PESAN UTAMA MENGHINDARI DIARE PADA ANAK BALITA

PESAN UTAMA MENGHINDARI DIARE PADA ANAK BALITA

PESAN UTAMA MENGHINDARI DIARE PADA ANAK BALITA
PESAN UTAMA MENGHINDARI DIARE PADA ANAK BALITA
Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah pneumonia. Diperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi setiap tahun pada anak balita di seluruh dunia. Setiap tahun 1,5 juta anak balita meninggal karena diare.  Diare membawa kematian lebih cepat pada anak-anak dibanding orang dewasa karena terjadinya dehidrasi dan malnutrisi.
Diare disebabkan oleh bakteri yang tertelan, utamanya dari kotoran manusia (tinja). Ini terjadi karena pembuangan tinja yang tidak aman, kebersihan yang kurang dan kurangnya persediaan air minum yang bersih untuk anak-anak yang sudah tidak diberi ASI.
Anak-anak yang diberi ASI ekslusif pada enam bulan pertama dan mendapat imunisasi pada waktunya lebih jarang yang terkena diare.  Anak-anak yang terserang diare harus diberi banyak cairan dan makanan selain larutan khusus yang disebut Oral Rehydration Solution (ORS) dan zinc untuk mengurangi kegawatan penyakit.
Keluarga dan masyarakat dengan dukungan pemerintah dan swasta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dengan memberi informasi tentang:
• Penyebab diare
• Pentingnya memberi perawatan saat mulai diare
• Pentingnya melakukan tindakan pencegahan terhadap kondisi penyebab diare
Jika setiap orang bekerjasama dalam pencegahan diare maka hak hidup anak, kelangsungan hidupnya serta kesehatan dan perkembangannya akan lebih baik.
Diare menyebabkan kematian anak, karena banyaknya keluar cairan dari tubuh  sehingga tubuh kekurangan cairan (dehidrasi). Segera setelah terjadi diare, berikanlah anak cairan ekstra bersama dengan makanan dan minuman biasa.

Anak-anak disebut diare jika mengeluarkan tinja cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akan lebih berbahaya jika anak lebih sering mengeluarkan tinja cair.
Banyak orang menyangka bahwa minum cairan akan membuat diare lebih berbahaya. Hal itu tidak benar. Anak yang sedang diare harus diberi minum, termasuk ASI, sesering mungkin. Banyak minum cairan membantu menggantikan cairan yang hilang selama diare.
Anjuran pemberian minum kepada anak selama diare :
1.  ASI harus diberikan lebih sering dari biasanya.
2.  Oralit dicampur air minum yang bersih.
3. Kuah sup.
4. Air tajin dari menanak beras.
5. Air buah segar (jus).
6. Air kelapa.
7.  Air bersih dari sumber yang aman. Jika ada kemungkinan air tidak bersih dan tidak aman diminum harus disucihamakan dengan menjerang, menyaring, memberi klorine atau menyucihamakan dengan sinar matahari sesuai dengan anjuran petugas kesehatan.
Guna menghindari dehidrasi, berikan ASI sesering mungkin. Anak yang sudah tidak diberi ASI harus minum cairan setiap kali mengeluarkan tinja cair :
1. Untuk anak di bawah dua tahun berikan seperempat atau setengah mangkuk besar (250 mililiter).
2.  Untuk anak dua tahun atau lebih berikan setengan  hingga satu mangkuk besar (250 mililiter).
3.  Anak sebaiknya diberikan minuman 10 mililiter dikali berat badan, contohnya bila berat badan anak 10 kilogram maka diberi asupan cairan setengah gelas belimbing.
Minuman harus diberikan dalam mangkuk yang bersih. Jangan memberinya dari botol karena tidak mudah membersihkan botol secara sempurna dan botol yang tidak bersih dapat mengandung kuman penyebab diare.
Jika anak muntah, pengasuh harus menunggu hingga 10 menit dan mulai lagi memberi minum pelan-pelan sedikit demi sedikit.  Anak harus diberi cairan ekstra di samping makanan dan minuman biasa hingga diare berhenti.
Diare biasanya berhenti setelah tiga atau sempat  hari. Jika lebih lama terjadi orang tua atau pengasuh harus minta bantuan petugas kesehatan.
Kehidupan anak terancam jika banyak mengeluarkan cairan dalam satu jam  atau kotorannya mengandung darah. Bawalah segera ke petugas kesehatan.

Orang tua harus segera membawa anak ke petugas kesehatan jika anak:
• Beberapa kali mengeluarkan tinja cair dalam satu jam.
• Mengeluarkan tinja bercampur darah.
• Sering muntah.
• Demam.
• Amat sangat kehausan.
• Tidak mau minum.
• Tidak mau makan.
• Matanya cekung ke dalam.
• Tampak lemas kehabisan tenaga.
• Sudah beberapa hari diare.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda tersebut, pertolongan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan segera, selain perlu diberi larutan ORS, cairan lain, dan zinc.  Jika anak mengeluarkan tinja cair hingga beberapa kali dalam satu jam dan muntah-muntah, berarti ada tanda-tanda terserang kolera. Kolera dapat membunuh anak-anak hanya dalam beberapa jam.
Pertolongan medis harus diusahakan secepatnya selain pemberian ORS dan zinc diteruskan. Karena menyebar begitu cepat di masyarakat melalui air atau makanan yang tercemar, kolera biasanya terjadi pada lingkungan yang terlalu padat dan kebersihan lingkungan yang buruk. Empat langkah untuk menghindari penyebaran kolera atau diare:
  1. Cucilah tangan dengan air dan sabun sesudah buang air besar, sesudah kontak dengan tinja, sebelum menyentuh atau menyiapkan makanan, sebelum makan dan sebelum memberi makan anak.
  2. Buanglah tinja termasuk dari bayi dan anak-anak balita di jamban atau mengubur. Bersihkan tempat-tempat yang terkena tinja.
  3. Pakailah air layak minum (air yang sudah dimasak sampai mendidih).
  4. Cuci, kupas, atau masak makanan sesuai jenis makanannya.

Petugas kesehatan terlatih dan pos-pos kesehatan perlu memberikan informasi yang benar  kepada masyarakat tentang risiko diare dan kolera serta langkah-langkah yang perlu dilakukan jika terjadi diare atau kolera.
ASI eksklusif pada enam bulan pertama yang dilanjutkan dengan pemberian ASI sesudah enam bulan dapat mengurangi risiko terkena diare. Vitamin A dan obat zinc dapat mengurangi risiko diare.

ASI merupakan cairan dan makanan terbaik untuk bayi yang terserang diare. Selain mengandung gizi yang tinggi dan bersih juga membantu mengurangi penyakit dan infeksi. Seorang anak yang hanya diberi ASI pada enam bulan pertama kehidupannya lebih kecil kemungkinan terserang diare.
ASI mencegah dehidrasi dan malnutrisi (kurang gizi) serta membantu menggantikan cairan yang hilang. Ibu-ibu sering mendapat nasihat untuk memberi ASI sedikit saja jika anak terkena diare.
Nasehat itu salah, ibu-ibu harus memberi ASI lebih sering dari biasanya jika anak terserang diare. Ayah harus memberi dorongan kepada ibu yang sedang memberi ASI dengan merawat anak yang sakit dan anak yang sehat serta seluruh keluarga serta membantu pekerjaan rumah tangga.
Suplemen vitamin A khususnya bagi daerah-daerah yang kekurangan vitamin A penting sebagai tolak ukur penurunan risiko diare. Makanan yang mengandung vitamin A termasuk ASI, hati, ikan, produk susu, jeruk, buah-buahan berwarna kuning, sayuran terutama daun-daunan berwarna hijau.
Pemberian zinc untuk pengobatan diare selama 10-14 hari mempercepat sembuhnya diare di samping menjaga anak dari serangan diare berikutnya dalam waktu dua bulan. Anak-anak diatas umur enam bulan dapat diberi 20 miligram zinc per hari dalam bentuk tablet atau sirup. Untuk anak di bawah enam bulan, cukup diberikan 10 miligram per hari dalam bentuk tablet atau sirup.
Petugas kesehatan terlatih harus menunjukkan kepada ibu, ayah atau pengasuh yang lain bagaimana memberikan tablet zinc kepada anak dengan cara melarutkannya dalam ASI yang diperas, ORS, atau air dalam cangkir kecil atau sendok. Untuk anak yang susah menelan berikanlah sirup zinc.
Anak yang terkena diare harus tetap diberi makan seperti biasa. Bila sudah sembuh anak harus diberi makan lebih banyak untuk mengembalikan energi dan zat makanan yang hilang karena sakit.

Anak yang terkena diare berat badannya turun dan mudah kekurangan gizi. Anak tersebut membutuhkan makanan dan cairan termasuk ASI. Makanan bergizi membantu anak cepat sembuh.
Anak yang diare biasanya muntah-muntah sehingga susah makan. ASI perlu diberikan lebih sering. Jika anak berusia enam bulan atau lebih, orang tua atau pengasuh harus lebih sering memberi makan kepada anak berupa makanan lembek atau bubur yang disukai anak. Makanan yang diberikan harus dibubuhi sedikit garam. Makanan lembek lebih baik karena mudah ditelan dan mengandung cairan.
Makanan yang dianjurkan untuk anak yang diare adalah bubur kacang hijau, ikan atau daging yang dimasak hingga lembut, yoghurt, dan buah-buahan. Untuk rasa bisa dibubuhkan 1-2 sendok the minyak pada bubur atau sayuran. Makanan harus selalu segar dan siap saji untuk diberikan kepada anak lima atau enam kali per hari.
Jika diare berhenti, makanan ekstra perlu untuk pemulihan. Anak memerlukan makanan lebih dari biasanya, termasuk ASI, untuk mengembalikan energi dan kandungan gizi yang hilang selama diare.
Anak belum bisa dinyatakan sembuh dari diare jika berat badannya belum kembali normal seperti sebelum sakit.
Anak yang terkena diare harus diberi Oral Rehydration Solution (ORS) dan obat zinc setiap hari selama 10-14 hari. Obat anti diare biasanya tidak efektif dan bisa membahayakan.

Diare biasanya sembuh dengan sendirinya setelah tiga atau empat hari dengan rehidrasi atau pemberian cairan. Sangat berbahaya jika terjadi dehidrasi dan malnutrisi karena banyaknya cairan yang keluar dari tubuh anak.
Anak yang diare tidak boleh diberi obat bebas (obat warung untuk anti diare), antibiotik, atau obat apa pun  kecuali dengan resep dokter.
Perawatan diare yang terbaik adalah :
1.  Minum cairan dan Oralit dicampur dengan air layak minum (air putih).
2.  Minum tablet atau sirup zinc selama minimal 10 hari.

Larutan ORALIT
Minuman Khusus untuk Diare

Apakah oralit?     
Oralit adalah kombinasi khusus dari garam yang dicampur dengan air. Fungsinya membantu menggantikan cairan yang hilang karena diare.
Kapan oralit digunakan?              
Jika anak buang air besar hingga tiga kali atau lebih dalam sehari, berikan oralit. Sebagai tambahan untuk 10-14 hari berikan kepada anak-anak diatas enam bulan 20 miligram zinc setiap harinya (tablet atau sirup), berikan kepada anak-anak di bawah enam bulan 10 miligram per hari (tablet atau sirup).
Dimana oralit didapat?
Di Puskesmas, pos kesehatan desa (poskesdes), polindes, posyandu, apotik, toko obat.
Bagaimana menyiapkan oralit untuk diminum?
  1. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan air mengalir. Siapkan satu (satu) gelas  air minum (200 cc). Atau ikuti aturan pakai dalam kemasan.
  2.  Tuang isi kemasan Oralit ke dalam air yang telah disiapkan.
  3. Aduk hingga merata lalu berikan kepada anak dengan cangkir yang bersih.

Seberapa banyak larutan oralit diberikan?
Minumkan kepada anak sebanyak mungkin. Anak di bawah umur dua tahun membutuhkan seperempat hingga setengah mangkok oralit (125 ml) setiap habis buang air besar (BAB) cair.
Anak di atas umur dua tahun membutuhkan setengah hingga satu mangkok oralit (250 ml) setiap habis BAB cair.
Pada kasus diare ringan-sedang-berat, dapat dipakai acuan berikut:
a.  Bagi penderita dengan dehidrasi ringan yang masih dapat minum:
  • Dilakukan rehidrasi dengan oralit 75 ml/kg BB, diberikan dalam empat jam
  • elama periode ini ASI dilanjutkan. Untuk bayi kurang dari enam bulan dan tidak mendapat ASI, berikan juga air masak 100-200 ml
  • Setelah 3-4 jam, harus diselingi dengan pemberian makanan

b.  Bagi penderita dengan dehidrasi berat yang sudah tidak dapat minum.
Untuk anak berusia kurang dari 12 bulan:
  • Satu jam pertama 15 ml/kg Berat Badan (BB)
  • Lima jam berikutnya 60 ml/kg BB

Untuk anak berusia lebih dari 12 bulan:
  • Setengah jam pertama 15 ml/kg BB
  • Tiga setengah jam berikutnya 60 ml/kg BB

c.  Bagi penderita dengan dehidrasi berat
Rehidrasi dilakukan dengan pemberian cairan infus larutan Darrow glukosa.
Untuk anak berusia kurang dari 12 bulan:
  • Satu jam pertama 20 ml/kg BB
  • Lima jam berikutnya 80 ml/kg BB

Untuk anak berusia lebih dari 12 bulan:
  • Jam pertama 20 ml/kg BB
  • Tiga setengah jam berikutnya 80 ml/kg BB

Setelah empat jam untuk anak besar atau enam jam untuk bayi dilakukan penilaian kembali. Bila telah pulih rehidrasi, pemberian cairan infus dilanjutkan 100 ml/kg BB/18 jam, atau untuk anak besar dalam 20 jam.
Apa yang dilakukan jika tidak ada oralit?
Berikan kepada anak minuman yang terbuat dari enam sendok teh gula dan setengah sendok teh garam dilarutkan dalam satu gelas air. Hati-hatilah mencampurkan dengan takaran yang benar. Terlalu banyak garam dapat membahayakan anak. Campuran yang dibuat dengan air lebih banyak dari satu liter tidak membahayakan.
Guna mencegah diare semua tinja termasuk tinja bayi dan anak-anak harus dibuang ke jamban. Bagi yang tidak memiliki jamban, tinja harus dikubur.

Anak-anak dan orang dewasa dapat terkena diare jika air minum, makanan, tangan, peralatan makan tercemar oleh tinja melalui serangga dan debu.
Lalat yang hinggap pada tinja lalu hinggap pada makanan juga menyebabkan bakteri penyebab diare. Untuk mengusir lalat dan mencegah penyebaran bakteri:
  1. Buanglah tinja di jamban.
  2. Selalu membersihkan jamban.
  3. Tutuplah makanan dan air minum.

Semua tinja, termasuk tinja bayi dan anak-anak, mengandung bakteri yang berbahaya. Jika anakanak tidak buang air besar di jamban tinja mereka harus segera dibersihkan dan dibuang ke jamban atau dikubur. Sesudah itu cuci tangan dengan air dan sabun.
Anggota keluarga dapat membantu ibu membersihkan dan membuang tinja.  Jika tidak ada jamban maka orang dewasa dan anak-anak harus buang air besar jauh dari rumah, jalanan, sumber-sumber air, atau tempat anak bermain. Selanjutnya tinja ditimbun dengan tanah. Kotoran manusia ataupun binatang tidak boleh ada di dekat sumber-sumber air.  Di masyarakat yang tidak punya jamban harus dipikirkan untuk membangun jamban secara gotong
royong. Meskipun demikian, setiap rumah tangga sebaiknya memiliki jamban.
Kebiasaan hidup bersih dan minum air layak minum dapat mencegah diare. Tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir setelah buang air besar, kontak dengan tinja, sebelum menyentuh dan menyediakan makanan untuk anak.

Tangan harus selalu dicuci dengan air dan sabun setiap kali setelah buang air besar, membantu anak di jamban, menceboki anak, membuang kotoran, dan sebelum memberi makan anak, menyentuh makanan, atau makan.
Anak kecil seringkali menghisap jari atau menutup mulut dengan tangan. Oleh sebab itu jagalah kebersihan di sekitar rumah dan ajarilah anak membasuh tangan dengan baik dan sering terutama sesudah buang air besar dan sebelum makan.
Minum air yang layak minum, menjaga kebersihan dan bebas kuman sangat membantu menghindari diare. Cara lain mencegah diare:
  1. Kupas buah-buahan dan sayuran atau cuci bersih dengan air bersih terutama bila dimakan mentah oleh anak.
  2. Siapkan makanan langsung sebelum dimakan karena makanan sisa dapat menyebabkan diare. Setelah dua jam makanan yang sudah dimasak tak lagi aman untuk dimakan kecuali disimpan dalam pemanas atau pendingin.
  3. Kubur, bakar, atau buang di tempat aman semua sisa makanan agar lalat tidak menyebarkan penyakit.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »