Makalah Millenium Devolepment Goals (MDGs)
Indonesia
sudah berhasil mengurangi angka kemiskinan yang ekstrem pada posisi awal tahun
1990 20,6 % telah bergeser 7,5 % dalam tahun 2010. Indonesia bertekad bisa
mencapai Millenium Devolepment Goals pada 2015. Beberapa sasaran menurut tujuan Millenium Devolepment Goals yang perlu kerja
keras diantaranya; merampungkan kemiskinan nasional, memberikan ruang kepada
pekerja wanita untuk lebih berkontribusi, Penyediaan air minum perpipaan buat
perkotaan dan perdesaan, menyelesaikan kekurangan gizi pada anak. Untuk hal
semuanya perlu Inovasi aplikasi Millenium Devolepment Goals menggunakan membuka kesempatan pada pihak
terkait misalnya kepala daerah, forum-lembaga warga buat partisipasi dalam mewujudkan target
berdasarkan tujuan Millenium Devolepment Goals.
Pada
zaman modern ini, rakyat lebih memperhatikan dirinya sendiri dan Kepentingan
kelompoknya. Seperti ketika dihadapkan dalam pertanyaan, “apa yang anda
Inginkan pada masa depan?”, setiap orang akan menjawab kekayaan atau famili yg
senang . Dan sporadis sada yang menjawab ingin membahagiakan orang lain,
membantu yang miskin. Melalui kabar yang terdapat, masih poly terdapat rakyat
miskin pada suatu negara & mereka kurang mendapat perhatian. Mereka masih
hidup dalam lingkungan yang jelek,kurang bersih, tidak menerima hayati yg
layak, gizi yg jelek, & mudah sekali terserang penyakit
menularberbahaya. Oleh karenanya, PBB menciptakan acara millennium development
goals yang bertujuan buat mengurangi nomor
kemiskinan yang ada. Dan pula penyetaraan penyediaan obat,pelayanan
kesehatan, dan memperoleh sumber daya alam menggunakan relatif.
Rumusan Masalah
- Apa pengertian Millenium Devolepment Goal (MDGs) ?
- Apa tujuan dari Millenium Devolepment Goal (MDGs) ?
- Apa tujuan pembangunan Millenium Devolepment Goal (MDGs) ?
Pengertian
Millennium Development Goals
Millennium
Development Goals atau disingkat pada bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi
Milenium hasil konvensi ketua negara & perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yg mulai dijalankan dalam September 2000,
berupa delapan butir tujuan buat dicapai dalam tahun 2015. Targetnya merupakan
tercapai kesejahteraan masyarakat dan pembangunan rakyat dalam 2015. Target ini
merupakan tantangan utama pada pembangunan di semua global yang terurai dalam
Deklarasi Milenium, dan diadopsi sang 189 negara dan ditandatangani oleh 147
ketua pemerintahan & ketua negara dalam waktu Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut.
Pemerintah
Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium pada New York tersebut dan
menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara
masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan
pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yg terukur
untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
Penandatanganan
deklarasi ini merupakan komitmen menurut pemimpin-pemimpin dunia buat
mengurangi lebih menurut separuh orang-orang yg menderita dampak kelaparan,
mengklaim semua anak buat menuntaskan pendidikan dasarnya, mengentaskan
kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak
balita sampai 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yg tidak
memiliki akses air higienis pada tahun 2015.
Tujuan MDGs
Deklarasi Millennium PBB yang
ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua negara:
Menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan
- Pendapatan populasi dunia sehari $10000.
- Menurunkan angka kemiskinan.
Indonesia telah berhasil menurunkan
tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh indikator USD 1,00 per kapita
per-hari, menjadi setengahnya. Kemajuan juga telah dicapai dalam upaya untuk
lebih menurunkan lagi tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh garis
kemiskinan nasional dan dari tingkat saat ini sebesar 13,33 persen (2010)
menuju targetnya 8 – 10 persen pada tahun 2014. Prevalensi kekurangan gizi pada
balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada
tahun 2007, sehingga Indonesia diperkirakan dapat mencapai target MDGs sebesar
15,5 persen pada tahun 2015.
Mencapai pendidikan dasar untuk
semua
- Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
Upaya Indonesia untuk mencapai
target MDGs tentang pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pada
pencapaian target 2015 (on-track). Bahkan Indonesia menetapkan pendidikan dasar
melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah menengah pertama sebagai
sasaran pendidikan dasar universal. Pada tahun 2008/2009 angka partisipasi
kasar (APK) SD/MI termasuk paket A telah mencapai 116,77 persen dan angka
partisipasi murni (APM) sekitar 95,23 persen. Padatingkat sekolah dasar (SD/MI)
acara umum disparitas partisipasi pendidikan antarprovinsi semakin menyempit
dengan APM di hampir semua provinsi telah mencapai lebih dari 90,0
persen.
Mendorong kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan
- Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam
pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua
tingkatan pada tahun 2015.
Usaha untuk mendorong kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan
telah dicapai dan hasilnya telah
meningkatnya kesetaraan gender disemua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio
angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-laki disekolah dasar dan
sekolah menengah pertama berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99 pada tahun
2009, dan rasio melekm huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15
sampai 24 tahun telah mencapai 98,85.
Menurunkan angka kematian anak
- Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga
tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.
Menurunkan angka kematian anak telah
menunjukkan angka yang signifikan dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar 23 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 doperkirakan dapat tercapai. Target kematian anak
diperkirakan akan dapat tercapai.
Meningkatkan kesehatan ibu
- Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio
kematian ibu dalam proses melahirkan.
Di Indonesia, angka kematian ibu
melahirkan (MMR/maternal Mortality Rate)
menurun dari 390 pada tahun 1991
menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga diperlukan kerja keras untuk
mencapai target tersebut. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung pula
dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmet need yang
dilakukan melalui peningkatan akses
dan kualitas pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi.
Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan
penyakit menular lainnya
- Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai
pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan
penyakit berat lainnya.
Tingkat prevalensi HIV/AIDS
cenderung meningkat di Indonesia, terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu
pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan
di Indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun 2004 dan 2005. Angka kejadian
malaria per-1000 penduduk manurun dari 4,8 pada tahun 1990 menjadi 1,85 pada
tahun 2009. Sementara itu, pengendalian penyakit Tuberkulosis yang meliputi
penemuan kasus dan pengobatan telah mencapai target.
Memastikan kelestarian lingkungan
hidup
- Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi
hilangnya sumber daya lingkungan.
- Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi
setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.
- Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai
pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta
orang yang tinggal di daerah kumuh.
Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan
- Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan
sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada
diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik,
pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan
internasional.
- Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara
kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan
kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk
ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang
berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan
pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi
kemiskinan.
- Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai
masalah utang negara-negara berkembang.
- Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang
dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional
untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
- Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan
untuk kaum muda.
- Dalam kerja sama dengan pihak “pharmaceutical”,
menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang
- Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya
penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi
informasi dan komunikasi.
Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
Setiap
negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat
laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah
koordinasi Bappenasdibantu dengan Kelompok Kerja PBB
dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis
dalam bahasa Indonesia dan kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan
pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Pembangunan Milenium ini
menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan
manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa
kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi
kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan
dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan
ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah
minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa
Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun,
pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.
Kini MDGs telah
menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap
perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah
memiliki komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras
serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta,
dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan
dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini
termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang
sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia
dan Pasifik.
Kontroversi MDGs di Indonesia
Upaya
Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2015
akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban
pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti
pendidikan, kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan
gender, dan pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk
data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, per 31 Agustus
2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun
2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54
triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs.
Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70
triliun. tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah pembayaran utang Luar Negeri,
Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.
Menurut Direktur Eksekutif
International NGO Forum on Indonesian Development (INFID)
Don K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara
Selatan untuk mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan
bukan utang, tanpa syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA
(official development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia.
Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs apabila
beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG pada tahun 2015
serta beban pembayaran utang diambil dari APBN pada tahun 2009-2015, Sekretaris
Utama Menneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa
dibuktikan MDGs tidak tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk
bantu itu. Pada tahun 2010 hingga 2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi
utang. Beberapa negara maju telah berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary
consensus) untuk memberikan bantuan. Hasil kesepakatan yang didapat adalah
untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7 persen dari GDP mereka untuk membantu
negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih di bawah. Namun konsensus
ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara yang memenuhi
sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7 persen.
Tekad Indonesia Mencapai MDGs
Dengan
menandatangani Deklarasi Milenium, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk
menempatkan MDG menjadi referensi penting dalam pelaksanaan pembangunan di
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan menggunakan MDG sebagai bahan acuan dalam
pembangunan, mulai dari tahap perencanaan seperti yang dinyatakan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sampai tahap implementasi. MDG
bahkan telah menjadi dasar perumusan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di
tingkat nasional dan daerah.
Menyadari bahwa sumber pendanaan
dalam negeri yang ada masih belum mencukupi untuk membiayai program-program
pembangunan, pemerintah memandang penting dukungan dunia internasional bagi
pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Hal ini dipertegas dengan adanya
pernyataan dalam laporan MDG Indonesia tahun 2005, bahwa bagi Indonesia,
pelaksanaan tujuan ke-8 yaitu “membangun kemitraan global untuk pembangunan”
merupakan salah satu prasyarat dalam mencapai tujuan ke-1 hingga ke-7.
Kerjasama dan kerja keras berbagai pelaku pembangunan, termasuk lembaga swadaya
masyarakat, sektor swasta serta komunitas donor/lembaga internasional memegang
peranan penting dalam mencapai MDG.
Laporan Perkembangan MDG Kantor
statistik PBB mengeluarkan laporan rutin kemajuan MDG dengan menggunakan
indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam mencapai target–target
pembangunan di negara-negara berkembang. UNDP (The United Nations Development
Programme) membantu negara-negara berkembang dalam membuat laporan dan rencana
MDG di tingkat negara. Monitoring di tingkat negara ini merupakan elemen
penting dalam menilai kemajuan MDG dan dapat membantu negara-negara berkembang
menggunakan sumber daya yang ada untuk dapat mencapai target.
Pemerintah Indonesia sendiri
mengeluarkan laporan MDG pertama kali pada tahun 2004. Di bawah kepemimpinan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), berbagai elemen pemerintah
dibantu oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan kelompok kerja PBB untuk MDG
menyusun laporan MDG dengan memanfaatkan sumber data yang tersedia, diantaranya
dari Survei Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas), Sensus Penduduk, data-data dari
Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan Nasional serta sumber-sumber data
lainnya. Tim tersebut mengkaji kembali sumber-sumber data yang ada yang
dipergunakan sebagai indikator dalam mencapai MDG. Dengan dibuatnya laporan
perkembangan MDG ini diharapkan ada kesamaan persepsi tentang posisi Indonesia
berkaitan dengan sasaran MDG serta menetapkan sasaran yang harus dicapai di
masa yang akan datang. Laporan ini diperbaharui setiap tahun, sejak tahun 2004.
Program-program pencapaian MDGs di Indonesia
- Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
perkotaan dan perdesaan
Untuk
meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan
kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri mulai tahun 2007. Melaui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme
upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses
pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai
obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan kemiskinan PNPM Mandiri
dilaksanakan hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian
tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs).
Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan
yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs
tersebut.
- Program Keluarga Harapan (PKH)
Program
keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan.
Program ini juga di jadikan sebagai salah satu program yang menunjang
pencapaian MDGs pada tahun 2015.Tujuan utama PKH adalah membantu mengurangi
kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada kelompok masyarakat
sangat miskin.Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian
target MDGs.
- Inovasi Pencapaian MDGs.
Beberapa
target dari Tujuan MDGs yang perlu dilaksanakan dengan kerja keras antara lain
adalah penurunan tingkat kemiskinan secara nasional. Masih belum menunjukkan
perubahan pada tahun 1990 sebesar 15,1 persen pada tahun 2010 sebesar 15,4
persen. Ini merupakan tantangan dalam pencapaian MDGs tahun 2015.Target
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dan Balita menghadapi
kendala karena penurunannya sangat lambat.
Keberhasilan pelaksanaan berbagai
upaya pencapaian MDGs sangat ditentukan
oleh terlaksananya good governance
di tingkat Kabupaten/Kota yang memiliki otonomi dan tanggung jawab sangat besar
dalam era desentralisasi ini. Keberhasilan pencapaian tujuan MDGs di Indonesia,
perlu diberikan kesempatan kepada pemerintah daerah Kabupaten/Kota untuk ikut
aktif dalam melaksanakan kebijakan yang mengarah kepada pencapaian MDGS.
Bentuk penghargaan sebagai sebuah
keberhasilan adalah wujud penghargaan dari sebuah Kinerja. Bisa di lakukan
dalam bentuk AWARDS MDGs, atau memfasilitasi dengan anggaran atau pembiayaan
inovasi pelaksanaan MDGs.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Pencapaian MDGS dengan strategi
pembangunan yang telah ada akan lebih
bermakna pencapaian tersebut
dilakukan dengan partisipasi dari semua pihak di Indonesiamulai dari
Pemerintahan, LSM, Jajaran Swasta, Masyarakat umum dan Masyarakat Sekolah.
Sebuah gerakan dalam rangka mewujudkan pencapaian MDGs pada tahun 2015 dapat
dilakukan dengan mengadakan kompetisi antara daerah Kabupaten/Kota di seluruh
Indonesia.
b.
Saran
Adapun saran Penulis adalah Sebagai
Mahasiswa yang berada dijenjang pendidikan Kesehatan Masyarakat, wajib peduli
dan mengetahui 8 tujuan pokok dari hasil dekradasi MDGs 2015. Serta
mengaplikasikannya ke masyarakat sebagai dasar pencapaian MDGs dalam diri
peribadi maupun dalam sebuah instansi terkait.
DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS,2010; Laporan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia 2010; Kementrian Perencanaan
Pembangunan Nasional/BAPPENAS. ISBN-979 3764-64-1.
Badan Pusat Statistik (1009) Survei
Sosial Ekonomi Nasional 2009, Jakarta.
Bank Indonesia (2009) Laporan
Perekonomian Indonesia 2009.Jakarta.
UPPKH Pusat, 2007; Pedoman Umum PKH
Jakarta.
Pusdiklat Kesos, 2007, Model Diklat
OT PKH, Jakarta.