MEKANISASI TANAMAN PISANG:
1. Pembibitan tanaman pisang
2. Penyiapan Bibit tanaman pisang
3. Sanitasi bibit tanaman pisang
4. Pengolahan Media Tanam tanaman pisang
5. Tehnik Penanaman tanaman pisang
6. Pemeliharaan Tanaman tanaman pisang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MEKANISASI TANAMAN PISANG |
B. Syarat Tumbuh Tanaman Pisang
1. Iklim Tumbuh Tanaman Pisang
a. Iklim tropis basah, lembab dan
panas mendukung terhadap pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap
tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat kurang
maksimal.
b. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin topan dapat merusak daun dan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
c. Curah hujan optimal adalah
1.520–3.800 mm/tumbuh dengan dua bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan
ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
2. Media Tanam Buah pisang
a.
Pisang
dapat tumbuh ditanah yang kaya humus, mengandung
kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus
makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam ditanah berhumus dengan pemupukan.
b.
Air
harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena tanaman pisang harus
diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 – 200 cm,
di daerah setengah basah 100 – 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah
yg telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
C. Ketinggian Tempat tanaman buah pisang
Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di
Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang
ambon, pisang nangka dan pisang tanduk tumbuh baik
sampai ketinggian 1.000 m dpl.
BAB II
TATA CARA MENANAM BUAH PISANG
TATA CARA MENANAM BUAH PISANG |
A. PEDOMAN BUDIDAYA
1. Pembibitan tanaman pisang
a. Pisang diperbanyak dengan cara vegetative,dikembang biakan dengan tunas-tunas/anaknya
b. Tinggi anakan yg dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm.
c. Anakan diambil dari pohon yg berbuah baik dan sehat.
b. Tinggi anakan yg dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm.
c. Anakan diambil dari pohon yg berbuah baik dan sehat.
d. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Ada dua jenis bibit pisang: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dlm bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yg lebar.
2. Penyiapan Bibit tanaman pisang
a. Bibit dapat dibeli dari tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Bibit Pisang ditanam
dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2
m.
b. Satu pohon induk, biarkan
memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyak jumlah tunas, maka lakukan pemotongan
tunas.
3. Sanitasi bibit tanaman pisang
a. Setelah dipotong, bersihkan
tanah yg menempel di akar.
b. Simpan bibit di tempat teduh
1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun
yg lebar.
c. Rendam umbi bibit sebatas leher
batang didalam insektisida0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
d. Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
e. Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam bibit di dalam air panas beberapa menit.
4. Pengolahan Media Tanam tanaman pisang
a. Lakukan pembasmian gulma,
rumput atau semak-semak
b. Penggemburan tanah yang masih
padat
c. Pembuatan sengkedan dan
pembuatan saluran air.
d. Dianjurkan untuk menanam
tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan yang berfungsi sebagai penahan
erosi, pemasok unsur
hara dan juga penahan angin.
e. Pembuatan Saluran Pembuangan
Air.
5. Tehnik Penanaman tanaman pisang
a. Ukuran lubang adalah 50 x 50 x
50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk
tanah-tanah gembur.
b. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah
sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
c. Penanaman dilakukan menjelang musim
hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti
pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap
kualitasrasa buah.
6. Pemeliharaan Tanaman tanaman pisang
a. Penjarangan : Untuk mendapatkan
hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak
dilakukan sedemikian rupa sehingga dlm satu rumpun terdapat anakan yg
masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahan rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru.
b. Penyiangan : Rumput atau
gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak dan juga
induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan
dapuran oleh tanah agar akar dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa
akar pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan
tidak perlu dilakukan terlalu dalam.
c. Perempalan : Daun-daun yang
mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan terjaga. Pemangkasan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
d. Pemupukan : Pisang sangat
memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207
kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber
kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun yang diletakkan di dalam
larikan yang mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali
dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam
(dua kali dlm setahun).
e. Pengairan dan Penyiraman :
Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya
terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi saluran air yang berada di antara barisan
tanaman pisang.
f. Pemberian Mulsa : Tanah
disekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa
berguna untuk mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi
pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu
kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
g. Pemeliharaan BUAH: Jantung pisang yang telah
berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah
tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang
dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan
ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa
sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm dibawah
ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak roboh akibat
beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam
30 cm kedalam tanah.
B. Hama dan Penyakit tanaman pisang
1. Hama tanaman pisang
a. Ulat daun (Erienota thrax.)
-
Bagian
yg diserang adalah daun.
-
Gejala:
daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.
-
Pengendalian:
dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.
b. Uret kumbang (Cosmopolites
sordidus)
-
Bagian
yang diserang adalah kelopak daun, batang.
-
Gejala:
lorong-lorong ke atas/bawah dlm kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
-
Pengendalian:
sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit
yang telah disucihamakan.
c. Nematoda (Rotulenchus similis,
Radopholus similis).
-
Bagian
yang diserang adalah akar.
-
Gejala:
tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak.
-
Pengendalian:
gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan
lahan dengan kadar lempung kecil.
d. Ulat bunga dan buah (Nacoleila
octasema.)
-
Bagian
yang diserang adalah bunga & buah.
-
Gejala:
pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor
di tandan pisang.
-
Pengendalian:
dengan menggunakan insektisida.
2. Penyakit tanaman pisang
a. Penyakit darah
-
Penyebab:
Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yg diserang adalah jaringan tanaman
bagian dalam.
-
Gejala:
jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
-
Pengendalian:
dengan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
b. Panama
-
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun.
-
Gejala:
daun layu dan putus, pertama daun luar lalu daun dibagian dalam, pelepah daun
membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
-
Pengendalian:
membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
c. Bintik daun
-
Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yg diserang adalah daun dengan gejala
bintik sawo matang yg makin meluas.
-
Pengendalian:
dengan menggunakan fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux
(BB).
d. Layu
-
Penyebab:
bakteri Bacillus . Bagian yang diserang adalah akar.
-
Gejala:
tanaman layu dan mati.
-
Pengendalian:
membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
e. Daun pucuk
-
Penyebab:
virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang
adalah daun pucuk.
-
Gejala:
daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
-
Pengendalian: cara membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
3. Gulma tanaman pisang
Tidak lama setelah tanam dan
setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yang harus segera
diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1. Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Round up dan dalapon.
2. Menanam tanaman penutup tanah yang dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3. Menutup tanah dengan plastik polietilen.
C. Panen tanaman pisang
1. Ciri dan Umur Panen tanaman pisangTATA CARA MENANAM BUAH PISANG |
Buah pisang dipanen bersama dengan
tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30
cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu
memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari
bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah
pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan
tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan
sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong
sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk
memacu pertumbuhan tunas.
3. Periode Panen tanaman pisang
Pada perkebunan pisang yang cukup
luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah
tanaman produktif.
4. Perkiraan Produksi tanaman pisang
Belum ada standard produksi
pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya
ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (> 30 ha), produksi yang
ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
D. Pasca Panen tanaman pisang
Secara konvensional tandan
pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan
diangkut ketempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup.
Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya
kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan
menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi
terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan diujung sisir buah
pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan.
(Sumber: cara menanam buah pisang)