentikan setengah penurunan tersebut 4 hingga 5% per dekade, dan yang terlibat dalam latihan fitness dapat menghentikan setengahnya lagi 2,5% per dekade (Sharkey, 2003).
e) Lemak Tubuh
Jika lemak dalam tubuh meningkat, maka kebugaran akan menurun. Satu setengah penurunan kebugaran karena usia dapat disimpulkan sebagai peningkatan lemak tubuh. Jadi, cara untuk mempertahankan atau meningkatkan kebugaran adalah dengan menyingkirkan kebutuhan lemak (Sharkey, 2003).
f) Aktivitas
Aktivitas jasmani adalah aneka gerak tubuh yang dihasilkan oleh sistem otot kerangka yang menghasilkan pengeluaran energi (Lutan, 2000).

2.1.5.  Bentuk Tes Kesegaran Jasmani

Tingkat kesegaran jasmani seseorang berbeda-beda. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan tes kesegaran jasmani. Bentuk Tes kesegaran jasmani ada bermacam-macam antara lain sebagai berikut:
(1) Harvard Step Test,
(2) Tes Aerobik,
(3) Tes ACSPFT,
(4) Tes Ergometer Speed,
(5) Tes Kesegaran Jasmani.

Referensi
Moeloek, D, 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta : Proyek Pembinaan SGO Jakarta.

Gowan, P, 2001. Hubungan antara Kesegaran Jasmani Dengan Tekanan Darah pada Karang Taruna Tunas Harapan Usia 20-39 Tahun di Bulakrejo Sragen. Diakses dari : http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH018b/b5b4f0e0.dir/doc.pdf.

Sumosardjuno, S.1996. Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Pustaka Kartini.

Depkes, 1996. Hubungan antara Kesegaran Jasmani Dengan Tekanan Darah pada Karang Taruna Tunas Harapan Usia 20-39 Tahun di Bulakrejo Sragen.

Said, H, 1980. Hubungan antara Kesegaran Jasmani Dengan Tekanan Darah pada Karang Taruna Tunas Harapan Usia 20-39 Tahun di Bulakrejo Sragen. Diakses dari : http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH018b/b5b4f0e0.dir/doc.pdf.

Sharkey, B, 2003. Hubungan antara Kesegaran Jasmani Dengan Tekanan Darah pada Karang Taruna Tunas Harapan Usia 20-39 Tahun di Bulakrejo Sragen. Diakses dari : http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH018b/b5b4f0e0.dir/doc.pdf. 

Lutan, R, 2002. Menuju Sehat dan Bugar. Jakarta : Diknas Direktorat Jenderal Pendiidkan Dasar dan Menengah.

Kusmana, D, 2002. Hubungan antara Kesegaran Jasmani Dengan Tekanan  Darah pada Karang Taruna Tunas Harapan Usia 20-39 Tahun di Bulakrejo Sragen. Diakses dari : http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH018b/b5b4f0e0.dir/doc.pdf.

Sudarno S. P. 1992. Pendidikan Kesehatan Jasmani. Jakarta : Depdikbud

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »