Ilmu Psikologi

BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Banyak kejadian dalam hidup ini berupa kesalahan dalam memahami persepsi seseorang sehingga timbullah kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan. Kesalahan dalam pergaulan juga mempengaruhi konsep persepsi kita yang negative. Padahal persepsi setiap manusia itu berbeda-beda karena pola pikirnya pun tak sama. Dan terjadinya persepsi itu sebenarnya diawal oleh sensasi manusia saat menangkap dengan indera. Dan diiringi oleh proses stimulus indera. Maka dari itu persepsi manusia itu relative, sesuai dengan kondisi. 
Dari kurangnya pengetahuan manusia tentang hal tersebut, maka penulis selain menyelesakan tugas dari dosen juga ingin menyampaikan, membahas dan mendiskusikan makalah ini bersama kawan-kawan untuk lebih mengetahui tentang Pengamatan, Persepsi dan Sensasi. Berikut untuk menambah wawasan kami tentang hal tersebut. 
dalam ilmu psikologi
Ilmu Psikologi

B. Rumusan Masalah 
Adapun dari uraian latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat diambil yaitu “Apakah yang dimaksud dengan Pengamatan, Persepsi dan Sensasi dalam ilmu psikologi?” 
C. Tujuan Penulisan 
Dari rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penulisan makalah ini yaitu “Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pengamatan, Persepsi dan Sensasi”. 
BAB II 
PEMBAHASAN 

A. Pengamatan 

Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu individu meneima secara langsung stimulus atau rangsang dari luar di samping menerima rangsang dari dalam dirinya sendiri. Ia mulai merasa kedinginan, mulai merasakan panas, mulai merasakan sakit, senang, tidak senang dan sebagainya. 
Individu mengenal dunia sekitarnya dengan menggunakan alat inderanya. Bagaimana individu dapat menyadari keadaan sekitar, merupakan persoalan yang berhubungan dengan pengindraan dan pengamatan (sensation and perception). Agar individu dapat menyadari sesuatu, adanya beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaaitu : 
  1. Adanya objek yang diamati. Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Yang dimaksud dengan stimulus adalah segala sesuatu yang mengenai alat alat indra atau reseptor. 
  2. Alat indera atau reseptor yang cukup baik merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu harus ada pula syaraf sensoris yang cukup baik sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. 
  3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan pengamatan sesuatu diperlukan pula adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamataaan. Tanpa perhatian tidak akan terjadi pengamatan. Dari hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan pengamatan adaa syarat-syarat yang bersifat : 
a) Fisik atau kealaman 
b) Fisiologik 
c) Psikologik 
Obyek menimbulkan stimulus, dan stimulus, dan stimulus mengenai alat indra atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang di terima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini disebut proses psiologik. Kemudian terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan alat indera itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak atau proses kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologik. 
Keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai satu stimulus saja, melainkan individu dikenai berbagai-bagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tetapi tidak semua stimulus itu mendapatkan respons sebagai akibat dari pengamatan individu. 
  1. St= Stimulus (Faktor luar) 
  2. Fi= Faktor Intern (dalam) 
  3. Sp= Struktur Pribadi 
Skema tersebut memberikan gambaran bahwa individu menerima bermacam-macam stimuli yang datang dari lingkungan. Tetapi tidak semua stimulus akan memberikan responya. Hanya beberapa stimulus yang menarik individu yang akan diberikan respons. Individu mengadakan proses stimulus mana yang akan diberikan respons. Sebagai akibat dari stimulus yang dipilih dan diterima oleh individu,individu menyadari dan memberikan respons sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut. 
Skema tersebut dapatdilanjutkan sebagai berikut : 
L S O K R L 
L : Lingkungan 
S : Stimulus 
O : Organisme atau reaksi 
R : Respons atau Reaksi 
a) PERHATIAN 
Seperti telah dikemukakan dimuka perhatian merupakan syarat psikologik dalam individu mengadakan pengamatan, yang merupakan langkah persiapan dalam proses pengamatan, yaitu adanya kesediaan individu untuk mengadakan pengamatan. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas ind vidu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumlupan objek. Jadi perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus yang diterima oleh individu. “Attention may be defined either as the selective characteristic of the mental life” (Drever, 1960). 
b) STIMULUS 
Seperti telah dikemukakan di atas, individu pada suatu waktu menerima beracam-macam stimulus. Agar stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan dapat diamati atau di sadari oleh individu yang bersangkutan. Dengan demikian ada batas kekuatan minimal dari stimulus, agar stimulus dapat menimbulkan kesadaran pada individu. Batas minimal kekuatan stimulus yang dapat menimbulkan kesadaran pada individu, disebut ambang absolut sebelah bawah (Underwood, 1949) atau juga disebut ambang stimulus (Townsend, 1953), yaitu kekuatan stimulus minimal yang disadari oleh individu. Kurang dari kekuatan tersebut individu tidak akan dapat menyadari stimulus itu. 
1) Ambang Stimulus 
Metode untuk menentukan ambang stimulus pada umumnya digunakan “metode of limits” sebagai salah satu metode psikofisik. Untuk memberikan gambaran mengenai hal ini diberikan contoh sebagai berikut : 
Untuk menentukan ambang stimulus biasanya ditempuh dengan cara perimbangan didalam menyajikan stimulusnya. Ini berarti bila satu seri dimulai dengan stimulus yang cukup lemah yang belum dapat menimbulkan pengamatan atau kesadaran, dalam penyajian stimulus berikutnya dipergunakan stimulus yang cukup kuatnya, yang cukup lemah yang belum dapat menimbulkan kesadaran dan dapat diamati oleh subyek yang dicoba, yang kemudian stimulus tersebut secara sedikitdikurangi kekuatannya, hingga akhirnya subyek yang dicoba tidak lagi dapat mengamati stimulus tersebut. 
2) Ambang Perbedaan 
Telah dikemukakan diatas bahwa individu yang satu mungkin mempunyai kemampuan yang berbeda dengan individu lain dalam menanggap stimulus yang mengenainya, sehingga mereka mempunyai ambang stimulus yang berbeda. Disamping itu kemungkinan mereka juga mempunyai ambang perbedaan yang berbeda pula. 
c) Hukum Weber-Fechner 
S = C log R 
S= pengamatan, R=stimulus, dan C bilangan konstan yang ditentukan dari eksperimen. Persamaan atau rumus ini sering dikenal dengan hokum WEBER-FECHNER atau sering pula disebut Hukum Fechner. 
Oleh karena individu mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, maka problem psikologik yang timbul ialah stimulus yang bagaimanakah yang lebih menguntungkan untuk dapat menarik perhatian individu, sehingga adanya kemungkinan diamatinya. 

B. Persepsi 

Persepsi adalah proses di mana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan. Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan sebagainya itu, disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau persepsi. Persepsia ialah interprestasi tentang apa yang diindrakan atau dirasakan. Informasi tentang peristiwa-peristiwa yang mengadakan kontak dengan telinga diinterprestasikan sebagai suara musik, misalnya. Sementara peristiwaa lainnya yang ditransmisikan ke dalam retina diinterprestasikan sebagai suatu warna, pola, atau bentuk khusus. 
Organisasi dalam persepsi, mengikuti beberapa prinsip yaitu: 
  1. Wujud dan Latar, Objek-objek yang kita amati di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud (figur) dengan hal-hal lainnya sebagai latar (ground). Misalnya : kalau kita melihat sebuah meja dalam kamar, maka meja itu akan tampil sebagai wujud dan benda-benda lainnya dikamar itu akan menjadi latar. 
  2. Pola Pengelompokkan, Hl-hal tertentu cenderung kita kelompok-kelompokkan dalam persepsi kita, dan bagaimana cara kita mengelompok-kelompokkan itu akan menentukan bagaimana kita mengamati hal-hal tersebut. 
Perbedaan persepsi dapat disebaabkan oleh hal-hal dibawah ini: 
  1. Pehatian : biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita kepada satu atau dua objek saja. 
  2. Set : set adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul. Misalnya, padaa seorang pelaar yang siap digars “star” terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pstol disaat mana ia harus mulai berlari. Perbedaan set dapat menyebabkan perbedaan persepsi. Misalnya, A biasanya membeli telur dengan harga Rp. 15;- sebutir, sedangkan B biasa dengan harga Rp. 10;- kalau A dan B bersama-sam membelii telur di suatu tempat dan harga telur ditempat itu adalah Rp. 12.50, maka, bagi A telur ini murah, tetapi bagi B ini terlalu mahal. 
  3. Kebutuhan : kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. 
  4. Sistim nilai : sistim nila yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. 
e) Ciri kepribadian. 
Psikokolog Franz From, meminta orang untuk melihat serangkaian film dan menggambarkan apa yang mereka lihat. Ia menemukan bahwa,” ketika kita harus mendeskripsikan sebuah urutan perilaku, kita umumnya melakukan dengan menunjukkan sebuah persepsi mengenai beberapa kondisi psikologis orang yang berperilaku itu. 
Ketika kita mencerap perilaku manusia sebagai tindakan, implicit didalam urutan material yang dirasakan, terdapat sebuah pemahaman tertentu. Dengan ini saya memaksudakan bahwa kitaa memahami perilaku sebaga hal yang dikendalikan oleh sebuah factor mental juga disebut intense, tujuaan dan makna. 

C. Sensasi 

Sensasi adalah suatu deteksi energy fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek fisik terjadi ketika energy dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor dalam organ-organ indera. Sensasi terjadi ketika sekumpulan informasi mengadakan kontak dengan penerima sensor-mata, mata, telinga, lidah, dan kulit. Sensasi pendengaran terjadi ketika gelombang udara yang bergetar dikumpulkan oleh telinga bagian luar dan ditransmisikan melalui tulang telinga bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi penglihatan terjadi ketika cahaya lampu mengadakan kontak dengan kedua mata dan difokuskan didalam retina. 
Sensasi dimulai dari reseptor indra, sel yang terletak di organ indera. Reseptor untuk bau, tekanan, rasa sakit, dan suhu merupakan perpanjangan (dendrite) dari saraf-saraf sensorik. Reseptor untuk penglihatan, pendengaran, dan rasa merupakan sel-sel khusus yang terpisahkan dari saraf sensorik oleh sinapsis. 
Ketika reseptor indra mendeteksi sebuah stimulus-cahaya, tekanan mekanis, atau molekul kimia-reseptor ini mengubah energy dari stimulus tersebut menjadi impuls lstrik yang berjalan sepanjang saraf menuju otak. Reseptor indra menyerupai pengawas yang meneliti daerah tubuh untuk sendiri. 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Pengamatan akan timbul dari proses stimulus hingga menghasilkan persepsi. Penangkapan persepsi yaitu hasil dari penangkapan oleh sensasi (yang ditangkap oleh stimulus indra). Stimulus yaitu proses dimana sensasi dan informasi diubah menjadi kesatuan yang teratur rapid an berarti. Persepsia ialah interprestasi tentang apa yang diindrakan atau dirasakan. Informasi tentang peristiwa-peristiwa yang mengadakan kontak dengan telinga diinterprestasikan sebagai suara musik, misalnya. Sementara peristiwaa lainnya yang ditransmisikan ke dalam retina diinterprestasikan sebagai suatu warna, pola, atau bentuk khusus. 
Sensasi adalah suatu deteksi energy fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek fisik terjadi ketika energy dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor dalam organ-organ indera. 
B. Saran 
Diharapkan agar para Mahasiswa mampu dan mengerti tentang jenis-jenis dari sensasi dan persepsi serta bagaimana proses terjadinya. Agar kita semua bisa lebih berhati-hati didalam menyingkapi sesuatu yang ada di sekitar kita. Karena pola sensasi dan persepsi itu kadang terjadi tanpa kita sadari, itu semua terjadi dari proses apa yang kita lihat dan kita fikirkan. Sesasi dan persepsi itu datangnya dari rangsangan stimulus yang ada didalam diri kita sendiri. 
DAFTAR PUSTAKA
Agus Darma-Michael Adriyanto, Pengantar Psikologi,(Jakarta : Erlangga, 1983), 
Carole Wade dan Carol Tavris, psikologi, (Jakarta : Erlangga, 2007) Edisi 9, 
Drs. Bimo Walgito, Psikologi Umum, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1993) Cet. 2
John W.Santrock, Life-Sspan Development, (Jakarta : Erlangga, 2002) Edisi-5, 
George Boeree, General Psychology, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Group, 2008), cet-1 
Sarlito Wirawan Sarwono, Pegantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982),cet-2
Sarlito Wirawan Sarlino, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : PT Bulan Bintang, 2000), cet-8
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005) cet 1.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »