Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom

Teknik Homeroom Bimbingan Kelompok

Pengertian Teknik Homeroom

      Seperti diketahui Homeroom artinya salah satu teknik pelaksanaan bimbingan. Homeroom merupakan kegiatan kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan (kelas) guna kegiatan bimbingan belajar dalam usaha memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.  
teknik homeroom dalam bk
Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom

     “Kegiatan Homeroom dapat dipergunakan sebagai salah satu cara dalam bimbingan belajar. Melalui kegiatan ini pembimbing dan murid dapat berdiskusi tentang berbagai aspek, dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab, membuat rencana suatu kegiatan dan berdiskusi dengan demikian siswa dapat mengutarakan dengan leluasa dan terbuka” Dewa Ketut Sukardi(1983:160).
     Teknik Homeroom teknik yang dilakukan konselor dalam membantu siswa memecahkan masalah-masalah atau mengembangkan potensi siswa dalam suasana yang menyenagkan melalui kegiatan kelompok yang dilakukan dengan suasana yang menyenagkan sehingga timbul rasa nyaman dan terbuka.
     Menurut Pietrofesa Homeroom adalah teknik penciptaan suasana kekeluargaan yang digunakan untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa di luar jam- jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dan dipimpin oleh guru atau konselor”.
Menurut Nursalim Homeroom adalah suatu kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan dalam ruang atau kelas dalam bentuk pertemuan antara konselor atau guru dengan kelompok untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu terutama hal- hal atau masalah- masalah yang berhubungan dengan pelajaran, kegiatan sosial, masalah tata tertib dan moral, cara berpakaian, atau masalah- masalah lain di luar sekolah”.
Senada dengan pendapat di atas, Anas Salahudin mengemukakan pendapatnya tentang pengertian teknik Homeroom yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal peserta didiknya lebih baik, sehingga dapat membantunya secra efisien”.
     Menurut Nidya Damayanti Homeroom artinya teknik yang dilakukan diluar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah/ kelas seperti dirumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan”.
     Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Homeroom artinya teknik menciptakan suasana kekeluargaan yang digunakan untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas pada saat jam pelajaran atau di luar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu terutama bidang belajar, sosial, peribadi dan karir. 
     Dalam program Homeroom, hendaknya menciptakan suasana yang bebas dan menyenangkan, sehingga peserta didik dapat mengutarakan perasaannya mengekspresikan dirinya seperti halnya di rumah. Atau dengan kata lain teknik Homeroom mampu membuat suasana kelas seperti dirumah. Kegiatan Homeroom dapat di isi dengan tanya jawab, permainan, merencanakan sesuatu, bertukar pendapat dan lain sebagainya. 
     Kegiatan Homeroom bimbingan kelompok dapat dilakukan secara periodik dan dapat juga dilakukan sesuia dengan kebutuhan siswa yang bersangkutan. Seperti halnya ketika siswa sudah mulai jenuh dengan kegiatan pembelajaran yang bersifat setagnan, konselor dapat melakukan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik Homeroom, dengan menggunakan teknik ini konselor tidak harus berceramah fokus hanya satu metode untuk memotivasi siswa akan tetapi konselor bisa memadukannya dengan kegiatan lainnya dengan saling keterkaitan.

Ciri-ciri dan Tujuan Teknik Homeroom 

Terdapat Ciri-ciri dalam teknik Homeroom bimbingan kelompok,  antara lain: 
  1. Besifat kekeluargaan
  2. Bersifat terbuka
  3. Bebas
  4. Menyenangkan 
  5. Berkelompok

 Tujuan dari pelaksanaan teknik Homeroom 
  1. Menjadikan peserta didik akrab dengan lingkungan 
  2. Untuk memahami diri sendiri ( mampu menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri ) dan memahami orang lain dengan (lebih) baik
  3. Siswa nyaman dengan dirinya sendiri
  4. Untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok
  5. Untuk mengembangkan sikap positif  
  6. Untuk menjaga hubungan sehat dengan orang lain
  7. Untuk mengembangkan minat 
  8. Sadar akan kepentingan sendiri.

Manfaat Teknik Homeroom 

     Tidak ada yang sia sia apabila dilakukan dengan sungguh sungguh begitu juga dalam kegiatan ini yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kecerdasan Interpersonal siswa mencakup berbagai dimensi. Dari tujuan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat teknik Homeroom bagi guru pembimbing yaitu guru dapat lebih mengenal dan memahami siswa, guru juga dapat membangun hubungan yang akrab antara guru dengan murid. sedangkankan bagi siswa   yaitu menciptakan suasan yang akrab antara sesama siswa sehingga tercipta suasana yang harmonis di sekolah, prososial, timbulnya rasa bekerjasama dan gotongroyong. 
     Manfaat teknik home room juga tak jauh beda dengan bimbingan kelompok, manfaat bimbingan kelompok menurut Winkel & Sri Hastiti adalah adanya kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa; memberikan informasi yang dibutuhkan oleh sisiwa; siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan,dan tantangan yang kerap kali sama; siswa menyadari tantangan yang dihadapinya;  lebih berani mengemukakan pandanganya ketika berada dalam suatu kelompok; lebih menerima pandangan atau pendapat yang dikemukakan oleh seoarang teman dari pada yang diutarakan oleh seorang konselor. (Anas Salahudin, 2010:85).

Tahapan Pelaksanaan Teknik Homeroom 

     Secara umum, pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik Homeroom hampir sama dengan pelaksanaan bimbingan kelompok pada umumnya, yang membedakan hanya suasana kekeluargaan yang diciptakan. 
     Tahapan pelaksanaan bimbingan kelompok Homeroom menurut Prayitno ada empat, yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan dan tahap pengakhiran. 

a.  Tahap Pembentukan

      Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap pemasukan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok.  pada tahap ini pada umumnya melakukan  perkenalan dan memaparkan tujuan, kontrak forum dan harapan yang diinginkan setelah melakukan kegiatan tersebut. pada tahap ini peranan utama pemimpin ialah merangsang dan memantapkan keterlibatan sesuai suasana yang diinginkan kelompok tersebut, pemimpin kelompok juga harus mampu menimbulkan sikap kebersamaan dan perasaan sekelomppok. Maka tugas kelompok disini yaitu merangsang dan menggairahkan seluruh anggota kelompok untuk mampu ikut serta secara bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk dalam tahap ini 
  1. Teknik pertanyaan dan jawaban
  2. Teknik perasaan dan tanggapan
  3. Teknik permainan kelompok. (Prayitno, 1995:40-42)

b. Tahap Peralihan

    Tahap kedua adalah ‘jembatan’ antara tahap pertama dan ketiga adakalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. 
Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:
  1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya
  2. Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya
  3. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
  4. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin; Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka, tidak mempergunakan cara cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaan, mendorong dibahasnya suasana perasaan, membuka diri sebagai contoh dan penuh empati. (Dewa Ketut Sukardi, 1983:48)

c. Kegiatan

    Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek  yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. 
Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan yaitu:
1) Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan maslah atau topik bahasan 
2) Menetapkan maslah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu 
3) Membahas topik atau masalah secara dalam dan tuntas
d. Tahap Pengakhiran
    “Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal hal yang mereka pelajari”. (Prayitno, 1995:58).
     Pada tahapan pengakhiran bimbingan kelompok, poko perhatian bukan pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah di capai pada kelompok itu. 
Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
  1. Pemimpin mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir
  2. Pemimpin dan kelompok mengemukakan kesan dan hasil kegiatan
  3. Membahas kegiatan lanjut
  4. Mengemukakan pesan dan harapan

   Tahapan-tahapan dalam teknik Homeroom  ini dimulai dengan perkenalan yang dilanjutkan dengan kontrak forum dan tujuan dilaksanakan kegiatan teknik home room dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonal, setelah itu menanyakan apakah sudah siap untuk meneruskan kegiatan teknik Homeroom, selanjutnya  tahap kegiatan yang akan membahas kecerdasan Interpersonal secara mendalam, pada tahapan pengakhiran anggota kelompok mengutarakan hasil kegiatan pesan kesan  dan harapan. (Nidya damayanti, 2012:22).
     Pada tahap kegiatan peneliti pelaksanann teknik Homeroom di isi dengan permainan seperi berkomunikasi tanpa kata, permainan “di beri apa, kalau aku jadi dia,  apa maunya”, motivasi dan lainnya.  
     Terdapat tugas tugas yang harus dipenuhi dalam pelaksananaan bimbingan kelompok ;
  1. Memilih permainan/ latihan yang tepat bagi kelompok yang bersangkutan dengan memperhatikan tujuan, jumlah peserta, umur peserta, waktu, situasi kelompok, pengalaman fasilitator.
  2. Mengatur ruangan latihan
  3. Membawakan/mengantar latihan atau permainan

     Sedangkan peraturan peraturan untuk permainan bimbingan kelompok juga sangat penting agar kegiatan kelompok tersebut berjalan dengan baik dan lancar seta membawakan akibat yang menyenagkan dan memuaskan bagi peserta, sebainya kelompok menyetujui peraturan pada awal pertemuan, peraturan peraturan ini bisa ditulis di papan tilis atau di kertas karton dan ditempel didinding ruang pertemuan hingga sewaktu waktu sehingga dapat dibaca kembali oleh peserta. Peraturan peraturan tersebut bisa berupa; 
  1. Berusaha untuk terbuka terhadap pengalaman yang baru
  2. Setiap orang bertanggung jawab untuk dan atas dirinya sendiri
  3. Bersedia untuk berbagi pengalaman
  4. Jangan menginterpretasi orang lain. (Hildegard Wenzler dkk, 1993:11-13)

Referensi
Anas Salahudin. 2010. Bimbingan & Konseling. Bandung: Pustaka Setia
Dewa Ketut Sukardi. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional 
Hildegard Wenzler dkk. 1993. proses pengembangan diri. jakarta; PT Gramedia.
Nursalim dan Suradi.2002. Layanan Bimbingan Dan Konseling. Surabaya: Unesa University Press
Nidya damayanti. 2012. panduan bimbingan konseling. Yogyakarta:Araska.
Prayitno.1995. layanan bimbingan dan konseling kelompok. Jakarta; GHALIA INDONESIA.
Romlah, Tatik.2006. Teori & Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.
Read More: KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »