PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN USAHA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 SAKTI TAHUN PENGAJARAN 2014/2015

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN USAHA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 SAKTI TAHUN PENGAJARAN 2014/2015

1.1 Latar Belakang Masalah
     Fisika adalah mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Fisika merupakan suatu ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran yang penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia (Depdiknas,2006:390). Fisika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan Fisika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide-ide atau gagasan. 
Problem-Based Instruction adalah salah satu model pembelajaran
Model pembelajaran Problem based instruction

     Mengingat peran Fisika yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika memerlukan perhatian yang serius. Berbagai macam upaya telah dikemukakan untuk memperbaiki pembelajaran Fisika. Upaya-upaya tersebut antara lain pembelajaran dengan cara siswa aktif, pembelajaran dengan kooperatif, pembelajaran melalui belajar dengan penemuan, dengan pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghendaki situasi belajar yang alamiah, yaitu siswa belajar dengan sungguh-sungguh dengan cara mengalami dan menemukan sendiri pengalaman belajarnya. Ketika siswa belajar Fisika, maka yang dipelajari adalah penerapan Fisika yang dekat dengan kehidupan siswa. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI). Menurut Nurhadi (2004: 109), Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran. 
     Adapun ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah (PBI) adalah mengorientasikan siswa pada masalah-masalah autentik, suatu pemusatan antar disiplin pengetahuan, penyelidikan autentik, kerjasama, menghasilkan karya (publikasi hasil) (Ibrahim: 2000:4). Model pembelajaran ini bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir di kalangan siswa lewat latihan penyelesaian masalah, oleh sebab itu siswa dilibatkan dalam proses maupun perolehan produk penyelesaiannya. Dengan demikian model ini juga akan mengembangkan keterampilan berpikir lewat fakta empiris maupun kemampuan berpikir rasional, sehingga latihan yang berulang-ulang ini dapat membina keterampilan intelektual dan sekaligus dapat mendewasakan siswa. Siswa berperan sebagai self-regulated learner, artinya lewat pembelajaran model ini siswa harus dilibatkan dalam pengalaman nyata atau simulasi sehingga dapat bertindak sebagai seorang ilmuwan atau orang dewasa. 
     Model ini tentu tidak dirancang agar guru memberikan informasi sebanyakbanyaknya kepada siswa, tetapi guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran dengan upaya memberikan dorongan agar siswa bersedia melakukan sesuatu dan mengungkapkannya secara verbal. Pembelajaran Fisika akan bermakna bagi siswa, jika pembelajaran dilakukan sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Dari pengetahuan awal tersebut, guru memberikan materi/sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar yang diinginkan, selanjutnya dikondisikan dengan bimbingan guru agar siswa aktif dalam membangun sendiri Pembelajaran akan bermakna jika guru mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa. 
     Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 1 Sakti, dalam proses pembelajaran siswa tidak selalu dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Banyak di antara siswa mengikuti pelajaran tidak lebih dari rutinitas untuk mengisi daftar absensi, mencari nilai tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan maupun keterampilan. Peristiwa yang sangat menonjol adalah siswa kurang kreatif, kurang terlibat dalam proses pembelajaran, kurang memiliki inisiatif dan konstribusi baik secara intelektual maupun secara emosional. Pertanyaan, gagasan dan pendapat dari siswa jarang muncul, kalaupun ada pendapat yang muncul jarang diikuti oleh pendapat lain sebagai respon. Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika mengerjakan soal yang berbentuk masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Gejala-gejala seperti ini merupakan bukti bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dalam belajar Fisika belum tumbuh.
     Proses pembelajaran yang terjadi adalah siswa diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal dan mengingat informasi. Siswa hanya menerima informasi yang disampaikan oleh guru dan jarang diikutsertakan dalam berpikir. Artinya, proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru. Hal ini harus diubah sesuai dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP, yaitu dengan proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh siswa. Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa guru belum melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah (PBI).
     Dalam kurikulum 2006, usaha merupakan salah satu pokok bahasan mata pelajaran Fisika di kelas VIII semester 2. Pokok bahasan usaha merupakan suatu materi yang sangat dekat dengan kehidupan nyata. Banyak peristiwa- peristiwa yang kita jumpai sehari-hari menggunakan prinsip-prinsip dalam materi usaha. Dengan demikian, penulis berasumsi bahwa materi usaha sesuai apabila dalam penyampaiannya menggunakan model PBI. Berkaitan dengan uraian dan fakta di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: “PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN USAHA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAKTI TAHUN AJARAN 2015/2016.
1.2 Rumusan Masalah
     Untuk lebih memperjelas apa saja yang menjadi pokok penelitian ini, penulis menfokuskan pada dua pokok rumusan masalah yaitu : Apakah penggunaan model pembelajaran problem based instruction (PBI) dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa mata pelajaran fisika konsep usaha.
1.3 Tujuan Penelitian 
     Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Tipe Problem Based Instruction (PBI) dan peningkatan hasil belajar siswa konsep usaha.
1.4 Manfaat Penelitian
Untuk Guru
  1. Seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang materi yang dipelajarinya
  2. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi
  3. Untuk menjadi informasi bagi guru-guru lain yang mengajar di SMP Negeri 1 Sakti untuk menggunakan pembelajaran Problem Based Instruction.
Untuk siswa
  1. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya kepada guru.
  2. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada.
  3. Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran.
1.5 Hipotesis
     Hipotesis merupakan dugaan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis menurut S. Magono (2004 :67) mengatakan bahwa: “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling munkgin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.”
     Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran problem based instruction (PBI) dapat peningkatan hasil belajar siswa pada konsep usaha di SMP Negeri 1 sakti. 
1.6 Definisi Istilah
     Supaya tidak menimbulkan kekeliruan atau kesalahpahaman terhadap istilah dalam skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah tersebut. Adapun istilah-istilah yang perlu mendapat penjelasan adalah:
1. Penerapan /Implementasi 
     Penerapan/Implementasi menurut Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Pelaksanaan dan penerapan dilapangan”. Implementasi yang penulis maksud adalah “suatu proses penerapan ide, konsep kebijakan atau motivasi dalam suatu tindakan praktis dilapangan sehingga memberikan dampak baik.” 
2. Pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) 
     Model pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) merupakan salah satu dari banyak model pembelajaran inovatif. Model ini menyajikan suatu kondisi belajar siswa aktif serta melibatkan siswa dalam suatu pemecahan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Melalui PBI ini diharapkan siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang disajikan serta dapat memiliki suatu keterampilan dalam memecahkan masalah. Menurut Sugiyanto (2009: 152), peran guru harus sering memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
3. Peningkatan Hasil belajar Siswa
     Peningkatan hasil belajar siswa yaitu suatu usaha untuk meningkatkan hasil yang akan dicapai oleh siswa setelah terjadi proses belajar mengajar. Peningkatan prestasi yang penulis maksudkan disini adalah suatu usaha atau tindakan guru untuk meningkatkan prestasi siswa melalui penerapan metode PBI yang bisa merubah kearah yang lebih baik.
4. Konsep Usaha
     Konsep Usaha merupakan salah satu materi yang akan diajarkan pada pelajaran fisika pada kelas satu semester dua. Usaha adalah hasil gaya yang di kerjakan pada suatu benda sehingga benda itu berpindah tempat sejauh dan searah gaya. Usaha yang dilakukan pada benda yang bergerak horizoltal sama dengan perubahan energi kinetik.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »