Mineral Mikro Beserta Fungsinya
Mineral mikro didapati dalam jumlah yang sedikit di dalam tubuh, akan tetapi mineral mikro mempunyai peranan essensial bagi kehidupan, kesehatan dan reproduksi. Kandungan mineral mikro dalam bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mineral mikro tanah asal dari bahan makanan tersebut.
Mineral Mikro dan Fungsinya |
Menurut Widya Karya Gizi Nasional tahun 2004 telah menetapkan Angka Kecukupan Rata-rata sehari untuk mineral mikro besi (Fe), seng (Zn), Iodium (I), dan Selenium (Se), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Fluor (F), khrom (Cr) dan Molibden (Mo). Sedangkan kebutuhan manusia akan mineral mikro arsen (As), Nikel (Ni), Silikon (Si), dan Boron (Bo) masih dalam penelitian.
1. Jenis, Sumber, beserta Fungsi Mineral Mikro
Jenis, sumber, beserta fungsi dari mineral mikro dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel fungsi mineral mikro |
2. Absorpsi dan Ekskresi Mineral Mikro
- Besi. Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi. Sebelum diabsorpsi, didalam lambung besi dibebaskan dari ikatan organik, seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam di dalam lambung dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapat di dalam makanan. Absorpsi terutama terjadi dibagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut protein khusus, yaitu transferin dan feritin. Taraf absorpsi besi diatur oleh mukosa saluran cerna yang ditentukan oleh kebutuhan tubuh. Sebagian besar transferin darah membawa besi ke sumsum tulang dan bagian tubuh lain. Di dalam sumsum tulang, besi digunakan untuk membuat hemoglobin yang merupakan bagian dari sel darah merah. Sisanya dibawa ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Kelebihan besi yang dapat mencapai 200 hingga 1500 mg disimpan sebagai protein feritin dan hemosiderin di dalam hati, sumsum tulang belakang 30 % dan selebihnya didalam limpa dan otot.
- Seng. Seng di absorpsi di bagian atas usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk kedalam aliran darah dan di bawa ke hati. Kelebihan seng di simpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa ke pankreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding saluran cerna. Distribusi seng antara cairan ekstraseluler, jaringan dan organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stres. Hati memegang peranan dalam redistribusi sel ini. Seng dikeluarkan tubuh terutama melalui feses. Di samping itu seng dikeluarkan melalui urin, dan jaringan tubuh yang dibuang seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan haid dan mani.
- Iodium. Iodium dengan mudah di absorpsi dalam bentuk iodida. Ekskresi dikeluarkan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi.
- Selenium. selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein. Absorpsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif. Selenium diangkut oleh albumin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekskresi melalui urin.
- Tembaga. Absorpsi tembaga sedikit terjadi didalam lambung dan sebagian besar di bagian atas usus halus secara pasif dan aktif. Absorpsi terjadi dengan alat angkut protein pengikat tembaga metalotionein yang juga berfungsi dalam absorpsi seng dan kanadium. Transpor tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut albumin dan trankuprein. Simpanan dalam hati berupa metalotionein atau seruloplasmin. Tembaga diangkut keseluruh tubuh oleh seruloplasmin dan transkuperin. Tembaga juga dikeluarkan dari hati sebagai bagian dari empedu. Didalam saluran cerna, tembaga dapat diabsorpsi kembali atau dikeluarkan dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan tembaga dalam tubuh. Sedikit tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat dan darah haid. Tembaga dapat diabsorpsi kembali oleh ginjal bila tubuh memebutuhkan. Tembaga yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.
- Mangan. Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Seperti halnya dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Besi dan kalsium menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan melalui feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati.
- Khrom. Khrom dalam bentuk Cr3+ diabsorpsi sebanyak10-25 %. Bentuk lain khrom hanya diabsorpsi sebanyak 1 %. Mekanisme absorpsi belum diketahui dengan pasti . absorpsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah khrom mengendap dalam media alkali usus halus. Jumlah yang diabsorpsi tetap hingga konsumsi sebanayak 49 ug, setelah itu ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik. Seperti halnya besi, khrom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi, khrom dapat diangkut oleh albumin.
3. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Mineral Mikro
1. Zat besi (Fe)
Dampak yang ditimbulkan dari Kelebihan zat besi dapat menurunkan penyerapan dan penggunaan seng dan tembaga serta peningkatan penggunaan vitamin antioksidan. Kelebihan zat besi juga dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, jantung bahkan meninggal dunia. Gejalanya adalah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, mengigau.
Dampak dari Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, gangguan fungsional tubuh, baik mental maupun fisik, pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya angka kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka, kemempuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.
2. Seng (Zn)
Dampak Konsumsi seng secara berlebihan (sepuluh kali anjuran) dapat terjadi karena konsumsi suplemen seng dan makanan yang terkena polusi (udara, alat masak dan kaleng). Kelebihan seng akan menurunkan penyerapan zat besi dan tembaga, mual, diare, pusing, melemahnya peran syaraf yang mengkoordinasi sistem kerja anggota badan, demam, kelelahan yang sangat, anemia, gangguan reproduksi, dan gangguan pada fungsi hati dan imunitas tubuh. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolism kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis.
Dampak Kekurangan seng dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, gangguan kematangan seksual dan daya kekebalan tubuh menurun. Gangguan fungsi pencernaan karena gangguan fungsi pankreas, gangguan pembentukan kilomikron, dan kerusakan permukaan saluran cerna. Gangguan metabolism vitamin A, gangguan kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan nafsu makan, penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat penyembuhan luka.
3. Iodium (I)
Dampak Konsumsi yodium diatas 2000 mg per hari dianggap berlebihan dan akan berdampak negative pada kesehatan manusia. Konsumsi sebanyak ini bisa terjadi karena mengkonsumsi rumput laut, suplemen atau pangan yang difortifikasi yodium secara belebihan. Kelebihan yodium dapat menghambat pelepasan yodium dari tiroid. Kelebihan pada tingkat selanjutnya akan menimbulkan gondok seperti halnya kekurangan yodium.
Dampak kekurangan Iodium dapat menyebabkan Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) berupa gangguan fisik dan mental, gondok, kretin, malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar. Pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar rendah, dan lain-lain.
4. Selenium (Se)
Dampak negatif selenium bagi kesehatan ditemukan pada orang yang mengkonsumsi diatas 850 mg perhari yang ditandai oleh mual, muntah dan diare. Bila konsumsi di atas 5000 mg akan terjadi perubahan pada kuku dan rambut yang pada akhirnya terjadi kerontokan rambut.
Dampak dari Kekurangan selenium menyebabkan aktivitas enzim glutation peroksidase terhambat, kekebalan tubuh menurun.
5. Tembaga (Cu)
Dampak Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga didalam hati yang dapat menyebabkan nekrosis hati atau sirosis hati. Kelebihan tembaga dapat terjadi karena mengkonsumsi suplemen tembaga atau menggunakan alat memasak terbuat dari tembaga, terutama apabila digunakan untuk memasak cairan yang bersifat asam. Konsumsi sebanyak 10-15 mg perhari dapat menimbulkan muntah-muntah dan diare. Berbagai tahap pendarahan intravaskuler dapat terjadi, begitupun nekrosi sel hati dan gagal ginjal. Konsumsi dosis tinggi menyebabkan kematian.
Dampak yang muncul akibat kekurangan tembaga dapat menyebabkan gagal tumbuh kembang, edema dengan serum albumin rendah, gangguan fungsi kekebalan, menghambat pembentukan hemoglobin, anemia dengan perubahan pada metabolisme besi dan perubahan pada jaringan tulang, perubahan pada kerangka tubuh yang dapat menyebabkan patah tulang dan osteoporosis, hernia dan pelebaran pembuluh darah karena kegagalan pengikatan silang kolagen dan elastin, depigmentasi rambut dan kulit.
6. Mangan (Mn)
Dampak Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh mangan, biasanya dalam jangka waktu lama, menunjukkan gejala-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit Parkinson.
Dampak Penyakit karena kekurangan mangan jarang terjadi. Kebutuhan mangan kecil, sedangkan mangan banyak terdapat pada bahan makanan nabati kekurangan mangan menyababkan steril pada hewan jantan dan betina. Keturunan dari induk yang menderita kekurangan mangan, menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan kerangka otot.
7. Fluor (F)
Dampak Kelebihan fluor dapat menyebabkan keracunan. Hal ini baru terjadi pada dosis sangat tinggi atau setelah bertahun-tahun menggunakan suplemen fluor sebanyak 20-80 mg perhari. Gejalanya adalah flurosis (perubahan warna gigi menjadi kekuningan), mulas, diare, sakit di daerah dada, gatal dan muntah.
Dampak Kekurangan fluor dapat menyebabkan karies dentis.
8. Khrom (Cr)
Dampak Kelebihan krom karena makanan belum pernah ditemukan. Pekerja yang terkena limbah industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan kanker paru-paru.
9. Molibden (Mo)
Dampak Konsumsi berlebihan dihubungkan dengan sindroma mirip penyakit gout, disertai peningkatan nilai molibden, asam urat dan oksidase xantin di dalam darah. Konsumsi sampai 0.54 mg sehari dapat menyebabkan kehilangan tembaga melalui urin.
10. Nikel (Ni)
Dampak Kekurangan nikel dapat menyebabkan kerusakan hati dan alat tubuh lain.