KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI EKSKLUSIF |
kebutuhan gizi pada ibu hamil dan menyusui eksklusif |
PENDAHULUAN
Makanan ibu sewaktu hamil hendaknya
mengandung jumlah dan kandungan gizi yang baik bagi ibu hamil. Bila ibu hamil makan makanan yang
rendah baik jumlah maupun mutu gizinya, dapat menyebabkan kemunduran kesehatan
janin. Dalam keadaan seperti ini mula-mula janin yang ada dalam kandungan akan
mengambil cadangan zat-zat gizi yang ada dalam tubuh ibu, dan bila keadaan ini
berjalan cukup lama, janin akan
menggunakan zat-zat gizi yang ada dalam jaringan tubuh ibunya.
Akibatnya akan mengkuatirkan kesiapan
ibu sewaktu melahirkan Hasil penelitian Budijanto, dkk. (2000)
menunjukkan bahwa ibu yang
sewaktu hamil mempunyai status gizi yang rendah dengan pertambahan
berat badan =9kg dan
lingkar lengan atas kurang dari 22 cm akan mempunyai risiko melahirkan bayi dengan
berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg). Selain dari itu dikatakan pula bahwa bayi
yang dilahirkan dengan berat badan
rendah (< 2, 5 kg)
mempunyai prestai belajar yang lebih rendah bila dibandingkan dengan bayi yang
dilahirkan dengan berat badan normal. Oleh karena itu dengan memperbaiki jumlah
dan mutu makanan sewaktu hamil secara langsung akan meningkatkan berat badan
bayi yang akan dilahirkan dan secara tidak langsung menyokong pertumbuhan sel-sel
otak bayi yang optimal.
Dengan
demikian sudah selayaknya bila makanan ibu sewaktu hamil perlu mendapat
prioritas utama dalam keluarga.
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dan Menyesui Eksklusif
Seorang
wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya dipergunakan untuk kegiatan
rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik, serta menjaga keseimbangan
segala proses dalam tubuh. Sedangkan pada wanita dewasa yang sedang hamil maka
di samping untuk proses yang rutin juga diperlukan energi dan gizi tambahan
untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin, plasenta, uterus serta kelenjar mamae.
Ibu hamil
dianjurkan makan secukupnya saja, bervariasi sehingga kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil bisa terpenuhi. Kebutuhan yang meningkat ini untuk mendukung
persiapan kelak bayi dilahirkan. Cara makan yang berlebihan harus dihindari,
karena dapat merugikan sendiri. Bagaimanapun juga penambahan jumlah gizi harus
disesuaikan dengan keperluannya.
Kebutuhan
lemak pada ibu hamil tidak perlu dikurangi, apalagi sayur-sayuran serta buah
segar. Bila berat badan si ibu tetap saja atau mungkin menurun, mka dianjurkan mengkonsumsi
semua jenis makanan. Sebagai pedoman dalam pengawasan akan kecukupan gizi ibu
hamil adalah bagaimana kenaikan pertambahan berat badan si ibu. Sebagai
standard kebiasaan kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut Committee on Nutritional
(1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29 pertambahan
berat badan sekitar 7kg -11,5 kg Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) maka pertambahan
11,5 kg – 16 kg. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8 pertambahan berkisar 12,5 kg –
18 kg. Dengan berpegangan pada nilai ini maka jika terjadi kelebihan berat badan
maka dianjurkan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat serta gula-gula agar kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil dapat terpenuhi.
Pada ibu
hamil yang kekurangan gizi maka perlu pemberian kalori tambahan agar tubuh
segera mengalami kondisi yang ideal, meskipun berbagai literatur menyebutkan bahwa
ibu hamil kurang gizi, bisa melahirkan anak tanpa ada kelainan apapun. Akan
tetapi risiko kehamilan serta saat melahirkan tentunya lebih tinggi dibandingkan
ibu hamil dengan kondisi gizi yang sempurna.
Pada ibu
hamil terutama pada pertengahan usia kandungannya, sering mengalami
pembengkakan pada kakinya. Hal ini bisa di atasi dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung ion Natrium dan Klorida
(Garrow and James, 1993). Kebutuhan tambahan gizi pada ibu hamil harus
benar-benar diperhitungkan, sehingga tidak mengakibatkan kelebihan yang bisa
berakibat merugikan. Adapun makanan yang sangat dianjurkan pada masa kehamilan
adalah susu, telur, sayur, buah, mentega, margarin, serta vitamin, utamanya vitamin
A, D dan C. Jaminan terbaik dari
konsumsi kalori yang cukup selama hamil adalah peningkatan berat badan sesuai
dengan pertambahan usia kehamilan, peningkatan berat badan optimal tergantung
pada tinggi badan ibu hamil, struktur tulang dan status gizi sebelum hamil.
Pola
peningkatan berat badan juga penting, pola ideal dari peningkatan berat badan selama
hamil adalah adanya peningkatan 1s/d 2 kg selama trimester pertama, diikuti dengan
peningkatan rata 0,4 kg per minggu selama akhir dua semester. Selama trimester kedua
umumnya peningkatan berat badan menandakan peningkatan volume darah, pembesaran
payudara, uterus (rahim) dan berhubungan dengan jaringan dan cairan serta
simpanan lemak ibu hamil (Committee on Nutritional, 1990).
Peningkatan
berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester dua dan
tiga atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan) harus dievaluasi
dan perlu mendapatkan konseling nutrisi. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada ibu hamil. Kekurangan makanan
dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematour, insersia uteri, hemorgia
postpartum, sepsis puerperalis, dan sebagainya. Sedangkan makan secara berlebihan
karena ibu hamil sering salah mengerti dengan arti makan untuk “dua orang”
dapat menyebabkan bayi terlalu besar. Sebaiknya ibu hamil makan secukupnya
sesuai dengan kebutuhan selama kehamilannya. Makanan tidak perlu mahal akan
tetapi mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui
kebutuhan nutrisi selama kehamilan adalah meningkat.
Adapun kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil tersebut digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta (ari-ari), pertambahan
volume darah, pertumbuhan kelenjar susu sebagai persiapan untuk menyusui dan
metabolisme tubuh yang meningkat.(Committee on Nutritional, 1995; Soetjiningsih, 1995)
Makanan
yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah makanan yang mengandung zat
pertumbuhan atau pembangun yaitu protein, selama itu juga perlu tambahan
vitamin dan mineral untuk membantu proses pertumbuhan itu. Sesuai dengan usia
pertumbuhan kehamilan mulai dari trimester pertama hingga ketiga banyak keluhan
ibu hamil yang mempengaruhi keinginan
untuk makan.
Pada
kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan umumnya timbul keluhan-keluhan
seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan berkurang sehingga
timbul kelemahan dan malas beraktivitas. Pada saat ini belum diperlukan
tambahan kalori, protein, mineral serta vitamin yang berarti karena janin belum
tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan dengan keadaan sebelum hamil,
tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa ibu hamil harus tetap makan agar kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil terpenuhi, bentuk makanan biasa, dan untuk menghindari rasa mual
dan muntah posi makanan kecil akan tetapi frekuensi makan sering. Energi serta gizi
pada saat seperti ini hanya diperlukan untuk memelihara kesehatan serta
vitalisnya, disampng tentunya mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses.
Agar kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil terpenuhi dapat diperhatikan halhal seperti
berikut:
-
Makanan hendaknya dipilih
yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan sayuran hijau biasanya dapat
mengurangi rasa mual.
-
Posi makanan sedikit, tetapi
dengan frekuensi sering. Bila kurang selera makan nasi, dapat diganti dengan kentang,
macaroni, mie atau jajanan lainyang bergizi.
Pada
trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan serta perkembangan
janin serta untuk mempertahankan kesehatan si ibu. Pada saat ini muntah sudah
berkurang atau tidak ada, nafsu makan bertambah, perkembangan janin sangat
pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga susunan saraf otak (kurang lebih 90%).
Oleh karena pertumbuhan janin yang pesat di mana jaringan otak menjadi
perhatian utama maka ibu hamil memerlukan protein dan zat gizi lain seperti
galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan untuk minum susu 400 cc. Yang
perlu diperhatikan pada trimester kedua ini adalah:
-
Hendaknya lebih banyak
memakan bahan makanan sumber protein (zat pembangun), agar janin mengalami pertumbuhan
yang baik. Bahan makanan sumber protein adalah ikan, daging, telur,
kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lain-lain.
-
Selain zat pembangun,
zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan mineral merupakan zat pengatur
yang banyak terdapat pada buah dan sayuran.
-
Perlu diperhatikan, bila ibu
mengalami bengkak-bengkak pada kaki, hendaknya konsumsi garam dan makanan perlu
dikurangi. Bahan makanan yang banyak mengandung garam antara lain Instansi Noodle,
Margarine, mentega, kecap, dan lain-lain. Untuk itu bahan makanan tersebut
hendaknya dibatasinya.
Trimester
ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali cenderung untuk merasa
lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kegemukan. Pada
masa ini diperlukan makanan dengan nilai biologis yang tinggi serta memadai untuk
mencukupi segala yang dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimester ketiga
sama dengan makanan pada trimester kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu banyak,
agar ibu terhindar dari kegemukan. Keperluan
kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil pada kehamilan menurut risalah Widya Karya
Pangan dan Gizi VI (1998) adalah:
Kalori 2200 + 285 kal
Protein 48 + 12
gr
Ca 500 + 400 mg
Fe 26 + 20 mg
Vit A 500 + 200 RE
Thiamin 1 + 0,2 mg
Riboflavin 1,2 + 0,2 mg
Niacin 9 + 1 mg
Vit C 60 + 10 mgr
Vit D - 5 + 10 µg
Kebutuhan Kandungan Gizi Ibu Menyusui
Kuantitas makanan untuk ibu yang sedang
menyusui lebih besar dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap
sama. Pada ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi tinggi, seperti diisarankan untuk minum
susu sapi, yang bermanfaat untuk mencegah kerusakan gigi serta tulang. Susu untuk
memenuhi kebutuhan kalsium dan flour dalam ASI. Jika kekurangan unsur ini maka
terjadi pembongkaran dari jaringan (deposit) dalam tubuh tadi, akibatnya ibu akan
mengalami kerusakan gigi. Kadar air dalam ASI sekitr 88 gr %. Maka ibu yang
sedang menyusui dianjurkan untuk minum
sebanyak 2–2,5 liter air sehari, di samping bisa juga ditambah dengan minum air
buah. Karena dengan minum air buah/sari buah ini setidaknya kebutuhan akan air
dan vitamin bisa terpenuhi (Committee on Nutritional, 1990).
Ibu yang
sedang laktasi dianjurkan untuk tidak minum-minuman keras, apalagi alkohol.
Demikian pula terhadap obat-obatan berikut, diuretik (mengurangi cairan tubuh memperkecil
produksi ASI secara tidak langsung), pil anti hamil (mensupresi produksi ASI)
dan lain-lain.
Kebutuhan
kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil dan ibu menyusui menurut hasil Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi tahun 1998 adalah:
Menyusui: 0-6 bulan 7-12
bulan
Kalori + 700 kal + 500 kal
Protein + 16 gr + 12 gr
Ca + 400 mg + 400 mg
Fe + 2 mg + 2 mg
Vit A + 350 RE + 300 RE
Thiamin + 0,3 mg + 0,3 mg
Riboflavin + 0,4 mg + 0,3
mg
Niacin + 3 mg + 3 mg
Vit C + 25 mg + 10 mg
Vit D - + 10 µg + 10 µg
Air Susu
Ibu (ASI) dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi. Kebutuhannya harus tetap
terpenuhi sehingga proses yang sedang berlangsung itu tidak mengalami hambatan.
Dengan makin lengkapnya fasilitas dengan segala faktor pendukungnya terutama
dalam perawatan postnatal dan laktasi ini diharapkan bayi yang sedang
tumbuh beradaptasi ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhannya.
Beberapa keuntungan dan keunggulan
ASI adalah:
- ASI bersih
- Mengandung immunoglobulin (Ig) terutama
IgA
- Mengandung laktoferrin, suatu ikatan protein
dengan zat besi.
Dengan
adanya ikatan tersebut maka bakteri-bakteri
yang berbahaya dalam usus tidak dapat menggunakannya untuk pertumbuhannya.
Lysosim, suatu enzim dengan konsentrasi
beberapa ribu kali lebih tinggi dibanding dengan yang ada pada susu sapi. Enzym
ini akan merusak bakteri-bakteri yang berbahaya dan juga berguna untuk
melindungi bayi terhadap berbagai jenis virus.
Sel-sel darah putih selama
minggu pertama dan mingggu kedua ASI mengandung lebih 4000 sel per cc. Selsel ini
mengahasilkan IgA laktoferrin, Lysozim dan interferron. Interferon adalah susu
substansi yang dapat menghalang-menghalangi kegiatan dari berbagai virus.
Bifidus faktor: suatu
nitrogen Containing Carbohydrat yang diperlukan oleh suatu bakeri spesifik yang
disebut Lactobacillus bifidus untuk pertumbuhannya. Bakteri ini dominan
terhadap bakteri flora usus dan dapat memproduksi asam laktat dari Laktose yang
terdapat pada ASI. Asam laktak ini nantinya akan menghalangi pertumbuhan
bakteri dan parasit, dan menyebabkan kotoran (feces) bayi menjadi asam.
Gizi Ibu Hamil dan Menyusui serta Hubungannya dengan Produksi ASI
Selama kehamilan
ibu harus mendapat makanan tambahan setiap hari, karena akan sangat besar
peranannya dalam mencegah malnutrisi pada janin yang dikandungnya, serta
menghindarkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Wanita yang normal mendapat
kenaikan berat badannya sebesar 10-12 kg selama kehamilannya. Setengah dari
angka itu digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta sementara setengahnya
lagi untuk mempersiapkan tubuh ibu sehingga mampu memberikan air susu dengan
memuaskan.
Demikian
juga selama periode menyusui ibu harus mendapatkan makanan tambahan karena
selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran, di mana air susu ibu merupakan sumber
makanan tunggal pertama bagi bayi, jumlah dan kualitasnya yang dihasilkan harus
tetap cukup sesuai dengan kebutuhan bayi.
Menurut
penelitian WHO mengenai kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil selama kehamilan dan menyusui manyatakan bahwa
produksi ASI yang cukup adalah 850 cc
per hari (Ebrahim, 1978). Berhasil
tidaknya pemberian ASI ini dapat dinilai dengan mengamati pertumbuhan bayi.
Pertumbuhan dapat diamati melalui penimbangan bayi yang teratur, yang hasilnya
dicatat melalui KMS (Kartu Menuju Sehat). Kenaikan berat badan sebanyak 800 gr
per bulan selama 6 bulan pertama atau kenaikan berat badan menjadi 2 kali lipat
pada akhir bulan kelima, merupakan tanda
pertumbuhan yang memuaskan. Untuk itu para ibu yang sedang menyusui bayinya
supaya produksi ASI tetap dapat dipertahankan, maka harus makan lebih banyak
dari biasanya. Selain energi, maka tambahan protein dan kalsium dibutuhkan oleh
ibu untuk menambah produksi ASI. Minum susu 1 gelas atau 2 gelas sehari sangat
dianjurkan.
PENUTUP
Pada
dasarnya kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil pada masyarakat umum dan pada ibu hamil
dan menyusui khususnya banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor sosial,
psikologis, ekonomi, pengetahuan, mitos, kebudayaan, dan keyakinan serta khusus
individual. Adanya mitos tertentu terhadap makan dan makanan sering dimiliki oleh
kelompok tertentu terutama hubungannya dengan kehamilan, sebagai contoh adanya kebiasaan
untuk melakukan pica yaitu makan makanan yang tidak mengandung kadar gizi sama
sekali bahkan kadang-kadang bulan merupakan bentuk makanan yang wajar dengan
tujuan atau maksud bahwa dengan makan makanan tersebut akan terpenuhi keinginan
keluarga atau ibu untuk mempunyai anak cantik atau untuk mengurangi ketidaknyamanan
selama hamil. Atau untuk dapat melahirkan anak dengan kulit bercahaya atau bayi
agar mudah dilahirkan. Sedangkan fakta budaya, agama dan keyakinan seseorang
menentukan pengalamannya dengan makan dan makanan. Secara umum, simbol ini
berhubungan dengan pengalaman selama atau sepanjang hidup seperti melahirkan,
mati dan pertumbuhan. Sebagai faktor sosial meliputi kebiasaan saling membagi,
menciptakan kehangatan dan menggambarkan kemampuan ibu dalam memenuhi kebutuhan
makana keluarga. Ibu sangat berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan makan anaknya.
Faktor ekonomi dilihat dari taraf
ekonomi keluarga yang menentukan status gizi keluarga. Ketidakmampuan keluarga
dalam memenuhi kebutuhan gizi yang cukup dapat mempengaruhi keadaan nutrisi
anggota keluarganya, sehingga ibu hamil dan menyusui dengan keluarga yang
kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan gizi yang memadai sering mempunyai risiko
untuk kurang gizi dan terhadap proses
kehamilan dan persalinan.
Selain itu
faktor pengetahuan tentang kandungan gizi yang diperlukan ibu hamil serta komponen dasar keseimbangan makanan yang diperlukan
sangat penting. Sering tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat ekonomi,
tetapi meskipun demikian banyak juga keluarga dengan pendapatan pas-pasan dapat
menyediakan kebutuhan makan yang seimbang bila pengetahuan mereka tentang
nutrisi baik. Dan yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi status nutrisi
adalah faktor psikologis. Emosi sangat mempengaruhi keinginan dan status
nutrisi individu. Pada ibu hamil yang tidak mempunyai masalah dalam penerimaan
secara psikologis terhadap kehamilannya mungkin tidak mengalami gangguan psikis
tetapi sebaliknya ibu yang depresi atau yang tidak menghendaki kehamilannya
dapat memanifestasikannya dengan perasaan hilang selera makan atau makan
makananyang tidak sesuai dengan kebutuhan kehamilannya, misalnya minum minuman
keras.
Melihat
pentingnya masalah gizi baik ibu hamil dalam melewati masa kehamilan dan
menjelang menyusui maka selain penting bagi ibu hamil itu sendiiri untuk mengawasi
keadaan kesehatannya sendiri juga keluarga sangat berperan sebagai pendukung
dalam mempertahankan status gizi ibu hamil tetap dalam tingkat sesuai dengan
usia kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Budijanto, dkk. 2000. Risiko terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) di Puskesmas Balorejo Kabupaten Madiun. Medika No 9 Tahun XXVI. September
2000; p 566-569
Committee on Nutritional. Nutrition During Lactation. 1990.
National Academy Press. Washington DC.
Ebrahim, G.J. 1978. Breast Feeding – The Biological Option. Air
Susu Ibu. Yayasan Essentia Medika.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1998. Risalah Widyakarya
Pangan dan Gizi VI. LIPI.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Pn. Buku
Kedokteran. Jakarta.
David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati.
Universitas Sumatera Utara