Askep Kasus Mioma Uteri
askep kasus mioma uteri |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu saat ini, merupakan suatu tantangan yang cukup besar di Indonesia. Tingginya angka kesakitan ibu tidak terlepas dari beberapa faktor diantaranya diagnosa karena tanda-tanda dan gejala yang masih banyak kurang dipahami/kurang diketahui, kurangnya pengetahuan ibu, pencegahan jarang disosialisasikan dan penanganannya yang terlambat / fasilitas yang kurang. Salah satu penyebab angka kesakitan ibu adalah, adanya penyakit dan kelainan tidak langsung yang menyertai kehamilan, yaitu, myoma uteri.
Insiden myoma yang mempersulit kehamilan adalah 1 dalam 200, tetapi kebanyakan myoma tersebut kecil dan tidak menimbulkan masalah. Komplikasi yang terjadi tergantung pada jumlah, ukuran, dan posisi myoma di dalam uterus. Dengan adanya neoplasma jinak yang paling umum pada fraktus genitalia ini akan saling berkaitan, dengan kehamilan dan persalinan. Dimana kehamilan dan persalinan berpengaruh pada mioma uteri dan mioma uteri mempengaruhui kehamilan dan persalinan. Oleh karena itu, kehamilan pada myoma uteri memerlukan pengamatan yang cermat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas kami membuat makalah mengenai myoma uteri yang diambil, dari beberapa pustaka bersama kesimpulan dari beberapa pustaka tersebut pada penderita Myoma Uteri.
BAB II
PEMBAHASAN
asuhan keperawatan kasus mioma uteri
A. Maksud Mioma uteri
Yang dimaksud dengan Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid.
Mioma Uteri (Fibromtoma, Fibroid). Mioma merupakan tumor yang paling umum pada traktus genitalia. Mioma terdiri atas serabut-serabut otot polos yang diselingi dengan untaian jaringan ikat, dan dikelilingi kapsul yang tipis.
a. Miometrium
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang rnenumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibrbmioma, leiomioma, atau pun fibroid.
b. Fibroid / fibro myoma
Myoma uteri yaitu pertumbuhan sel miometrium yang immature. Penyakit ini timbul dan tumbuh secara perlahan. Bila banyak mengandung sel otot maka konsistensinya lunak, sedangkan bila mengandung banyak jaringan ikat (fibroid ) maka konsistensinya kenyal.
c. Leimyomata (Fibroid)
Tumor jinak tersebut berasal dari dinding otot uterus. Ukuran bervariasi, dari sangat kecil sampai sangat besar yang mengisi pelvik dan abdomen, dapat tunggal atau multipel.
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena otot rahimnya dominan. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua, mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operasi. Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan.
d. Leiomiowa
Tumor uterus jinak tak berkapsul, berbatas tegas Otot polos dengan beberapa elemen jaringan penyambung fibrosa (Scott, James R, dkk, 2002 : 484)
B. ETIOLOGI Mioma uteri
Pada dasarkan penyebab myoma uteri ini sebelumnya diketahui secara pasti dan belum jelas. Namur dari perkiraan sementara, penyebabnya yaitu adanya sel-sel otot miometrium yang belum matang (immature). Perkiraan lainnya yaitu ada hubungannya dengan pengaruh estrogen. Dimana, terjadinya tumor yaitu mulai dari adanya, benih-benih multiple yang sangat kecil dan tersebar di miometrium. Benih-benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif dibawah pengaruh estrogen, dan jika tidak terdeteksi dini maka akan membentuk tumor yang berat. Dan setelah menopause, ketika estrogen tidak lagi diskresi dalam, jumlah yang banyak, myoma cenderung mengalami otrofi.
C. KLASIFIKASI Mioma uteri
1. Pengaruh Kehamilan dan Persalinan pada, Mioma Uteri
- Meningkatnya vaskularisasi uterus ditambah dengan meningkatnya kadar estrogen msirkulasi sering menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma.
- Degenerasi merah dan degenerasi karnosa
- Terjadinya torsi dengan tanda dan gejala sindrom abdomen akut.
- Infeksi dan necrosa dari myoma
2. Pengaruh Mioma pada Kehamilan dan Persalinan
Subfertil sampai infertil
Pada umumnya wanita yang menderita myoma uteri ini akan menjadi infertil. Hal ini dapat disebabkan oleh karena :
- Hambatan pada jalannya telur
- Gangguan ovulasi karena kadar estrogen yang tinggi
- Gangguan implantasi
- Abortus
Dapat menyebabkan abortus karena:
- Gangguan nutrisi
- Gangguan vaskularisasi placenta
- Penekanan oleh myoma yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan menyebabkan late abortion (partus immaturus)
- Kelainan letak janin dalam rahim (malpersentasi)
- Distosia tumor yang menghalangi jalan lahir
- Iersia uteri pada kala I dan kala II
- Atonia uteri
- Kelainan letak plasenta
- Plasenta sukar lepas
- Menghalangi kemajuan persalinan karena letaknya pada servik uteri
- Perdarahan pasca persalinan karena adanya gangguan mekanik dalam fungsi miometrium
- Mengganggu involusi dalam masa nifas
- Menyebabkan placenta previa dan placenta accreta
- Prematuritas (karena kapasitas uterus menurun)
- Intrauterine fetal death
D. PATOLOGI Mioma uteri
Tumor ini hampir selalu berasal dari miometrium dan dapat tumbuh ke berbagai arah. Menurut letaknya, mioma terdiri dari:
1. Mioma Submukosum.
Tumbuh tepat di bawah endometrium hingga ke dalam rongga uterus. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan pada pola menstruasi. Mioma jenis ini sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui cervix dan vagina atau disebut myomageburt.
2. Mioma Interstisial atau Intramural
Merupakan jenis yang sering terdapat di dalam dinding uterus diantara serabut miometrium. Jika besar atau multiple, dapat menyebabkan pembesaran uterus dengan berbenjol-benjol.
3. Mioma Subserosum
Tumbuh keluar dinding uterus dan letaknya di bawah tunika serosa. Kadang vena yang ada di permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intraabdominal. Dapat bertangkai atau melayang dalam ovum abdomen. Myoma sabserosa yang bertangkai dapat mengalami torsi.
4. Mioma Intraligamenter
Tumbuh keluar ke dalam ruang diantara ligamentum latum yang dapat menekan ureter dan A. Iliaca.
5. Mioma Servikal
Merupakan fibroid tungkai dan menyebabkan distorsi serviks yang sering disertai disminorhoe. Jika terlalu besar dapat menekan kandung kemih dan rectum. Jika pasien hamil akan terjadi kesulitan dalam persalinan.
6. Mioma Leiomyomatosis
Tejadi karena penyebaran tumor melalui pembuluh darah setelah, menyerang saluran vaskuler. Perubahan sekunder pada myoma, uteri sebagian besar bersifat degeneratif karena berkurangnya aliran darah ke myoma uteri. Perubahan sekunder tersebut meliputi :
1. Atrofi
Sesudah menopause atau hamil mioma uteri akan menjadi kecil.
2. Degnerasi Hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor akan kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil,seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
3. Degenarsi kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar. Dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
4. Degenarasi membatu (Calcireous degeneration)
Terjadi pada wanita usia lanjut oleh adanya gangguan dalam sirkulasi. Karena adanya pengedapan pada sarang mioma oleh garam kapur sehingga mioma menjadi keras.
5. Degenarasi merah (corneuus degeneration)
Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis: diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haul, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penarnpilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.
6. Degenarasi lemak
Jarang terjadi dan merupakan kelanjutan dari degenerasi hialin
E. GEJALA DAN TANDA Mioma Uteri
Gejala Primer
- Perdarahan abnormal, karena meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi dan adanya gangguan kontraksi otot rahim. Perdarahan abnormal tersebut antara lain : menoragia dan metroragia
- Nyeri abdomen
- Gejala dan tanda penekanan, dimana akibat adanya penekanan oleh rahim yang membesar dapat terjadi
- Penekanan pada kandung kemih yang menyebabkan pollari
- Penenakan pada uretra dapat menyebabkan rotensia urine
- Penekanan pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis
- Penekanan pads rectum dapat menyebabkan obstipasi
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yaitu abortus spontan
- Nyeri pada pinggul yang menyebabkan gangguan pada saat berhubungan seksual (coitus)
Tanda fisik
- Dengan adanya massa pada abdomen sangat teraba jelas
- Pembesaran uterus dengan pergeseran abdominal,
Gejala Sekunder
- Anemia, karena perdarahan yang banyak
- Lemah
- Pusing
- Sesak nafas
F. Penanganan Mioma Uteri
Beberapa tindakan yang dapat ditempuh jika terdapat mioma uteri yaitu :
- Pemeriksaan secara berkala untuk melihat perkembangan mioma uteri.
- Pemberian obat-obatan antara lain gonadotropin-realising hormone (GnRH) agonist, androgen, kontrasepsi oral atau progestin, clan NSAIDs.
- Histerektomi, yaitu operasi pengangkatan uterus.
- Miomektomi, yaitu operasi untuk mengangkat mioma, ada tiga macam yaitu miomektomi abdominal, miomektomi laparoskopi, clan miomektomi histeroskopi.
- Embolisasi arteri uterus, yaitu suntikan untuk menghentikan suplai darah ke jaringan mioma, sehingga mioma mengecil.
- Pembedahan ultrasonik terfokus.)
- Penatalaksanaan Mioma Uteri
1. Konservatif dengan pemeriksaaan periodik
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun terutama apabila, mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan keluhan. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3 – 6 bulan. Dalam menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau mengecil. Apabila mioma besarnya sebesar kehamilan 12-14 minggu apalagi disertai pertumbuhan yang cepat sebaiknya dioperasi, walaupun tidak ada keluhan. Dalam decade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan GnRH agonist (GnRHa).
Pemberian GnHRa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada mioma uteri rnenghasil degenerasi hialin di miometrium hingga uterus, menjadi lebih kecil. Akan tetapi bila dihentikan dapat tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi tinggi.
2. Adioterapi
- Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi
- Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan
- Bukan jenis submucosa
- Tidak disertai radang pelvis, atau penekanan pada rectum
- Tidak dilakukan pada wanita muda (dapat menyebabkan menopause)
Jenis radioterapi
- Radium dalam cavum uteri,
- X – trai pada ovum (castrasi)
- Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada uterus.
3. Myomektomi
Adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus sehingga pasien masih bisa hamil. Jika menyebabkan infertilitas dikerjakan myomektomi sebelum kehamilan. Boleh dikerjakan pada kehamilan bila tenyata terpaksa yaitu karena menyebabkan komplikasi
Kerugian
- Melemahkan dinding uterus – rupture uteri pada waktu hamil
- Menyebabkan perlekatan
- Residif
4. Hyterektomi
Hysterektomi yaitu operasi pengangkatan uterus. Dapat dilaksanakan per abdomen atau pervaginam Dilakukan pada :
- Myoma yang besar
- Multipel
Pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan 1 atau kedua ovarium maksudnya :
- Menjaga jangan terjadi menopause sebelum waktunya
- Menjaga gangguan coronair atau aeroteroselerosis umum, Indikasinya :
- Anak sudah cukup
- Anak sudah tua
- Ada keluhan penekanan yaitu : retensi urine, penekanan saraf
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Mioma uteri atau disebut liomioma, fibromioma dan fibroid adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat dengan ukuran bervariasi.
- Menurut, hasil pemantauan ultrasonografik kemungkinan akurat pertumbuhan mioma tidak dapat dibuat, meningkatnya vaskularisasi dan estrogen menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma, mengalami degradasi, terjadi torosi dan infeksi.
- Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan : subfertil – fertile, abortus, kelainan letak janin, distorsi tumor, insersia uteri kala I dan II, anatonia uteri dan lain-lain.
- Menurut letaknya, mioma terdiri dari : submukosum, interstisila, subserosum, intaligamenter, servikal, leiomyoma tosis.Perubahan sekunder meliputi : atrofi, degenerasi hialin, degenerasi kistik, degenerasi membatu, degenerasi merah, degenerasi lemak.
- Gejala primer : perdarahan abnormal, nyeri abdomen, gejala dan tanda penekanan, abortus spontan, nyeri panggul. Gejala Sekunder : anemia, lemah, pusing, sesak nafas.
- Untuk membantu mengegakkan dugaan klinis . yaitu dengan : pemeriksaan bimanual,USG abdominal klinis dan transvaginal, pemeriksaan ultrasound pelvic, dan uterus sonde.
- Komplikasi myoma uteri degenerasi ganas, torsi.
- Penatalaksanaan : Konservatif, radioterapi, myomektomi, hysterektomi.
B. Saran
Sebagai wanita kita harus banyak mengetahui tentang bagaimana cara menjaga dan merawat tubuh dengan baik, terlebih khusus dalam perawatan organ reproduksi agar proses reproduksi berjalan dengan baik tanpa ada gangguan maupun kelainan pada organ reproduksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I. B., 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Parker, W. H., 2007. ”Etiology, Symptomatology, and Diagnosis of Uterine yomas”. Volume 87. Department of Obstetrics and Gynecology UCLA School of Medicine. California: American Society for Reproductive Medicine.
Pierce, S. A., 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Thomas EJ. 2007. ”The etiology and pathogenesis of fibroids. In: Shaw RW. eds. Advances in reproductive endocrinology uterine fibroids.”England – New JerseyBMJ.
Wiknjosastro, hanifa, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiryoharjo.
Read More: Millenium Devolepment Goals (MDGs)