Infeksi Payudara |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perempuan mendapatkan anugerah untuk dapat hamil, melahirkan, dan menyusui. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu didunia berhasil menyusui bayinya tanpa membaca buku tentang cara menyusui, bahkan ibu yang buta huruf mampu untuk menyusui bayinya. Kebanyakan perempuan memilih untuk segera menyusui bayinya setelah melahirkan dan pada minggu keenam masa nifas terdapat kurang dari 60 persen perempuan yang masih menyusui bayinya ( Jones, 2002 ).
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham akan masalah itu, kegagalan menyusui sering dianggap problem pada anak saja. Masalah dari ibu yang sering timbul selama menyusui dapat dimulai sejak masa kehamilan, pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut. Masalah yang sering timbul pada ibu yang sedang menyusui I putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, dan mastitis sampai terjadi abses payudara( Suradi, 2004).
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mamma ,terutama primipara.Infe ksi terjadi melalui luka pada putting susu,tetapi juga melalui peredaran darah.Penyakit yang menyerang payudara ternyata tidak hanya kanker saja ,ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya.Yaitu mastitis atau biasa disebut dengan radang payudara.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa pengertian infeksi payudara ?
- Apa saja penyebab infeksi payudara ?
- Apa saja gejala-gejala infeksi payudara ?
- Bagaimana cara mendiagnosisnya ?
- Bagaimana penatalaksanaan infeksi payudara ?
- Cara pencegahan infeksi payudara ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengatahui pengertian infeksi payudara
b. Untuk mengetahui Apa saja penyebab infeksi payudara
c. Untuk mengetahui Apa saja gejala-gejala infeksi payudara
d. Untuk mengetahui Bagaimana cara mendiagnosisnya
e. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan infeksi payudara
f. Untuk mengetahui Cara pencegahan infeksi payudara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan(Mastitis) pada mamma, terutama pada primipara. Infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi juga melalui peredarahan darah. Penyakit yang menyerang payudara ternyata tidak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tidak kalah berbahayanya. Yaitu mastitis atau biasa juga disebut dengan radang payudara.
Infeksi ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini terjadi karena ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atu kedua payudara sekaligus.
Infeksi merupakan peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis.
Infeksi adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang menyusui. Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan terutama pada primipara. Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan area payudara yang membengkak, demam, menggigil dan penderita merasa lemah dan tidak nafsu makan. Terjadi beberapa minggu setelah melahirkan. Infeksi ini biasanya terjadi kira-kira 2 minggu setelah melahirkan yang disebabkan adanya bakteri yang hidup di pemukaan payudara. Kelelahan, stres, dan pakaian ketat dapat menyebabkan penyumbatan saluran air susu dan payudara yang sedang nyeri, jika tidak segera diobati bisa terjadi abses.
Infeksi payudara dapat terjadi di beberapa bagian daerah payudara diantaranya: mastitis dibawah areola mamae, mastitis ditengah-tengah mamae, mastitis pada jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-kelenjar antara mamae dan otot-otot dibawahnya
2.2 Penyebab
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus).Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Infeksi payudara biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.
2.3 Klasifikasi Mastitis
a. Menurut Bentuknya
- Mastitis catarralis adalah mastitis yang paling ringan. Disini ditemukan radang dan degenerasi dan degenerasi pada parenchym (epitel) saluran-saluran air susu besar.
- Mastitis parenchymatosa Adalah radang yang meluas hingga asinus pembentuk air susu, jadi hingga parenchym yang mementuk air susu.
- Mastistis interstitialis Radang terutama ditemukan di dalam interstisium (jar.ikat)
b. Menurut pembagian patologik anatomik mastitis
- Mastitis catarrhalis yakni radang pada saluran susu yang halus.
- Mastitis parenchymatosa radang parenchym pembentuk air susu.
- Mastitis Phlegmonosa dimaa radang ini meluas dalam jaringan ikat. Oleh karena itu dinamakan jg mastitis interstitialias. Terlihat pada perlukaan dan infesi ambing .
- Mastitis purulenta (apestomatosa) , disertai pembentukkan abses-abses.
- Mastitis necriticans memperlihatkan regresi luar biasa dengan nekrosa kering (necrosa koagulasi)
- Mastitis indurativa dimana kelenjar digantikan oleh jaringan ikat. Sekresi air susu berhenti . ambingnya akan terasa keras, lingkarannya bertambah atau berkurang. Mastitis ini dapat terjadi pada 3 kuartir.
- Mastitis specifica disebabkan oleh tuberculosis dan aktimikosis.
2.4 Etiologi
Infeksi payudara dapat disebabkan karena keradangan biasa atau oleh agen infeksi seperti bakteri dan jamur. Bakteri yang dapat menimbulkan mastitis antara alain adalah :
1. Staphylococcus aureus.
Merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan mastitis. Dapat menyebabkan mastitis subklinis maupun klinis. Memiliki protein A pada membrannya sebagai faktor virulensi, yang bersifat antifagositik dengan cara berikatan dengan bagian dari IgG untuk mengacaukan opsonisasi. Selain itu, polisakarida yang ada di kapsulanya juga bersifat antifagositik. Staphylococcus menghasilkan produk ekstraseluler seperti katalase, koagulase, staphylokinase, lipase, dan hyaluronidase. Semuanya berperan untuk menembus membran mukosa, kecuali katalase. Katalase digunakan untuk mengubah oksigen peroksida menjadi oksigen dan air. Selain itu, lipase juga berfungsi untuk melindungi bakteri ini dari asam lemak bakterisisdal pada saluran mammae. Bentukan akut dari Staphylococcus adalah beberapa kebengkakan dan sekresi purulent dan fibrosis.
2. Puerperal Mastitis
Disebabkan karena adanya sumbatan pada ductus payudara oleh bakteri Staphilococcus aureus yang masuk melalui puting payudara ataupun sobekan/ luka pada payudara. Puerparal mastitis ini biasanya menyerang wanita pasca bersalin hingga 3 bulan selama masa menyusui
3. Non-Puerparal Mastitis
Dalam banyak kasus, Non-Puerperal Mastitis tidak disebabkan oleh inflamasi bakteri, namun dapat disebabkan oleh Hyperprolactinemia, kasus hormon tiroid, merokok, adanya nanah dalam payudara, diabetes dan pengaruh beberapa faktor pengobatan. Dalam keadaan ini, terjadinya resiko perulangan penyakit, abses dan infeksi lanjutan lebih besar daripada puerperal mastitis
Faktor Predisposisi
a. Umur
Sebuah studi retrospektif menunjukan bahwa wanita berumur 21- 35 tahun lebih sering terkena mastitis
b. Paritas.
Primipara mempunyai faktor resiko lebih besar.
c. Serangan sebelumnya.
Pada beberapa studi,terdapat bukti bahwa serangan mastitis cenderung berulang
d. Melahirkan. Komplikasi melahirkan dapat meningkatkan resiko mastitis.
e. Gizi.
Antioksidan dari Vit.E,Vit A, dan selenium diketahui mengurangi resiko mastitis.
f. Faktor kekebalan dalam ASI
Faktor kekebalan dalam ASI dapat memberikan mekanisme pertahanan dalam payudara.
2.5 Gejala
Gejalanya berupa:
- Nyeri payudara
- Benjolan pada payudara
- Pembengkakan salah satu payudara
- Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat
- Gatal – gatal
- Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena
- Demam.
Perbedaan Tanda dan Gejala
Bendungan ASI | Mastitis | Abses Payudara |
---|---|---|
Nyeri payudara dan tegang, kadang payudara mengeras dan membesar. | Nyeri payudara | Nyeri payudara |
Biasanya terjadi antara hari 3-5 pasca persalinan. | Benjolan pada payudara | Benjolan pada payudara |
Biasanya bilateral muncul bertahap menyebabkan demam dan tidak berhubungan dengan gejala sistemik. | Pembengkakan pada salah satu payudara | Jaringan payudara membengkak dan teraba hangat. |
Payudara biasanya hangat saat disentuh | Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat | Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah) |
Gatal-gatal | ||
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama |
2.6 Diagnosa
- Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
- Jika tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara.
2.7 Pengobatan
- Payudara dikompres dengan air hangat.
- Untuk mengurangi rasa sakit dan demam dapat diberikan pengobatan analgetika-antipiretik. (asetaminofen, ibuprofen (Thylenol))
- Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
- Pompa pada payudara untuk mengosongkan payudara
- Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
- Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya.
- Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.
- Jika ibu demam tinggi (< 39oC), periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
- Pada abses di tangani dengan pembedahan untuk mengeluarkan abses. Jika terjadi abses, bawa penderita ke Rumah Sakit untuk mendapatkan antibiotik intravena, aspirasi atau insisi. Setiap cairan aspirasi dilakukan pemeriksaan histologik untuk menyingkirkan keganasan, dapat pula dilakukan drainase
- Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
- Sangga payudara
- Kompres dingin
- Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
- Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
Komplikasi infeksi payudara
Jika infeksi payudara sangat berat maka kemungkinan dapat terjadi abses. Jika telah terjadi abses maka pengobatannya adalah dengan melakukan drainase yaitu pembersihan dan pengaliran cairan dan nanah pada payudara yang mengalami abses
Jika infeksi payudara sangat berat maka kemungkinan dapat terjadi abses. Jika telah terjadi abses maka pengobatannya adalah dengan melakukan drainase yaitu pembersihan dan pengaliran cairan dan nanah pada payudara yang mengalami abses
2.8 Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya infeksi payudara bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:- Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
- Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya
- Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada puting susu
- Minum banyak cairan
- Menjaga kebersihan puting susu
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanMastitis adalah suatu peradangan pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara), yang disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Dan biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi. Dengan gejala sakit pada payudara ibu tampak lebih parah, payudara lebih mengkilap dan berwarna merah, benjolan terasa lunak karena berisi nanah.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus tahu dan mampu mengatasi mastitis.Sehingga presenstase wanita yang mempunyai resiko untuk menderita mastitis dapat ditangani dengan semaksimal mungkin dan secepat mungkin .
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati.2008.Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta:Mitra Cendikia
Saleha.2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Suherni.2007.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta:Fitramaya
Mansjoer,arief.2000.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius
Dixon M., dkk. 2005. Kelainan Payudara, Cetakan I. Dian Rakyat : Jakarta
Read More: ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN POST DATE