Penerapan Metode Scramble untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri

Penerapan Metode Scramble untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri

Metode Scramble untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Bahasa Indonesia
Metode Scramble untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Bahasa Indonesia

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan, pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:103) “Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia”.
Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir. Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang berlangsung dari sejak lahir sampai mati atau berlangsung seumur hidup. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah sebab, belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.
Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal hal-hal yang telah dipelajarinya, namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya dan tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan.
Tarigan (2008:14) menyatakan “keterampilan berbahasa terdiri atas empat jenis keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, menulis, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan catur tunggal, tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lain”. Meskipun empat keterampilan tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi dalam pengajaran dan pengevaluasiannya dapat dipisahkan, hal itu untuk mencapai hasil pengajaran masing-masing keterampilan tersebut dapat dicapai secara maksimal.
Untuk dapat mencapai keterampilan berbahasa , kurikulum pengajaran bahasa dewasa ini menggunakan pendekatan komunikatif. Pendekatan komunikatif adalah sebuah pendekatan yang menitikberatkan pada pemberian perhatian sistematis terhadap aspek-aspek fungsional dan struktural bahasa. Littlewood dalam Alwasilah (1996:3) menyatakan “keterampilan menulis yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa sangat penting kedudukannya untuk menunjang terlaksananya pendekatan komunikatif dalam pengajaran berbahasa”.
Guru berperan sebagai pendidik, yaitu harus memiliki kewajiban untuk melakukan reformasi kelas (classroom reform) sehingga diberi otonomi untuk melakukan inovasi dan perubahan di lingkungan kelasnya. Dengan peran yang diberikannya, guru dengan leluasa untuk memahami, mengarahkan, dan mengembangkan peserta didik dalam aspek kognitif, afektif dan psikimotorik. Dalam konsep itu tersirat bahwa peran seorang guru adalah sebagai pemimpin dan fasilitator belajar dan mampu menguasai berbagai metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Jadi guru berperan penting dalam proses pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan suasana kelas yang nyaman, sehingga pembelajaran akan berjalan lancar.
Salah satu metode pembelajaran aktif yaitu metode pembelajaran Scramble. Metode pembelajaran Scramble adalah metode pembelajaran yang menekankan pada latihan-latihan yang dikerjakan secara berkelompok dengan menggunakan kartu soal dan kartu jawaban yang nomornya diacak. Setiap kelompok ditugaskan untuk mengerjakan soal-soal yang tersedia dan mencari jawaban yang sesuai dengan soal dalam kartu jawaban. Metode pembelajaran ini menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Kelas VIII SMP Negeri, khususnya untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi pada siswa, digunakan metode scramble wacana. Scramble wacana merupakan sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis dan bermakna. Melalui pembelajaran metode scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.
Dengan menggunakan metode pembelajaran Scramble maka akan terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa sehingga tidak terjadi kebosanan dalam proses pembelajaran serta dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan menulis dan mengarang. SMP Negeri adalah sebuah SMP yang terletak di Kabupaten. Dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut, selama ini guru dalam menyampaikan materi cenderung menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran menulis, aktivitas guru cenderung hanya menyampaikan materi atau tema tulisan serta memberikan tugas menulis atau mengarang saja, sedangkan siswa hanya mengerjakan soal. Dalam hal ini, efektivitas dalam penyampaian materi kurang efisien, sehinggga pembelajaran dirasakan kurang menyenangkan dan membosankan.
Pada penelitian ini akan membandingkan metode pembelajaran Scramble dan metode pembelajaran konvensional, untuk mempermudah siswa dalam proses belajar mengajar dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis eksposisi siswa dalam sub pokok bahasan kemampuan menulis eksposisi. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul : “Penerapan Metode Scramble untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan antara kemampuan menulis siswa yang diberi metode pembelajaran Scramble dengan kemampuan menulis eksposisi pada siswa yang diberi metode pembelajaran konvensional?

2.  Mana yang paling baik antara kemampuan menulis eksposisi pada siswa yang diberi metode pembelajaran Scramble dan kemampuan menulis eksposisi pada siswa yang diberi metode pembelajaran konvensional?


1.3  Tujuan Penelitian
Dari uraian latar belakang masalah dapat dilihat tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1.      Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kemampuan menulis eksposisi siswa yang diberi  metode pembelajaran Scramble dengan kemampuan menulis eksposisi pada siswa  yang diberi metode pembelajaran konvensional.
2.      Mengetahui mana yang paling baik antara kemampuan menulis eksposisi pada siswa yang diberi metode pembelajaran Scramble dan kemampuan menulis eksposisi pada siswa yang diberi metode pembelajaran konvensional.

1.4  Manfaat Penelitian
1.      Bagi Siswa
a.       Mendorong siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
b.      Melatih kerja sama siswa dalam berkelompok.
c.       Memudahkan siswa mencari jawaban.
d.      Mendorong siswa untuk termotivasi mengerjakan tugas yang diberikan.
2.      Bagi Guru
a.       Memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas dengan baik.
b.      Memberi motivasi kepada guru untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga diharapkan tidak mengalami kesulitan saat mengimplementasikan pembelajaran dengan metode pembelajaran Scramble.
3.      Bagi Sekolah
a.       Meningkatkan pelayanan pendidikan khususnya dalam pembelajaran bahasa indonesia.
b.      Memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait dengan manfaat metode pembelajaran Scramble.
c.       Meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa indonesia sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis eksposisi pada siswa di sekolah.

1.5  Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.5.1  Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sesuatu yang sudah pasti kebenarannya sehingga tidak perlu dibuktikan lagi. Adapun anggapan dasar pada penelitian ini adalah kemampuan menulis eksposisi merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri.

1.5.2  Hipotesis
Sebelum melakukan penelitian maka diperlukan pula rumusan hipotesis atau dugaan sementara. Dalam hipotesis terkandung nilai-nilai benar atau nilai-nilai salah. Menurut Arikunto (2006:257) menyebutkan hipotesis itu adalah suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah penerapan metode pembelajaran Scramble dapat meningkatkan kemampuan menulis eksposisi Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP Negeri.

1.6  Definisi Istilah
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu adanya penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut :
1.      Penerapan
Penerapan berarti pemasangan, pengenaan, perihal mempraktikan.
2.      Metode
metode adalah suatu perencanaan/suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas/pembelajaran dalam tutorial
3.      Scramble
Scramble adalah sejenis permainan kata, di mana siswa harus menyusun kalimat yang telah diacak susunannya menjadi suatu paragraf yang tepat.
4.      Metode Scramble
Metode scramble adalah pembelajaran yang dapat dilakukan oleh 2 atau 4 orang dalam satu kelompok, dalam pembelajaran tersebut, siswa harus menyusun kembali kata-kata dari huruf-huruf, kalimat dari kata-kata, dan wacana dari potongan kalimat-kalimat yang susunannya telah diacak terlebih dahulu.
5.      Meningkatkan
Meningkatkan adalah menaikkan mutu (kualitas maupun kuantitas).
6.      Menulis
Menulis adalah suatu kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, pengetahuan dan pengalaman-pengalaman hidupnya melalui bahasa tulis yang jelas sehingga pembaca mengerti apa yang dimaksud penulis.
7.      Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.
1.7  Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah:
1.      Penelitian dilakukan di kelas VIII SMP Negeri, di mana pada kelas VIII diberikan pembelajaran menulis.

2.       Penelitian ini dibatasi hanya untuk mengukur kemampuan menulis eksposisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode scramble

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »