Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa
A. Judul : Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Konsep Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan Di MTsN Sakti
B. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada era global saat ini menyebabkan cepat pula berubah dan berkembangnya tuntutan masyarakat dalam berbagai kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan.
Model Pembelajaran Kooperatif : Tipe Numbered Head Together |
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan manusia yang berkualitas. Dalam hal ini, sekolah tidak hanya berperan dalam edukasi yaitu proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik, akan tetapi di dalam sekolah juga terjadi proses sosialisasi atau bermasyarakat terutama pada siswa. Di dalam sekolah juga terjadi proses perubahan tingkah laku untuk menjadi manusia yang lebih baik (Suryabrata, 2007:141).
Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan perilaku hasil belajar. Perubahan dari perilaku hasil belajar siswa biasanya dilakukan oleh guru dengan menggunakan beberapa metode dan kegiatan praktik untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa aktif di dalamnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai pendidik yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru dalam pembelajaran tersebut (Suryabrata, 2007:142).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, negara Indonesia melakukan berbagai macam cara, salah satunya dengan perubahan kurikulum ke arah yang lebih baik. Perubahan kurikulum ke arah yang lebih baik salah satunya adalah kurikulum 2013. Kurikulum ini lebih menitikberatkan pelajaran pada aktivitas siswa. Seorang guru harus mampu menguasai materi dan strategi-strategi penyampaian materi tersebut, sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya model-model pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Isjoni (2010:9) mengatakan “Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien”.
Salah satu alternatif yang digunakan guru adalah bagaimana memilih metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa sehingga siswa terlihat aktif dalam pemnelajaran. Mengajar bukan sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar dapat belajar, tetapi mengajar juga usaha menolong si pelajar agar mampu memahami konsep-konsep dan dapat menerapkan konsep yang dipahami dalam kehidupannya.
MTsN Sakti adalah salah satu sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Namun menurut hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah, diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Salah satu kendala utamanya adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar, siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat. Hal ini dikarenakan oleh pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung menggunakan sistem konvensional, yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Padahal dalam pembelajaran, siswa mesti dilibatkan dengan teori-teori biologi yang telah dipelajarinya melalui proses ilmiah. Jika hal ini tidak tercakup dalam proses pembelajaran dapat dipastikan penguasaan konsep biologi akan kurang sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan.
Berdasarkan informasi tersebut dilakukan observasi di MTsN Sakti pada penulis melakukan PPL diperoleh keterangan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Pembelajaran Biologi di kelas masih didominasi oleh guru dan masih banyak siswa yang pasif. Adapun hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan. Peneliti mencoba membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru di sekolah melalui penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pada pembelajaran tipe Numbered Head Together ini siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 – 6 siswa yang heterogen dan setiap anggota diberi no 1 –6. Siswa diberi suatu permasalahan dan diminta berpikir bersama dalam satu kelompok untuk menyelesaikannya. Guru memanggil satu nomor dari kelompok tertentu, siswa yang nomornya terpanggil mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa baik kelompok maupun individu dinilai. Siswa diberi PR dan kuis/tes akhir di akhir pembelajaran. Siswa diminta untuk mengisi lembar penilaian diri.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT juga dinilai lebih memudahkan siswa berinteraksi dengan teman-teman dalam kelas dibandingkan dengan metode pembelajaran langsung yang selama ini diterapkan oleh guru. Pada metode pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada metode pembelajaran biasa (konvensional), siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru dan terus memperhatinkan gurunya. Dengan dasar inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Konsep Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan Di MTsN Sakti”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIII pada konsep hama dan penyakit pada tumbuhan di MTsN Sakti?”.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIII pada konsep hama dan penyakit pada tumbuhan di MTsN Sakti.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Bagi siswa, dengan penerapan model pembelajaran NHT dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran serta siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
- Bagi guru, dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan model pembelajaran yang baik agar dapat memperbaiki kualitas pembelajaran dikelas.
- Bagi sekolah, memberikan informasi tentang berbagai macam model pembelajaran khususnya model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan mutu pengajaran di sekolah sehingga tercipta peserta didik yang cerdas dan berprestasi.
F. Hipotesis Penelitian
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIII pada konsep hama dan penyakit pada tumbuhan di MTsN Sakti.
G. Definisi Istilah
- Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya (Badudu, 2006:148).
- Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Suprijono, 2011:62).
- Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksduk. Guru biasanya menempatkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2010:54).
- NHT merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberikan nomor kepada setiap anggota kelompok. Spencer Kagan (dalam Ibrahim. 2000:28).
- Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Djamarah, 2010:23).
- Hama tanaman adalah gangguan pada pertumbuhan tanaman yang disebabkan makluk hidup lain dengan cara memakan bagian dari tanaman tersebut. Sedangkan penyakit tanaman adalah gangguan pada pertumbuhan tanaman yang disebabkan serangan mikroorganisme pada bagian tanaman atau keseluruhan tubuh tanaman yang dapat menyebabkan kematian.
H. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Penerapan
Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. Adapun unsur-unsur penerapan meliputi:
- Adanya program yang dilaksanakan.
- Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut.
- Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses penerapan tersebut (Badudu, 2006:148).
2. Pengertian model pembelajaran
Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, maka perlu adanya model-model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Model dirancang untuk mewakili realitas sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial (Suprijono, 2011:46).
3. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Suprijono (2010:54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksduk. Guru biasanya menempatkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Pembelajaran kooperatif didukung oleh teori Vygotski. Dukungan teori Vygotsky terhadap model pembelajaran kooperatif adalah penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita Lie dalam Suprijono (2010:56), model pembelajaran ini didasarkan pada falsafat homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dengan kata lain, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, dan kehidupan bersama lainnya. Secara umum tanpa interaksi sosial tidak akan ada pengetahuan Piaget sebagai pengetahuan sosial.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan (dalam Ibrahim. 2000:28), dengan melibatkan para siswa dalam melihat kembali bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada siswa.
Menurut Nurhadi (2004:121) langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut :
- Penomoran (numbering) Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang siswa dan memberikan mereka nomor sehingga setiap siswa dalam satu kelompok mempunyai nomor yang berbeda.
- Pengajuan pertanyaan (questioning) : Guru menanyakan pertanyaan yang bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.
- Berpikir bersama (heads together) : Tiap anggota kelompok bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi dan memastikan bahwa anggota kelompok sudah memahami materi tersebut.
- Pemberian jawaban : Guru menyebutkan satu nomor dari salah satu kelompok dan yang memegang nomor yang sama, mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk satu kelas.
5. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses. Begitu pula pada proses pembelajaran di sekolah, setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat merubah perilakunya dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran. Belajar dapat dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam bersikap dan bertingkah laku. Aspek perubahan yang dimaksud mencakup pada tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Purwanto, 2010:44-45).
6. Konsep Hama Dan Penyakit Pada Tumbuhan
A. Hama Tanaman
Hama tanaman dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
- Hewan menyusui, contohnya tikus sawah yang memakan batang padi muda, gajah dan kera.
- Serangga, contohnya walang sangit, wereng, kumbang, belalang, kutu, ulat dan tonggeret. Belalang dapat menyerang daun padi yang masih muda atau daun kelapa. Tonggeret menghisap air tanaman melalui batang. Ulat sayuran memakan kola tau kubis. Walang sangit dan ulat trenggerek merupakan serangga yang paling menyerang tanaman khususnya padi.
- Burung, contohnya burung pipit, burung gereja, dan burung manyar.
B. Penyakit Tanaman
Beberapa contoh penyakit pada tumbuhan yang dapat kita jumpai, yaitu sebagai berikut:
- Tanaman teh yang daunnya terserang jamur karat, daunnya akan terlihat kekuningan, kaku, dan akhirnya menjadi kering.
- Tanaman jeruk yang terserang jamur memiliki ciri-ciri buahnya lebih cepat masak, bila dibelah dagingnya berwarna hitam dan busuk.
- Tanaman cabai yang terserang jamur Gloeosporium piperatum. Jamur tersebut menyerang buah cabai yang masih berwarna hijau dan menyebabkan kamatian tanaman cabai
- Penyakit layu Fusarium yang menyerang tanaman tomat. Penyebabnya adalah jamur Fusarium oxysporum. Gejala yang ditimbulkan adalah adanya tulangtulang daun menjadi pucat, terutama daun-daun sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai, dan akhirnya tanaman menjadi layu secara keseluruhan.
- Serangan virus TMV (Tobacco Mosaic Virus) pada tanaman tembakau. Virus ini menyerang bagian atas permukaan daun tembakau. Gejala yang ditimbulkan adalah adanya bercak-bercak putih pada permukaan daun tembakau. Bercak-bercak putih tersebut mengakibatkan kerugian yang besar bagi petani tembakau karena daun yang terserang virus ini kualitasnya menjadi turun dan tidak laku untuk dijual.