OBAT ANALGESIK ANTIPIRETIK
A.
Pengertian
Analgesik Antipiretik
Analgesik
adalah obat penghilang rasa sakit atau nyeri, seperti sakit kepala atau sendi.
Obat-obatan analgesik mempunyai efek antipiretik, yakni mampu menstabilkan suhu tubuh dan meredakan demam.Kondisi inilah yang
menyebabkan beberapa obat analgesik disebut analgesik-antipiretik, seperti:
aspirin, parasetamol, dan antalgin. Analgesik- Antipiretik biasanya digunakan
untuk mengobati penyakit dengan gejala demam (suhu tubuh meningkat) dan nyeri
seperti influenza dan selesma. Karena mempunyai efek samping yang ringan, obat
golongan analgesik- antipiretik dijual bebas dipasaran.
Saat dikonsumsi,
obat analgesik ini bekerja di pusat pengatur suhu yang terletak pada batang
otak. Selain itu mampu melebarkan pembuluh darah kulit dan memicu produksi
keringat sehingga semakin banyak panas yang dibuang. Selain bekerja pada
susunan syaraf pusat, analgesik- antipiretik dapat mencegah pembentukan
prostaklandin, yakni zat yang menimbulkan rasa adalah obat penghilang
rasa sakit atau nyeri, seperti sakit kepala atau sendi. Obat-obatan analgesik
mempunyai efek antipiretik, yakni mampu menstabilkan suhu tubuh dan meredakan demam.Kondisi inilah yang
menyebabkan beberapa obat analgesik disebut analgesik-antipiretik,
seperti: aspirin, parasetamol, dan antalgin. Analgesik- Antipiretik
biasanya digunakan untuk mengobati penyakit dengan gejala demam (suhu tubuh
meningkat) dan nyeri seperti influenza dan selesma. Karena mempunyai
efek samping yang ringan, obat golongan analgesik- antipiretik dijual
bebas dipasaran.
Saat dikonsumsi, obat analgesik ini bekerja di pusat
pengatur suhu yang terletak pada batang otak. Selain itu mampu melebarkan pembuluh
darah kulit dan memicu produksi keringat sehingga semakin banyak panas yang
dibuang. Selain bekerja pada susunan syaraf pusat, analgesik-
antipiretik dapat mencegah pembentukan prostaklandin, yakni zat yang
menimbulkan rasa
Obat saraf dan otot golongan analgesik atau obat yang dapat
mengurangi bahkan juga bisa untuk menghilangkan rasa sakit (obat nyeri) tanpa
diikuti hilangnya kesadaran seperti sakit kepala ataupun sendi. Sedangkan obat
antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh (panas). Umumnya, zat
yang digunakan adalah parasetamol.
Analgesik sendiri dibagi dua yaitu :
Analgesik sendiri dibagi dua yaitu :
1.
Analgesik opioid / analgesik narkotika
Analgesik
opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau
morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan
rasa nyeri. Tetap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan,
maka usaha untuk mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan
dengan tujuan mendapatkan analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya
adiksi.
a). Obat yang
berasal dari opium-morfin,
b). Senyawa
semisintetik morfin, dan
c). Senyawa sintetik
yang berefek seperti morfin.
2.
Analgesik lainnya, Seperti golongan salisilat seperti
aspirin, golongan para amino fenol seperti paracetamol, dan golongan lainnya
seperti ibuprofen, asam mefenamat, naproksen/naproxen dan banyak lagi.
B.
Obat-Obat
Analgesik Antipiretik Yang Beredar Di Indonesia
A.
Paracetamol / acetaminophen
Merupakan derivat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan
parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan
salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu
lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak
memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya
sering dikombinasi dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektivitasnya
tanpa perlu meningkatkan dosisnya. Adapun nama dagang obat yang mengandung
paracetamol antara lain adalah panadol (sterling), paracetol, paraco, praxion,
primadol, santol, zacoldin, poldan mig.
B. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan
banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak
terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin.
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan
menyusui. Adapun nama dagang obat yang mengandung ibuprofen ini adalah Neo
Toku-Honsip, Rhelafen, repass, profen, profenal, prosic, Neo Rheumacyl Neuro,
dan prosinal.
C.
Asam mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat
sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat
antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering
timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.
Adapun nama dagang obat yang mengandung asam mefenamat adalah mefamat,
mefinter, mefix, megastan, panstonal forteponstan, pondex, ponalar.
D.
Tramadol
Tramadol adalah senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.
Tramadol digunakan untuk sakit nyeri menengah hingga parah. Sediaan tramadol pelepasan lambat digunakan untuk menangani nyeri menengah hingga parah yang memerlukan waktu yang lama.
Tramadol digunakan untuk sakit nyeri menengah hingga parah. Sediaan tramadol pelepasan lambat digunakan untuk menangani nyeri menengah hingga parah yang memerlukan waktu yang lama.
Minumlah tramadol sesuai dosis yang diberikan, jangan minum
dengan dosis lebih besar atau lebih lama dari yang diresepkan dokter. Jangan
minum tramadol lebih dari 300 mg sehari.
Adapun nama dagang obat yang mengandung adalah pironec,
tugesal, ttramal, trasidan, trasik,traumasik
E.
Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester
aspirin. Obat ini digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk
pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan
parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat
dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap
Sindrom Reye.
F.
Fentanyl
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika.
Analgesik narkotika digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan
injeksi IM (intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang
disebabkan kanker.
Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan
menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa
sakit yang persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang
siap menggunakan analgesik narkotika.
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk
menghilangkan rasa sakit. Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya di
dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan
ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan
aturan.
Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan
secara mendadak. Sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan
penurunan dosis secara bertahap dengan periode tertentu sebelum pengobatan
dihentikan.
G.
Naproxen
Naproxen termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid.
Naproxen bekerja dengan cara menurunkan hormon yang menyebabkan pembengkakan
dan rasa nyeri di tubuh Obat lainnya Metamizol, Aspirin (Asetosal/ Asam asetil
salisilat), Dypirone/Methampiron, Floctafenine, Novaminsulfonicum, dan
Sufentanil.
Untuk pemilihan golongan obat analgesik dan antipiretik yang
tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
C.
Cara
Kerja Obat Analgesik-Antipiretik NSAID dan Steroid
Menurut Ganiswarna et al. (1995), obat analgesik antipiretik
serta obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAIDs) merupakan suatu kelompok obat
yang heterogen, dan beberapa obat memiliki perbedaan secara kimia. Namun,
obat-obat NSAID mempunyai banyak persamaan dalam efek terapi dan efek
sampingnya. Prototipe obat golongan ini adalah aspirin, sehingga sering disebut
juga sebagai aspirin like drugs. Efek terapi dan efek samping dari
obat golongan NSAIDs sebagian besar tergantung dari penghambatan biosintesis
prostaglandin. Namun, obat golongan NSAIDs secara umum tidak menghambat
biosintesis leukotrien yang berperan dalam peradangan. Golongan obat NSAIDs
bekerja dengan menghambat enzim siklo-oksigenase, sehingga dapat mengganggu perubahan
asam arakhidonat menjadi prostaglandin. Setiap obat menghambat enzim
siklo-oksigenase dengan cara yang berbeda.
Parasetamol dapat menghambat biosintesis prostaglandin apabila
lingkungannya mempunyai kadar peroksida yang rendah seperti di hipotalamus,
sehingga parasetamol mempunyai efek anti-inflamasi yang rendah karena lokasi
peradangan biasanya mengandung banyak peroksida yang dihasilkan oleh leukosit.
Aspirin dapat menghambat biosintesis prostaglandin dengan cara
engasetilasi gugus aktif serin dari enzim siklo-oksigenase. Thrombosit sangat
rentan terhadap penghambatan enzim siklo-oksigenase karena thrombosit tidak
mampu mengadakan regenerasi enzim siklo-oksigenase. Semua obat golongan NSAIDs
bersifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi. Efek samping obat golongan
NSAIDs didasari oleh hambatan pada sistem biosintesis prostaglandin.
Selain itu, sebagian besar obat bersifat asam sehingga lebih banyak
terkumpul dalam sel yang bersifat asam seperti di lambung, ginjal, dan jaringan
inflamasi. Efek samping lain diantaranya adalah gangguan fungsi thrombosit
akibat penghambatan biosintesis tromboksan A2 dengan akibat terjadinya
perpanjangan waktu perdarahan.
Namun, efek ini telah dimanfaatkan untuk terapi terhadap thrombo-emboli.
Selain itu, efek samping lain diantaranya adalah ulkus lambung dan perdarahan
saluran cerna, hal ini disebabkan oleh adanya iritasi akibat hambatan
biosintesis prostaglandin PGE2 dan prostacyclin. PGE2 dan
PGI2 banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi untuk menghambat
sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat
sitoprotektan.