Problematika menulis kreatif cerita pendek pada siswa kelas XI MAN Delima

Problematika menulis kreatif cerita pendek pada siswa

1. Latar Belakang dan Masalah
     Pembelajaran bahasa indonesia merupakan pembelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari sekolah dasar SD, SMP, SMA sampai ke Perguruan Tinggi PT. Bahasa Indonesia disebut sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Pada hakikatnya belajar bahasa dalam belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang dipelajari secara lisan maupun secara tertulis. Ada empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang sangat erat (Tarigan 1986:1).
menulis kreatif siswa
Problematika Siswa dalam menulis kreatif

     Menulis adalah keterampilan bahasa perlu mendapatkan perhatian yang serius di sekolah. Pembelajaran menulis tidak terlepas dari keterampilan menyimak dan membaca. Oleh karena itu, dalam keterampilan menulis kreatif cerita pendek juga harus dipadukan dalam empat aspek yaitu: mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut dikatakan sebagai tujuan pembelajaran bahasa agar siswa terampil berbahasa.
     Tujuan umum pembelajaran yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu tujuan pembelajaran adalah agar siswa mampu memahami dan menulis karya sastra untuk mengembangkan wawasan kehidupan, dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan berbahasa. Berdasarkan tujuan tersebut, siswa mampu menciptakan dan menulis sastra dengan pikiran yang kritis dalam upaya menciptakan sastra (karya sastra).
     Problematika menulis adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dalam menulis sastra khususnya menulis cerita pendek. Masalah yang sering muncul dalam menulis cerita oendek adalah siswa kurang mampu dalam penggunaan kosakata, penggunaan ejaan yang disempurnakan (EYD), dan tulisan yang menggambarkan situasi (ilustrasi) kendala inilah yang selalu dihadapi siswa.
     Menulis seharusnya sudah diterapkan sejak siswa duduk di sekolah dasar, hal ini dapat dijadikan sebagai pondasi bagi siswa dalam menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP maupun SMA bahkan sampai keperguruan tinggi.
     Dengan menulis siswa dapat mengembangkan dan menuangkan gagasan dan pengalamannya dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah cerita dalam bentuk cerpen.
     Cerita pendek adalah karangan nasehat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya yang singkat tetapi padat. Selain itu akan diberikan gambaran tentang suasana, lokasi, atau apa yang dilakukan tokoh.
     Menulis cerpen hanya menuliskan bagian terpenting dari sebuah persoalan, dan mengemasnya menjadi sebuah cerita yang menarik (Ariadinata, 2006:47).
     Uraian diatas mengisyaratkan bahwa problematika menulis kreatif cerita pendek (cerpen) hendaknya didasarkan pada pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, menciptakan suasana aktif dalam menulis cerpen.
     Problematika menulis kreatif cerita pendek dilaksanakan pada Siswa MAN Delima, kegiatan ini diharapkan menjadi pembelajaran terpadu empat aspek keterampilan bahasa yaitu: mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Sehingga dengan demikian menuliskan kreatif cerita pendek merupakan hal penting dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia.
2. Rumusan Masalah
     Berdasarkan permasalahan diatas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana problematika menulis kreatif cerita pendek pada siswa kelas XI MAN Delima?”
3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum
     Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data hasil pembelajaran sastra khususnya (problematika menulis cerpen) pada siswa kelas XI MAN Delima.
3.2 Tujuan Khusus
     Secara khusus, penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana problematika menulis kreatif cerita pendek berlangsung?
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan sebagai berikut:
  1. Penelitian ini dapat meningkatkan minat siswa kelas XI MAN Delima terhadap menulis cerita pendek.
  2. Menjadi masukan bagi guru Bahasa Indonesia, khususnya di MAN Delima tentang problematika menulis kreatif cerita pendek, dan sebagai bahan evaluasi terhadap hasil pembelajaran bahasa dan sastra indonesia khususnya menulis cerita pendek.
  3. Penelitian ini juga bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang penelitian.
5. Anggapan Dasar dan Hipotesis
5.1 Anggapan Dasar
     Anggapan dasar atau postulat menurut Arikunto (2001 :17) adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitiannya. Anggapan dasar dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
  1. Pokok pembahasan tentang problematika menulis kreatif merupakan pembelajaran yang diajarkan di kelas XI berdasarkan kurikulum yang diterapkan.
  2. Menulis kreatif cerita pendek merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran sastra.
5.2 Hipotesis
     Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap penelitian. Hipotesis penelitian ini penulis tetapkan sebagai berikut, “Problematika menulis kreatif pada siswa kelas XI MAN Delima masih kurang yaitu 0 – 49”.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »