Kebutuhan Psikologi Bagi Ibu Hamil Trimester Dua Masa Kehamilan
kebutuhan psikologi bagi ibu hamil trimester dua kehamilan |
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada umumnya
kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup
bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesui yang di harapkan. Sulit
sekali di ketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah oleh karena
itu pelayanan anternatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatanibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Semester kedua
sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, selama trimester ini umumnya
wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidak nyamanan kehamilan.ibu sudah
menerima kehamilannya danmulai dapat
menggunakan energy dan pikirannya secara lebih kontruktif. Hubungan social
wanita akan meningkat dengan wanita hamil lainnya atau yang baru menjadi
ibu,ketertarikan dan aktivitasnya berfokus pada kehamilan,kelahiran dan
persiapan untuk peran baru.
Ketika janin
menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung,
kecemasan orangtua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anak nya.
Orangtua mungkin akakn membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka daan
berusaha memperoleh kepastiaan bahwa anaknya dalam keadaan sempurna.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kebutahan psikologis ibu hamil Trimester Dua?
2. Apakah yang dimaksud dengan support keluarga?
3. Bagaimanakah support tenaga kesehatan?
4. Bagaimana rasa aman dan nyaman selama kehamilan?
5. Apa saja persiapan menjadi orang tua?
6. Apa saja persiapan sibling?
7. Bagaimanakah peran bidan pada kebutuhan psikologis?
1. Bagaimanakah kebutahan psikologis ibu hamil Trimester Dua?
2. Apakah yang dimaksud dengan support keluarga?
3. Bagaimanakah support tenaga kesehatan?
4. Bagaimana rasa aman dan nyaman selama kehamilan?
5. Apa saja persiapan menjadi orang tua?
6. Apa saja persiapan sibling?
7. Bagaimanakah peran bidan pada kebutuhan psikologis?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kebutahan Psikologis Ibu Hamil Trimester Dua
Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Sering kita mendengar seorang wanita mengatakan
betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan bahwa dia sudah memilihkan nama untuk
bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa
khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya,khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecatikannya,atau bahwa ada kemungkinan bayinya
tidak normal. Sebagai seorang bidan anda harus menyadari adanya.
Perubahan-perubahan tersebut pada wanita hamil agar
dapat memberikan dukungan dan merespon
keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan-pertanyaan.
Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat
menimbulkan stres, tetapi memberikan makna karena dengan keadaan tersebut
wanita akan menyiapkan diri untuk memberikan perawatan dan mengemban
tanggungjawab yang lebih besar. Krisis kehamilan umumnya berakhir ketika bayi
dilahirkan. Titik akhir ini merupakan pemecahan krisis tersebut, tetapi apakah
wanita siap menjalani atau tidak ini tergantung apakah dapat dia jalani dengan
baik atau tidak.
1. Faktor –faktor yang membantu kestabilan emosi calon ibu.
Faktor-faktor yang
membantu kestabilan emosi calon ibu antara lain:
a. Ibu
sendiri mempunyai masa kanak-kanak yang bahagia sehingga keluarga yang
mempunyai anak dianggap sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan.
b. Pandangan
mengenai keluarga bahwa didalamnya terdapat hubungan yang saling memuaskan
karena ibu telah mendapatkan cinta kasih sewaktu ia kecil maka ia pun mampu
untuk memberikan kasih sayang untuk anaknya
c. Ibu
mempunyai sehat dengan suami , anak hadir sebagai hubungan intim antara dirinya
dengan suami yang dicintai.
d. Ibu
tidak diganggun oleh kesulitan sosial ekonomi seperti suami tidak bekerja,
perubahan yang buruk , penyakit dan
lain- lain .
Agar proses psikologis dalam kehamilan berjalan
normal dan baik maka ibi hamil perlu mendapatkan dukungan dan kenyamanan dalam
psikologisnya. Dukungan bisa berasal dari berbagai pihak baik itu dari suami ,
orangtua, anak, teman, dan orang-orang disekelilingnya
B. Support Keluarga
Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang
sangat berpengaruh, sehingga perubahan
apapun ynag terjadi pada ibu akan mempengaruhi keluarga. kehamlan merupakan
krisis bagi kehidupan keluarga dan diikuti oleh stress dan kecemasan. kehamilan
dapat dikatakan sebagai maturasi dan suatu kejadian yang biasa dalam tumbuh
kembang keluarga.
Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga karena
konsepsi merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang berkembang , tetapi
juga bagi keluarga,nyakni dengan hadirnya seorang anggota keluarga baru dan
terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga
harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasikannya berdasarkan
kebutuhan masing-masing (Grossman,Eichler,winckoff,1980).
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti
signifikan dalam adaptasi terhadap kehamilan dan menjadi ibu (Rubin, 1967a,b;
Mercer, Hackley, Bostrom, 1982). Keberadaan ibu disamping anak perempuannya
selama masa kanak-kanak seringkali berarti ibu juga akan hadir dan mendukung
selama anaknya hamil. Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya mendadakan
penerimaan terhadap cucu dan anak perempuannya dan ini sangat membantu ibu
dalam menghadapi kehamilannya dengan lebih tenang.
Selama krisis keluarga dan individu dalam keadaan
tidak seimbang dan tidak dapat dipecahkan akan mengakibatkan tingkah laku
maladaptif dalam anggota keluarga dan kemungkinan terjadi perpecahan antara
anggota keluarga. Anggota keluarga yang mampu memecahkan krisis, maturasi
dengan sukses akan kembali kepada tugas/fungsi yang maksimal dan ini merupakan
kekuatan bagi keluarga untuk menciptakan hubungan baik.
Pemecahan masalah dipengaruhi oleh individu dan
keluarga yaitu:
1. Bagaimana organisasi keluarga itu
2. Pengalaman yang lalu menghadapi krisis
3. Cara-cara mempergunakan pola pemecahan masalah
4. Kemampuan dan adanya sumber-sumber
1. Bagaimana organisasi keluarga itu
2. Pengalaman yang lalu menghadapi krisis
3. Cara-cara mempergunakan pola pemecahan masalah
4. Kemampuan dan adanya sumber-sumber
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah dengan cara
pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya,mencari bagaimana menjadi bu dan
ayah, suami mempersiapkan peran sebagai ibu rumah tangga.
Agar kehamilan dapat berjalan lancar dan ibu dapat
mengadakan hungan yang sehat dengan bayinya, maka reaksi ibu terhadap kehamilan
seharusnya:
1. Menerima kehamilan
2. Menghilangkan rasa takut terhadap persalinan
3. Menerima peran ibu
4. Menciptakan ikatan antara ibu dan bayinya.
1. Menerima kehamilan
2. Menghilangkan rasa takut terhadap persalinan
3. Menerima peran ibu
4. Menciptakan ikatan antara ibu dan bayinya.
C. Support Tenaga Kesehatan
Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikologis
adalah dengan memberi support atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan bahwa
klien dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang dirasakannya adalah
sesuatu yang normal. Bidan harus bekerjasama dan membangun hubungan yang baik
dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara bidan dan klien.
Keterbukaan ini akan mempermudah bidan memberikan solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi klien.
Bidan juga berfungsi sebagai fasilitator bagi
kliennya. Bidan dapat membagi pengalaman yang pernah dirasakan bidan itu
sendiri, misalnya jika bidan tersebut juga pernah merasakan kehamilan, hal ini
akan membuat klien mengerti akan fungsi bidan yang disatu sisi sebagai bidan
dan disisi lain sebagai manusia biasa yang juga merasakan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam siklus kehidupan. Bidan juga dapat menceritakan pengalaman
orang lain sehingga klien mampu membayangkan bagaimana cara mereka sendiri
untuk menyelesaikan dan menghadapi masalahnya.
Bidan juga berperan sebagai seorang pendidik, bidan
yang memutuskan apa yang harus diberitahu kepada klien dalam menghadapi
kehamilannya agar selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi, perilakunya
dan bagaimana menghadapi permasalahan yang timbul akibat kehamilannya.
Support bidan pada ibu hamil trimester II :
1) Menciptakan hubungan saling percaya
2) Memberikan otonomi dalam pengambilan keputusan
3) Memperdengarkan DJJ pada ibu
4) Mensupport ibu untuk meminum vitamin yang diberikan
5) Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan
1) Menciptakan hubungan saling percaya
2) Memberikan otonomi dalam pengambilan keputusan
3) Memperdengarkan DJJ pada ibu
4) Mensupport ibu untuk meminum vitamin yang diberikan
5) Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan
D. Rasa Aman dan Nyaman Selama Kehamilan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil
biasanya ialah ayah sang anak (Richardson, 1983). Semakin banyak bukti
menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya
selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih
sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama
masa nifas (Grossman, Eichler, Winckoff< 1980; May, 1982a). Ada dua
kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson, 1983).
Kebutuhan pertama ialah menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai.
Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang
anak dan mengasimilasi bayi tersebut kedalam keluarga. Rubin (1975) menyatakan
bahwa wanita hamil harus “memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik
dalam keluarga dan rumah tangga untuk anggota baru tersebut.”
Adapun rasa Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu
pada trimester ll yaitu:
1. Keputihan,
penyebabnya hiperplasia mukosa vagina,
peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai akibat dari
penigkatan kadar estrogen. Cara meringankan
atau mencegahnya dengan : meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap
hari, memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon, menghindarkan
pencucian vagina dan mencuci vagina dengan sabun dari arah depan kebelakang.
2. Chloasma,
penyebabnya kecendurungan genetis, peningkatan kadar estrogen dan mungkin
progesteron. Cara meringankan atau mencegahnya dengan: hindari sinar matahari
berlebihan selama masa kehamilan, gunakan bahan pelindung non alergis.
3. Hemoroid,
penyebabnya konstipasi, tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena
hemoroid, dukungan yang tidak memadai. Cara meringankan atau mencegahnya
dengan: hindari konstipasi, makan makanan berserat, gunakan kompres es,kompres
hangat atau sit bath, dengan berlahan masukkan kembali.
4. Konstipasi,
penyebabnya pingkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus jadi
lambat, penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otok-otok halus. Cara
meringankan atau mencegahnya dengan: tingkatkan intake cairan,serat didalam
diet,buah prem atau jus prem, minum cairan dingin/ panas (ketika perut kosong),
istirahat cukup dan senam.
5. Sesak
napas, penyebabnya peningkatan kadar progesteron berpengaruh secara langsung
pada pusat pernafasan,uterus membesar dan menekan pada diafragma. Cara meringan
dan mencegahnya dengan: latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan bantal
ditinggikan,dan makan tidak terlalu banyak.
6. Nyeri
ligamentum rotundum, penyebabnya peregangan ligamentum selama kehamilan dan
tekan dari uterus pada ligamentum. Cara meringan dan mengatasinya dengan: tekuk
lutut kearah abdomen, mandi air hangat,dan topang uterus dengan bantal
dibahwanya dan sebuah bantal diantara lutut pada waktu berbaring miring.
7. Pusing,
penyebabnya pengumpalan darah didalam pembuluh tungkai, yang mengurai aliran
balik vena dan menurunkan autput cardiac serta tekanan darah dengan tegangan
othostatis yang meningkat dan mungkin dihubungkan dengan hipoglikemia. Cara
meringankan atau mencegahnya dengan: bantuan secara perlahan dari posisi
istirahat, hindari berdiri terlali lama dalam lingkungan yang hangat atau
sesak, dan hindari berbaring dalam posisi terlentang.
8. Varises
pada Kaki atau vulva, penyebabnya kongesti vena dalam vena bagia bawah yang
meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus yang hamil,
kerapuhan jaringan elastis yang diakibatkan oleh estrogen, kecenderungan bawaan
keluarga yang disebabkan oleh faktor usia dan lama berdiri. Cara meringankan
atau mencegahnya dengan; tinggikan kaki sewaktu berbaring atau duduk, jaga agar
kaki jangan bersilangan, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, senam,
hindari pakaian dan korset yang ketat, kenakan kaus kaki yang menopang, dan
sediakan penopang fisik unatuk variositis vulva dengan bantalan karet busa yang
ditahan ditempat dengan ikat pinggang sanitari.
E. Persiapan Menjadi Orang Tua
Tujuan dasar menjadi orang tua adalah meningkat kan
daya tahan fisik dan kesehatan anak, mengembangkan keterampilandan kemampuan
yang penting agar dapat menjadi orang dewasa yang mandiri. Keterampilan dan
pengetahuan penting lain yang perlu diketahui oleh orang tua agar dapat merasa
lebih nyaman dalam peran sebagai orang tua meliputi pemahaman dasar tentang
pertumbuhan dan perkembangan masa kanak kanak, mandi, member makan, penggunaan mainan dan keterampilan interpersonal.
Masuknya satu anggota keluarga baru dalam rumah
tangga akan menimbullkan stress, tetapi dengan adanya kelahiran kembar dua atau
lebih anggota keluarga tersebut pada waktu yang bersamaan. Sangat penting bagi
orang tua untuk mempertahan kan hubungan dengan mereka dan juga dengan anggota
keluarga yang lain.
Untuk pasangan baru, kehamilan merupakan
kondisinperubahan dari masa anak menjadi orangtua, dan apabila kehamilan berakhir
maka akan bertambah tanggungjawab keluarga. Kehamilan dapat merupakan dorongan
atau menjadi konflik pada pasangan suami istri tergantung pada kemampuan
keluarga untuk mempertahankan keseimbangan.
Suami akan mengalami perubahan menjadi orangtua,
seperti bertambah tanggungjawab. Selama periode prenatal, ibu adalah
satu-satunya pihak yang membentuk lingkungan tempat janin tumbuh dan
berkembang. Persatuan simbiosis tertutup antar ibu dn anak berakhir pada saat
bayi lahir.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya
mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk
menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang
calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai
hamil dan menghindari hubungan seks karena
takut kan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksnya terhadap
wanita hamil relatif lebih besar. Di samping respon yang diperlihatkannya,
seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.
Steele dan Pollack (1968) menyatakan bahwa menjadi
orang tua merupakan pross yang terdiri dari dua kompunen. Kompunen
pertama,bersifat praktif atau mekanis,melibatkan ketrampilan kognitif dan motorikaaa;
kompunen kedua, bersifat mekanis, bersifat emosional, melibatkan ketrampilan
afektif dan kognitif. Kedua kompunen ini penting untuk perkembangan dan
keberadaan bayi.
1. Ketrampilan kognitif-motorik.
1. Ketrampilan kognitif-motorik.
Komonen
pertama dalam proses menjadi orangtuan melibatkan aktivitas perawatan anak,
seperti memberi makan, menjaganya dari bahaya, memungkinkannya untuk bisa
bergerak (Steele, Polack, 1968). Aktivitas yang berorientasi pada tugas ini
atau ketrampilan kognitif-motorik tidak terlihat secara otomatis pada saat bayi
lahir. Kemampuan ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya dan budayanya.
Banyak orangtua harus belajar untuk melakukan tugas ini dan proses belajar ini
mungkin sukar bagi mereka. Akan tetapi, hampir semua orangtua yang memiliki
keinginan untuk belajar dan dibantu dukungan orang lain menjadi terbiasa dengan
aktivitas merawat anak.
2. Ketrampilan kognitif-afektif
2. Ketrampilan kognitif-afektif
Komponen
psikologis dalam menjadi orangtua, sifat keibuan atau kebapakan tampaknya
berakar dari pengalaman orangtua dimasa kecil saat mengalami dan menerima kasih
sayang dari ibunya. Dalam hal ini orangtua bisa dikatakan mewarisi kemampuan
untuk menunjukkan perhatian dan kelembutan. Ketrampilan kognitif-afektif
menjadi orangtua ini meliputi sikap yang lembut, waspada dan memberi perhatian
kepada bayinya.
F. Persiapan Sibling
Kehadiran seorang adik yang beru dapat merupakan
krisis utama bagi seorang anak , anak sering mengalami perasaan kehilngan atau
merasa cemburu karena di gantikan oleh bayi yang baru. Beberapa faktor yang
mempengaruhi respon seorang anak adalah umur, sikap orang tua, peran ayah, lama
waktu berpisah dengan ibu, dan bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu
perubahan.
Persiapan untuk menerima seorang anak baru akan
membatu proses ikatan batin. Persiapan untuk menghadapi kehamilan dan
persalinan ibu dan partisipasi anak didalamnya dapat membantu anak yang lebih
besar menerima perubahan ini. Persiapan untuk selluruh keluarga mengcakup
pengaturan waktu dan pengasuh yang akan bertanggu jawab terhadap anak yang
lebih tua selama ibu dalam proses persalinan.Saudara kandung(sibling) perlu
dipersiapkan akan kedatangan adiknya karena dapat menimbulkan perasaan
bersaing(sibling rivalry). Sibling rivalry timbul karena anak anak takut perhatian
orang tua nya berubah.
Pencegahan kondisi ini dapat dilakukan dengan cara:
- Anak anak nya yang lain diberi tahu sejak awal kehamilan.
- kepada anak toddler diberrikan kesempatan untuk merasakan gerakan bayi dalam rahim dan dijelaskanbahwa rahim adalah tempat khusus tembuhnya bayi.
- Anak dapat mengatur baju bayi di laci atau menyiapkan tempat tidur dan kamar bayi
- Bantu anak menyesuai kan diri terhadap perubahan ini.
- Kenalkan anak dengan bayi sehingga anak tidak membayangkan adiknya akan cukup besar untuk diajak bermain.
- Mengajak anak ketempat pemeriksaan kehamilan, dan berikan kesempatan untuk mendengarkan denyut jantung janin.
Jika saudara kandung sudah sekolah,kehamilan akan
merupakan urusan keluarga. Penjelasan tentang kehamilan didasarkan pada tingkat
pemahaman anak. Anak dapat diberikan buku buku dirumah, merasakan gerakan
janin, dan mendengar bunyi jantung janin. Biarkan ia hadir ketika ibu
melahirkan. Persiapan sibling dalam menerima bayi baru dapat dilakukan oleh
orang tua dengan member cukup perhatian agar ia tidak berperilaku regresif atau
negatif
G. Peran Bidan
Bidan
harus memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil untuk
setiap trimester agar asuhan yang diberikan tepat sesuai kebutuhan ibu. Hal ini
diperlukan ketelitian dan kehati-hatian bidan untuk mengkaji /menilai kondisi
psikologi seorang wanita hamil tidak hanya aspek fisik saja. Memfasilitasi
wanita agar mau terbuka berkomunikasi baik dengan suami, keluarga ataupun
bidan.
Dukungan
psikososial selama kehamilan telah menunjukkan secara signifikan dapat
meningkatkan kesejateraan emosi. Dukungan psikososial dalam hal ini, (Cobb,
1976) mendefinisikan dukungan psikososial sebagai informasi yang membawa
seseorang untuk mempercayai bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dihargai. Menurut
Schumaker dan Brownell (1984) dukungan psikososial adalah pertukaran sumber
informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari provider dan resipien
dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien.
Dukungan
psikososial ini akan melingdungi/mengurangi efek negatif dari faktor resiko
psikososial, Clupepper, Jack (1993) membagi resiko psikososial menjadi 3 yaitu
: karakteristik sosial/demografi : usia tua, muda, kurang pendidikan, rumah
yang tidak layak huni: faktor psikoligis :stress. Gelisah dengan riwayat
/sedang mengalami gangguan psikologis dan kebiasaan hidup yang merugikan
kesehatan : merokok, suka mabuk, pemakaian obat-obatan, obesitas, terlalu
kurus.
Adapun
jenis dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa esteem support (dukungan
untuk meningkatkan kepercayaan diri), informational support, tangible support
(sarana fisik) dan perkumpulan sosial. Power et al (1988) membagi dukungan
sosial menjadi 2 :
- Emosional support : semua yang dapat meyakinkan/menjamin kedekatan dan pengetahuan bahwa dia dicintai, diperhatikan dan deterima serta nasihat, saran yang diberikan dapat dapat menimbulkan kepercayaan diri.
- Practical support : meliputi semua aspek bantuan yang bertujuan membentuk individu dari sebuah masalah berupa kegiatan fisik (action) seperti meminjamkan uang, membantu tugasnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri.
Bidan
harus mampu mengidentifikasi sumber dukungan yang ada disekitar ibu,
mempelajari keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan sehari-hari.
Perlu dipahami bahwa sumberdukungan psikososial yang paling besar pengaruhnya
pada individu adalah orang yang terdekat bagi mereka seperti pasangan, teman
baik, kerabat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat
menimbulkan stres, tetapi memberikan makna karena dengan keadaan tersebut
wanita akan menyiapkan diri untuk memberikan perawatan dan mengemban
tanggungjawab yang lebih besar. Agar proses psikologis dalam kehamilan berjalan
normal dan baik maka ibi hamil perlu mendapatkan dukungan dan kenyamanan dalam
psikologisnya. Dukungan bisa berasal dari berbagai pihak baik itu dari suami ,
orangtua, anak, teman, dan orang-orang disekelilingnya. Ibu merupakan salah
satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh, sehingga perubahan apapun ynag terjadi pada ibu akan
mempengaruhi keluarga. kehamlan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga dan
diikuti oleh stress dan kecemasan. kehamilan dapat dikatakan sebagai maturasi
dan suatu kejadian yang biasa dalam tumbuh kembang keluarga.
B.
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, saran kritikan yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perabaikan makalah penulis
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiati, yuni. Dan Heni Puji Wahyumingsih. 2009.
Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta: Fitramaya.
Susanti, Ninengah. 2002. Psikologi Kehamilan.
Jakarta: EGC
Wong, Donna. Dkk, 2005. Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik. Yogyakarta: EGC