Kesehatan Ibu Dan Bayi Baru Lahir |
isu gender dalam kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Setiap ibu hamil sangat berharap untuk mendapatkan bayi yang sehat dan kehamilan yang tidak bermasalah. Namun demikian di dunia setiap harinya 1500 ibu dan remaja puteri meninggal karena masalah kehamilan dan melahirkan. Setiap tahun sekitar 10 juta ibu dan remaja puteri mengalami komplikasi kehamilan dan banyak dari peristiwa tersebut yang meninggalkan bayi cacat atau infeksi.
Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007, sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1
tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap tahun di
Indonesia. Angka kematian bayi adalah 34 per 1000 Kelahiran Hidup, sementara
angka kematian Balita adalah 44 per 1000 Kelahiran Hidup. Diharapkan pada 2015
angka kematian bayi turun menjadi 23 per 1000 Kelahiran Hidup dan angka
kematian balita turun menjadi 32 per 1000 Kelahiran Hidup. Pencapaian pada 2015
merupakan target komitmen global Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Kondisi
kesehatan ibu yang rendah karena berbagai penyakit yang tidak diobati dengan
tepat sebelum atau semasa hamil sering
menjadi penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir.
Sebagian
besar kematian bayi baru lahir disebabkan oleh BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah),
kesulitan bernafas saat lahir dan infeksi. Berbagai risiko kehamilan bagi
seorang ibu dan bayinya dapat dikurangi secara bermakna, jika (1) Seorang ibu
berada dalam kondisi sehat dan bergizi baik sebelum dan selama hamil. (2)
Diperiksa
kesehatannya secara
teratur oleh petugas kesehatan terlatih paling sedikit empat kali selama hamil
(Ante Natal Care/ANC triwulan pertama minimal satu kali, ANC triwulan kedua
minimal satu kali, ANC triwulan ketiga minimal dua kali). (3) Melahirkan
dibantu oleh tenaga kesehatan terampil, seperti dokter, perawat, atau bidan.
(4) Jika terjadi komplikasi, ibu dan bayinya dirujuk ke pelayanan kesehatan
yang lebih memadai (5) Ibu mendapat pelayanan kesehatan dimulai dari enam jam
sampai 42 hari setelah bersalin, dan bayinya mendapatkan perawatan serta
pemeriksaan pada saat lahir, pada usia 6
– 48 jam, pada usia 3 – 7 hari, dan pada usia 8 – 28 hari.
Ibu hamil
dan pasangannya yang HIV positif atau yang diperkirakan positif, harus
berkonsultasi untuk memperoleh konseling dari petugas kesehatan terlatih
tentang tindakan untuk mengurangi risiko bayi terinfeksi selama kehamilan,
persalinan atau menyusui dan merawat diri mereka sendiri bersama bayinya.
Pemerintah
bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses
terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi
ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan
memperoleh cuti hamil dan melahirkan.
Hampir
semua negara telah meratifikasi Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Wanita (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination
Against Women/CEDAW) yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal
29 Juli 1980.
Pemerintah
kemudian meratifikasi CEDAW tersebut dengan mengeluarkan UU No. 7 tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.
Salah satu pasal UU tersebut menyebutkan mencegah diskriminasi terhadap wanita
(hamil) yang bekerja, dengan memberikan pelayanan kesehatan & perlindungan
di tempat kerja bagi ibu hamil, cuti, dan jaringan tempat-tempat penitipan
anak.
Banyak
perempuan termasuk remaja puteri mendapatkan kesulitan untuk memperoleh
pelayanan kesehatan berkualitas yang disebabkan oleh kemiskinan, jarak ke
tempat pelayanan kesehatan, kurangnya informasi, pelayanan yang kurang memadai
dan adat istiadat. Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan dukungan Lembaga
Swadaya Masyarakat dan organisasi kemasyarakatan bertanggung jawab untuk
mengatasi berbagai masalah ini guna menjamin bahwa perempuan menerima pelayanan
kesehatan yang berkualitas yang mereka perlukan.
Hal yang harus diketahui oleh keluarga dan masyarakat tentang Kesehatan
Ibu dan Bayi Baru Lahir
1 Remaja puteri yang sehat
dan berpendidikan serta mendapatkan
asupan gizi yang cukup selama masa kanak-kanak sampai remaja
akan mengalami masa kehamilan yang sehat, persalinan yang aman, dan
cenderung memiliki bayi sehat jika usia melahirkan dimulai setelah usia 18
tahun.
2 Risiko yang terkait dengan
usia melahirkan, bagi seorang ibu dan bayinya dapat dikurangi secara bermakna,
jika sebelum hamil, ibu berada dalam keadaan sehat dan bergizi baik. Selama
dalam masa hamil dan menyusui semua ibu memerlukan makanan bergizi, lebih banyak
makan, lebih banyak istirahat dari biasanya, tablet tambah darah atau beberapa suplemen
mikronutrien, walaupun mereka telah mengonsumsi makanan yang diperkaya, garam
beryodium untuk menjamin perkembangan mental bayi.
3 Setiap kehamilan adalah
istimewa. Untuk menjamin kehamilan yang sehat dan aman semua ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya
paling sedikit empat kali. Ibu hamil
beserta keluarganya harus mampu mengenali tanda-tanda persalinan dan tanda
bahaya kehamilan.
4 Mereka harus memiliki
rencana persalinan dan pencegahan komplikasi
untuk mendapatkan pelayanan serta pertolongan tenaga kesehatan. Saat persalinan merupakan
periode kritis bagi ibu dan bayinya. Setiap ibu bersalin harus ditolong oleh
tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan atau bidan, serta merujuk kepada
pelayanan spesialis jika terjadi komplikasi.
5 Pelayanan pasca persalinan
bagi ibu dan bayinya akan mengurangi risiko komplikasi dan membantu keluarga
untuk mendapatkan bayi yang sehat. Ibu dan bayinya harus diperiksa secara
teratur setelah persalinan. Jika terjadi komplikasi, pemeriksaan dilakukan
lebih sering.
6 Seorang ibu yang sehat,
proses persalinan yang aman, perhatian dan perawatan dasar bagi bayi baru
lahir, keluarga yang menyayangi, serta lingkungan rumah yang bersih akan sangat
membantu daya tahan dan kesehatan bayi baru lahir, serta kelangsungan hidupnya.
7 Merokok, minum-minuman
beralkohol, Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA), racun, dan bahan
pencemar lainnya berbahaya untuk ibu hamil, perkembangan janin, bayi dan anak.
8 Kekerasan terhadap ibu
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dalam hampir setiap kelompok
masyarakat. Bagi seorang ibu hamil, kekerasan sangat membahayakan baik bagi ibu
maupun kehamilannya. Kekerasan dapat meningkatkan risiko keguguran, atau
melahirkan prematur, dan berpotensi untuk melahirkan bayi berat badan rendah.
9 Di tempat kerja, ibu hamil
dan ibu menyusui harus dilindungi dari diskriminasi dan pemaparan terhadap
risiko kesehatan serta diberikan waktu untuk menyusui. Mereka berhak mendapatkan
cuti, perlindungan ketenagakerjaan, jaminan kesehatan dan jika memungkinkan
bantuan uang tunai.
10 Setiap perempuan berhak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berkualitas, terutama bagi ibu hamil dan
ibu yang baru bersalin. Setiap petugas kesehatan seharusnya memiliki kompetensi
teknis dan peka terhadap adat istiadat setempat dan harus memperlakukan semua
perempuan termasuk remaja puteri dengan penuh penghargaan.
Pesan Utama
1 Remaja puteri yang sehat dan
berpendidikan serta mendapatkan asupan
gizi yang cukup selama masa kanak-kanak sampai remaja akan mengalami masa kehamilan yang sehat,
persalinan yang aman, dan cenderung untuk memiliki bayi sehat jika usia
melahirkan dimulai setelah usia 18 tahun.
Informasi
Pendukung
Remaja
puteri yang memperoleh pendidikan formal lebih siap untuk mengisi kehidupannya.
Mereka biasanya mengetahui tentang perawatan kesehatan, dan tidak hamil pada
usia muda. Biasanya mereka juga baru menikah setelah dewasa, memiliki jumlah
anak yang sedikit, mengatur jarak kehamilan lebih baik, serta mencari perawatan
kehamilan serta persalinan. Diperkirakan 2 per 1000 kematian ibu dapat dicegah
untuk setiap tahun tambahan kehadiran di sekolah.
Perkembangan
dan pertumbuhan yang sehat dari seorang anak sampai usia remaja, akan membantu
menyiapkannya untuk hamil yang sehat selama masa usia subur. Di samping masalah
pendidikan dan perawatan kesehatan, remaja puteri memerlukan gizi yang baik
mulai dari anak sampai remaja untuk mengurangi berbagai masalah yang akan
timbul pada saat hamil dan bersalin.
Menu
harian perlu bergizi. Termasuk garam beryodium, makanan yang kaya vitamin dan
mineral, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayur-sayuran hijau, merah,
oranye dan kuning serta buahbuahan berwarna oranye. Jika memungkinkan, susu
atau produk ternak lainnya seperti telur, ikan, ayam serta daging harus masuk
dalam daftar menu.
Remaja puteri
yang bersekolah biasanya menunda pernikahan dan kehamilan. Setiap kehamilan dapat
membawa konsekuensi serius bagi remaja di bawah usia 18 tahun, terutama mereka
yang berusia di bawah usia 15 tahun. Remaja puteri dan bayinya memiliki risiko
komplikasi dan kematian yang lebih tinggi. Menjadi sangat penting untuk
mencegah kehamilan usia muda dan memberi tahu remaja tentang bahaya hamil pada
usia muda, serta penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks, termasuk
HIV. Remaja harus meningkatkan kemampuan untuk memilih hidup sehat yang juga mendukung
keseteraan selain menghormati hubungan antargender.
Tradisi
melakukan khitan untuk perempuan, dapat mengakibatkan infeksi berat vagina dan
saluran kencing yang akhirnya dapat menyebabkan kemandulan serta kematian. Juga
dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya waktu persalinan.
Petugas
kesehatan dan program pemberdayaan masyarakat dapat membantu menumbuhkan kesadaran
tentang kebiasaan berbahaya tersebut serta pentingnya para remaja untuk menunda
pernikahan dan kehamilan demi kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Keluarga
harus mengerti risiko tinggi dari hamil usia muda. Jika seorang remaja melakukan
pernikahan usia muda, dan kemudian hamil keluarganya harus membantunya dan
menjamin bahwa ia akan memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan.
Pesan
Utama
2 Risiko yang terkait dengan usia
melahirkan, bagi seorang ibu dan bayinya dapat dikurangi secara bermakna, jika
sebelum hamil, kondisi seorang ibu berada dalam keadaan sehat dan bergizi baik.
Selama dalam periode hamil dan menyusui semua ibu memerlukan makanan bergizi,
lebih banyak makan, lebih banyak istirahat dari biasanya, tablet tambah darah
atau beberapa mikronutrien suplemen, walaupun mereka telah mengonsumsi makanan
yang diperkaya, garam beryodium untuk menjamin perkembangan mental bayi.
Informasi
Pendukung
Remaja
puteri, ibu, ibu hamil memerlukan makanan bergizi seperti, susu, buah-buahan
segar, sayuran, daging, ikan, telur, biji-bijian, kacang polong dan buncis.
Semua jenis makanan ini aman untuk dikonsumsi semasa hamil dan menyusui.
Ibu akan
merasa lebih sehat dan kuat pada waktu hamil, jika mereka mengonsumsi makanan
bergizi, lebih banyak makan dari sebelum hamil, dan lebih banyak istirahat dari
pada biasanya. Makanan bergizi kaya akan zat besi, vitamin A dan asam folat
termasuk daging, ikan, telur, sayuran berwarna hijau, dan buah-buahan serta
sayuran berwarna kuning.
Setelah
bersalin, ibu masih tetap memerlukan menu bergizi, selain makan lebih banyak
dan cukup beristirahat. Ibu menyusui memerlukan sekitar 500 kalori tambahan
setiap harinya, yang setara dengan jumlah makanan tambahan.
Selama
pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan terlatih dapat memberikan beberapa
suplemen nutrien mikro seperti zat besi untuk mencegah atau mengobati anemia.
Malaria atau infeksi cacing tambang dapat diobati bila diperlukan. Petugas
kesehatan dapat juga melakukan pemeriksaan rabun senja yang diderita, dan jika
diperlukan memberikan vitamin A dalam dosis yang memadai untuk mengobati ibu
tersebut serta meningkatkan kesehatan janin yang dikandungnya.
Jika ibu
hamil merasa bahwa ia menderita asma, malaria atau cacing tambang, mereka harus
segera berkonsultasi kepada petugas kesehatan terlatih. Garam yang dikonsumsi oleh keluarga harus
mengandung yodium. Yodium bagi ibu hamil dan anakanak menjadi sangat penting
untuk perkembangan otak anak. Gondok yang nampak pada leher, merupakan sebuah tanda
yang khas, bahwa tubuh tidak cukup mendapatkan yodium.
Kekurangan
yodium menimbulkan kelainan terutama pada awal kehamilan dan masa anak. Ibu
yang tidak mengkonsumsi makanan dengan kandungan yodium yang cukup dapat
melahirkan anak dengan cacat fisik dan atau cacat mental. Kekurangan yodium
yang parah dapat menyebabkan kretin (pertumbuhan
fisik dan mental yang terhambat), bayi lahir mati, keguguran, dan meningkatnya
risiko kematian anak.
Pesan
Utama
3 Setiap kehamilan adalah istimewa.
Untuk menjamin kehamilan yang sehat dan aman semua ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya
paling sedikit empat kali. Ibu hamil
beserta keluarganya harus mampu mengenali tandatanda persalinan dan tanda
bahaya kehamilan. Mereka harus memiliki rencana persalinan dan pencegahan
komplikasi untuk mendapatkan pelayanan serta pertolongan tenaga kesehatan.
Informasi
Pendukung
Ketika
kehidupan ibu muda mulai aktif, mereka memerlukan informasi tentang kehamilan
dan risiko penyakit menular seksual, termasuk HIV. Mereka hendaknya mampu
mengenal gejala awal kehamilan. Bila ternyata hamil, mereka harus dibantu untuk
mendapatkan perawatan kehamilan sejak awal kehamilan dari petugas kesehatan
terlatih. Ia harus belajar juga tentang tahap-tahap kehamilan yang normal dan
bagaimana cara merawat kesehatan diri sendiri serta bayinya selama hamil,
selain mengetahui pula tanda bahaya kehamilan.
Ibu hamil
sekurang-kurangnya melakukan empat kali kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada petugas
kesehatan terlatih. Pemeriksaan kehamilan yang pertama harus dilakukan sesegera
mungkin. Sebaiknya dilakukan pada trimester pertama kehamilan. Pemeriksaan
kedua pada trimester kedua dan dua kali pemeriksaan pada trimester ketiga.
Untuk
menjamin sebuah kehamilan aman dan sehat, seorang petugas kesehatan terlatih
harus :
- Memberikan informasi tentang berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh seorang ibu hamil.
- Memeriksa tekanan darah yang dapat membahayakan ibu dan anak.
- Menimbang berat badan.
- Memeriksa anemia dan memberikan suplemen tablet tambah darah serta memastikan bahwa ibu tersebut mengerti tentang pentingnya mengkonsumsi suplemen tersebut, dan menjelaskan tentang akibat samping yang biasanya terjadi termasuk sulit buang air besar dan mual.
- Memeriksakan kemungkinan rabun senja untuk memastikan apakah ibu memerlukan pengobatan vitamin A dan jika perlu berikan vitamin A untuk melindungi ibu dan meningkatkan perkembangan kesehatan janin.
- Menilai status imunisasi tetanus ibu dan berikan jumlah dosis yang diperlukan untuk melindungi ibu dan bayi baru lahirnya.
- Menganjurkan semua ibu hamil hanya menggunakan garam beryodium dalam menyiapkan makanan untuk melindungi anak mereka agar tidak cacat fisik, mental dan tidak pula terserang gondok.
- Menganjurkan semua ibu hamil lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi, dan lebih banyak istirahat dari biasanya.
- Di daerah endemis malaria, berikan tablet antimalaria dan anjurkan untuk menggunakan kelambu berinsektisida.
- Memberikan obat cacing jika diperlukan sejak trimester kedua untuk mengurangi kasus berat badan bayi rendah.
- Menyiapkan kedua orang tua bagi pengalaman melahirkan dan merawat bayi baru lahir. Berikan saran kepada ibunya untuk menyusui dan merawat diri mereka sendiri, serta berikan pula petunjuk kepada si ayah tentang bagaimana ia bisa membantu.
- Memberikan saran kepada ibu hamil dan keluarganya tentang di mana akan melahirkan dan bagaimana mendapatkan pertolongan jika terjadi komplikasi sebelum, selama atau sesudah melahirkan.
- Menyiapkan rujukan jika diperlukan bagi berbagai kelompok masyarakat yang hendak menyediakan bantuan dan melindungi ibu hamil yang mengalami kekerasan.
- Memberikan saran untuk menghindarkan diri dari penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks termasuk HIV.
- Memeriksa infeksi selama kehamilan, terutama infeksi saluran air kemih dan penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks, termasuk HIV dan mengobatinya dengan pengobatan yang tepat.
- Melakukan pemeriksaan laboratorium (Hb dan air seni).
- Menyiapkan test HIV secara sukarela dan rahasia serta layanan konseling.
Ibu hamil
yang menderita HIV positif harus berkonsultasi kepada petugas kesehatan
terlatih tentang bagaimana mengurangi risiko penularan infeksi kepada bayinya
selama kehamilan, melahirkan dan menyusui serta bagaimana merawat diri dan
bayinya. Ibu hamil yang mengira dirinya terkena infeksi HIV harus dibantu untuk
mendapatkan test dan konseling. Demikian pula calon ayahnya harus dites dan
mendapatkan konseling. (lihat bab. tentang HIV untuk informasi lebih lanjut)
Setiap ibu hamil dan keluarganya perlu tahu bahwa kehamilan dan
pengasuhan anak memiliki berbagai risiko. Mereka harus mampu mengenal berbagai
tanda peringatannya.
Secara
umum dianjurkan, ibu sebaiknya melahirkan di fasilitas kesehatan dan ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih, karena kejadian penyulit persalinan tidak dapat
diramalkan. Bagi beberapa ibu, hal ini lebih penting karena kemungkinan
komplikasi akan meningkat, jika mereka :
- Berusia di bawah 18 tahun atau di atas usia 35 tahun.
- Telah melahirkan kurang dari dua tahun yang lalu.
- Telah beberapa kali melahirkan prematur atau memiliki bayi kurang dari 2,5 kg saat lahir.
- Memiliki pengalaman persalinan dengan penyulit atau melahirkan dengan bedah perut sectio caesarea.
- Memiliki riwayat keracunan kehamilan.
- Memiliki pengalaman keguguran atau bayi lahir mati.
- Tinggi badan ibu kurang dari 1,45 meter.
- Berberat badan kurang dari 38 kilogram.
- Menderita HIV atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks.
Ibu hamil harus dibantu untuk mengenali tanda-tanda kelahiran
dan tahu kapan harus mencari pertolongan dari penolong melahirkan mahir yang
mampu membantu persalinan.
Tanda-tanda kelahiran, meliputi beberapa hal berikut ini:
- Perut mulas secara teratur.
- Mulasnya sering dan lama.
- Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
- Keluar air ketuban dari jalan lahir.
Tanda–tanda bahaya
pada kehamilan meliputi:
- Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua.
- Bengkak di tungkai, kaki, tangan atau wajah disertai nyeri kepala dan atau kejang.
- Demam atau panas tinggi.
- Air ketuban keluar sebelum waktunya.
- Gerakan bayi di kandungan berkurang atau tidak bergerak.
- Muntah terus.
- Tidak mau makan.
Selama kunjungan
pemeriksaan kehamilan, ibu hamil dan anggota keluarganya harus
mendapatkan
dukungan untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan komplikasi
dengan menyusun
rencana yang meliputi beberapa hal pokok sebagai berikut:
- Di mana ibu akan melahirkan dan akan dirujuk ke mana jika terjadi komplikasi.
- Siapa yang akan mendampingi ibu.
- Bagaimana caranya si ibu agar sampai di tempat tujuan.
- Barang-barang yang akan diperlukan untuk ibu dan bayinya.
- Berapa biaya yang diperlukan dan bagaimana biaya tersebut bisa terkumpul
- Siapa yang akan membantu keluarganya pada saat ibu tidak di rumah.
- Siapa yang akan menjadi donor darah, jika diperlukan.
Karena
kondisi dapat berubah, rencana persalinan dan kemungkinan komplikasi harus
diperbaharui setiap melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Rencana
perawatan darurat jika terjadi komplikasi harus mencantumkan lokasi klinik
bersalin terdekat, atau rumah sakit dan berbagai sumber daya yang diperlukan
untuk memungkinkan si ibu tiba di lokasi tujuan setiap saat, baik siang atau
malam hari.
Semua ibu
hamil harus mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan ketika mereka akan
melahirkan. Hal ini menjadi lebih penting terutama apabila si ibu dan
keluarganya sadar bahwa proses kelahiran akan sulit. Dalam beberapa kasus, di
mana jarak dan risiko kelahiran yang sudah diperkirakan merupakan faktor yang
harus diperhitungkan, maka sebaiknya si calon ibu pindah ke tempat yang lebih
dekat dengan klinik atau rumah sakit yang dipilih, agar pada waktunya
mendapatkan pelayanan.
Petugas
kesehatan, keluarga dan masyarakat perlu memberikan perhatian khusus kepada
remaja hamil karena mereka memiliki risiko komplikasi kehamilan yang lebih
tinggi dan dalam beberapa kasus mereka mungkin tidak bisa mempengaruhi keluarga
untuk mendapatkan dukungan atau meminta bantuan.
Pesan
Utama
4 Persalinan merupakan periode kritis
bagi ibu dan bayinya. Setiap ibu bersalin harus ditolong oleh tenaga kesehatan
yang terlatih yaitu dokter dan atau bidan, serta merujuk kepada pelayanan
spesialis jika terjadi komplikasi.
Informasi
Pendukung
Setiap
kehamilan memerlukan perhatian, karena akan selalu ada risiko buruk terhadap
ibu, bayi atau keduanya. Banyak bahaya, penyakit atau bahkan kematian yang
sesungguhnya dapat dicegah jika melakukan empat kali pemeriksaan kehamilan
kepada petugas kesehatan terlatih, persalinan dilakukan di tempat yang memiliki
fasilitas peralatan cukup serta ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu
dokter, dan atau bidan dan dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap ibu
dan bayi selama 24 jam setelah kelahiran.
Jika ibu
sudah siap akan melahirkan, ia dianjurkan untuk didampingi oleh orang yang ia
pilih sendiri untuk membantunya selama proses dan sesudah kelahiran. Secara
khusus pendamping dapat membantu dalam tiga hal, yaitu memberi makan dan minum,
membantu teknik pernafasan yang sesuai dengan tahapan proses kelahiran, serta
membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan sesuai dengan nasihat penolong persalinan
terlatih.
Selama dan segera
setelah melahirkan, penolong persalinan terlatih akan :
- Mengawasi dan mengikuti proses kelahiran dan mengamati secara khusus tanda-tanda bahaya yang memerlukan pertolongan segera.
- Memberi tahu ibu dan keluarganya jika perawatan spesialis diperlukan atau harus pindah ke rumah sakit.
- Mengurangi risiko terkena infeksi dengan cara tetap menjaga kebersihan tangan, alat-alat dan tempat yang akan dipakai untuk melahirkan dan selalu tetap menggunakan sarung tangan pada waktunya.
- Menganjurkan agar ibu yang akan melahirkan mau berjalan kaki selama ia berada pada tahap satu persalinan dan membantu mengatur posisi melahirkan yang dikehendakinya.
- Membantu setiap tahap persalinan dan kelahiran bayi itu.
- Memotong tali pusar bayi pada saat yang tepat merawatnya.
- Merawat bayi dan menjaganyatetap hangat.
- Meletakkan bayi di dada ibu begitu bayi lahir. Biarkan ia berusaha mencari puting susu ibunya (Inisiasi Menyusu Dini).
- Tempatkanlah plasenta dengan aman, dan rawatlah ibu yang baru melahirkan.
- Memberikan salep mata antibiotika bagi bayi untuk mencegah kebutaan dan infeksi.
- Memberi suntikan vitamin K1.
- Memberi imunisasi hepatitis B antara satu sampai dua jam setelah suntikan vitamin K1.
- Memeriksa dan menimbang berat badan bayi.
- Memandikan bayi normal baru boleh dilakukan setelah enam jam kelahiran untuk mencegah kedinginan.
- Merujuk bayi dan ibunya ke fasilitas kesehatan yang lebih sesuai jika diperlukan.
5 Pelayanan pasca persalinan bagi ibu
dan bayinya akan mengurangi risiko komplikasi dan membantu keluarga untuk
mendapatkan bayi yang sehat. Ibu dan bayinya harus diperiksa secara teratur
setelah persalinan. Jika terjadi komplikasi, pemeriksaan dilakukan lebih
sering.
Informasi
Pendukung
Perawatan
pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi penting
untuk memastikan daya tahan serta kesehatan ibu dan bayinya. Satu jam pertama ,
satu hari pertama dan minggu pertama serta bulan pertama kelahiran , kondisi
bayi sangat rawan.
Setelah
bayi lahir, penolong persalinan terlatih, akan :
- Memeriksa kesehatan ibu nifas sebanyak tiga kali (satu kali setelah enam jam, tiga hari setelah persalinan, satu kali pada minggu kedua dan satu kali pada minggu keenam).
- Memeriksa kesehatan bayi baru lahir sebanyak tiga kali (satu kali pada umur 6-48 jam, satu kali pada umur 3-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari).
- Menyarankan dan membantu ibu tentang cara menyusui bayi secara eksklusif.
- Menyarankan kepada kedua orang tua baru, tentang cara mencegah atau menunda kelahiran berikutnya.
- Menyarankan kepada ibu cara merawat tali pusat.
- Menyarankan agar ibu dan keluarga selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang bayi.
- Menyarankan kepada ibu tentang (1) masalah gizi, istirahat, kebersihan, imunisasi (2) jika tidur di daerah malaria gunakan kelambu yang berinsektisida, (3) melakukan pemeriksaan kesehatan teratur serta bagaimana merawat diri dan bayinya, (4) memberi saran kepada ayahnya untuk membantu keperluan ibu dan bayinya.
- Memberi kapsul vitamin A dan tablet tambah darah pada ibu nifas.
- Menjelaskan tanda- tanda yang berpotensi membahayakan ibu maupun bayinya.
- Membantu ibu, ayah dan keluarga dalam menyiapkan rencana darurat jika timbul komplikasi.
- Memberikan penjelasan kepada ibu dan ayah tentang penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks, termasuk HIV. Bila sudah terinfeksi, harus dijelaskan bagaimana merawat diri mereka dan anaknya serta bagaimana mempraktikkan cara menyusui yang mengurangi risiko infeksi kepada bayinya.
- Memberikan bimbingan kepada ibu yang HIV positif dan pasangannya agar mereka dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang benar tentang kehamilan berikutnya dan metode kontrasepsi (informasi lebih lanjut lihat bab HIV).
- Menjadwalkan kunjungan berikutnya bagi ibu dan bayinya.
Untuk
ibu dan atau bayi yang dengan komplikasi, penolong persalinan yang terlatih
harus :
- Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dialami oleh bayinya dan pengobatan yang seharusnya diterima oleh bayinya, serta bagaimana ibu tersebut harus melanjutkan perawatan untuk dirinya dan bayinya di rumah.
- Membantu pengobatan untuk ibu bila diperlukan, dan memberikan penjelasan tentang bagaimana serta berapa lama penggunaannya.
- Meneliti jenis imunisasi yang belum diterima oleh ibu, termasuk tetanus toxoid (TT).
- Memberikan nasihat kepada ibu dan ayah atau pengasuh tentang perawatan terbaik untuk bayi mereka, bila bayi lahir prematur atau terlalu kecil, atau memiliki kebutuhan khusus.
- Menjadwalkan kunjungan selanjutnya untuk mengamati kesehatan ibu dan bayinya.
Hari-hari dan
minggu-minggu pertama kehidupan merupakan periode yang sangat berisiko bagi
bayi dengan berat badan rendah. Sebagian besar kematian bayi baru lahir terjadi
pada bayi dengan berat badan rendah.
Sesungguhnya banyak dari kematian ini dapat diselamatkan dengan
melakukan perawatan pasca persalinan oleh penolong kelahiran terlatih yang akan
:
- Mengenali dan mengambil tindakan terhadap gejala bahaya yang timbul sewaktu-waktu.
- Memberikan dukungan yang sungguh-sungguh terhadap upaya menyusui bayi termasuk memerah susu dan memberi ASI dengan gelas.
- Menjaga agar bayi tetap hangat dengan cara membantu ibu atau pengasuh melakukan perawatan “sentuhan kulit ke kulit“ atau dikenal juga dengan istilah Metode Kangguru (Kangaroo Mother Care).
- Segera membawa bayi ke perawatan darurat bila terdapat tanda bahaya.
Tanda
bahaya pada bayi baru lahir :
- Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Ini tanda bayi terkena infeksi berat.
- Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika melihat gejala-gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang (menguap, mengunyah, mengisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi disentuh atau dielus-elus, kemungkinan bayi kejang.
- Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang.
- Sesak napas (60 kali permenit atau lebih) atau nafas 30 kali per menit atau kurang.
- Bayi merintih.
- Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah sampai ke dinding perut, tandanya sudah infeksi berat.
- Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5º C) atau tubuh teraba dingin (suhu tubuh bayi kurang dari 36,5º C).
- Mata bernanah banyak.
- Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat, bisa menyebabkan kematian.
- Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada :
a. Hari pertama (kurang dari 24 jam) setelah
lahir.
b. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari.
c. Kuning sampai ke telapak tangan atau kaki.
Pesan
Utama
6 Ibu yang sehat, proses persalinan
yang aman, perhatian dan perawatan bagi bayi baru lahir, keluarga yang
menyayangi, serta lingkungan rumah yang bersih sangat membantu daya tahan dan
kesehatan bayi baru lahir, serta keberlangsungan hidupnya.
Informasi
Pendukung
Bayi baru
lahir memerlukan perawatan yang teliti, diberi makan, disayangi, dijaga
kebersihan dan kehangatannya sepanjang
24 jam terus menerus. Kedua orang tua bayi bersama dengan pengasuh utamanya yang memenuhi kebutuhan dasar bayi,
membantu membangun landasan dasar untuk kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan,
pembelajaran dan perkembangan bayi di masa yang akan datang.
Seorang bayi baru
lahir akan tumbuh sehat jika ia:
- Segera diberikan ASI setelah lahir.
- Selalu dekat dengan, atau sering dipeluk oleh ibu, ayah atau pengasuhnya.
- Mendapatkan ASI secara eksklusif sejak lahir sampai dengan usia enam bulan sesuai dengan kebutuhan bayi, atau paling tidak delapan kali dalam periode 24 jam, membantu mempererathubungan ibu dengan anak serta memberikan kekebalan bayi terhadap infeksi.
- Dicintai, disayangi, dan diperhatikan, didukung serta diberikan simulasi dan dorongan oleh keluarganya sehingga bayi mampu tumbuh dan belajar dengan cepat.
- Dijaga agar tetap hangat, bersih, nyaman dan aman, serta bersendawa setelah diberi ASI dan secara teratur pakaiannya diganti.
- Dibesarkan dalam lingkungan yang bersih sehingga terhindar dari kemungkinan terkena infeksi.
- Diberikan perawatan kesehatan berkualitas, termasuk pemeriksaan teratur, imunisasi secara berkala serta ditimbang berat badannya untuk memantau pertumbuhannya.
Seorang penolong
persalinan terlatih, harus :
- Memberikan jawaban terhadap berbagai pertanyaan dari “orang tua baru” tentang berbagai cara merawat bayi yang terkait dengan menyusui, pola makan, imunisasi, memandikan bayi, berinteraksi dengan bayi, perkembangan bahasa, pola tidur dan lain sebagainya.
- Memberi tahu orang tua baru tentang tanda bahaya seorang anak yang memerlukan perawatan medis segera.
- Membantu ibu dan ayah bayi menyusun rencana darurat jika terjadi komplikasi pada bayi.
- Membantu ibu dan ayah bayi menyiapkan catatan yang berisi informasi dasar tentang bayi pada saat lahir meliputi berat, tinggi, dan waktu kelahiran.
- Menyiapkan surat keterangan lahir untuk dipakai orangtuanya guna mendapatkan akte kelahiran dari petugas catatan sipil.
Bayi yang
lahir prematur atau dengan bayi berat badan rendah atau bayi dengan kebutuhan
khusus, membutuhkan perawatan, cinta dan perhatian khusus untuk menjamin
keberlangsungan hidup mereka serta pertumbuhan dan perkembangan optimal.
Penolong
persalinan terlatih memiliki peran penting untuk mengajarkan kedua orang tua
bayi tentang bagaimana merawat bayi yang memiliki kebutuhan khusus. Beberapa
bayi mungkin saja memerlukan perawatan khusus di rumah sakit sampai bayi
tersebut cukup berkembang atau cukup sehat untuk dibawa pulang oleh orang
tuanya.
Jika bayi
belum bisa menyusu, ibunya dapat memerah dan menyimpan air susunya pada botol
yang steril, sehingga nanti dapat diberikan kepada bayi dengan menggunakan
sendok atau gelas.
Merawat
bayi baru lahir mendatangkan kegembiraan bagi kedua orang tuanya. Namun pada
saat yang sama muncul rasa khawatir dan kelelahan karena mereka harus
menyesuaikan diri karena harus merawat bayi sepenuh waktu.Oleh karena bayi baru
lahir sangat tergantung kepada kedua orang tuanya untuk memenuhi segala macam
kebutuhannya, maka orang tua harus pandai merawat mereka sendiri. Ibu yang
menyusui bayi, terutama harus lebih banyak mengkonsumsi makanan bergizi selain
lebih banyak istirahat. Sementara ayah dapat membantu ibu yang sedang menyusui bayi
baru lahir dengan mengerjakan pekerjaan
rumah tangga dan mengasuh anak-anak yang selagi ibu beristirahat.
Pesan Utama
7 Merokok, minum-minuman beralkohol,
Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA), racun, dan bahan pencemar lainnya
berbahaya bagi ibu hamil, perkembangan janin, bayi dan anak.
Informasi
Pendukung
Jika
seorang ibu hamil merokok, bayi yang dikandungnya berkecenderungan lahir dengan
berat badan rendah. Selain itu anaknya akan mengalami batuk-batuk, demam,
pneumonia atau gangguan pernafasan lainnya.
Ibu hamil
dapat merusak kesehatannya sendiri dan kesehatan janinnya jika ia minum alkohol
dan menggunakan NAPZA. Bahan-bahan yang ada pada alkohol dan NAPZA dapat
merusak perkembangan fisik dan mental anak. Karena itu begitu ibu merencanakan
hamil atau diduga hamil, ia harus segera berhenti minum minuman beralkohol dan
tidak lagi memakai obat terlarang. Namun apabila ternyata ibu sulit untuk
berhenti, ia harus segera mencari bantuan dan nasihat medis dari petugas
kesehatan terlatih, atau dari Puskesmas atau organisasi masyarakat yang
bergerak dalam pencegahan obat terlarang.
Ibu hamil
tidak boleh minum obat selama hamil, kecuali dalam keadaan sangat memaksa dan diberikan
resep oleh petugas kesehatan. Untuk menjamin pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental anak, setiap ibu berusia subur, ibu hamil, ibu dan anak-anakharus
dilindungi dari asap rokok, maupun asap dapur ketika masak, asap pestisida,
atau racun lainnya, serta polusi lainnya seperti timah yang ada dalam air yang
dialirkan melalui pipa, atau knalpot kendaraan serta pada cat.
Keluarga
dan masyarakat dapat membantu ibu hamil, ibu dan anak mereka, dengan
menyediakan lingkungan bebas asap sehingga mereka tidak menjadi perokok pasif
yang membahayakan mereka.
Tempat kerja
harus melindungi ibu usia subur, ibu hamil dan semua ibu terhadap paparan asap berbahaya,
racun dan bahan polusi yang dapat merusak kesehatan mereka serta anaknya.
Pesan
Utama
8 Kekerasan terhadap perempuan
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dalam hampir setiap kelompok
masyarakat. Bagi seorang ibu hamil, kekerasan akan sangat membahayakan baik
bagi perempuan maupun kehamilannya. Kekerasan dapat meningkatkan risiko
keguguran, kelahiran prematur, dan melahirkan bayi berat badan rendah.
Informasi
Pendukung
Kekerasan
dan penyalahgunaan obat merupakan hal yang tidak akan pernah dapat diterima. Ibu
yang menyalahgunakan obat dapat menderita persalinan prematur atau bahkan kehilangan bayinya. Bayi dapat lahir dengan
berat badan rendah yang dapat mempengaruhi kesehatan serta kelangsungan
hidupnya.
Petugas
kesehatan, keluarga dan masyarakat harus waspada terhadap berbagai bahaya ini, menyediakan
perlindungan, dan bekerja untuk mencegah serta menghapus kekerasan terhadap perempuan.
Petugas setempat, dengan dukungan dari berbagai organisasi dan tokoh masyarakat
mempunyai tanggung jawab untuk : (1) melakukan upaya pencegahan kekerasan
terhadap perempuan dan menantang berbagai norma sosial yang dapat meningkatkan
risiko kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan. (2) melaksanakan
undang-undang yang melindungi perempuan dari kekerasan dan pelecehan (3)
menyediakan perlindungan dan mendukung pelayanan bagi ibu mengalami tindak
kekerasan dan pelecehan.
Pesan
Utama
9 Di tempat kerja, ibu hamil dan ibu
menyusui harus dilindungi dari diskriminasi dan pemaparan terhadap risiko
kesehatan serta diberikan waktu untuk menyusui atau memerah susunya. Mereka
berhak mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, perlindungan ketenagakerjaan,
jaminan kesehatan dan jika memungkinkan bantuan uang tunai.
Informasi
Pendukung
Pada 2006,
di seluruh dunia hampir 60% perempuan usia subur adalahpekerja. Banyak ibu yang
bekerja di sektor informal, yang pekerjaannywtidak dicatat, tidak diatur atau
dilindungi oleh pemerintah. Terhadap perempuan pekerja sektor formal maupun
informal, penting untuk menyiapkan tindakan pencegahan yang harus dilaksanakan
oleh pemerintah, dengan dukungan masyarakat untuk menjaga kesehatan dan
keamanan ekonomi perempuan, anak-anak serta keluarganya.
Tindakan
perlindungan mencakup:
Cuti melahirkan
(Maternity leave) : Ibu
mempunyai hak untuk beristirahat ketika melahirkan, berbagai cara dan sarana
untuk menolong diri sendiri dan keluarganya, dan ada jaminan bahwa ia dapat
kembali bekerja jika masa cutinya sudah selesai.
Perlindungan
bekerja (Employment protection): Ini merupakan jaminan
bahwa perempuan hamil dan ibu baru melahirkan tidak akan mendapatkan perlakuan
diskriminatif dan kehilangan hak-hak dalam pekerjaan mereka (pensiun, cuti
liburan dibayar, dsb), karena kehamilan, cuti hamil , atau cuti pada saat
melahirkan.
Bantuan dana dan
jaminan kesehatan : Perempuan
hamil yang bekerja, ibu dan bayi baru lahir serta keluarganya, umumnya
memerlukan bantuan dana dan jaminan kesehatan. Dana bantuan merupakan uang
pengganti dari pendapatannya yang hilang karena hamil, melahirkan, dan selama perawatan
bayi baru lahir. Jaminan kesehatan sangat diperlukan oleh perempuan hamil, ibu
yang baru melahirkan dan bayi baru lahir untuk mendapatkan pelayanan kehamilan,
setelah kelahiran, dan pelayanan rumah sakit, jika diperlukan.
Perlindungan
kesehatan : Perempuan
hamil atau ibu yang sedang merawat bayi tidak diwajibkan melakukan pekerjaan
yang dapat mengganggu kesehatannya atau bayinya. Bilamana terdapat risiko,
harus dilakukan perubahan kondisi kerja untuk mengurangi risiko kesehatannya.
Ia harus segera kembali beraktivitas jika sudah cukup sehat untuk bekerja, atau
dapat diberikan tugas yang sesuai dengan kondisinya dengan gaji yang sama.
Menyusui : Ibu berhak menyusui bayinya setelah bekerja kembali, karena
menyusui memberikan keuntungan besar bagi kesehatan ibu maupun bayinya. Ibu
berhak pula untuk beristirahat satu atau dua kali, atau mengurangi jam kerjanya
untuk menyusui tetapi gajinya tidak perlu dikurangi.
Pesan
Utama
10 Setiap perempuan berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan berkualitas, terutama perempuan hamil dan ibu yang baru
bersalin. Setiap petugas kesehatan seharusnya memiliki kompetensi teknis dan
peka terhadap adat istiadat setempat dan harus memperlakukan semua perempuan
termasuk remaja puteri dengan penuh penghargaan.
Informasi Pendukung
Banyak
bahaya kehamilan dan persalinan yang dapat dicegah jika perempuan dapat
memperoleh layanan kesehatan bermutu pada saat hamil, melahirkan atau
paskapersalinan. Semua perempuan berhak mendapatkan layanan dari pemberi
pertolongan persalinan yang terlatih seperti dokter, perawat, atau bidan, dan
mendapatkan perawatan darurat jika terjadi komplikasi. Perawatan kesehatan
bermutu yang memberikan layanan informasi dan konseling memungkinkan setiap
perempuan dan laki-laki untuk mengambil keputusan atas dasar informasi yang
benar tentang kesehatan reproduksi. Perempuan yang memerlukan perawatan
kesehatan harus didukung oleh suami, dan keluarganya untuk mendapatkan perawatan
bagi dirinya dan bayinya dan agar bisa
tiba ke fasilitas kesehatan jika diperlukan, termasuk perawatan kehamilan,
melahirkan, paskapersalinan, serta perawatan kedaruratan.
Pemerintah
dengan bantuan masyarakat hendaknya menjaga agar biaya pelayanan kesehatan tidak
menghalangi perempuan, termasuk remaja puteri untuk menggunakan pelayanan
tersebut. Hambatan lain seperti biaya transportasi, jarak yang jauh, kondisi
jalan yang buruk, serta adat istiadat setempat
hendaknya diperhatikan juga untuk menjamin akses kepada pelayanan
kesehatan.
Petugas
kesehatan harus selalu didukung dengan
pelatihan teratur berkala untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan
teknis dan komunikasinya.. Tujuannya agar mereka dapat memberikan perawatan
kesehatan yang bermutu. Mereka harus dilatih untuk memperlakukan semua
perempuan dengan penuh rasa hormat, peka terhadap budaya dan kebiasaan
setempat, serta menghormati kerahasiaan dan privasi perorangan. Mereka juga
harus peka dan memahami kebutuhan remaja, dan tahu bagaimana cara membantu dan memberi
konseling kepada mereka dalam merawat diri mereka serta bayinya.