CA IARING

CA IARING


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker laring adalah keganasan pada laring. Kanker laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat.
Kanker laring
Kanker laring
Kanker laring dapat menyebabkan kematian. Kematian dapat terjadi tergantung stadium dan lokasinya. Pengangkatan kanker laring stadium IV membuat pasien bisa bertahan sampai 10 tahun, tetapi kalau sudah menyebar ke organ tubuh lain bisa menyebabkan kematian sebelum 10 tahun.
Menurut Meyer terdapat 12.000 kasus karsinoma laring setiap tahun di Amerika dan lebih dari 50% berasal dari pita suara, tetapi di Finlandia dan beberapa negara Eropa 2/3 bagian dari karsinoma laring merupakan karsinoma supraglotis sedang 113 bagiannya dari glotis. Bailey mendapatkan 75% dari karsinoma laring berasal dari pita suara. Di Indonesia, tumor laring di pita suara mencapai satu persen dari semua keganasan.
B. Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian Carsinoma laring?
  2. Bagaimana etiologi Carsinoma laring?
  3. Bagaimana manifestasi klinik Carsinoma laring?
  4. Bagaimanakah askep Carsinoma laring?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Carsinoma laring

Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam.
Karsinoma laring adalah karsinoma ( keganasan sel skuamosa pita suara dan jaringan sekitarnya ( C. Long Barbara : 408 ).
Ca laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Hal : 136).

B. Etiologi Carsinoma laring

Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti.Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang – orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker laring.Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok , alkohol, dan oleh sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
a. Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.
b. Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
c. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.

C. Patofisiologi Carsinoma laring

Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering ( epiglottis, pita suara palsu, dan sinus-sinus piriformis ). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih memungkinkan.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap laring ( C. Long Barbara. 1996 : 408-409 ).

D. Manifestasi Klinik Carsinoma laring

Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada daerah glods karena tumor mengganggu pita suara selama bicara. Suara mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah. Bunyi suara yang terganggu bukan merupakan tanda dini kanker suglotis atau supraglotis, namun mungkin pasien mengeluh nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan ketika minum cairan hangat atau jus jeruk.
Suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher, gejala lanjut , termasuk kesulitan menelan ( dsifagia ) atau kesulitan bernafas ( dipsnue ). Suara serak dan nafas bau, pembesaran nodus limfe servikal, penurunan BB dan status kelemahan umum dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat terjadi bersama metastasis ( Brunner & Suddart, 2002 : 556-557 )

E. Penatalaksanaan Carsinoma laring

Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan.
1. Terapi Radiasi 
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya dapat digerakkan (yaitu bergerak saat fonasi) Selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa mungkin mengalami kondriti (inflamasi kartilagi) atau stenosis, sejumlah kecil dari mereka yang mengalami stenosis nantinya membutuhkan laringotomi. Terapi radiasi juga dapt digerakkan secara pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor
2. Pembedahan Parsial
a. Laringektomi parsial ( laringotomi –tirotomi )
Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai angka penyembuhan yang sangat tinggi . 
b. Laringektomi supraglotis ( Horizontal )
Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis. Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita suara kartilogi krikoid dan trakea tetap utuh. Selama operasi dilakukan di seksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang traketomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glottis pulih.
c. Laringektomi Hemivertikal
Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara (satu pita suara sejati dan satu pita suara palsu) dengan pertumbuhan tumor diangkat. 
d. Langektomi Total
Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Laringektomi total membutuhkan stoma trakeal permanen. 
3. Kemoterapi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau agen antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker dan menghambat perkembangannya. Semua sel baik normal maupun sel kanker berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel berbeda disebut siklus non spesifik, kebanyakan agen kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara aktif sedang membelah.
Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi. Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca operasi. Tujuan dari kemoterapi (penyembuhan, pengontrolan, paliatif) harus realistic, karena tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.
4. Terapi Sistomatik
Terapi sistomatik yang diberikan meliputi :
  1. Pemberian sadatif
  2. Pemberian antiemetik
  3. Pemberian antipiretik
BAB III 
TINJAUAN KASUS 
A. PENGKAJIAN 
Pengumpulan data 
1. Identitas 
Nama : -
Umur : -
Jenis Kelamin : -
Status marital : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Agama : -
Suku Bangsa : -
Tanggal masuk RS : -
Tanggal Pengkajiaan : -
No Medrec : -
Diagnosa Medis : -
Alamat : -
2. Riwayat Kesehatan 
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sesak nafas yang dirasakan bertambaha berat disertai dengan suara sakit.Klien bisa makan dan minum termasuk memakan makanan padat , keluhan disertai batuk , klien juga mengeluh ada benjolan di leher sebelah kirinya.5 hari yang lalu klien berobat ke POLI THT RS Bayu Asih Purwakarta , dan dilakukan tracheostomi untuk memudahkan bernafas.Klien dinyatakan tumor laring dan dianjurkan dirawat.Klien dibawa ke RS Hasan Sadikin pada tanggal 29 Desember dan dinyatakan Suspect Carsinoma Laring dengan post Tracheostomi.
2) Keluhan utama saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 November 2004 pukul 08.00 klien mengeluh batuk disertai secret berwarna putih dan encer.Batuk dirasakan ketika tenggorokannya terasa gatal dan banyak secret,batuk berhenti bila dilakukan suctioning , batuk tidak dapat dikontrol dan hilang timbul.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Kurang lebih 1 tahun yang lalu klien mengatakan sering batuk – batuk dan radang tenggorokan, walaupun sudah berobat ke Dokter radang tenggorokan klien tidak sembuh, walaupun sembuh tapi timbul lagi, klien merokok dari usia 20 tahun, 1 hari rata-rata menghabiskan 1 bungkus rokok, baru berhenti 3 bulan yang lalu.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan klien dan keluarganya, tidak ada yang mempunyai penyakit yang serupa dengan klien. Tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM, jantung, hipertensi, asma, tidak ada yang sedang atau pernah menderita penyakit infeksi.
3. Pemeriksaan Fisik 
a. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada cyanosis, tidak ada secret pada hidung, tidak ada deviasi septum, pada leher terpasang tracheostomi, balutan tracheostomi kotor, terdapat secret yang kering pada kasa balutan.
b. Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva berwarna merah muda, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba hangat tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat clubbing finger, CRT kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB, KGB kiri sulit diraba karena ada masa. Bunyi jantung murni dan regular, point of maksimal impuls antara ICS 4 dan 5 Mid klavikula kiri. Nadi 84 x/ menit tekanan darah 100/70 mmHg. 
c. Sistem Pencernaan
Sklera putih, mata tidak cekung,bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi lengka, tidak terpasang gigi palsu, tidak terdapat caries, warna gigi kuning kecoklatan, bentuk lidah simetris. 
d. Sistem Perkemihan
Tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada nyeri tekan. Pada saat diraba blass teraba kosong, klien dapat BAK kekamar mandi klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK
e. SistemMuskuloskeletal
Bentuk tulang sesuai dengan struktur, tidak ada pembengkakan pada sendi, tidak ada kontraktur, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek patella ++/++ reflek babinski –/–ekstrimitas atas dan bawah dapat digerakan secara bebas kekuatan otot 5 5
f. Sistem Integumen
Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut. Kuku tangan dan kaki pendek dan bersih, badan segar dan bersih, suhu 36,5 0. Turgor kulit baik, bila dicubit kembali dalam waktu waktu 3 detik.
g. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid tidak dapat dipalpasi karena terpasang trakheostomi, klien tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

NO
AKTIVITAS
SEBELUM SAKIT
SETELAH SAKIT
1
Nutrisi
  1. Makan
Frekuensi
Nafsu makan

Jenis
  1. Minum
Jenis
Jumlah


2 x/hari
Baik, 1 porsi habis

Nasi,lauk pauk, sayuran

Air putih dan air the
7-8 gelas/hari


3x/hari
kurang, klien tidak suka diit yang diberikan, habis ¼ porsi
bubur, sayur, lauk-pauk

Air putih dan air teh
5-6 gelas
2
Eliminasi
  1. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
  1. BAK
Frekuensi
Warna


1 x/hari
Lembek
Kuning

3-4 x/hari
Kuning jernih


3 x/hari
cair
Kuning

3-4x/hari
Kunng jernih
3
Istirahat tidur
  1. Siang
  2. Malam

Tidak/jarang tidur siang
21.00-05.00

Jam 13.00-15.00
20.00-05.00
4
Personal hygine
  1. Mandi
  2. Keramas
  3. Gosok gigi

2 x/ hari
3x / minggu
2 x / hari

2x/hari diseka
baru 1 x
2x/hari
5
Aktivitas


Klien bekerja di koperasi
Klien dapat beraktivitas dengan sedikit bantuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN
DIPECAHKAN
TANGGAL
PARAF
TANGGAL
PARAF
1

2

3


4

5
Ganguan oksigenasi : ventilasi b.d akumulasi secret dijalan nafas
Gangguan komunikasi verbal b.d plika vokal suara tidak berkontraksi
Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan nafsu makan
Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d diare
Resiko terjadinya perluasan infeksi s.d invasi mikroorganisme
20-10-2013

20-10-2013

20-10-2013


20-10-2013

20-10-2013



Kel 7

Kel 7

Kel 7


Kel 7

Kel 7


IMPLEMENTASI, EVALUASI
 NO
TANGGAL/JAM
NO DP
IMPLEMENTASI,EVALUASI
PARAF
1




























2



























3













20 Oktober 2013




























 20 Oktober 2013



























20 Oktober 2013















DP 1




























 DP 2



























DP 3















  1. mengobservasi pernafasan klien : tanda dan gejala distress pernafasan
  2. menganjurkan klien dengan posisi fowler
  3. menganjurkan klien dan keluarga untuk melakukan penghisapan bila klien batuk
  4. mengauskultasi bunyi nafas sebelum dan sesudah penghisapan
evaluasi
  1. tidak ada tanda dan gejala distress pernafasan : tidak ada retrasksi muskulo ICS dan penggunaan otot-otot Bantu pernafasan  tidak ada PCH, tidak ada sianosis, fekuensi nafas 20 x/menit
  2. posisi klien duduk dan terlihat pernafasan klien maksimal
  3. klien melakukan penghisapan pada saat batuk secara mandiri atapun oleh keluarga
4.      bunyi nafas stridor sebelum di suction , setelah di suction bunyi nafas bersih


1.      memebrikan pilihan cara komunikasi yaitu dengan mengunakan kertas dan pensil dan bahas tubuh
  1. membantu komunikasi dengan latihan untuk meningkatkan kekuatan, rentang gerak, koordinasi dan kekuatan otot lidah
  2. memberikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi
  3. memberikan sentuhan yang terapeutik saat berkomunikasi dengan klien
evaluasi
  1. klien mau berkomunikasi dengan menggunakan kertas, pensil dan bahasa tubuh
  2. klien tetap berkomunikasi dengan menggunakan bibirnya walaupun tidak mengeluarkan suara
  3. klien berusaha untuk menjawab tiap pertanyaan
  4. klien tampak lebih nyaman ketika diberikan sentuhan teraputik

  1. menganjurkan kien untuk menghindari pandangan dalam makanan, bau-bauan yang tidak menyenangkan didalam lingkungan selama waktu makan
  2.  menyarankan klien untuk mengkonsumsi makanan yang disukai dan mengandung TKTP
  3. menganjurkan klien untuk banyak minum 10 gelas perhari
  4. membatasi cairan ketika makan
  5. menciptakan lingkungan yang rileks dan tenang selama waktu makan
  6. menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
  7. menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut
evaluasi
  1. klien menghindarai pandangan yang tidak menyenangkan ketika makan: menghindari melihat secret orang lain yang batuk
  2. kien mau makan nasi yang asalnya diberi bubur, dengan makan habis ½ porsi
  3. klien mengatakan akan banyak minum minimal 2 aqua besar
  4. kien menghindari banyak minum ketika makan
  5. lingkungan sekitar kjlien tampak bersih dan rapih
  6. klien makan sedikit demi sedikit tapi sering
  7. klien menggosok gigi tiap kali sesudah makan

  1. menginspeksi daerah sekitar stoma terhadap tanda-tanda infeksi
  2. menggunakan teknik aseptic dalam perawatan luka
  3. menggunakan alat-alat sterile dalam perawatan trakheostomi
  4. melakukan perawatan trakheostomi bila kotot
  5. mecuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Evaluasi:
  1. tidak ada tanda-tanda infeksi
  2. alat-alat yang digunakan steril
  3. menggunakan prinsip steril dalam perawatan steril : 2 pinset untuk 1 orang
  4. Balutan tracheostomi bersih, tidak ada secret yang mongering yang menempel dikasa.
  1. Menginformasikan kepada klien dan keluarga akibat jika suctioning tidak sesuai ketentuan
  2. Memberikan informasi baqgaimana suctioning sesuai dengan prosedur
  3. Melakukan suctioning dalam waktu 10 detik atau 5-10 detik
  4. Memasukan ujung kateter kedalam air steril atau cairan rubrikan  sebelum suctioning
  5. Melakukan suctioning dengan teknik steril
Evaluasi :
  1. Klien dan keluarga mengerti bagaimana akibat jika suctioning tidak sesuai tidak sesuai dengan ketentuan yaitu bisa menyebabkan iritasi mukosa trakea dan tubuh kekurangan oksigen.
  2. Klien memahami bagaimana suctioning yang sesuai dengan prosedur
  3. Klien dan keluarhga mampu melakukan suctioning yang sesuai prosedur

  1. mengobservasi pernafasan klien : tanda dan gejala distress pernafasan
  2. mengauskultasi bunyi nafas sebelum dan sesudah penghisapan
Evaluasi :
  1. Tdak ada tanda gejala distress pernapasan, frekuensi napas 20 kali/menit
  2. Bunyi nafas stidor

  1.  memebrikan pilihan cara komunikasi yaitu dengan mengunakan kertas dan pensil dan bahas tubuh
  2. memberikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi
  3. memberikan sentuhan yang terapeutik saat berkomunikasi dengan klien
Evaluasi :
  1. Klien berkomunokasi dengan menggunakan bahasa tubuh
  2. Klien menjawab pertanyaan dengan spontan
  3. Klien tidak keberatan disentuh oleh perawat saat berkomunikasi




BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap laring 
B. Saran
Seharusya ada pengobatan khusus untuk para penderita kanker baik yang ringan maupun yang berat. Disediakan alat yang canggih untuk mendiagnosis penyakit kanker, dan diadakan penyuluhan ke daerah-daerah tentang penyakit kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC
Erfansah . (2010). Asuhan Keperawatan Kanker Laring.blogspot.com
Kepacitan. 2010. Askep Kanker Laring. http://kepacitan. wordpress.com/ 2010/ 12/15/askep-kanker-laring/.
C. Long Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung:IAPK Pajajaran
Doenges. E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC
Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Edisi 8. Jakarta: EGC 
Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

INTERVENSI Carsinoma laring

Intervensi Keperawatan Pra operatif
Penyuluhan :
Jika dilakukan laringektomi komplit, pasien harus mengetahui bahwa suaranya akan hilang, tetapi palatihan khusus akan memberikan suatau cara untuk melakukan percakapan yang cukup normal.Namun kemampuan untuk bernyanyi , tertawa atau bersiul akan hilang.Sampai tiba waktunya pelatihan ini pasien harus mengetahua bahwa komunikasi masih memungkinkan melalui lampu pemanggil dan dengan tulisan.
Menurunkan ansietas dan depresi
  1. berikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaa dan berbagi persepsi 
  2. jawab pertanyaan seringkas dan selengkap mungkin
  3. datangkan orang yang pernah menjalani laringektomi selama pra and pasca operasi yang dapat membantu untuk menyampaikan bahwa ada oarng- orang yang dapat dan mau membantu pasien dan rehabbilitasi yang berhasil merupakan hal yang tidak mustahihl 
Intrvensi pasca operatif 
Mempertahankan jalan nafas yang paten 
  1. posisikan pasien dalam posisi fowler/ ½ fowler setelah pemulihan dari ansestesi 
  2. amati pasien terhadap kegelisahan pernafasan labored, aprehensi, dan peningkatan frekuensi nadi. Rasional : tanda-tanda ini menunjukan masalah pernafasan atau sirkulasi 
  3. ambulasi dini jika dianjurkan.rasional : mencegah atelektasis dan pulmoni
  4. jika dilakukan laringektomi total, perawatan untuk selanng ini sama dengan perawatan untukj selang trakheostomi. Bersihkan stoma setiap hari dengan larutan salin atau larutan lain yang diresepkan, oleskan salep antibiotic yang mungkin diresepkan dsekitar stoma dan garis jahitan 
  5. Amati drainase ukur dan catat. Jika drainase kurang dari 50-60 mml/hari, dokter biasanya melepaskan drain 
  6. Lepaskan selang laringektomi jika stoma telah sembuh dengan baik, biasanya dalam 3-6 minggu setelah pembedahan 
  7. Ajarkan pasien cara membersihkan dan mengganti selang laringektomi 
  8. Ajarkan bagaimana cara membersihkan sekresi jalan nafas
Meningkatkan komunikasi dan rehabilitasi bicara
  1. Berikan penyuluhan pada pasien dan keluarga tentang bentuk alternative komunikasi meliputi : magic slet, bel pemanggil 
  2. Anjurkan klien untuk bicara melalui esophagus (trakheoesofagal pungtur )
Meningkatkan nutrisi yang adekuat 
  1. Pada pascaoperatif pasien tidak diizinkan makan dan minum selama 10-14 hari 
  2. Berikan nutrisi dan hidrasi yang cukup melalui intravena, NGT, dan nutrisi parenteral total. 
  3. Bila pasien telah siap untuk makan peroral, jelaskan pada pasien bahwa cairan kental seperti ensure dan gelatin akan digunakan pertama kali karena cairan ini mudah ditelan. 
  4. Instruksikan pasien untuk menghindari makanan yang manis. Rasional : makanan yang dapat meningkatkan saliva dan menekan nafsu makan
  5. Berikan makanan padat sesuai toleransi pasien 
  6. instruksikan pasien untuk membilas mulut dengan cairan hangat atau mouth wash dan menyikat gigi dengan tratur.
Peningkatan nutrisi 
  1. Lakukan pendekatan yang positif saat merawat pasien yaitu dengan memperhatikan perawatan diri meliputi perawatan selang balutan dan drain yang tepasang setelah pembedahan 
  2. Motivasi klien untuk mengekspresikan setiap perasaan negative tentang perubahan yang disebabkan oleh pembedahan 
  3. Dengarkan dan dukung setiap keluahan yang diungkapkan oleh pasien dan keluarga
  4. Rujukan pada kelompok pendukung (jika ada) rasional : dapat membantupasien dan keluarga dalam menghadapi perubahan hidup 

ANALISA DATA Carsinoma laring

1. Data subyektif : melalui metoda tulisan klien mengatakan apakah ada cara lain selain operasi,takut tidak bisa berbicara atau mengucapkan kata-kata dan kehilangan suara setelah operasi,kurang mengerti persiapan sebelum dan setelah operasi dan menolak operasi.
Data obyektif : kekuatiran meningkat,tampak wajah tegang.
Masalah : Kecemasan
Etiologi : Takut akan kecacatan fungsi bicara
2. Data subyektif : melalui metode tulisan klien mengatakan sulit untuk mengucapkan kata-kata tetapi mengerti apa yang dikatakan orang lain.
Data obyektif : klien berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan menggunakan metode tulisan setelah disarankan oleh perawat dengan tujuan agar mudah dimengerti oleh orang lain,klien kehilangan kemampuan mengucapkan kata-kata tetapi mengerti apa yang dikatakan oleh perawat, terpasang kanule logam pada trakeostomi.
Masalah : Kerusakan komunikasi verbal
Etiologi : CA pada pita suara dan hambatan fisik ( selang trakeostomi ) pada kemampuan bicara.
3. Data subyektif : Melalui metode tulisan klien mengatakan malu tidak bisa berbicara seperti dulu,malu dengan logam kanule/stoma pada leher.
Data obyektif : Tampak wajah tegang saat berinteraksi dengan perawat,kekuatiran meningkat,kehilangan kemampuan untuk mengucapkan kata-kata walaupun klien mengerti apa yang dikatakan perawat,suara hilang,ingin nebuliser dan suktion pada malam hari saja.
Masalah : Gangguan citra diri
Etiologi : Kehilangan kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau bicara.
   INTERVENSI Carsinoma laring
Tujuan : Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka.
Kriteria hasil : Bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak sianosis,frekwensi napas normal.
INTERVENSI
RASIONAL
a.       Awasi frekwensi atau kedalaman pernapasan. Auskultasi bunyi napas. Selidiki kegelisahan, dispnea, dan sianosis.
b.      Tinggikan kepala 30-45 derajat
c.       Dorong menelan bila pasien mampu.
d.      Berikan humidifikasi tambahan, contoh tekanan udara atau oksigen dan peningkatan masukan cairan.
e.       Awasi seri GDA atau nadi oksimetri, foto dada.
a.       perubahan pada pernapasan, adanya ronki,mengi,diduga adanya retensi sekret.
b.      memudahkan drainase sekret, kerja pernapasan dan ekspansi paru.
c.       mencegah pengumpulan sekret oral menurunkan resiko aspirasi. Catatan : menelan terganggu bila epiglotis diangkat atau edema paskaoperasi bermakna dan nyeri terjadi.
d.      fisiologi normal ( hidung) berarti menyaring atau melembabkan udara yang lewat.Tambahan kelembaban menurunkan mengerasnya mukosa dan memudahkan batuk atau penghisapan sekret melalui stoma.
e.       pengumpulan sekret atau adanya ateletaksis dapat menimbulkan pneumonia yang memerlukan tindakan terapi lebih agresif.

Tujuan : Komunikasi klien akan efektif .
Kriteria hasil : Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbicara yang tepat setelah sembuh
INTERVENSI
RASIONAL
a.       Kaji atau diskusikan praoperasi mengapa bicara dan bernapas terganggu,gunakan gambaran anatomik atau model untuk membantu penjelasan.
b.      Tentukan apakah pasien mempunyai gangguan komunikasi lain seperti pendengaran dan penglihatan
c.       Berikan pilihan cara komunikasi yang tepat bagi kebutuhan pasien misalnya papan dan pensil, papan alfabet atau gambar, dan bahasa isyarat.
d.      Konsul dengan anggota tim kesehatan yang tepat atau terapis atau agen rehabilitasi (contoh patologis wicara, pelayanan sosial, kelompok laringektomi) selama rehabilitasi dasar dirumah sakit sesuai sumber komunikasi (bila ada).
a.       untuk mengurangi rasa takut pada klien.
b.      adanya masalah lain mempengaruhi rencana untuk pilihan komunikasi.
c.       memungkingkan pasien untuk menyatakan kebutuhan atau masalah. Catatan : posisi IV pada tangan atau pergelangan dapat membatasi kemampuan untuk menulis atau membuat tanda.
d.      Kemampuan untuk menggunakan pilihan suara dan metode bicara (contoh bicara esofageal) sangat bervariasi, tergantung pada luasnya prosedur pembedahan, usia pasien, dan motivasi untuk kembali ke hidup aktif. Waktu rehabilitasi memerlukan waktu panjang dan memerlukan sumber dukungan untuk proses belajar.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »