DASAR PEMIKIRAN, FOKUS, RUJUKAN DAN TUJUAN DALAM TEORI KEBIDANAN
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan
dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang paling primer bagi bidan.
Bidan pada memberikan pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan mempertanggung
jawabkan prakteknya. Dalam melaksanakan praktek, bidan sering dihadapkan pada
pertanyaan “apa yang dikerjakan bidan dan bagaimana ia berkarya”. Buat menjawab
pertanyaan tersebut perlu ditegaskan adanya model dan teori-teori yang
berhubungan dengan praktek kebidanan.
Praktek
kebidanan adalah manajememen kesehatan perempuan secara mandiri serius dalam
kehamilan, persalinan, periode post partum, asuhan terhadap bayi baru lahir,
keluarga berencana, & kesehatan reproduksi wanita. Adapun teori-teori yang
berhubungan dengan praktek kebidanan meliputi enam teori. Teori merupakan
seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara kentara menguraikan
fenomena yang penting dalam sebuah disiplin.
Pada
bagian ini akan dikemukakan dasar-dasar pemikiran, fokus, rujukan dalam teori
kebidanan. Teori yang diuraikan adalah:
1. Teori Reva Rubin
2. Teori Ramona Mercer
3. Teori Esnestine Wiedenbach
4. Teori Ela Joy Lerhman
5. Teori Jean Ball
6. Teori Orem
B. Rumusan Masalah
Menjelaskan
dasar pemikiran, fokus, rujukan teori kebidanan menurut Reva Rubin, Ramona
Mercer, Esnestine Wiedenbach, Ela Joy Lerhman, Jean Ball Dan Orem
C. Tujuan
Untuk
mengetahui dasar pemikiran, fokus, rujukan teori kebidanan menurut Reva Rubin,
Ramona Mercer, Esnestine Wiedenbach, Ela Joy Lerhman, Jean Ball dan Orem
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Reva Rubin
Reva
rubin adalah seorang bidan dari Amerika Serikat yang penelitiannya mempunya
pengaruh dalam pelayanan terhadap ibu dan bayi. Rubin mengemukakan teorinya
setelah melakukan beberapa penelitian mengenai peran ibu. Menurut Rubin untuk
mencapai peran tersebut seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui
srangkaian aktivitas berupa latihan-latihan. Dalam proses ini seorang wanita
diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana menjadi seorang ibu. Berikut
beberapa teori yang di kemukakan oleh Ruva Rubin. Menurut Reva Rubin, sejak
hamil seorang wanita mempunyai beberapa harapan
1. Kesejahteraan ibu dan bayinya.
2. Penerimaan masyarakat.
3. Penentuan identitas diri.
4. Mengerti tentang arti memberi dan
menerima.
Perubahan
umum yang terjadi pada waktu hamil
1. Cenderung tergantung dan membutuhkan
lebih banyak perhatian.
2. Mampu memperhatikan perkembangan
janinnya.
3. Membutuhkan sosialisasi.
Tahapan
psikososial pada ibu hamil
- Antycipatory Stage, ibu melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
- Honeymoon Stage, ibu mulai memahami peran dasarnya dan dibantu oleh anggota keluarga yang lain.
- Pleteu Stage, ibu mencoba sepenuhnya apakah ia mampu menjadi seorang ibu, namun membutuhkan waktu beberapa minggu dan ibu akan melanjutkannya sendiri.
- Disengagement, tahap penyelesaian atau latihan peran dihentikan , pada tahap ini peran sebagai orang tua belum jelas.
Arti
dan efek kehamilan pada pasangan
- Suami merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan sampai 3 bulan setelah melahirkan.
- Suami juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil. Efek penerimaan kehamilan selain pada ibu juga pada suami, namun tidak semua mengalaminya. Yaitu seperti perubahan berat badan pada suami (berat badan suami turun karena istri tidak dapat makan karena mual dan muntah, begitu juga sebaliknya).
- Anak yang akan dilahirkan merupakan perpaduan dari tiga hubungan, yaitu:
a. Hubungan ibu dengan pasangannya.
b. Hubungan ibu dengan janin yang
berkembang.
c. Hubungan ibu dengan individu yang unik
dan anak.
4. Ibu tidak pernah lagi merasa
sendiri.
5.
Tugas
yang dilakukan seorang ibu atau pasangan dalam kehamilan:
a.
Percaya
bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh.
b.
Persiapan
terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin.
c.
Penyelesaian
identifikasi kebingungan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan
fungsi keluarga.
6.
Reaksi
umum pada kehamilan:
a.
Trimester
I : ambivalen (sikap yang
bertentangan secara bersamaan), takut, fantasi, kuatir.
b.
Trimester
II : perasaan lebih enak,
meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan
janin menjadi narsistik, pasif, introvert (lebih memikirkan diri sendiri),
kadang kelihatan egosentrik dan self centered.
c. Trimester III : berperasaan aneh, sembrono, jelek,
menjadi leboh introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
Terdapat
tiga aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu
1. Gambaran tentang idaman.
2. Gambaran tentang diri.
3. Gambaran tubuh.
Fase
aktivitas penting sebelum seseorang menjadi ibu
- Taking on, wanita meniru dan melakukan peran ibu. Dikenal dengan tahap meniru
- Taking in, fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran yang dilakukannya pada tahap sebelumnya.
- Letting go, wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah dilakukannya. Pengalaman, baik interpersonal maupun situasional yang berhubungan dengan masa lalu yang menyenangkan maupunyang tidak menyenangkan, serta harapan untuk masa yang akan datang. Pada tahap ini wanita akan meninggalkan perannya pada masa lalu
Adaptasi
psikososial pada waktu post partum
- Konsep dasar
a.
Periode
post partum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih
menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat.
b.
Faktor-faktor
yang memengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
post partum adalah:
-
Respon
dan dukungan keluarga dan teman
-
Hubungan
dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan inspirasi
-
Pengalaman
melairkan dan membesarkan anak yang lalu
-
Pengaruh
budaya
c.
Periode
ini diuraikan oleh Rubin dalam 3 tahap, taking in, taking hold, letting go
2. Periode taking ina. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
b. Ia mungkin akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
c. Tidur tanpa gangguan sangat penting bila ibu ingin mencegah gangguan tidur, pusing, irritable (lekas marah), interference (gangguan) dengan proses pengembalian ke keadaan nomal.
d. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah, kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung normal.
3. Taking hold
a. Terjadi pada hari ke 2-4 post partum, ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab kepada bayi.
b. Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAK, BAB, kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
c. Ibu berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan perawatan bayi, missal: menggendong, menyusui, memandikan, dan memasang popok
d. Ibu merasa agak sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut, cenderung menerima nasehat bidan atau perawat karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
4. Periode letting go
Terdapat tiga tahap:
a. Biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah, dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi, sehingga berkurangnya hak ibu, kebebasan, dan hubungan social.
c. Depresi port partum biasanya terjadi pada periode ini
5. Depresi port partum
Ada tiga bentuk:
a. Ibu mengalami let down setelah melahirkan, sehubungan dengan seriusnya pengalaman waktu melahirkan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi secara efektif dalam membesarkan anak.
b. Umumnya depresi ini sedang dan mudah berubah, dimulai 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi anara 1-2 minggu kemudian.
c. Jarang, agak jarang depresi sedang menjadi psikosis post portum atau menjadi patologis.
B. Teori Ramona Mercer
Ramona
Mercer memfokuskan teorinya pada pengembangan teori dengan menerapkan hasil
penelitian dalam asuhan terhadap ibu. Dalam teorinya Mercer lebih menekankan
pada stress ante partum dalam pencapaian peran ibu. Mercer memperhatikan wanita
pada waktu melahirkan. Ia mengidentifikasi pada hari awal post partum,
menunjukkan bahwa wanita lebih mendekatkan diri pada bayi daripada melakukan
tugasnya sebagai seorang ibu. Teori Mercer sudah banyak digunakan dalam
keperawatan dan disajikan dalam Text Book Obstetri.
Ada
2 pokok pembahasan dalam teori Mercer
1. Efek stress anter partum
Stress
Anter partum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative
dari hidup seorang wanita. Tuntunan yang diberikan adalah memberikan dukungan
selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penelitian
Mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu
yaitu:
1. hubungan interpersonal
2. peran keluarga
3. stress interpartum
4. dukungan sosial
5. rasa percaya diri
6. penguasaan rasa takut, ragu dan percaya
diri
Maternal
role menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu mendapatkan identitas baru
yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
2. Pencapaian peran ibu
Peran
ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran. lebih lanjut Mercer menyebutkan
tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun
yang negative.
Perubahan
yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III)
merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa
menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan
yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b. ibu memerlukan sosialisasi
c. ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.
Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menurut Mercer:
a. Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologis dengan mempelajari segala sesuatu yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.
b. Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi system social.
c. Informal
Di mana wanita telam mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya.
d. Personal
Merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Sebagai
bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai sejak ibu
menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer
mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.
Wanita
dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor–faktor sebagai berikut:
a. Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama
kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu.
b. Faktor bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi
c.
Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi
Dari
faktor social support, Mercer mengidentifikasikan adanya empat factor pendukung
a. Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support
Memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk
menolong dirinya sendiri
c. Physical support
Misalnya
dengan membantu merawat bayi dan memberikan tambahan dana.
d. Appraisal support
informasi
yang menjelaskan tentang peran pelaksanaan, bagaimana ia menampilkannya dalam
peran. Hal ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan
pencapaiaan peran ibu.
Mercer
menguraikan 4 faktor dalam masa adaptasi
a. Physical Recovery Phase (Lahir-1 Bulan).
Merupakan
adaptasi terhadap fungsi tubuh.Selain pemulihan sendiri juga termasuk di
dalamnya perkembangan bayi.Secara psikologis ibu khawatir terhadap resiko
menjadi seorang ibu. Masa pemulihan sangat penting karena bila fungsi tubuh
tidak kembali seperti semula akan menimbulkan keluhan psikologis dan sosiologis
yang berkepanjangan bagi ibu.
b. Achievement Phase (2- 4/5 Bulan)
c. Disruption phase (6-8 bulan)
d. Reorganisation Phase (8 -12 Bulan).
Mercer menegaskan bahwa umur,
tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri
adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu.
Peran
bidan yang diharapkan oleh Mercer
a.
Membantu
wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran fungsi ibu
b.
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi peran ibu dalam pencapaiaan peran fungsi ini
dan kontribusi dari stress antepartum.
C. Teori Esnestine Wiedenbach
Ernestine Wiedenbach sudah pernah
bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan persalinan berdasarkan teori dr.
Dick Read. Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan
pengalaman dan observasinya dalam praktek.
a. The agent-the midwife
Meliputi : perawat, bidan atau orang
lain. Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk
persipan menjadi orang tua.
b. The recipient
Meliputi : wanita, keluarga dan
masyarakat. Wanita / masyarakat yang oleh sebab tertentu kadang tidak mampu
memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah
individu yang berkompeten dan mampu menentukan kebutuhannya akan bantuan.
c. The Goal / purpose
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing
individu perlu diketahui sebelum menentukan goal. Bila sudah diketahui
kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan dicapai dengan
mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosianal atau fisiological yang berbeda
dari kebutuhan normal.
Di sesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau
fisiologikal.
d. The Means
Metode
untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu:
1.
Identifikasi
kebutuhan klient, memerlukan keterampilan dan ide
2.
Memberikan
dukungan dalam mencapai pertolongan yang di butuhkan (ministration)
3.
Memberikan
bantuan sesuai kebutuhan (validation)
4.
Mengkoordinasi
tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)
Untuk
mengidentifikasi kebutuhan ini diperlukan:
· Pengetahuan
· Judgement
· Ketrampilan
D. Teori Ela Joy Lerhman
Dalam
teori ini, Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik
memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Menurut Lehrman menyelelidiki bahwa pelayanan antenatal menunjukkan perbedaan
antara prosedur administrasi yang dibebankan dengan manfaat antenatal dan jenis
pelayanan yang dialami seorang wanita di klinik kebidanan karena berhubungan
antara identifikasi factor resiko dan keefektifan dari antenatal care terhadap
hasil yang diinginkan belum terpenuhi. Lehrman dan koleganya ingin menjelaskan
perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan keseorangan bidan untuk
mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktek.
Lehrman
dan Morten mengemukakan delapan konsep penting dalam pelayanan antenatal
a. Asuahan kebidanan yang berkesinambungan
b. Keluarga sebagai pusat kebidanan
c. Pendidikan dan konseling merupakan
sebagian dari asuhan
d. Tidak ada intervensi dalam asuhan
kebidanan
e. Keterlibatan dalam asuhan kebidanan
f. Advokasi dari pelayanan kebidanan
g. Waktu
Asuhan
partisipatif
Bidan
dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan. Pasien /
klien ikut bertanggung jawab atau ambil dalam pelayanan antenetal. Dalam
pemeriksaaan fisik, misalnya palpasi klien akan melakukan pada tempat tertentu
atau ikut mendengarkan denyut jantung. Kedelapan komponen yang dibuat Leherman
ini kemudian diuji cobakan oleh Morten (1991) pada pasien post partium.
Dari
hasil penerapan tersebut morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen
yang telah dibuat oleh Leherman, yaitu:
a. Teknik teurapetik
Proses
komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan,
misalnya:
· Mendengar aktif
· Mengkaji
· Klasifikasi
· Humor
· Sikap yang tidak menuduh
· Pengakuan
· Fasilitasi
· Pemberian izin
b. Pemberdayaan (Empowerment)
Suatu
proses memberi kekuasaan dan kekuatan, bidan melalui penampilan dan
pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengkoreksi,
memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.
c. Hubungan dengan sesama (Lateral
Relationship)
Menjalin
hubungan yang baik dengan pasien, bersikap terbuka, sejalan dengan pasien,
sehingga bidan dan pasien terlihat akrab.Misalnya sifat empati dan membagi
pengalaman.
E. Teori Jean Ball
Menurut
Jean Ball emosional terhadap perubahan setelah melahirkan akan dipengaruhi
personaliti seseorang. Hal ini terjadi karena perubahan setelah
melahirkan.Tujuan asuhan maternitus agar ibu mampu melaksanakan tugasnya
sebagai ibu baik fisik maupun psikologis. Psikologis dalam hal ini tidak hanya
pengaruh emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir memenuhi
kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi. Kehamilan dan persaingan dan masa
post partum adalah masa untuk mengadopsi peran baru.
Ada
dua teori Jean Ball
· Teori stress
· Teori dasar
Hipotesis
Ball, respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan
kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang
berarti mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persipan yang telah di
lakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon emotional wanita
terhadap perubahan akibat proses kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita
setelah melahirkan tergantung pada personality dan kepribadian, sistem dukungan
pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.
Ball
menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen
1. Pelayanan maternitas
2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
3. Sisi penyangga atau support terhadap
kepribadian keluarga
Kesejahteraan
keibuan seorang wanita sangat tergantung terhadap efektifitas ketiga elemen:
tersebut. Jika kursi goyang tidak bisa ditegakkan maka tidak nyaman untuk
diduduki.
Teori
Jean Ball dalam konsep
a.
Women
: Ball memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan emosional, sosial dan
psikological serang wanita dalam proses melahirkan.
b.
Health
: Merupakan pusat dari model Ball. Tujuan dari post natal care agar wanita
seorang menjadi seorang ibu.
c.
Environment
: Lingkungan sosial dan organisasi dalam sistem dukungan. Asuhan post natal
misalnya membutuhkan dukungan sangat penting untuk mencapai kesejahteraan.
d.
Midwifery
: Penelitian asuhan post natal misalnya dikhawatirkan kurang efektif karena
kurangnya pengetahuan tentang kebidanan.
e.
Self
: Secara jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan dalam memberikan dukungan
dan membantu seorang wanita untuk menjadi yakin dengan perannya sebagai seorang
ibu.
Faktor-faktor
yang mepengaruhi keseimbangan emosional
Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita yang boleh dikatakan sejahtera
setelah melahirkah sangat tergantung pada personality kepribadiannya, sistem
dukungan pribadi dan dukungan yang dipersiapkan pelayanan maternitas.
F. Teori Orem atau Teori Self Care Deficit
Orem
menamakan teori self-care deficit sebagai teori umum. Ada tiga yang terkait di
dalamnya
a. Self care teori
b. Self care dafisit teori
c. Nursing system teori
a. Self care teori adalah :
-
Konstribusi
yang terus menerus dari seorang dewasa terhadap kelanjutan aksistensi kesehatan
dan kesejahteraan.
-
Individu
pribadi yang memperkasai dan melakukan sendiri aktifitas yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan kesehatan dan kesejahteraan.
-
Self
care model menekanakan bahwa setiap omg mempunyai kebutuhan untuk merawat
dirinya sendiri dan mereka mempunyai hak untuk memnuhi kebutuhan itu sendiri,
kecuali bila tidak memungkinkan. Orang yang dapat memenuhi kebutuhan self care sendiri
disebut sefl-care agent. Orang dewasa yang normal dan sehat merupakan agent
untuk dirinya sendiri: Sedangkan untuk
bayi, anak dan orang tidak sadar atau luka berat, keluarga atau perawat merupakan
dependent care agent.
Menurut
Orem kebutuhan self care di bagi tiga keterangan
1. Universal Self Care
· Pemeliharaan kebutuhan udara
· Pemeliharaan kebutuhan makanan
· Penerapan dengan proses eliminasi
· Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan
istirahat
· Keseimbangan antara kesendirian dan
interaksi social
· Pemeliharaan dari yang membahayakan
· Peningkatan fungsi dan pengembangan
manusia dalam kelompok sosial.
2. Developmental Self-Care
Kebutuhan
ini timbul menurut tahap perkembangan individu dan lingkungan dimana individu
tersebut berada dan mempengaruhi perkembangan hidup sesearang dihubungkan
dengan perubahan hidup seseorang atau siklus kehidupan.
3. Health deviation self care
Kebutuhan
ini dibutuhkan karena kesehatan seseorang terganggu, misalnya keadaan sakit
yang mengakibatkan perubahan dalam perilaku self-care.
b. Self Care Deficit Theory
Bila ada tuntutan merawat dirinya sendiri
dan individu tersebut seorang memenuhi tuntutan maka self-care ini
memungkinkan, tetapi bila tuntutan lebih besar dari keseorangan individu untuk
memenuhinya maka akan terjadi ketidakseimbangan dan hal ini disebut self-care deficit.
Tujuan
untuk memenuhi kebutuhan self care dapat dicapai dengan :
1. Menurunkan kebutuhan self care ketahap dimana pasien dapat memenuhinya
2. Meningkatkan kemampuan pasien untuk dapat memenuhi self care
3. Mengizinkan keluarga atau orang lain untuk memberikan dependent care bila self care tidak memungkinkan.
4. Bidan membantu dan berperan
mengajak, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang
tumbuh kembang
Lima
metode bantuan untuk memenuhi kebutuhan self care:
1.
Berperan
melakukan
2.
Mengajak
atau menyuluh
3.
Membimbing
4.
Mendukung
5.
Menciptakn
lingkungan yang dapat menunjang tunjangan untuk dapat melaksanakan bantuan
kepada orang sakit dan aspek yang perlu di perhatikan:
-
Menjalin
hubungan yang baik dengan pasien, keluaraga sampai pasien dapat melepaskan diri
atau melaksanakan sendiri
-
Menentukan
bantuan yang di butuhkan pasien dalam memenuhi kebutuhan.
-
Memberikan
bantuan langsung bersama pasien atau keluarga, orang lain yang akan melakukan
asuhan sesuai kebutuhan pasien
-
Merencanakan
bantuan langsung bersama pasien, keluarga atau orang lain yang akan melakukan
asuhan.
-
Mengintegrasikan asuhan dengan kegiatan
sehari-hari pasien dengan pelayanan kesehatan lainnya.
Model
Kebidanan Di Beberapa Negara
a. United Kingdom
-
Bidan
Inggris menuntut adanya pelayanan mandiri dan menolak medical model karena dianggap
tidak cocok dengan praktik kebidanan.
-
Lebih
banyak menggunakan Oream Self Care Model
-
Keuntungan
bagi wanita adalah menempatkan kebutuhan wanita sebagai prioritas utama, wanita
berhak memilih asuhan yang diinginkan dan rencana kelahirannya.
-
Keuntungan
bagi bidan adalah memudahkan bidan dalam memberikan asuhan yang
berkesinambungan dan menetapkan Women Center Care, memudahkan dalam melakukan
asuhan mandiri dan komprehensif pada ibu, bayi dan keluarga.
b.
Australia
-
Menggunakan
model partnership kebidanan dimana wanita sebagai partner bidan dalam berbagai
pengalaman tentang proses yang normal dalam kebidanan.
-
Prinsip-prinsip
yang mendasari partnership dalam kebidanan :
o
Mengetahui
dan mendukung kesatuan antara tubuh, fikiran, jiwa, lingkungan fisik dan sosial
budaya sebagai satu.
o
sebagian
besar wanita dapat melahirkan bayi tanpa intervensi
o
Mendukung
proses alamiah dalam tubuh
o
Pelayanan
kebidanan adalah seni dan ilmu, pendekatan pemecahan masalah digunakan bila
diperlukan.
o
Pelayanan
kebidanan berpusat pada wanita
o
Berhubungan
dengan proses pencapaian peran ibu
o
Memberdayakan
wanita dalam pengambilan keputusan
o
Pelayanan
kebidanan dibatasi oleh hokum dan ruang lingkup praktik. Individu yang mengacu
pada wanita dan petugas kesehatan lain jika dibutuhkan.
c. New Zealand
Menggunakan
model partnership bidan dengan ibu. Adapun filosofi yang mendasari:
-
Kehamilan
dan persalinan adalah proses kehidupan yang normal
-
Tugas
kebidanan secara profesional adalah pendamping ibu dalam kehamilan, persalinan
dan periode post natal normal
-
Kebidanan
memberikan pelayanan kepada wanita secara berkesinambungan
-
Kebidanan
berpusat pada wanita
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori
adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas menguraikan
fenomena yang penting dalam sebuah disiplin.
Teori-Teori Yang Mempengaruhi
Model Kebidanan
- Teori Reva Rubin
- Teori Ramona Marcer
- Teori Ela Joy Lehrman Dan Morten
- Teori Ernestine Wiedenbach
- Teori Jean Ball
- Teori Orem atau Teori Self Care Deficit
Model Kebidanan Di Beberapa Negara
1. United Kingdom
2. Australia
3. New Zealand
B.
Saran
Semoga
makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat sebagai acuan untuk mencapai
peran sebagai seorang ibu nantinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Purwandari,
Atik. 2006. Konsep Kebidanan Sejarah&profesionalisme.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Soerpadan,
Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC