PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 2 PEUKAN BARO

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 2 PEUKAN BARO 

1.1 Latar Belakang Masalah
     Kemajuan masyarakat modern dewasa ini tidak mungkin dicapai tanpa kehadiran sekolah sebagai organisasi yang menyelenggarakan proses pendidikan secara formal. Namun sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, karena masih ada institusi keluarga dan pendidikan luar sekolah. Justru semua institusi pendidikan dimaksud harus berkolaborasi dalam mengoptimalkan pembinaan anak sebagai generasi penerus.
Pembelajaran Matematika Realistik (RME)
Pendekatan Matematika Realistik

     Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi untuk bertahan pada keadaan yang berubah, dan tidak pasti. Kemampuan ini menumbuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan kerja sama yang efektif. Cara berpikir seperti ini salah satunya dapat dikembangkan melalui belajar matematika, karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antara konsepnya, sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional.
     Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang sangat penting yang harus dipelajari siswa pada tiap jenjang pendidikan. Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Prestasi matematika siswa baik secara nasional maupun internasional belum menggembirakan. Third International Mathematics and Science Studi (TIMSS) melaporkan bahwa rata-rata skor matematika siswa tingkat 8 (tingkat II SLTP) Indonesia jauh di bawah rata-rata skor matematika siswa Internasional dan berada pada rangking 34 dari 38 negara. Rendahnya prestasi matematika siswa disebabkan oleh faktor siswa yaitu mengalami masalah secara komprehensif atau secara parsial dalam matematika. Selain itu, belajar matematika siswa belum bermakna, sehingga pengertian tentang konsep sangat lemah. Jenning dan Dunne (Zainurie, 2008:3) mengatakan bahwa: “Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real”. Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi kembali ide-ide matematika. Zamroni dan Zainurie (2008:4) mengatakan bahwa: “Pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika dalam pembelajarn di kelas penting dilakukan agar pembelajaran bermakna”.
     Menurut Panhuizen (Zainurie, 2008:5) “Bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari, maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika”. Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran matematika di kelas tertentu pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-sehari.
     Upaya mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pendidikan matematika tersebut, sekarang ini telah dikembangkan beberapa metode, model dan pendekatan pembelajaran. Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (Mathematize Of Everyday Experience) dalam menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah Pendekatan Matematika Realistik (PMR) atau sering disebut dengan Realistic Mathematics Education (RME) (Nurhadi, 2003:12).
     Matematika Realistik adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dikembangkan dewasa ini. Dengan pendekatan ini guru berupaya agar siswa memahami konsep matematika dengan baik melalui Contextual Problem Solving (situasi dalam kehidupan nyata). Siswa dimotivasi untuk aktif menemukan jawaban atau strategi penyelesaian persoalan kontekstual yang diberikan pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, guru juga harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mampu merancang kegiatan belajar yang bersifat interaktif, yang memungkinkan terjadi komunikasi dan negosiasi antar siswa. Dengan demikian, penerapan pendekatan realistik ini diharapkan mampu membuat matematika itu menjadi lebih menarik bagi siswa dan dapat menguatkan konsep-konsep matematika siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Tarigan, 2006:25).
     Pokok bahasan peluang merupakan salah satu materi matematika yang sangat erat hubungannya dengan dunia siswa. Tanpa mereka sadari, dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai hal-hal yang berkaitan dengan peluang dan siswa sendiri sering melakukannya, salah satu contohnya adalah bermain dadu. Dengan skema yang telah dimiliki oleh anak, maka dibutuhkan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada mereka agar bisa mengaitkan skema tersebut ke dalam bentuk matematika. Salah satu pendekatan yang sesuai dengan masalah di atas adalah pendekatan matematika realistik, karena pendekatan ini lebih mementingkan potensi yang ada pada diri siswa dan dalam pembelajarannya siswa diberi kesempatan untuk memilih model matematika yang mereka inginkan.
     Pemilihan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan peluang, karena melalui pendekatan realistik diharapkan siswa bisa menemukan dan mengkonstruksi ide-ide matematika dengan mengaitkan pada skema yang telah mereka miliki. Sedangkan peluang berhubungan langsung dengan kehidupan nyata mereka, sekaligus menjadi skema dalam menemukan ide-ide matematika. Sehingga pembelajaran dengan pendekatan ini dapat mengupayakan agar pembelajaran yang terpusat pada guru berubah menjadi terpusat pada siswa. Pemilihan pokok bahasan peluang juga dikarenakan hasil wawancara dengan salah seorang guru matematika yang mengajar di sekolah yang akan diteliti, menurutnya nilai yang diperoleh siswa rendah pada pokok bahasan peluang.
     Sekolah yang menjadi objek dari penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Peukan Baro, karena selama ini guru matematika SMP tersebut belum pernah menerapkan pendekatan matematika realistik, tetapi masih menggunakan pembelajaran matematika konvensional. Hal ini peneliti ketahui dari hasil wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 2 Peukan baro sebelum melakukan penelitian di sekolah tersebut. Oleh karena itu, penulis bermaksud memberikan inovasi baru dalam pembelajaran matematika, dengan harapan hasil belajar siswa meningkat. 
     Berdasarkan uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Peluang dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Peukan Baro”. 
1.2 Rumusan Masalah 
     Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah: ”Bagaimanakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan matematika realistik dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan peluang di SMP Negeri 2 Peukan Baro”.
1.3 Tujuan Penelitian
     Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan matematika realistik dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan peluang di SMP Negeri 2 Peukan Baro”.
1.4 Hipotesis
     Hipotesis adalah suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati. Dalam penelitian ini yang menjadi hipotesis adalah prestasi siswa yang diajarkan dengan pendekatan matematika realistik lebih baik dari pada prestasi siswa yang diajarkan tanpa menggunakan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan peluang di SMP Negeri 2 Peukan Baro.
1.5 Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
  1. Bagi siswa, hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa.
  2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru matematika dalam usaha meningkatkan hasil belajar mengajar matematika dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik.
  3. Bagi sekolah menengah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran pada sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pelajaran matematika di sekolah.
1.6 Organisasi Laporan Penelitian
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:
Bab I sebagai pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, dan organisasi laporan penelitian.
Bab II membahas tentang landasan teoritis yang memuat pendekatan matematika realistik, pengertian pendekatan matematika realistik, karakteristik pendekatan matematika realistik, PMRI (Pendekatan Matematika Realistik Indonesia), keunggulan dan kelemahan pendekatan matematika realistik, pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik, dan pokok bahasan peluang. 
Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari Pendekatan dan Jenis Penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV merupakan bab hasil penelitian yang membahas tentang analisis hasil penelitian, tinjauan terhadap hipotesis, dan pembahasan.
Bab V merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran. 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »