peranan media massa dalam Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru-termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/informasi. Ia tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber terutama dari media media massa, apakah dari siaran televisi dan radio (media elektronik), surat kabar dan majalah (media cetak), komputer pribadi, atau bahkan dari internet.
1.2       Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengertian media massa?
2.      Sebutkan macam-macam media massa?
3.      Bagaimanakah peranan media massa dan manfaat dalam pembelajaran?
4.      Jelaskan maksud Media Massa sebagai sumber Pembelajaran?
5.      Bagaimanakah Pemanfaatan Media Massa Sebagai Sumber Pembelajaran IPS?
1.3       Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan media massa di bidang pendidikan
2. Untuk mengetahui pemanfaatan media massa sebagai sumber pembelajaran IPS


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Media Massa
Pengertian dari media massa adalah sarana dan saluranresmi sebagai alat komunikasi untukmenyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas (2008, KBBI). Dengandemikian media massa merupakan salah satu media (perantara) antar massa(masyarakat) saling berkomunikasi, berinteraksi dan saling berkonfrontasi.
Menurut jenisnya media massa dibagi menjadi media massaelektronik seperti internet, televise, radio dan lain-lain. Bentuk media massalain seperti Koran, majalah, famflet, brosur, iklan dan lain-lain merupakansantapan publik yang juga sangat popular.
Mengingat praktisnya penggunaan media massa tanpa disadarimedia massa merupakan ajang global berkumpulnya berbagai informasi yang ada.Dengan masuknya berbagai informasi tersebut maka peran pemerintah sebagaifilterinformasi diharapkan sangatpandai memilah dan memilih tindakan yang akan melahirkan bentuk kebijakanpublik.

2.2       Macam-Macam Media Massa
Media massa secara umum dikelompokkan menjadi tiga yaitu
  1. Media audio, yaitu media komunikasi yang dapat didengar atau ditangkap oleh indra telinga. Misalnya radio dan telepon
  2. Media visual, yaitu media komunikasi yang dapat dibaca atau ditangkap oleh indra mata. Misalnya surat kabar, buletin dll.
  3. Media audio visual, yaitu media komnunikasi yang dapat dibaca dan didengar. Misalnya televisi.
Dalam Undang-undang No. 40 tahun 1999  pasal 3 tentang pers disebutkan diantaranya bahwa pers nasional berfungsi  sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial dan dapat juga sebagai lembaga ekonomi.
2.3       Peranan Media Massa dan Manfaat Media Massa Dalam Pembelajaran
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret, baik dari segi atau konsep maupun faktanya, tetpi belajar sering pula bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya, dan berada dibalik relaitas. Demikian juga dalam proses belajar-mengajar untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat konkret dan abstark tersebut tidak bisa hanya mengandalkan beberapa metode yang sering dilakukan pada umumnya, seperti metode ceramah, modul, dan sebagainya, tapi dituntut juga adanya peran media yang dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa. Demikian juga karena pada dasarnya belajar merupakan interaksi dan komunikasi dan hal itu tidak akan terjadi tanpa adanya perantara, seperti yang telah disebutkan pada bab sebelum-sebelumnya yaitu “media”. Dalam hal ini terdapat beberapa penjelasan tentang fungsi media massa tersebut, diantaranya menurut Nana Sudjana (1991) yaitu:
  • Penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai sungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situsi belajar mengajar yang lebih efektif
  • Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi belajar. Ini berari bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
  • Media dalam pengajaran, penggunaanya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
  • Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
  • Penggunaan media pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menagkap pengertian yang diberikan guru.
  • Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengaar.
Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diterapkan dalam proses belajar-mengajar, maka terlihat peranannya sebagai berikut:
  • Media yang digunakan guru sebagi penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang disampaikan oleh guru.
  • Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
  • Media sebagi sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret maupun kelompok.

2.4       Media Massa sebagai sumber Pembelajaran
Menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977), sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu :
1.      Sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan (learning resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; dan 
2.      Sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan (learning resources by utilization), yakni sumber belajar yang tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah satunya adalah media massa. 
Media sangat bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, manfaat itu adalah sebagai berikut.
1.   Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa. Pengalaman tiap-tiap siswa berbeda. Kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang dimliki oleh siswa. Dua anak yang hidup di dua masyarakat atau lingkungan yang berbeda, akan mempunyai pengalaman yang berbeda. Ini disebabkan karena berbedanya “kesempatan untuk mengalami” yang diperoleh anak-anak. Ketersediaan buku, bacaan-bacaan, kesempatan berdarmawisata, dan lain-lain adalah faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak-anak. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan-perbedaan ini jika siswa tidak mungkin untuk dibawa ke objek yang dipelajari, maka objeklah yang dibawa ke siswa.
2.    Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh siswa. Ini disebabkan oleh:
a)     Objek terlalu besar, misalnya lingkungan pasar, terminal, stasiun, pelabuhan, candi, ikan paus, dan lain-lain. Dengan media seperti gambar, foto, slide, atau film, kita dapat menampilkannya ke hadapan siswa;
b)    Beberapa objek, makhluk hidup, dan gerakan-gerakan terlalu kecil untuk diamati dengan mata telanjang, misalnya: bakteri, sel darah, protozoa, dan lain-lain. Dengan bantuan gambar, film, dan mikroskop sebagai media pembelajaran dapat memperbesar dan memperjelas objek-objek tadi.
c)     Gerakan-gerakan yang terlalu lambat untuk diamati seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat diikuti prosesnya dalam beberapa saat saja dengan tekniktime-lapse dengan media fotographi, film, atau komputer;
d)  Gerakan-gerakan yang terlalu cepat dan sulit ditangkap mata biasa, misalnya kepakan sayap burung, laju peluru, komet, dan lain-lain dapat diamati dengan media;
e)    Ada kalanya objek yang akan dipelajari terlalu kompleks seperti peredaran darah atau siklus air hujan dapat ditampilkan dengan gambar, skema, atau simulasi komputer;
f)   Bunyi-bunyi yang amat halus yang semula tidak mungkin ditangkap telingan menjadi jelas didengar dengan menggunakan media;
g)   Rintangan-rintangan untuk mempelajari musim, iklim, dan geografi secara umum dapat diatasi. Kehidupan ikan-ikan di dasar laut atau kehidupan gajah di hutan dapat dihadirkan di depan kelas melalui media;
h)  Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, dan slide;
i)     Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
3.      Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lngkungannya.
4.      Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Persepsi yang dimiliki si A berbeda dengan si B, bila si A hanya pernah mendengar sedangkan si B pernah melihat sendiri bahkan pernah memegang, meraba, dan merasakannya. Pengamatan yang dilakukan oleh siswa bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang penting yang dimaksudkan oleh guru.
5.    Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis. Sering kali sesuatu yang diterangkan oleh guru diterima sebagai konsepsi yang berbeda oleh siswa yang berbeda pula. Penggunaan media seperti gambar, film, objek, model, grafik, dan lain-lain bisa memberikan konsep dasar yang benar.
6.    Media membangkitkan motivasi dan rangsangan anak untuk belajar. Pemasangan gambar-gambar di papan tempel, pemutaran film, mendengarkan rekaman atau radio merupakan rangsangan-rangsangan tertentu ke arah keinginan untuk belajar.
7.   Media membangkitkan keinginan dan minat guru. Dengan menggunakan media pembelajaran, horizon pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam, konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap. Akibatnya keinginan dan minat untuk belajar selalu muncul.
8.    Media memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang konkret sampai hal yang bersifat abstrak. Sebuah film Candi Borobudur misalnya, dapat memberikan imaji yang konkret tentang wujud, ukuran, lokasi candi, dan sebagainya.
Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian kepada siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa dengan tujuan yang kan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus dipertimbangkan dan ditentukan dengan saksama.

2.5       Peranan Media Massa Sebagai Sumber Pembelajaran IPS
Media massa memiliki peranan sebagai sumber pembelajaran IPS, karena media massa pada hakekatnya merupakan representasi audio-visual masyarakat itu sendiri. Sehingga fenemona faktual yang terjadi di masyarakat, dapat secara langsung (live) diliput dan ditayangkan media massa (melalui siaran televisi atau radio, misalnya). Pemanfaatan media massa artinya penggunaan berbagai bentuk media massa, baik cetak maupun elektronik untuk tujuan tertentu-yang dalam kajian ini disebut sebagai sumber pembelajaran IPS.
Peranan Media Massa oleh guru Guru sebagai sumber pembelajaran IPS secara optimal dan efektif sehingga dapat menunjang keberhasilan pembelajaran IPS melalui tiga cara, yaitu :
  1. Media massa dapat memperbaiki bagian konten dari kurikulum IPS;
  2. Media massa dapat dijadikan alat pembelajaran yang penting bagi IPS; dan
  3. Media massa dapat digunakan untuk menolong siswa mempelajari metodologi ilmu-ilmu sosial, khususnya di dalam menentukan dan menginterpretasi fakta-fakta sosial.(Clark, 1965 : 46-54).
Sebagai konsekuensi logis dari peranan media massa sebagai sumber pembelajaran IPS di tingkat persekolahan, maka menurut Rakhmat (1985 : 216-258), terdapat paling tidak empat buah efek peranan media massa, yaitu :
  1. Efek kehadiran media massa, yaitu menyangkut pengaruh keberadaan media massa secara fisik;
  2. Efek kognitif, yaitu mengenai terjadinya perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi siswa;
  3. Efek afektif, yaitu berkenaan dengan timbulnya perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci siswa; dan
  4. Efek behavioral, yaitu berkaitan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang mencakup pola-pola tindakan kegiatan, atau kebiasaan berperilaku siswa.


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Media massa merupakan salah satu media (perantara) antar massa(masyarakat) saling berkomunikasi, berinteraksi dan saling berkonfrontasi.
Menurut jenisnya media massa dibagi menjadi media massaelektronik seperti internet, televise, radio dan lain-lain. Bentuk media massalain seperti Koran, majalah, famflet, brosur, iklan dan lain-lain merupakansantapan publik yang juga sangat popular.
Media massa baik elektronik maupun cetak merupakan tempat bersosialisasi, komunikasi dan berinteraksi antar pribadi, golongan dan juga antara masyarakat dan pemerintah. Penggunaan media massa apabila digunakan sebagai alat yang bertujuan negatif tentulah sangat mematikan. Penggunaan media massa sebagai sarana penyebaran fitnah, dotkrin dan pengucilan terhadap seseorang, golongan atau pihak-pihak tertentu.
3.2       Saran
Kebijakan media massa yang diambil oleh pemerintah merupakan masukan dari perseorangan, aktor pelaku, masyarakat umum dan juga pemerintah. Kebijakan tersebut harus bersama-sama dijadikan acuan untuk melihat dampak kedepan yang akan dihadapi bangsa.


DAFTAR PUSTAKA

Al Muchtar, S. (2000). Epistemologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Gelar Pustaka Mandiri.

Depdikbud 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Hinca IP Panjaitan, 2000, Undang-Undang Telekomunikasi ; Partisi publik dan Pengaturan setengah hati, Media Law Ombudsperson : Jakarta.

Muhammad Munadi & Barnawi, 2011, Kebijakan Publik di Bidang Pendidikan, Ar-Ruzz Media : Jogjakarta


Waldopo. (2000). “Potensi Televisi sebagai Media Pendidikan dan Pembelajaran“. Teknodik. IV (8), 53-58.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »