Kebutuhan Psikologi Bagi Ibu Hamil Trimester Dua Masa Kehamilan

Kebutuhan Psikologi Bagi Ibu Hamil Trimester Dua Masa Kehamilan

kebutuhan psikologi bagi ibu hamil trimester dua hati
kebutuhan psikologi bagi ibu hamil trimester dua kehamilan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesui yang di harapkan. Sulit sekali di ketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah oleh karena itu pelayanan anternatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatanibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Semester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, selama trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidak nyamanan kehamilan.ibu sudah menerima kehamilannya  danmulai dapat menggunakan energy dan pikirannya secara lebih kontruktif. Hubungan social wanita akan meningkat dengan wanita hamil lainnya atau yang baru menjadi ibu,ketertarikan dan aktivitasnya berfokus pada kehamilan,kelahiran dan persiapan untuk peran baru.
Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, kecemasan orangtua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anak nya. Orangtua mungkin akakn membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka daan berusaha memperoleh kepastiaan bahwa anaknya dalam keadaan sempurna.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah kebutahan psikologis ibu hamil Trimester Dua?
2.      Apakah yang dimaksud dengan support keluarga?
3.      Bagaimanakah support tenaga kesehatan?
4.      Bagaimana rasa  aman dan nyaman selama kehamilan?
5.      Apa saja persiapan menjadi orang tua?
6.      Apa saja persiapan sibling?
7.      Bagaimanakah peran bidan pada kebutuhan psikologis?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kebutahan Psikologis Ibu Hamil Trimester Dua

Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Sering kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu  dan bahwa dia sudah memilihkan nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya,khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecatikannya,atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan anda harus menyadari  adanya.
Perubahan-perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberikan dukungan  dan merespon keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan-pertanyaan.
Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi memberikan makna karena dengan keadaan tersebut wanita akan menyiapkan diri untuk memberikan perawatan dan mengemban tanggungjawab yang lebih besar. Krisis kehamilan umumnya berakhir ketika bayi dilahirkan. Titik akhir ini merupakan pemecahan krisis tersebut, tetapi apakah wanita siap menjalani atau tidak ini tergantung apakah dapat dia jalani dengan baik atau tidak.
1. Faktor –faktor yang membantu kestabilan emosi calon ibu.
Faktor-faktor yang membantu kestabilan emosi calon ibu antara lain:
a.       Ibu sendiri mempunyai masa kanak-kanak yang bahagia sehingga keluarga yang mempunyai anak dianggap sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan.
b.      Pandangan mengenai keluarga bahwa didalamnya terdapat hubungan yang saling memuaskan karena ibu telah mendapatkan cinta kasih sewaktu ia kecil maka ia pun mampu untuk memberikan kasih sayang untuk anaknya
c.       Ibu mempunyai sehat dengan suami , anak hadir sebagai hubungan intim antara dirinya dengan suami yang dicintai.
d.      Ibu tidak diganggun oleh kesulitan sosial ekonomi seperti suami tidak bekerja, perubahan yang buruk , penyakit  dan lain- lain .
Agar proses psikologis dalam kehamilan berjalan normal dan baik maka ibi hamil perlu mendapatkan dukungan dan kenyamanan dalam psikologisnya. Dukungan bisa berasal dari berbagai pihak baik itu dari suami , orangtua, anak, teman, dan orang-orang disekelilingnya

B.     Support Keluarga

Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh, sehingga  perubahan apapun ynag terjadi pada ibu akan mempengaruhi keluarga. kehamlan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga dan diikuti oleh stress dan kecemasan. kehamilan dapat dikatakan sebagai maturasi dan suatu kejadian yang biasa dalam tumbuh kembang keluarga.
Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga karena konsepsi merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang berkembang , tetapi juga bagi keluarga,nyakni dengan hadirnya seorang anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasikannya berdasarkan kebutuhan masing-masing (Grossman,Eichler,winckoff,1980).
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam adaptasi terhadap kehamilan dan menjadi ibu (Rubin, 1967a,b; Mercer, Hackley, Bostrom, 1982). Keberadaan ibu disamping anak perempuannya selama masa kanak-kanak seringkali berarti ibu juga akan hadir dan mendukung selama anaknya hamil. Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya mendadakan penerimaan terhadap cucu dan anak perempuannya dan ini sangat membantu ibu dalam menghadapi kehamilannya dengan lebih tenang.
Selama krisis keluarga dan individu dalam keadaan tidak seimbang dan tidak dapat dipecahkan akan mengakibatkan tingkah laku maladaptif dalam anggota keluarga dan kemungkinan terjadi perpecahan antara anggota keluarga. Anggota keluarga yang mampu memecahkan krisis, maturasi dengan sukses akan kembali kepada tugas/fungsi yang maksimal dan ini merupakan kekuatan bagi keluarga untuk menciptakan hubungan baik.
Pemecahan masalah dipengaruhi oleh individu dan keluarga yaitu:
1.      Bagaimana organisasi keluarga itu
2.      Pengalaman yang lalu menghadapi krisis
3.      Cara-cara mempergunakan pola pemecahan masalah
4.      Kemampuan dan adanya sumber-sumber
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat  menghindari konflik adalah dengan cara pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya,mencari bagaimana menjadi bu dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai ibu rumah tangga.
Agar kehamilan dapat berjalan lancar dan ibu dapat mengadakan hungan yang sehat dengan bayinya, maka reaksi ibu terhadap kehamilan seharusnya:
1.      Menerima kehamilan
2.      Menghilangkan rasa takut terhadap persalinan
3.      Menerima peran ibu
4.      Menciptakan ikatan antara ibu dan bayinya.

C.    Support Tenaga Kesehatan

Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikologis adalah dengan memberi support atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal. Bidan harus bekerjasama dan membangun hubungan yang baik dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara bidan dan klien. Keterbukaan ini akan mempermudah bidan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi klien.
Bidan juga berfungsi sebagai fasilitator bagi kliennya. Bidan dapat membagi pengalaman yang pernah dirasakan bidan itu sendiri, misalnya jika bidan tersebut juga pernah merasakan kehamilan, hal ini akan membuat klien mengerti akan fungsi bidan yang disatu sisi sebagai bidan dan disisi lain sebagai manusia biasa yang juga merasakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam siklus kehidupan. Bidan juga dapat menceritakan pengalaman orang lain sehingga klien mampu membayangkan bagaimana cara mereka sendiri untuk menyelesaikan dan menghadapi masalahnya.
Bidan juga berperan sebagai seorang pendidik, bidan yang memutuskan apa yang harus diberitahu kepada klien dalam menghadapi kehamilannya agar selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi, perilakunya dan bagaimana menghadapi permasalahan yang timbul akibat kehamilannya.
Support bidan pada ibu hamil trimester II :
1)      Menciptakan hubungan saling percaya
2)      Memberikan otonomi dalam pengambilan keputusan
3)      Memperdengarkan DJJ pada ibu
4)      Mensupport ibu untuk meminum vitamin yang diberikan
5)      Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan

D.    Rasa  Aman dan Nyaman Selama Kehamilan

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang anak (Richardson, 1983). Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas (Grossman, Eichler, Winckoff< 1980; May, 1982a). Ada dua kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson, 1983). Kebutuhan pertama ialah menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut kedalam keluarga. Rubin (1975) menyatakan bahwa wanita hamil harus “memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga untuk anggota baru tersebut.”
Adapun rasa Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu pada trimester  ll yaitu:
1.      Keputihan, penyebabnya  hiperplasia mukosa vagina, peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai akibat dari penigkatan kadar estrogen. Cara meringankan  atau mencegahnya dengan : meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari, memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon, menghindarkan pencucian vagina dan mencuci vagina dengan sabun dari arah depan kebelakang.
2.      Chloasma, penyebabnya kecendurungan genetis, peningkatan kadar estrogen dan mungkin progesteron. Cara meringankan atau mencegahnya dengan: hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan, gunakan bahan pelindung non alergis.
3.      Hemoroid, penyebabnya konstipasi, tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena hemoroid, dukungan yang tidak memadai. Cara meringankan atau mencegahnya dengan: hindari konstipasi, makan makanan berserat, gunakan kompres es,kompres hangat atau sit bath, dengan berlahan masukkan kembali.
4.      Konstipasi, penyebabnya pingkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus jadi lambat, penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otok-otok halus. Cara meringankan atau mencegahnya dengan: tingkatkan intake cairan,serat didalam diet,buah prem atau jus prem, minum cairan dingin/ panas (ketika perut kosong), istirahat cukup dan senam.
5.      Sesak napas, penyebabnya peningkatan kadar progesteron berpengaruh secara langsung pada pusat pernafasan,uterus membesar dan menekan pada diafragma. Cara meringan dan mencegahnya dengan: latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan bantal ditinggikan,dan makan tidak terlalu banyak.
6.      Nyeri ligamentum rotundum, penyebabnya peregangan ligamentum selama kehamilan dan tekan dari uterus pada ligamentum. Cara meringan dan mengatasinya dengan: tekuk lutut kearah abdomen, mandi air hangat,dan topang uterus dengan bantal dibahwanya dan sebuah bantal diantara lutut pada waktu berbaring miring.
7.      Pusing, penyebabnya pengumpalan darah didalam pembuluh tungkai, yang mengurai aliran balik vena dan menurunkan autput cardiac serta tekanan darah dengan tegangan othostatis yang meningkat dan mungkin dihubungkan dengan hipoglikemia. Cara meringankan atau mencegahnya dengan: bantuan secara perlahan dari posisi istirahat, hindari berdiri terlali lama dalam lingkungan yang hangat atau sesak, dan hindari berbaring dalam posisi terlentang.
8.      Varises pada Kaki atau vulva, penyebabnya kongesti vena dalam vena bagia bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus yang hamil, kerapuhan jaringan elastis yang diakibatkan oleh estrogen, kecenderungan bawaan keluarga yang disebabkan oleh faktor usia dan lama berdiri. Cara meringankan atau mencegahnya dengan; tinggikan kaki sewaktu berbaring atau duduk, jaga agar kaki jangan bersilangan, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, senam, hindari pakaian dan korset yang ketat, kenakan kaus kaki yang menopang, dan sediakan penopang fisik unatuk variositis vulva dengan bantalan karet busa yang ditahan ditempat dengan ikat pinggang sanitari.

E.     Persiapan Menjadi Orang Tua

Tujuan dasar menjadi orang tua adalah meningkat kan daya tahan fisik dan kesehatan anak, mengembangkan keterampilandan kemampuan yang penting agar dapat menjadi orang dewasa yang mandiri. Keterampilan dan pengetahuan penting lain yang perlu diketahui oleh orang tua agar dapat merasa lebih nyaman dalam peran sebagai orang tua meliputi pemahaman dasar tentang pertumbuhan dan perkembangan masa kanak kanak, mandi,  member makan, penggunaan mainan        dan keterampilan interpersonal.
Masuknya satu anggota keluarga baru dalam rumah tangga akan menimbullkan stress, tetapi dengan adanya kelahiran kembar dua atau lebih anggota keluarga tersebut pada waktu yang bersamaan. Sangat penting bagi orang tua untuk mempertahan kan hubungan dengan mereka dan juga dengan anggota keluarga yang lain.                 
Untuk pasangan baru, kehamilan merupakan kondisinperubahan dari masa anak menjadi orangtua, dan apabila kehamilan berakhir maka akan bertambah tanggungjawab keluarga. Kehamilan dapat merupakan dorongan atau menjadi konflik pada pasangan suami istri tergantung pada kemampuan keluarga untuk mempertahankan keseimbangan.
Suami akan mengalami perubahan menjadi orangtua, seperti bertambah tanggungjawab. Selama periode prenatal, ibu adalah satu-satunya pihak yang membentuk lingkungan tempat janin tumbuh dan berkembang. Persatuan simbiosis tertutup antar ibu dn anak berakhir pada saat bayi lahir.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena  takut kan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Di samping respon yang diperlihatkannya, seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.
Steele dan Pollack (1968) menyatakan bahwa menjadi orang tua merupakan pross yang terdiri dari dua kompunen. Kompunen pertama,bersifat praktif atau mekanis,melibatkan ketrampilan kognitif dan motorikaaa; kompunen kedua, bersifat mekanis, bersifat emosional, melibatkan ketrampilan afektif dan kognitif. Kedua kompunen ini penting untuk perkembangan dan keberadaan bayi.
1.      Ketrampilan kognitif-motorik.
Komonen pertama dalam proses menjadi orangtuan melibatkan aktivitas perawatan anak, seperti memberi makan, menjaganya dari bahaya, memungkinkannya untuk bisa bergerak (Steele, Polack, 1968). Aktivitas yang berorientasi pada tugas ini atau ketrampilan kognitif-motorik tidak terlihat secara otomatis pada saat bayi lahir. Kemampuan ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya dan budayanya. Banyak orangtua harus belajar untuk melakukan tugas ini dan proses belajar ini mungkin sukar bagi mereka. Akan tetapi, hampir semua orangtua yang memiliki keinginan untuk belajar dan dibantu dukungan orang lain menjadi terbiasa dengan aktivitas merawat anak.
2.      Ketrampilan kognitif-afektif
Komponen psikologis dalam menjadi orangtua, sifat keibuan atau kebapakan tampaknya berakar dari pengalaman orangtua dimasa kecil saat mengalami dan menerima kasih sayang dari ibunya. Dalam hal ini orangtua bisa dikatakan mewarisi kemampuan untuk menunjukkan perhatian dan kelembutan. Ketrampilan kognitif-afektif menjadi orangtua ini meliputi sikap yang lembut, waspada dan memberi perhatian kepada bayinya.

F.     Persiapan Sibling           

Kehadiran seorang adik yang beru dapat merupakan krisis utama bagi seorang anak , anak sering mengalami perasaan kehilngan atau merasa cemburu karena di gantikan oleh bayi yang baru. Beberapa faktor yang mempengaruhi respon seorang anak adalah umur, sikap orang tua, peran ayah, lama waktu berpisah dengan ibu, dan bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan.
Persiapan untuk menerima seorang anak baru akan membatu proses ikatan batin. Persiapan untuk menghadapi kehamilan dan persalinan ibu dan partisipasi anak didalamnya dapat membantu anak yang lebih besar menerima perubahan ini. Persiapan untuk selluruh keluarga mengcakup pengaturan waktu dan pengasuh yang akan bertanggu jawab terhadap anak yang lebih tua selama ibu dalam proses persalinan.Saudara kandung(sibling) perlu dipersiapkan akan kedatangan adiknya karena dapat menimbulkan perasaan bersaing(sibling rivalry). Sibling rivalry timbul karena anak anak takut perhatian orang tua nya berubah.
Pencegahan kondisi ini dapat dilakukan dengan cara:

  1. Anak anak nya yang lain diberi tahu sejak awal kehamilan.
  2. kepada anak toddler diberrikan kesempatan untuk merasakan gerakan bayi dalam rahim dan dijelaskanbahwa rahim adalah tempat khusus tembuhnya bayi.
  3. Anak dapat mengatur baju bayi di laci atau menyiapkan tempat tidur dan kamar bayi
  4. Bantu anak menyesuai kan diri terhadap perubahan ini.
  5. Kenalkan anak dengan bayi sehingga anak tidak membayangkan adiknya akan cukup besar untuk diajak bermain.
  6. Mengajak anak ketempat pemeriksaan kehamilan, dan berikan kesempatan untuk mendengarkan denyut jantung janin.
Jika saudara kandung sudah sekolah,kehamilan akan merupakan urusan keluarga. Penjelasan tentang kehamilan didasarkan pada tingkat pemahaman anak. Anak dapat diberikan buku buku dirumah, merasakan gerakan janin, dan mendengar bunyi jantung janin. Biarkan ia hadir ketika ibu melahirkan. Persiapan sibling dalam menerima bayi baru dapat dilakukan oleh orang tua dengan member cukup perhatian agar ia tidak berperilaku regresif atau negatif

G.    Peran Bidan

Bidan harus memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil untuk setiap trimester agar asuhan yang diberikan tepat sesuai kebutuhan ibu. Hal ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian bidan untuk mengkaji /menilai kondisi psikologi seorang wanita hamil tidak hanya aspek fisik saja. Memfasilitasi wanita agar mau terbuka berkomunikasi baik dengan suami, keluarga ataupun bidan.
Dukungan psikososial selama kehamilan telah menunjukkan secara signifikan dapat meningkatkan kesejateraan emosi. Dukungan psikososial dalam hal ini, (Cobb, 1976) mendefinisikan dukungan psikososial sebagai informasi yang membawa seseorang untuk mempercayai bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dihargai. Menurut Schumaker dan Brownell (1984) dukungan psikososial adalah pertukaran sumber informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari provider dan resipien dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien.
Dukungan psikososial ini akan melingdungi/mengurangi efek negatif dari faktor resiko psikososial, Clupepper, Jack (1993) membagi resiko psikososial menjadi 3 yaitu : karakteristik sosial/demografi : usia tua, muda, kurang pendidikan, rumah yang tidak layak huni: faktor psikoligis :stress. Gelisah dengan riwayat /sedang mengalami gangguan psikologis dan kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan : merokok, suka mabuk, pemakaian obat-obatan, obesitas, terlalu kurus.
Adapun jenis dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa esteem support (dukungan untuk meningkatkan kepercayaan diri), informational support, tangible support (sarana fisik) dan perkumpulan sosial. Power et al (1988) membagi dukungan sosial menjadi 2 :
  1. Emosional support : semua yang dapat meyakinkan/menjamin kedekatan dan pengetahuan bahwa dia dicintai, diperhatikan dan deterima serta nasihat, saran yang diberikan dapat dapat menimbulkan kepercayaan diri.
  2. Practical support : meliputi semua aspek bantuan yang bertujuan membentuk individu dari sebuah masalah berupa kegiatan fisik (action) seperti meminjamkan uang, membantu tugasnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri.
Bidan harus mampu mengidentifikasi sumber dukungan yang ada disekitar ibu, mempelajari keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan sehari-hari. Perlu dipahami bahwa sumberdukungan psikososial yang paling besar pengaruhnya pada individu adalah orang yang terdekat bagi mereka seperti pasangan, teman baik, kerabat.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi memberikan makna karena dengan keadaan tersebut wanita akan menyiapkan diri untuk memberikan perawatan dan mengemban tanggungjawab yang lebih besar. Agar proses psikologis dalam kehamilan berjalan normal dan baik maka ibi hamil perlu mendapatkan dukungan dan kenyamanan dalam psikologisnya. Dukungan bisa berasal dari berbagai pihak baik itu dari suami , orangtua, anak, teman, dan orang-orang disekelilingnya. Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh, sehingga  perubahan apapun ynag terjadi pada ibu akan mempengaruhi keluarga. kehamlan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga dan diikuti oleh stress dan kecemasan. kehamilan dapat dikatakan sebagai maturasi dan suatu kejadian yang biasa dalam tumbuh kembang keluarga.
B.     Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, saran kritikan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perabaikan makalah penulis selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiati, yuni. Dan Heni Puji Wahyumingsih. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta: Fitramaya.
Susanti, Ninengah. 2002. Psikologi Kehamilan. Jakarta: EGC
Wong, Donna. Dkk, 2005. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Yogyakarta: EGC

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »