MAKALAH PROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVING MAKALAH |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Problem solving
Problem solving - Strategi belajar mengajar penyelesaian masalah membri tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Pentingnya strategi belajar mengajar ini oleh karena belajar pada prinsipnya adalah suatu proses interaksi antara manusia dan lingkungannya. Proses ini dapat juga disebut sebagai proses internalisasi oleh karena didalam interaksi tersebut manusia aktif memahami dan menghayati makna dari lingkungannya. Proses ini berlangsung secara bertahap, mulai dari menerima stimulus dari lingkungan sampai pada memberi respons yang tepat terhadapnya.
Hakikat belajar seperti itu sering tidak berjalan secara optimal dalam kehidupan anak sehari-hari. Ada berbagai tantangan yang merupakan kendala bagi pelaksanaan strategi ini disekolah, khususnya dari lingkungan budaya. Di dalam lingkungan keluarga, anak-anak dituntut untuk mematuhi orang tua dan memelihara tata krama. Dalam lingkungan yang demikian sering kepentingan anak-anak kurang diperhatikan. Sering mereka tidak dapat bertanya kepada orang tua karena dianggap tidak pantas mencampuri urusan orang tua. Pada pihak lain, situasi ekonomi keluarga yang makin baik sering merugikan perkembangan anak di dalam keluarga karena mereka cenderung dimanjakan.
Banyak pekerjaan rumah tangga yang tidak diserahkan kepada anak, sehingga anak-anak tidak memperoleh pengalaman tentang penyelesaian masalah dalam keluarga. Lama kelamaan anak akan menjadi kurang mampu menyelesaikan masalah-masalah kehidupan yang mereka hadapi sehari-hari dalam kenyataan. Keadaan ini perlu diperhatikan oleh setiap guru dalam mengembangkan strategi belajar mengajar ini dikelas setiap hari.
Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari pemecahan/jawaban oleh siswa (Mbulu, 2001:52). Penyelesaian masalah menurut Johnson dan Johnson dalam Thobrani dan Musthofa (2011:337) dilakukan melalui kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah serta mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan tersebut baik secara individu maupun kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving) ?
2. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving) ?
3. Apa saja model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving) ?
5.Bagaimana langkah-langkah dari model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving) ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)
2. Untuk menjelaskan ciri-ciri model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)
3. Untuk mengetahui beberapa model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)
4. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)
5. Untuk menjelaskan langkah-langkah dari model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini untuk memperluas pengetahuan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
2.1 Pengertian Penyelesaian Masalah (Problem Solving)
Problem solving adalah suatu proses belajar mengajar yang berupapenghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang di peroleh dengan yang diinginkan, (Pranata, 2005 : 3). Sejalan dengan pendapat tersebut Prawiro (1986 : 36) mengatakan bahwa problem solving adalah metode mengajar dengan jalan menghadapkan siswa pada suatu masalah yang harus dipecahkan oleh siswa sendiri dengan mengarahkan segala kemampuan yang ada pada diri siswa tersebut.
Menurut Hamalik (1994:151), Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut.
Menurut Pendapat para ahli lainnya, problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.
Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari pemecahan/jawaban oleh siswa (Mbulu, 2001:52). Penyelesaian masalah menurut Johnson dan Johnson dalam Thobrani dan Musthofa (2011:337) dilakukan melalui kelompok.
Menurut Mbulu (2001:55), dalam pelaksanaan pemecahan masalah, guru hendaknya membimbing siswa melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Siswa dibimbing oleh guru memilih dan merumuskan masalah.
2. Siswa menyadari mengapa permasalah tersebut dipilihnya merupakan suatu masalah dan bagaimana kemungkinan alternatif pemecahannya.
3. Guru membimbing siswa dalam merumuskan hipotesis selanjutnya melaksanakan pengumpulan data.
4. Siswa menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.
Dalam model pembelajaran problem solving seorang pendidik atau dosen sering menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving) dalam membimbing para mahasiswa belajar mungkin melakukan persiapan dengan cara memilih beberapa masalah yang diambil dari bahan pelajaran yang akan dibahas pada hari itu. Masalah yang diambil itu bukan fakta yang dapat dijawab dengan fakta pula. Melainkan suatu persoalan yang jawabannya hanya dapat diperoleh melalaui suatu pemikiran yang ilmiah. Sebab metode ini bermaksud melatih daya pikir mahasiswa dalam memecahkan persoalan-persoalan yang akan dijumpainya kelak baik dalam pekerjaan maupun dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat. (Made Pidarta, 1990: 55)
2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Problem Solving
Ciri-ciri pembelajaran problem solving menurut Tjadimojo (2001 : 3) yaitu :
1. Metode problem solving merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam implementasi problem solving ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, metode ini menempatkan sebagai dari proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.
Menurut Mbulu (2001:55), ciri-ciri permasalahan yang baik sesuai dengan tujuan dari pembelajaran model pembelajaran problem solving yaitu:
1. Permasalahan hendaknya nyata dan dapat mengembangkan atau mempertinggi mental siswa-siswa untuk memecahkannya.
2. Permasalahan hendaknya bermakna bagi siswa-siswa sehingga mereka mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.
3. Permasalahan hendaknya sama dengan tujuan sekolah atau pendidikan dan sesuai pula dengan lingkungan belajar siswa.
4. Permasalahan hendaknya sesuai dengan kemampuan siswa-siswa yang memungkinkan mereka dapat melaksanakannya.
J. Dewey mengemukakan bahwa berfikir merupakan usaha dari seseorang untuk memeriksa dan menilai informasi-informasi berdasarkan kriteria tertentu. Jika kemampuan berfikir tidak dikembangkan maka akan tercipta generasi yang labil dalam menghadapi kehidupan. Dalam pengambilan keputusan yang kurang kritis mengakibatkan keputusan yang diambil kurang tepat. Para ahli mendefinisikan kemampuan berfikir kritis dengan berbagai sudut pandang, diantaranya Krulik dan Rudnick (1995) mengemukakan bahwa berfikir kritis adalah kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi seseorang. Agar mampu memecahkan masalah yang baik dituntut kemampuan analisis, sintesis, evaluasi, generalisasi, membandingkan, mendeduksi, mengklasifikasi informasi, menyimpulkan, dan mengambil keputusan.
Menurut Glaser dalam Fisher, 2009:3) kemampuan berfikir kritis merupakan 1) Suatu sikap mau berfikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal dalam jangkauan pengalaman seseorang, 2) Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis, dan 3) Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berfikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
2.3 Beberapa Model Pembelajaran Problem Solving
Proses penyelesaian masalah dapat dilakukan dalam beberapa model. Beberapa diantara model penyelesaian masalah tersebut sebagai berikut ;
a. Penyelesaian Masalah (Problem Solving) Menurut J.Dewey
Penyelesaian masalah menurut model ini dilakukan dalam enam tahap, yaitu :
Tahap-tahap
|
Kemampuan yang diperlukan
|
1. Merumuskan masalah
|
Mengetahui dann merumuskan masalah secara jelas.
|
2. Menelaah masalah
|
Menggunakan pengetahuan untuk memperinci,menganalisis masalah dari berbagai sudut.
|
3. Merumuskan hipotesis
|
Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat dan alternatif penyelesaian.
|
4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
|
Kecakapan mencari dan menyusun data, menyajikan data dalam bentuk diagram,gambar dan tabel.
|
5. Pembuktian hipotesis
|
Kecakapan menelaah dan membahas data. Kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung.Keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan
|
6. Menentukan pilihan penyelesaian
|
Kecakapan membuat alternatif penyelesaian. Kecakapan menilai pilihan dan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
|
b. Penyelsaian Masalah (Problem solving) Menurut Lawrence Senesh
Senesh adalah seorang guru besar ekonomi yang mengemukan tahap-tahap penyelesaian masalah dalam pengajaran ekonomi. Ia mengemukakan tiga tahap dalam proses penyelesaian masalah ekonomi, yaitu :
1. Tahap motivasi
2. Tahap pengembangan, dan
3. Tahap kulminasi.
Penyelesaian masalah itu sendiri berada dalam tahap yang kedua yaitu tahap pengembangan dengan langkah-langkah penyelesaiannya sebagai berikut :
1. Menemukan gejala-gejala problematik (Symptus of the problem )
2. Mempelajari aspek-aspek permasalahan ( Aspects of the problem)
3. Mendefinisikan masalah ( Definition of the problem )
4. Menentukan ruang lingkup permasalahan ( Scope of the problem )
5. Menganalisis sebab-sebab masalah ( Causes of the problem )
6. Menyelesaikan masalah ( Solution of the problem )
c. Penyelesaian Masalah (Problem solving) Menurut David Johnson & Johnson
Penyelesaian masalah menurut Johnson & Johnson ini dilakukan melalui kelompok. Suatu isu yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa untuk diselesaikan. Masalah yang dipilih mempunyai sifat conflict issue atau kontoversial, masalahnya dianggap penting (Important), urgen dan dapat diselesaikan (Solutionabel). Bahan-bahan ini dapat diambil dari kliping atau peristiwa disekitar siswa. Prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut :
1. mendefinisikan masalah
2. Mendiagnosis masalah
3. Merumuskan alternatif strategi
4. Menentukan dan menerapkan startegi
5. Mengevaluasi keberhasilan strategi
6. Skenario kegiatan belajar mengajar.
Contoh model pembeljaran problem solving dalam biologi.
Populasi Tikus makin Banyak
Sleman , kompas- penanggulangan hama tikus yang mengakibatkan turunnya produktivitas padidi beberapa wilayah Kabupaten Sleman perlu dilakukan dengan melibatkan pendekatan ekosistem. Upaya ini pun perlu didukung dengan perbaikan pola tanam, pola kebersihan, dan perilaku masyrakat dalam melestarikan alam. Kegiatan ini juga perlu didukung dengan penyamaan pola tanam para petani. “ pola tanam yang tidak sama akan menjamin ketersediaan pangan bagi tikus yang menyenangi padi pada fase vegetatif, yaitu fase sebelum munculnya bulir-bulir padi. Tikus akan semakin mudah berpindah dari satu lahan kelahan lain ketika pola tanam berbeda-beda.” Tutur Andi, seorang peneliti memutus siklus hama. Dingatkan oleh Andi, para petani juga perlu selalu menjaga kebersihan karena pematang dan galangan sawah yang kotor menjadi tempat hidup yang sangat disukai tikus. Sumber : dicuplik dari Kompas, edisi 23 juli 2007.
Perintah/pertanyaan dari wacana diatas
1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan yang terkandung di dalamnya?
2. Dari tiap pokok permasalahan yang ditemukan itu, rumuskan menjadi pertanyaan-pertanyaan atau rumusan-rumusan masalah yang memudahkan untuk menemukan jawabannya?
3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dengan atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan jawaban-jawaban sementara menjadi langkah-langkah solusi, yang kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah dirumuskan tersebut?
4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawabanyang kemungkinan paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut?
5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang dimiliki, temukan jawaban-jawaban pertanyaan –pertanyaan yang telah dirumuskan pada nomor 2 tersebut. Ingat gunakan waktu yang tersedia.
6. Tuliskan jawaban ditempat yang telah disediakan!
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
Menurut Polya (2002 : 30) problem solving memiliki kelebihan dan
kekurangan antara lain adalah:
Kelebihan penyelesaian masalah (Problem solving) antara lain adalah:
1. Dapat membuat siswa menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari.
2. Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
3. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara kreatif.
4. Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.
Kekurangan Penyelesaian masalah (Problem solving) antara lain adalah:
1. Memerlukan cukup banyak waktu.
2. Melibatkan lebih banyak orang.
3. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru.
4. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah.
Dalam buku “Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA” (Drs. Sriyono,dkk, 1992 : 119) terdapat kebaikan dan kelemahan dalam problem solving, yaitu ;
Kebaikan problem solving :
a. Mendidik murid berfikir secara sistematis.
b. Mampu mencari jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.
c. Belajar menganalisa suatu masalah dari berbagai aspek
d. Mendidik anak tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan
e. Mendidik anak percaya pada diri sendiri.
Kelemahan problem solving :
a. Memerlukan waktu yang cukup banyak.
b. Tidak bisa digunakan dikelas-kelas rendah.
c. Bisa menjadikan pelajaran tertinggal, sebab satu dua masalah yang sulit dipecahkan akan memakan waktu yang tidak sedikit.
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan , diantaranya :
a. Pemecahan masalah (problem solving ) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b. Pemecahan masalah (problem solving ) dapat menentang kemampuuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah ( problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarmya.
f. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran ( matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja..
g. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan diskusi siswa.
h. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
i. Pemecahan masalah ( problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Di samping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya:
a. Manakala siswa tidak memiliki minaat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutukan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. (Wina Sanjaya ,2006:220-221)
4.5 Langkah-langkah dalam Problem Solving
Menurut Polya (2002 : 27) memberi empat langkah pokok cara pemecahan masalah, yaitu:
1. Memahami Masalahnya
Masing-masing siswa mengerjakan lathan yang berbeda dengan teman sebelahnya.
2. Menyusun Rencana Penyelesaian
Pada tahap ini siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi masalah,kemudian mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3. Melaksanakan Rencana Penyelesaian Itu
Langkah yang ketiga, siswa dapat menyelesaikan masalah dengan melihat contoh atau dari buku, dan bertanya pada guru.
4. Memeriksa Kembali Penyelesaian yang telah Dilaksanakan
Terakhir siswa mengulang kembali atau memeriksa jawabab yang telah dikerjakan, kemudian siswa bersama guru dapat menyimpulkan dan dapat mempresentasikan di depan kelas.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode problem solving menurut Abdul Majid. 2009.142-143 adalah sebagai berikut :
1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,bertanya, berdikusi, dan lain-lain.
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban itu tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh.
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwajawaban tersebut itu betul-betul cocok.
5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Sedangkan menurut David Johnson & Johnson ada 5 langkah SPBM ( Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah) atau problem solving melalui kegiatan kelompok. (Wina Sanjaya ,2006:217-218)
1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.
2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah serta menganalis berbagai faktor baik yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan.
3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.
4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi poses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan, maka dapat disimpulan bahwa :
1. Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari pemecahan/jawaban oleh siswa.
2. Ciri-ciri model problem solving yaitu : ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.
3. Ada beberapa model problem solving menurut para ahli yaitu :
a. Penyelesaian masalah ( problem solving) menurut J.Dewey
b. Penyelsaian Masalah (Problem solving) Menurut Lawrence Senesh
c. Penyelesaian Masalah (Problem solving) Menurut David Johnson & Johnson
4. Kelebihan dan kekurangan penyelesaian masalah (Problem solving) antara lain adalah:
a. Dapat membuat siswa menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari.
b. Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara kreatif.
d. Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.
Sedangkan kekurangannya antara lain adalah:
a. Memerlukan cukup banyak waktu.
b. Melibatkan lebih banyak orang.
c. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru.
5. Langkah-langkah dalam penyelesaian masalah (problem solving) yaitu : memahami masalahnya, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan.
3.2 Saran
Pada kesempatan ini kami mengajak pembaca untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai model pembelajaran problem solving yang bisa digunakan saat proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di perguruan tinggi untuk meningkatkan kemampuan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Banjarmasin. Jakarta: Anggota IKAPI, PT Rineka Cipta.
Pidarta, Made . 1990. Cara Belajar Mengajar di Univeritas maju. Jakarta : Bumi Aksara.
Gulo, W . 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Grasindo.
Paidi. 2006. Model pemecahan masalah dalam pembelajaran Biologi di SMA. FMIPA : UNY